Mengajar dan Belajar
Mengajar merupakan hal yang sangat
umum dilakukan, dapat dilaksanakan di rumah, lingkungan, sekolah, kantor dan
dimana saja. Anggapan yang menyatakan belajar hanya di sekolah adalah salah
besar.
Di rumah atau keluarga merupakan
tempat mengajar dan belajar paling dasar dan paling menyenangkan, dari sejak
lahir bunda, ayah dan bayi semuanya belajar, bunda belajar menjadi ibu yang
baik dan menjadi pengajar bayi bagaimana menyusui, makan, berdoa, berbicara,
berjalan, berlari dan seterusnya, keduanya belajar dan mengajar bersama,
bayinyapun mengajarkan bundanya untuk bagaimana bersabar, teliti dan perhatian
dan banyak lagi yang lainnya sampai seterusnya keduanya akan terus belajar dan
mengajar. Ayah belajar memenuhi kebutuhan keluarganya dan mengajarkan kepada
bayinya bagaimana menghadapi hidup yang sulit dengan menyenangkan, Ayah dan
bunda saling mengajar dan belajar bagaimana berbagi tugas dan saling
melindungi, saling menyayangi, indah sekali dunia bila keluarga menjadi tempat
belajar dan mengajar yang tidak ada hentinya sehingga tercipta keluarga yang
sakinah, mawadah, warahmah, amin.
Di lingkungan rumah semua belajar dan mengajar
tentang bersosialisasi, bagaimana menghadapi sikap dan perilaku tetangga,
mengajarkan bagaimana menjadi keluarga yang terbaik, belajar bagaimana membina
keluarga dengan baik demikian seterusnya tanpa henti.
Di kantor, di pasar, di tempat keja ataupun
beraktifitas apa saja kita belajar dan mengajar, belajar untuk mengetahui hal
yang belum diketahui, mengajarkan apa yang kita ketahui dan terus berlanjut
serta akan menyenangkan bila semua dilakukan dengan sepenuh hati, tidak pelit
dan kikir dengan ilmu dan kemampuan yang dimiliki, saya banyak sekali teman
yang mau berbagi ilmu walaupun tanpa diminta mereka mengajarkan tentang hal
yang belum kita tahu dan merekapun belajar dari apa yang kita tahu.
Sekolah sebagai tempat yang didelegasikan
sebagai tempat belajar dan mengajar oleh masyarakat dan negara merupakan tempat
yang paling dirasakan sebagai tempat belajar dan mengajar, siswa sebagai
pelajar dan guru sebagai pengajar, namun dalam kenyataannya kita semua belajar
dan mengajar, siswa mempelajari apa yang diarahkan gurunya dan mengajarkan
kepada guru bagaimana menghadapi berbagai sifat dan karakter unik dari tiap
siswa, menangani siswa bermasalah, menghadapi siswa yang berbakat, tidak
menjadikan siswa sebagai obyek yang dianggap bodoh tidak tahu apa-apa, padahal
dalam beberapa hal guru harus belajar dari siswanya, secara sederhana ada guru
mungkin belajar menggunakan media social twitter dan facebook dari siswa atau
termotivasi siswanya, belajar bagaimana membuat kerajinan tangan yang dibuat
siswa, bagaimana melakukan gerakan yang sulit dalam olahraga dan banyak hal
yang dipelajari dari berbagai macam siswa.
Pelaksanaan belajar dan mengajar yang
menyenangkan dapat terwujud bila kita melakukan hal tersebut sepenuh hati,
jangan pernah berfikir ‘berapa saya di bayar’, ‘itu bukan tugas saya’, anak
tidak bisa bukan urusan saya’ dan banyak kata kata negatif lain yang sering
saya dengar dari rekan-rekan guru. Mempelajari guru-guru yang berhasil menjadi
idola muridnya adalah karena mereka mengajar dengan sepenuh hati, menyenangkan
untuk dirinya dan iuntuk siswanya, gunakan metode yang beraneka ragam, gunakan
metode ciptaan kita sendiri, sesuaikan dengan karakter dan situasi siswa,
merekapun selalu mempelajari sifat dan karakter gurunya sehingga merekapun akan
terbiasa dan menerima bagaimana cara kita mengajar.
Satu contoh kasus sering kali ada guru yang
bila tidak masuk sekolah dan meninggalkan tugas sedangkan gurunya kurang
menyenangkan karena hanya mengajar dirinya sendiri, maka dengan gembira mereka
akan berkata ‘tidak masuk gurunya ya, horeee, kita bebas’, namun perhatikan
bila guru yang disenangi dan mengajar dengan setulus hati mereka akan bersedih
dan terdengar,’Yah bapak/ibu …. tidak masuk, nggak asyik deh,’ sambil menanyakan
keadaan guru tersebut.
Semua ini datang dari kita sebagai pengajar
dan pembelajar, bila kita dengar sendiri kata-kata siswa tersebut barangkali
bukan marah atau gembira yang harus kita lakukan, melainkan koreksi diri,
berdiskusi dengan teman sejawat, dengan guru senior yang menjadi idola murid.
Membuat Status diri dan keadaan lingkungan sekolah di media social baik Face
book, twitter atau yang lain memang kurang baik karena akan menjadi bahan perbincangan
orang. Persoalan finansial bagi guru memang
penting namun janganlah itu melalaikan kewajiban terhadap siswanya.
Terima kasih para Guru TK,
SD,SLTP,SLTA dan Para Dosen yang telah mengabdi dengan mengajar para pewaris
bangsa ini.Semoga tercipta generasi yang tangguh untuk masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar