InspirasI

Selasa, 27 Februari 2018

INILAH AKIBAT SHALAT DHUHA

Banyak Orang Yang belum tahu apa akibat yang akan mereka rasakan bila rajin shalat dhuha.
Beruntung sekali anda punya kesempatan membaca tulisan dibawah ini, semoga memjadi pelajaran berharga untuk kita semua.
Seperti diungkap oleh Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki dalam bukunya Khasais al-Ummah al-Muhamadiyah tentang keutamaannya, penulis membeberkan keutamaan-keutamaan yang disediakan oleh Allah bagi hamba yang menunaikannya lengkap dengan sumber haditsnya.
Pertama
orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah. “Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi)
Kedua
Barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Alah. “Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).
Ketiga
Orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. “Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).
Keempat
Orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah. “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).
Kelima
Allah menyukupkan rezekinya. “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda`).
Keenam
Orang yang mengerjakan shalat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah. “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).
Setelah Baca Tulisan Diatas Masih Punya Alasan Untuk Meninggalkan Shalat Dhuha ?
Shalat Dhuha mempunyai kedudukan mulia. Disunnahkan untuk kita kerjakan sejak terbitnya matahari sampai menjelang datangnya shalat dzuhur.



Senin, 26 Februari 2018

AKU BUKAN  PUJANGGA

Aku bukanlah pujangga yang pandai merangkai kata
Aku hanya menuangkan segala rasa
Rasa yang tak mampu ku ungkapkan dengan kata - kata
Terciptalah rasa itu menjadi sebuah puisi
Karna ku bermain dengan imajinasi
Dan akhirnya akupun tenggelam dalam ilusi
Tuk mencoba berkreasi
Di sini ku temui keteduhan jiiwa
Membaca aksara yang tercipta dari para pujangga
Walau hanya sebatas maya
Ku teduh dalam balutan syairnya
Duhai para pujangga
Engkau bagaikan bintang bercahaya
Dengan penuh pesona
Syairmu bagai mantera yang mampu memanah jiwa
Jangan meredup duhai bintangku
Jangan menjauh dariku
Temani aku disini dalam duniamu
Dunia yang terasa tak pernah kerontang
Engkau mampu membaca segala rasa
Engkau memahami jiwa-jiwa yang bahagia dan merana
Hadirmu salah satu dari anugerahNya
Engkau di ciptakan tuk temani jiwa-jiwa yang haus di gurun fatamorgana
Santun sejiwa sahabat pujangga
 Maafkan bila ada kata yang salah


Sabtu, 24 Februari 2018

Believe it or not !

Beberapa wanita yang sudah- menikah menghadiri suatu seminar dengan tema "Bagaimana Menjalin hubungan Penuh Cinta dengan Pasangan Kita".
Pembicara yang juga seorang wanita bertanya kepada para peserta seminar :
"Siapa diantara Ibu-Ibu  yang mencintai suaminya?"
Seluruh peserta seminar mengacungkan tangannya.
"Kapan terakhir anda mengucapkan "Aku Sayang Kepadamu" secara langsung kepada suami anda..??"
Sedikit wanita berkata hari ini, ada yang berkata kemarin, sebagian besar lupa kapan terakhir mereka mengatakan kalimat tersebut  kepada suami mereka.
Sang pembicara kemudian meminta mereka mengambil HP dan mengirimkan SMS dengan  kalimat "Aku Cinta Padamu, sayang...." kepada suami mereka masing-masing
Beberapa saat kemudian si pembicara meminta mereka bertukar HP dan membacakan isi jawaban SMS dari para suami masing2.
10 jawaban terbaik dan terbanyak adalah :
1. "Eh, Mah...., kamu sehat kan..??". 
2. "Kenapa lagi sekarang ?? Mobil kamu nabrak...??".                                     
3. "Maksud looohh....??". 
4. "Apalagi yang kamu perbuat skrng..?? Awas kalo macem2, yaa...Kali ini saya ga akan memaafkan kamu lagi".    
5. "Haaaa...?!?".     
6. "Udah deh.. gak usah basa-basilah..!! To the point aja maunya apa ??".                                           
7. "Gue ngimpi ngga nih...??".       
8. "Kalo nanti kamu ngga bisa menjelaskan SMS ini ditujukan kpd siapa, lihat aja nanti... !!".            
9. "Sayaaaang saya kan sdh bilang, Jangan Mabok Lagi... !!"

Dan SMS yg terbanyak adalah.......  
10. "Ini siapa...???".                             

Rabu, 21 Februari 2018

                                   MASYA ALLAH
                             KISAH SEEKOR KUCING
.
             Diceritakan bahwa Ibnu Absyadz an-Nahwi suatu hari sedang berada di atap Masjid Jami Mesir. Dia makan suatu makanan. Di sisinya terdapat banyak orang. Lalu seekor kucing mendatangi mereka. Lantas mereka memberikan sesuap makanan kepada kucing tersebut.
           Kucing itu pun mengambil dengan mulutnya dan pergi meninggalkan mereka. Kemudian kucing tersebut kembali lagi, lalu mereka melemparkan kepadanya makanan lain. Lantas kucing itu pun melakukan hal yang sama sampai berulang-ulang.
          Setiap kali mereka melemparkan makanan, kucing itu mengambilnya, lalu pergi, kemudian kembali lagi seketika. Sehingga, mereka merasa heran dengan kucing tersebut. Mereka yakin bahwa makanan semisal itu tidak mungkin dimakan si kucing sendirian karena terlalu banyak.
         Ketika mereka penasaran dengan kejadian tersebut, maka mereka mengikuti kucing. Ternyata mereka mendapatinya naik ke atas dinding di atap Masjid Jami, kemudian ia turun ke tempat yang searah dengannya di antara reruntuhan.
          Ternyata di dalamnya terdapat kucing lain yang buta. Semua makanan yang diambil si kucing dibawa kepada kucing yang buta tersebut dan diletakkan di hadapannya, lalu kucing buta memakannya. Mereka pun takjub dengan kejadian ini.
          Lalu Ibnu Absyadz berkata, “Jika untuk binatang buta ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menundukkan kucing ini untuknya. Kucing ini memenuhi kecukupannya dan tidak menghalangi rezekinya, maka bagaimana mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala menyia-nyiakan orang semisal aku?”
Maha Benar Allah yang telah berfirman:

“Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.” (QS. Hud: 6)

Sumber : kisahmuslimcom.
DELAPAN NASIHAT LUQMAN AL HAKIM

Nasihat Luqman al-Hakim kepada anaknya sedemikian fundamental. Diabadikan dalam Al Qur'an untuk menjadi pelajaran dan pedoman untuk ummat manusia.
1. Keyakinan Tauhid sebagai pondasi
Tercermin dalam ayat berikut:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13).
2. Menanamkan kesadaran akan pengawasan Allah
Tercermin dalam ayat berikut:
“(Luqman berkata), “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.” (QS. Luqman: 16).
3. Mendirikan shalat
4. Melaksanakan amar ma’ruf
5. Menjalankan nahi munkar
6. Selalu bersikap sabar
Keempatnya tercermin dalam ayat berikut:
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17).
7. Tidak sombong dan angkuh
Tercermin dalam ayat berikut:
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18).
8. Selalu bersikap sederhana
Tercermin dalam ayat berikut:
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 19).

Senin, 19 Februari 2018

- AKU KORBAN KEKERASAN GURU -

Perkenalkan, aku Indah. Lulusan terbaik Universitas Negeri Jakarta.
Kapan aku duduk di bangku SD? Pada masa teknologi masih Radio dengan antena, dan Televisi masih hitam putih dikeroyok semut.
Aku korban kekerasan guru sejak kelas tiga SD. Masih segar di ingatan, wali kelasku, Pak Yunus, berteriak marah, "hey, kamu! Maju ke depan kelas!" Dengan wajah menantang aku berdiri, menghampiri beliau.
"Selesaikan soal ini!" Lelaki empat puluh tahun itu memukul papan tulis dengan penggaris kayu. "Salah sedikit saja, habis kamu!" Aku dengan yakin mengerjakan soal matematika yang ia berikan.
"Sudah, Pak." Aku berseru dengan sombong. Yakin kalau jawabanku pasti benar.
Tapi ....
Plak ...! Penggaris dengan panjang satu meter itu mendarat di tubuh bagian belakangku. "Kamu perempuan, tapi bengal minta ampun! Duduk!" Aku kembali ke kursi sambil mengusap bagian yang sakit.
Di lain kesempatan, saat aku kelas lima, aku di panggil wali kelas dua, guru wanita yang terkenal killer, kejam dan suka menghukum. Namanya Bu Hernita. Matanya menakutkan, selalu membawa rotan di tangannya.
"Indah, kamu tadi memukul siswa kelas dua. Betul?" Aku biasanya selalu berani menghadapi guru, tapi hari itu, aku tertunduk takut. "Jawab...!" Wanita itu berteriak sambil memukul meja.
Aku benar-benar mati gaya waktu itu. Darah premanku menghilang. Padahal aku sudah sering dipanggil guru, tapi selalu selamat dari guru satu ini. Tapi kali ini, sepertinya adalah hari sialku.
"Kemari...!" Tanganku di tarik mendekat, "kepalkan tanganmu!" Aku menuruti, dan tiga puluh pukulan mendarat di kepalan tangan kecilku. Menangis? Ya, aku menangis, tentu saja, kalian boleh mencobanya, kalau tidak percaya, rasanya sakit!
"Aku akan laporkan pada ayahku!" Aku menangis dan berteriak, mengambil tas di kelas dan berlari pulang.
Tiba di rumah, aku menceritakan semuanya dengan jujur. Apa tanggapan ayahku? Dia menggandeng tanganku, dan kembali ke sekolah. Aku tersenyum penuh kemenangan.
"Rasakan ...." kataku dalam hati.
Tapi ... tiba di sekolah, Ayah menghampiri Bu Hernita, dan berkata, "hukum dia lebih keras lagi, Bu, karena dia tidak sadar apa kesalahannya." Ayah meraih penggaris dan memukul tanganku berulang kali. Dan Bu Hernita menghentikan tindakan Ayah. "Di sekolah, hanya kami yang boleh menghukum. Bapak boleh pulang...!" tegas Bu Hernita.
Setelah Ayah pulang, Bu Hernita membawaku ke lapangan. Mengumpulkan semua siswa.
"Dengar semuanya! Mulai hari ini, Ibu tidak mau ada yang berteman dengan Indah ... kalau ada yang berteman, akan Ibu hukum! Faham?" Tatapan Bu Hernita beralih padaku, "dan kamu, kalau masih bersikap seperti ini. Ibu akan keluarkan kamu dari sekolah!" Kemudian beliau berlalu begitu saja.

Terhitung sejak hari itu, aku tidak memiliki satu orang teman pun. Semua teman menjauh setiap kali aku mendekat.

Aku sudah kelas lima menuju kelas enam waktu itu, usiaku bukan balita lagi. Aku sudah remaja, seharusnya sikapku tak seburuk itu.

Sampai pada puncak yang membuat aku terpukul lebih keras dari pukulan Bu Hernita, sore itu sepulang sekolah aku di panggil kepala sekolah. Saat aku masuk, ada Bu Hernita di sana.
.
"Indah, nilai kamu sejak kelas satu tidak buruk. Kelas satu sampai kelas dua,  kamu selalu juara umum. Apa kamu tidak bertanya-tanya, kenapa di kelas tiga sampai kelas lima kamu tidak juara?" Kepala sekolah ku bernama Pak Sudirman, orangnya sangat lembut. Berbicara dengan penuh kasih sayang, "nilai kamu masih tinggi. Bahkan lebih tinggi dari peraih juara umum kita. Tapi perilaku kamu ini, yang membuat nilai angka rapormu tidak ada gunanya."

Aku tertunduk, Bu Hernita mengusap kepalaku. "Kemari, dengarkan Ibu." Jujur baru sekali itu aku melihat Bu Hernita selembut kapas berbicara padaku.

"Kamu tahu, Ndah? Apa yang paling berguna? Bukan angka-angka di rapor itu. Melainkan ... ini." Tangan beliau menyentuh dadaku. Aku sudah remaja waktu itu, dan sudah sangat memahami maksud beliau. Bagaimana rasanya? Malu! Ingin menangis, tapi tidak bisa. Jadinya? Sesak di dada!
.
"Begini, apa Ndah mau berubah? Karena kalau Ndah seperti ini terus, sekolah tidak akan meluluskan." Aku melihat ke arah Bu Hernita, aku tahu beliau serius.
"Mau berubah?" Bisik beliau pelan. Aku mengangguk. Pelan.
"Ndah janji, Ndah berubah, Bu. Ndah janji gak nakal lagi!"
                                                  ................
Sejak hari itu, aku adalah Indah yang baru. Aku terlahir menjadi pribadi yang berbeda. Dan benar saja, saat kelas enam, aku kembali meraih juara umum.
Aku lulus tes dengan nilai terbaik di SMP favorit. Juga masuk dan lulus SMA dengan nilai yang masih sangat memukau, hingga aku berhasil meraih beasiswa sampai menyelesaikan S1.
Ketika lulis SMA, aku berkunjung kerumah Bu Hernita, menanyakan satu hal yang dulu tidak berani aku tanyakan.
"Kenapa di rapor, meski aku tidak juara, nilaiku masih di tulis dengan jujur?"
Beliau menjawab, "karena itu nilai kamu. Kami tidak berhak mempermainkannya."
Bertanya-tanya apa saja kenakalanku? Banyak teman-teman. Aku memukul adik dan kakak kelas, padahal mereka tidak sengaja menginjak kakiku waktu antri beli makan di kantin. Aku membuang buku PR teman sekelas yang sering mengangguku, terlebih aku ini perempuan. Dan masih banyak lagi kenakalanku yang lain, sejak kapan? Sejak aku kelas tiga. Luar biasa bukan? Ya, aku anak nakal yang selalu di pukul oleh guru, nyaris setiap hari.
Akulah Indah, korban kekerasan guru, yang berhasil meraih gelar sarjana dengan masa kuliah tiga tahun.
Akulah Indah, korban kekerasan guru, yang setiap hari memiliki luka di bagian jari.
Apakah kedua orang tuaku melaporkan mereka? Ooh tidak! Orang tuaku tahu, bagaimana sifat dan sikapku. Itulah kenapa mereka akan tambah memarahiku, setiap kali aku terkena hukuman.
Akulah Indah, korban kekerasan guru, yang sangat berterimakasih pada rotan dan penggaris kayu itu.
Namaku, Indah. Aku bahagia guruku pernah memukul saat aku nakal.
Terimakasih, Bu Hernita, rotan itu bukan hanya melukai tanganku. Tapi juga berhasil memukul keras batu yang ada di hatiku.
Beliau selalu memanggilku "Ndah" kalau aku sedang tidak bermasalah. Tapi saat aku berbuat salah, beliau akan menyebut namaku "Indah!" Dengan sangat keras.
Aku memakai nama 'Ndah' karena aku berterimakasih pada beliau.
                                .......................
Bu, Pak, tahukah anda?
Hanya anda yang tahu karakter anak-anak anda. Bagaimana bisa anda lepaskan tanggung jawab kepada gurunya di sekolah? Tapi anda menahan hak didik bagi mereka atas anak anda.
Bu, Pak, pikirkanlah, apakah mungkin seorang guru tiba-tiba memukul siswanya tanpa kesalahan?
Bu, Pak, mereka menggunakan tangan untuk menjewer. Tapi mereka menghabiskan setengah hidupnya untuk keberhasilan anak anda.
Saat anak anda menjadi dokter, anda berkata dengan bangga, "ini anakku, menjadi dokter karena kerja kerasku!"
Bu, Pak, pernahkah saat anak anda pintar membaca, lantas anda berterimakasih, pada gurunya?
Saat anak anda pandai menghitung, pernahkah berpikir untuk mendoakan gurunya?
Bu, Pak, kalian mengirim mereka ke sekolah, karena kalian tahu, mereka butuh seorang guru. Lantas, mengapa saat anak anda mendapat secuil cubitan, jeweran, lantas anda melaporkan gurunya ke polisi? Memenjarakan gurunya begitu saja.
Bu, Pak, anda tahu karakter anak anda. Pikirkanlah kenapa mereka di jewer, di cubit. Karena gurunya menyayangi mereka, memperlakukan mereka seperti anak sendiri.
Bu, Pak, aku bukan guru, tapi aku adalah korban kekerasan guru, dan aku bangga guruku bersikap keras terhadapku. Karena kalau tidak, maka aku tidak akan seperti sekarang.
Bu, Pak, tidak perlu membawa bingkisan untuk gurunya. Cukup hargai mereka, tundukkan kepala dan ingat bagaimana peranannya untuk masa depan putra dan putri anda.
Mereka guru, dengan tulus mendidik, tapi di rumah, anda memberi anak-anak dengan gadget, dan tontonan televisi yang tak bermoral. Lalu, anda menyalahkan guru ketika anak anda berperangai buruk.
Kilau emas yang anda pakai itu, adalah hasil kerja keras penambang yang digaji tak seberapa.
Begitulah kerasnya kerja seorang pembentuk, seperti guru.
.


Kamis, 01 Februari 2018

BACALAH, SEBELUM TERLAMBAT

Nanti di Akhir Zaman Ada Suatu Hari orang bangun jam 6 pagi atau setengah 6 pagi.. Hari tu gelap sperti malam.. seperti apa malam tu gelapnya, seperti itu juga gelapnyaa di setengah 6 pagi itu.. jadi orang-orang berfikir apa kah ini gerhana atau hari mendung mau hujan. kemudian orang-orang membiarkan.. sampai jam 7 pagi langit masih saja gelap.. sampai jam 12 siang gelap aja masih.. bingung orang-orang. Orang-orang  yang kuat imannya kepada Allah sudah bercucuran keringat karena sudah paham akan fenomena ini.. Orang-orang lain masih menganggap ini fenomena alam .. ditunggu-tunggu sampai 24 jam matahari tidak muncul-muncul.. Sampai berlangsung 3 hari..
Begitu Masuk Hari Ke 4.. Matahari Muncul dari arah barat.. langsung Seketika itu orang-orang yang bekerja langsung meninggalkan pekerjaannya.. ibu-ibu  yang menyusui anaknnya langsung meninggalkan anaknya.. orang yang bedagang meninggalkan tokonya.. segala yang beraktivitas meninggalkan aktivitas nya.. mereka semua berlari menuju rumah masing-masing mengambil Al- Qur'an untuk diBaca.. tetapi apa yang terjadi disaat itu ketika semua Qur'an dibuka sehurufpun Qur'an itu tidak ada lagi tulisannya.
JADI  jangan sampai datang masa ini baru mau membaca Al-Qur'an buat menambah amal.. tetapi mulai sekarang Baca Al-qur'an itu mumpung masih ada hurufnya..

Ya Allah...