InspirasI

Selasa, 23 Februari 2016

                      Surat  Terbuka  Dari   IBUNDA 

Bismillah, 

Terngiang-ngiang selalu ucapan Ibundaku : 

Anakku sayang, Ingat satu hal dalam hidupmu .. 
Ibu tidak butuh anak yang hanya pintar saja..... 

Ibu lebih butuh dan sangat butuh anak yang bisa mendo'akan ibu, 
yang sering menengok ibu, yang bisa mengingat ibu kala hidup maupun mati .. 

Ibu lebih tidak butuh lagi anak yang pintar tapi sombong 
Sombong kepada ibu, sombong kepada saudara, 
apalagi sombong kepada ALLAH.. 
Dipanggil ibu tidak menyahut, dipanggil Allah juga tidak nyahut. 

Ibu senang kalau melihat anak memegang Al Qur'an, membaca Al Qur'an, dan dekat dengan Al Qur'an. 

Kalau nanti ibu meninggal, ibu bangga sekali melihat anak-anak ibu jadi anak-anak yang dekat dengan Al Qur'an, sayang kepada Allah.. 

Ibu ridha dengan anak yang seperti ini , 
Ibu tidak butuh materi.. Ibu sudah ada Allah. 
Tapi ibu butuh kamu.. butuh kamu supaya selamat. 
Jadi tidak merepotkan ibu 

Dengan selamat saja ibu sudah tidak akan repot. 
Di dunia repot dengan polisi, 
Di akhirat repot lagi berurusan dengan malaikat Allah. 
Astaghfirullah, semoga kita dijauhkan dengan urusan yang demikian. 

Kalau ingin sekolah yang tinggi, silahkan 
Tapi jangan lupa mengaji. Pentingkan shalat dan mengaji. 
Kalo ingin sekolah tinggi, kerja tinggi, usaha tinggi, silahkan.. 
Tapi shalat nomor satu, 
Dengan orang tua sayang, Dengan guru sayang, 
Dengan saudara, dan orang-orang yang tidak punya juga sayang 

Buat apa tinggi hidup, kalo merendahkan urusan akhirat. 
KEJAR AKHIRAT, NANTI DUNIA IKUT .. 

Jika kejar dunia, nanti dunia tidak akan dapat, dunia akan habis, 
Akhirat juga rugi, tidak dapat apa-apa 

Rabbana aatina fid dunyaa hasanah wafil aakhiroti hasanah waqinaa 'adzaabannar.. 

Rabu, 17 Februari 2016

Kisah Nyata, UANG JAJAN UNTUK PENGEMIS

Seorang ayah ingin mengajarkan kepada anaknya sejak dini yang baru duduk dikelas 3 SD untuk mengatur uang jajannya. Sang anak diberi uang Rp 30.000 perminggu (termasuk ongkos ojek). Biasanya uang tersebut diberikan sang ayah sehari sebelum anaknya masuk sekolah.
Pada minggu pagi mereka berdua hendak jalan-jalan ke kota untuk menikmati liburan. Sebelum berangkat, tak lupa sang ayah memberikan uang jajan mingguan anaknya dengan tiga lembar uang Rp 10.000. Dan uang tersebut disimpan rapi dalam saku celananya.
Ditengah keasikan sang ayah dan anaknya menikmati hari libur mereka, tiba-tiba keduanya dikejutkan dengan kedatangan seorang kakek pengemis yangg telah tua renta sambil memelas.
Tak tega melihat sang kakek tua memelas, sang anak dengan sigap langsung mengeluarkan 3 lembar uang 10.000,- dari saku celana dan diberikan seluruhnya.
Kontan saja kakek pengemis ini terlihat sangat senang seraya mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang tak terkira kepada sang anak dan ayahnya ini.
Setelah si kakek tua berlalu, kemudian sang ayah bertanya;
“Sayang, kenapa kamu berikan semua uangmu untuk kakek itu? Bukankah satu lembar saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hingga nanti malam?”
“Ayah..kalau kakek tua itu ikhlas menerima yang sedikit maka aku ikhlas untuk memberikan yang lebih besar!” Jawab anaknya dengan wajah tersenyum..
“DEG!!!” Hati sang ayah langsung tersentak kaget mendengar jawaban tersebut.
“Nah, terus uang jajanmu untuk seminggu ke depan bagaimana?” Tanya sang ayah mencoba menguji.
“Kan aku masih punya ayah dan Ibu! Tidak seperti kakek tua itu yang mungkin hanya hidup sebatangkara di dunia ini.” Balas anaknya.
“Kenapa kamu begitu yakin kalo ayah dan Ibu akan mengganti uang jajanmu? Ayah nggak janji loh?” Kembali sang ayah mengujinya.
“Kalo ayah merasa bahwa aku adalah amanah dari Allah yang dititipkan kepada ayah dan Ibu, maka aku sangat yakin ayah dan Ibu tak akan membiarkan aku kelaparan seperti kakek tua itu..” Jawab sang anak mantap.
Seakan sang ayah tak percaya dengan jawaban dari putranya hingga ia kehabisan kata-kata. Ia tak menyangka jawaban seperti itu keluar dari seorang bocah kelas 3 SD. Ia seperti sedang berhadapan dengan seorang ulama besar dan ia tak bernilai apa-apa ketika berada dihadapannya.
Lalu ia berjongkok dan memegang kedua pundak anaknya..
“Sayang…ayah dan Ibu janji akan selalu menjaga dan merawatmu hingga Allah tetapkan batas umur ini. Ayah sangat sayang padamu..” Sambil kedua matanya berkaca-kaca seolah tak kuat menahan haru..
Sambil memegang kedua pipi ayahnya, sang anak membalas,
“Ayah tak perlu berkata seperti itu. Sejak dulu aku sudah tahu bahwa ayah dan Ibu sangat mencintai dan menyayangiku. Kelak jika aku sudah dewasa aku akan selalu menjaga ayah dan Ibu, dan aku tidak akan membiarkan ayah dan Ibu hidup dijalan seperti kakek tua itu…”
Dan airmata sang ayahpun tak terbendung mendengar jawaban tulus dari anaknya. Dipeluklah tubuh mungil itu dengan sangat erat. Dan kedua larut dalam haru dan kasih sayang.
Anak ibarat kertas putih yang kita bisa tulis apa saja.
Mari kita berdo’a agar anak keturunan kita menjadi anak yg Soleh/solehah. Peduli pada sesama, dan ikhlas berbagi. Dan sesungguhnya itu bisa kita mulai dari diri kita dulu… Pedulilah pada sesama, ikhlaslah berbagi…. InsyaAllah anak kita pun akan demikian…. InsyaAllah..


Rabu, 10 Februari 2016

BAGAIMANA ALLAH MENGABULKAN
 DO'A HAMBA-NYA?

Alkisah,
Suatu ketika, seorang dokter spesialis syaraf terkemuka di Pakistan, terbang menggunakan pesawat kecil yang hanya berisi beberapa penumpang saja.
Di tengah penerbangan, cuaca tampak sangat mendung. Bahkan langit mendadak gelap. Awan begitu pekat ditimpali kilat yang menyambar-nyambar.
Sangat terasa turbulensi (guncangan) dalam pesawat. Tiba-tiba mesin pesawat terkena petir, yang membuat satu mesin rusak.
Pesawat pun terpaksa harus mendarat darurat. Beruntung ada sebuah bandara kecil yang dekat lokasi kejadian.
Pesawat berhasil mendarat dengan selamat. Namun ternyata bandara itu berada di wilayah pelosok yang sangat terpencil.
"Apakah kalian bisa memperbaiki pesawat ini?" tanya dokter.
Ternyata tidak ada seorangpun yang dapat memperbaiki pesawat. Jadi semua penumpang harus menunggu.
"Berapa lama kita harus menunggu di sini?" tanya dokter.
"Mungkin cukup lama," jawab pilot.
"Tapi aku harus segera tiba di kota sebelah. Sangat penting", lanjut dokter.
"Untuk ke sana, anda perlu waktu 3 jam jika naik mobil", jawab pilot.
"Oh ya. Aku akan sewa mobil saja".
Akhirnya dokter memutuskan menyewa mobil dari bandara itu untuk menuju kota tujuan.
Mobil mulai bergerak.
Namun cuaca masih tetap mendung. Langit gelap, kilat menyambar dengan kencang. Hujan pun turun, sangat deras. Seakan air diguyurkan dari langit. Sangat lebat.
Mobil pun berhenti, tidak dapat bergerak lebih jauh lagi, karena ternyata harus melewati jalan berlumpur. Air mulai membanjiri jalan tanah becek itu.
Dokter segera sadar, ia tidak bisa kemana-mana lagi.
Dalam situasi gelap, dokter melihat ada sebuah rumah kecil terletak di ujung sana.
"Kita pergi ke sana saja. Kita bisa berteduh sembari menumpang shalat. Mungkin disana juga ada makanan barang sedikit," kata dokter kepada sopir.
Mereka pun memutuskan untuk menuju rumah kecil tersebut. Lokasi rumah itu sungguh sangat terpencil dan jauh dari pemukiman penduduk lainnya.
Dokter mengetuk pintu rumah dengan perlahan. "Assalamu alaikum..."
Seorang nenek tua membukakan pintu sembari menjawab salam.
"Ada apa Nak?" tanya sang Nenek.
Dokter segera menceritakan semua yang dialami barusan.
"Sekarang kami hanya ingin menumpang shalat dan istirahat sebentar Nek. Menunggu hujan reda...." ujar dokter.
"Tidak masalah Nak, kalian boleh masuk..."
Nenek mempersilakan tamu shalat di ruang mushalla kecil di dalam rumahnya.
Di dekat ruang mushalla, tampak seorang anak kecil tengah berbaring. Tiap beberapa waktu tertentu, sang Nenek tampak gelisah menengok keadaan anak kecil itu.
Nenek lantas duduk di ruang mushalla. Ia pun berdo'a dan menunaikan shalat.
Setelah selesai shalat, dokter menyapa Nenek.
"Terima kasih banyak Nek. Kami sudah menumpang sholat di sini. Kalau boleh tahu, apa yang terjadi pada anak kecil itu"? tanya dokter.
"Itu adalah anak yatim. Ia tengah sakit parah. Aku adalah nenek dari anak ini..." jawab Nenek.
"Kami telah mengunjungi banyak dokter di daerah sini. Mereka memberitahu kami, bahwa hanya ada satu dokter spesialis yang dapat menolong anak ini..." lanjut Nenek.
"Kami sudah mencoba untuk menemuinya. Tapi mereka minta kami untuk menunggu enam bulan lagi. Tempatnya pun sangat jauh...."
"Sejak hari itu, aku selalu berdo'a kepada Allah : Ya Allah, mudahkan urusan kami. Anak ini sakit, mudahkan urusan kami ya Allah..." ujar Nenek
"Siapa nama dokter spesialis itu Nek?" tanya dokter.
"Namanya dokter Ishan...." jawab Nenek.
Mendengar jawaban itu, dokter pun langsung menangis.
"Kenapa engkau menangis, Nak?" tanya Nenek.
"Nenek, do'amu baru saja dijawab Allah. Akulah dokter Ishan yang kalian cari itu...."
"Mungkin karena do'amu, petir menyambar mesin pesawat yang aku tumpangi. Kami mendarat darurat. Lalu kami menyewa mobil. Hujan turun lagi menghentikan kami dan seterusnya kami ke sini...."
Mendengar penjelasan itu Nenek menangis terharu. Ia segera bersujud, bersyukur kepada Allah.
Subhanallah....
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Semua alam akan menuruti apapun yang Dia kehendaki untuk menyelesaikan suatu urusan. Untuk mengabulkan sebuah do'a.
Sungguh luar biasa. Seorang dokter spesialis neurologi yang sangat sulit ditemui, bahkan tidak bisa bertemu tanpa perjanjian sebelumnya. Pasien harus antri 6 bulan untuk konsultasi.
Tapi perhatikan, Allah telah menggiring dokter spesialis itu sampai ke rumah Nenek yang terpencil, dengan cara-Nya.
Allah yang menggerakkan dokter Ishan untuk mengetuk pintu rumah Nenek, masuk ke dalam, menunaikan shalat di ruang mushalla, sampai akhirnya melakukan pengobatan terhadap anak yatim yang sakit parah itu....
Subhanallah....
Maka tetaplah terus berdo'a. Yakinlah atas kekuasaan Allah Azza wa Jalla.
Sungguh, Allah Maha Mengabulkan do'a.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
"Dan Tuhan kalian berfirman : berdo'alah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan kalian."

Dikirim oleh Ustadz Musyaffa AR, dari teman beliau.


Selasa, 02 Februari 2016

Kaulah Cinta Selamanya

Duniaku tak dapat terpisah dari dirimu
Setiap detik, setiap menit, kau slalu bersamaku
Ku ukir hidupku bersamamu dan membuatku bersumpah...
Kaulah cinta selamanya

Saat aku tertatih dan saat aku terjatuh...
kau selalu berada di sisiku..
dengan cintamu, kau menemaniku...
kau memberiku semangat...
Aku kuat karena kau disini...

terima kasih untuk cintamu...
terima kasih untuk sayangmu..
Akan kujaga selamanya...
sampai saat ajal memisahkan kita...