InspirasI

Kamis, 14 Maret 2013


Mengajar dan Belajar

Mengajar merupakan hal yang sangat umum dilakukan, dapat dilaksanakan di rumah, lingkungan, sekolah, kantor dan dimana saja. Anggapan yang menyatakan belajar hanya di sekolah adalah salah besar.
Di rumah atau keluarga merupakan tempat mengajar dan belajar paling dasar dan paling menyenangkan, dari sejak lahir bunda, ayah dan bayi semuanya belajar, bunda belajar menjadi ibu yang baik dan menjadi pengajar bayi bagaimana menyusui, makan, berdoa, berbicara, berjalan, berlari dan seterusnya, keduanya belajar dan mengajar bersama, bayinyapun mengajarkan bundanya untuk bagaimana bersabar, teliti dan perhatian dan banyak lagi yang lainnya sampai seterusnya keduanya akan terus belajar dan mengajar. Ayah belajar memenuhi kebutuhan keluarganya dan mengajarkan kepada bayinya bagaimana menghadapi hidup yang sulit dengan menyenangkan, Ayah dan bunda saling mengajar dan belajar bagaimana berbagi tugas dan saling melindungi, saling menyayangi, indah sekali dunia bila keluarga menjadi tempat belajar dan mengajar yang tidak ada hentinya sehingga tercipta keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah, amin.
  Di lingkungan rumah semua belajar dan mengajar tentang bersosialisasi, bagaimana menghadapi sikap dan perilaku tetangga, mengajarkan bagaimana menjadi keluarga yang terbaik, belajar bagaimana membina keluarga dengan baik demikian seterusnya tanpa henti.
 Di kantor, di pasar, di tempat keja ataupun beraktifitas apa saja kita belajar dan mengajar, belajar untuk mengetahui hal yang belum diketahui, mengajarkan apa yang kita ketahui dan terus berlanjut serta akan menyenangkan bila semua dilakukan dengan sepenuh hati, tidak pelit dan kikir dengan ilmu dan kemampuan yang dimiliki, saya banyak sekali teman yang mau berbagi ilmu walaupun tanpa diminta mereka mengajarkan tentang hal yang belum kita tahu dan merekapun belajar dari apa yang kita tahu.
 Sekolah sebagai tempat yang didelegasikan sebagai tempat belajar dan mengajar oleh masyarakat dan negara merupakan tempat yang paling dirasakan sebagai tempat belajar dan mengajar, siswa sebagai pelajar dan guru sebagai pengajar, namun dalam kenyataannya kita semua belajar dan mengajar, siswa mempelajari apa yang diarahkan gurunya dan mengajarkan kepada guru bagaimana menghadapi berbagai sifat dan karakter unik dari tiap siswa, menangani siswa bermasalah, menghadapi siswa yang berbakat, tidak menjadikan siswa sebagai obyek yang dianggap bodoh tidak tahu apa-apa, padahal dalam beberapa hal guru harus belajar dari siswanya, secara sederhana ada guru mungkin belajar menggunakan media social twitter dan facebook dari siswa atau termotivasi siswanya, belajar bagaimana membuat kerajinan tangan yang dibuat siswa, bagaimana melakukan gerakan yang sulit dalam olahraga dan banyak hal yang dipelajari dari berbagai macam siswa.
Pelaksanaan belajar dan mengajar yang menyenangkan dapat terwujud bila kita melakukan hal tersebut sepenuh hati, jangan pernah berfikir ‘berapa saya di bayar’, ‘itu bukan tugas saya’, anak tidak bisa bukan urusan saya’ dan banyak kata kata negatif lain yang sering saya dengar dari rekan-rekan guru. Mempelajari guru-guru yang berhasil menjadi idola muridnya adalah karena mereka mengajar dengan sepenuh hati, menyenangkan untuk dirinya dan iuntuk siswanya, gunakan metode yang beraneka ragam, gunakan metode ciptaan kita sendiri, sesuaikan dengan karakter dan situasi siswa, merekapun selalu mempelajari sifat dan karakter gurunya sehingga merekapun akan terbiasa dan menerima bagaimana cara kita mengajar.
 Satu contoh kasus sering kali ada guru yang bila tidak masuk sekolah dan meninggalkan tugas sedangkan gurunya kurang menyenangkan karena hanya mengajar dirinya sendiri, maka dengan gembira mereka akan berkata ‘tidak masuk gurunya ya, horeee, kita bebas’, namun perhatikan bila guru yang disenangi dan mengajar dengan setulus hati mereka akan bersedih dan terdengar,’Yah bapak/ibu …. tidak masuk, nggak asyik deh,’ sambil menanyakan keadaan guru tersebut.
 Semua ini datang dari kita sebagai pengajar dan pembelajar, bila kita dengar sendiri kata-kata siswa tersebut barangkali bukan marah atau gembira yang harus kita lakukan, melainkan koreksi diri, berdiskusi dengan teman sejawat, dengan guru senior yang menjadi idola murid. Membuat Status diri dan keadaan lingkungan sekolah di media social baik Face book, twitter atau yang lain memang kurang  baik karena akan menjadi bahan perbincangan orang. Persoalan finansial bagi guru memang  penting namun janganlah itu melalaikan kewajiban terhadap siswanya.
Terima kasih para Guru TK, SD,SLTP,SLTA dan Para Dosen yang telah mengabdi dengan mengajar para pewaris bangsa ini.Semoga tercipta generasi yang tangguh untuk masa depan.


Tidak ada komentar: