InspirasI

Minggu, 29 September 2013

BULAN   TERTUSUK   ILALANG

           Malam menyelimuti, berganti peran karena takdir hari berputar dengan membawa kebaikan dan kejelekan. Tiada yang menyatakan terjadinya hari itu selain Allah (An Najm:58). 
          Selamat tinggal dunia, bagi orang yang dangkal hatinya. Dia sebenarnya sudah mati walaupun masih di anggap hidup. Harapan palsu masih meninggalkan prasangka. Mesti tiada yang lebih indah daripada sekadar harapan dari mata air imajinasi. Bukanlah Allah cukup untuk melindungi hamba-hambaNya? (Az-Zumar:36) 
           Ketika sinar mentari lama pergi menembus malam menjelang senja, akan banyak yang bernapas lega. Sebab, Dialah yang menjadikan malam pakaian, dan tidur untuk istirahat (Al Furqon:47). Tak perlu ada kedustaan, ketika pintu peraduan telah terbuka untuk jangka waktu yang lama. Ketika semua manusia terbuai dalam naungan penjaga alam semesta. Ketika angin lembut menyapa, menghantarkan setiap insan pada mimpi yang lelap. 
        Mungkin sepenggal cerita bagi orang-orang yang terjaga, yang menekuri malam untuk mengagungkanNya. Seperti malam itu. Udara sejuk, lembut dan wangi. Sinar rembulan merembes ranting dedaunan, membiaskan cahaya kuning pucat pada kaki seorang lelaki paruh baya. Ia bersandar di bawah setanggul pohon tua. Di matanya denting keletihan hidup pecah bergelombang, lalu melebur membentuk pusara harapan bagi buah hatinya seorang. Ada beragam bacaan kehidupan yang ditekuri. Ia tak bisa memahami hakikat kata yang aneh dan mustahil. Meski ia dapat menelan kebisuannya bersama daun-daun pohon yang melambai membentuk bayang-bayang aneh menari-nari. Serentak menyenandungkan simfoni ganjil malam hari. 
        Gadis kecilnya berdiri tak jauh dari situ. Berjalan pelan-pelan, menikmati desir angin yang membelai hamparan ilalang. Ia mengenakan gaun beludru biru pekat berenda putih yang menghiasi kulitnya yang pucat, terpantulkan cahaya bulan. Embun membuat rumput berkilau-kilau. Sepasang kaki mungilnya menjejak dan mendesak-desak, tenggelam di rerumputan yang basah. Sebelum membungkuk dan melepas sepatu hitam yang terbuat dari kulit. Sepatu dipegang erat dengan satu tangannya. Ia tahu kalau ia masuk rumah dengan kaki kotor, seperti biasa ibunya akan marah. Lalu mengeluh, "betapa susah menasehati anak kecil." Namun ia bangga menjadi anak kecil, karena ia dapat menelan kebisuan tanpa kedustaan. 
       Jadi malam itu lilin-lilin kedustaan sudah ia padamkan dalam hati. Di ujung sana Ayahnya hanya melihat langkah-langkahnya yang ringan seakan terbang melayang. Entah berkejar dengan apa. Mungkin sesuatu yang tidak terlihat indra, sesuatu yang membuatnya ceria, imaji kanak-kanaknya. Ketika ia bertanya; 
"Apa ayah benar-benar melihatnya?" 
Ayahnya hanya tersenyum, sekalipun ia sebenarnya terperanjat, lalu ia bertanya sambil meneruskan bacaannya. 
"Kamu bicara apa, nak?" 
"Bulan itu. Apakah Ayah melihatnya?" 
Ia menunjuk ke atas. Ayahnya tersenyum lagi. Kerena tak begitu mengerti maksudnya, Ayahnya hanya menyahut; 
"Ayah tak bisa melihatnya dari bawah pohon". 
"Tak apa", katanya. "Akan kupindahkan bulan, sehingga Ayah dapat melihatnya" 

      Rona wajah Ayahnya berubah dalam sekejab. "Kamu tidak bisa memindahkan bulan. Ia terlalu tinggi untukmu" 

"Tentu saja aku bisa" ia bicara dengan keras, menyentak-nyentakkan kakinya ke tanah. Kedustaan macam apa yang dibuat oleh orang dewasa, ketika mereka merasa asing terhadap dirinya sendiri. Mimpi-mimpi apakah yang dapat menembus wajah-wajah renta ini, yang mencari alasan untuk terus bersembunyi atas nama sepotong realita yang selalu menghantui. Realita yang telah membuat mereka kehilangan jati diri. 

"Lihat ini," ia berjalan menyusuri rerumputan sambil menengadah ke langit, yang menurutnya, itu menarik bulan menjauh dari pohon. 

"Bulan itu mengikutiku" ujarnya merasa yakin. 
Seketika Ayahnya terhenyak dan berdiri dari duduknya, berjalan menjauhi pohon. Ia nyadari kekeliruannya. Inilah untuk kesekian kali anaknya menunjukkan warna-warni imajinasi dengan pensil keluguan. Ia menatap nanap wajah anaknya. 
"Ya, Ayah dapat melihatnya sekarang" 
Senja hari itu indah. Bulan hampir penuh, menyisakan satu sisi yang masih tertutup bayangan. 

"Mengapa bulan itu selalu mengikutiku, Yah?" ia bertanya dengan penuh percaya diri. Ayahnya tidak menjawab, membisu tertegun gagu. Hanya sebuah tatapan beku yang tenggelam dalam alam bawah sadar yang absurb, seribu jawab membentur dinding-dinding hatinya. Lalu terpantul kembali dan tenggelam ke lubuk hatinya yang terdalam. Ia sadar tidak mungkin menjelaskan logika paradigma pada putri bungsunya yang baru berumur 5 tahun. 
Kata Einstein, Jika kau ingin anakmu pintar ceritakan dongeng untuknya, dan jika kau ingin mereka pintar, ceritakan lagi dongeng untuknya. 
"Bulan itu menunggu untuk kau tangkap" jawab Ayahnya pada akhirnya. Gadis kecil itu mengerutkan kening, lalu bertanya lagi, "Apakah aku bisa menangkapnya?" 
Ayahnya langsung menyahut. "Tentu saja bisa." Hhhh, bola mata anaknya membulat. "Benarkah? bagaimana caranya Yah?" 
"Coba lihat kemari," Ayahnya menuntun tangan mungilnya perlahan-lahan. Lihat ilalang itu, ia tidak lebih tinggi darimu kan?" ia mengangguk. "Tapi ilalang itu sanggup menggapai bulan" Ayahnya berkata dengan bangga. 
"Sini...sini...,coba lihat kemari" Lalu Ayahnya merunduk dan mengajaknya tenggelam dalam rumpun ilalang yang menjulang. Ia mengikuti saja tanpa sepenuhnya mengerti apa maksud sang Ayah. 
Tapi, Dia tahu sekarang, dia percaya Ayahnya. Di sini, di balik rimbunan ilalang ini, ia hanya melihat sepotong bulan di atas langit yang kelam, dan ilalang yang menjulur-julur menusuknya dari bawah. 
Ayahnya tersenyum dan berkata, "Sekarang kau percaya kan?" 
Ia menatap wajah Ayahnya, seolah membenarkan. Kemudian Ayahnya mengajaknya berdiri lagi dan menganggkat tubuhnya yang mungil di bahunya, dan menggendongnya. Dia biarkan gadis kecilnya itu duduk di bahunya untuk beberapa lama, lalu ia berkata : 
"Anakku... jika kau besar nanti, kau harus mempunyai sebuah impian. Impian yang tinggi dan tinggi sekali, seperti bulan itu. Seolah-olah engkau tidak bisa mencapainya, tapi sebenarnya engkau bisa." 
Gadis kecilnya mengangguk-angguk, entah mengerti entah tidak. Ayahnya melanjutkan. "Nanti, engkau akan melihat banyak orang menyangsikanmu untuk menggapainya. Seperti engkau menyangsikan ilalang itu, tapi percayalah sebenarnya engkau bisa" ia berhenti sejenak, "Anakku, Ayah tidak tahu berapa lama lagi Ayah bisa menemanimu dan terus membantumu menggapai impianmu, namun kalaupun nanti kau sendiri, kau harus kuat. Kau harus yakin bahwa kau bisa menggapainya, meski tanpa Ayah. Kau mengerti kan? Coba ulurkan tanganmu ke atas" 
           Di atas mereka langit sangat luas, hanya sepotong bulan yang tersisa. Ketika menengadah dan menjulurkan tangan di atas bahu Ayahnya, sekali lagi ia tahu: Ayahnya benar. 

"Aku percaya Yah, Aku bisa manangkap bulannya... Aku bisa menangkap bulannya!!!" 
Ia berteriak-teriak kegirangan. 
Jauh sebelum semua diungkap, Ayahku telah mengajarkan perspektif dan persepsi. Mengasah ketajaman bashirah hati, menangkap keabstrakan paradigma deklaratif. Dan aku masih tetap di sini melihat bulan, meski tanpa Ayahku. Sama seperti enam belas tahun yang lalu. Bulan yang sama yang kusaksikan di saat kecilku, yang sama yang disaksikan orang di seluruh dunia. Dan mungkin juga disaksikan oleh seseorang yang jauh di belahan bumi sana atau yang dekat di sini. 

         Bulan terang sepenuh lingkaran. Cahanya indah menantang kita keluar malam, untuk menatap. Dia sangat memikat, dan aku sungguh tercekat. Hingga terbentur pada sebuah paradigma yang diajarkannya. Yang terpenting dalam hidup adalah bagaimana cara kita memandang hidup. Sesuatu yang terlihat tinggi, sebenarnya tidak terlampau tinggi untuk dicapai. Semua tergantung dari sudut mana kita memandangnya, itu pesan Ayah. Seperti bulan itu, kucoba membaca cerita kehidupan yang dilukis olehnya, saat purnama kuning pucat terangi kami dengan pendar-pendar imajinasi enam belas tahun yang lalu. Biarkan kami bangkit dari tidur kami yang lelap. Melerai mimpi menuai kehidupan. Karena di sana kami menyaksikan : Bulan tertusuk ilalang. 
       Salam cinta buat Ayah yang telah memberi banyak cerita di masa kecilku. Ayah, terimalah ungkapan terima kasihku yang terdalam, yang tak kan pernah cukup untuk membalas segala jasa yang engkau berikan.




Minggu, 22 September 2013

CARA MENCARI KOORDINAT DENGAN
 GOOGLE MAP
               Mencoba Sistem Informasi Geografis, berikut adalah pemaparan cara menentukan koordinat suatu lokasi. Kali ini, yang digunakan adalah mencari lokasi tempat tinggal masing-masing Kucoba cari rumah ku mungkin bisa dilihat dari google map.
Langkah-langkah yang saya lakukan untuk mencari koordinat tempat tinggal saya yang sekarang adalah:Mengetik alamat di
 search bar.
Kali ini, alamat saya yang spesifik tidak dikenali oleh
 google. Saya menyiasatinya dengan meng-googletempat terkenal dan terdekat.Misal kota Surakarta atau Wonogiri baru kita cari rumah kita.
Akhirnya google dapat menemukan kota yang terdekat dengan rumahku kota Giriwoyo. Langkah selanjutnya adalah, mengganti tampilan dari map menjadi satelit. Cukup click "satellite" di pojok kanan atas.
Ya. Tampilan sudah berubah menjadi gambar nyata dari satelit. Saatnya memperbesar peta untuk tahu letak lokasi tempat tinggal.

Sekarang, bisa dilahat Lokasi tempat tinggal saya dengan menelusuri arah jalan nya. Jadi yang saya lakukan adalah mengklik gambar kemudian men-drag ke arah kanan supaya saya bisa melihat gambar lebih banyak di bagian kiri.

Rumahku sudah ada dan kelihatan hitam gentingnya dan pohon didepannya.


Sekarang, hal terakhir yang perlu anda lakukan adalah mengklik kiri rumah tersebut & memilih menu: "what's here?"

Tunggu sebentar hingga latitude dan longitude anda muncul di bar 
Wow …Ternyata Rumahku yang berada di Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur mempunyai latitude dan longitude        
  -8.062063,110.955806 . Hebatkan  Teknologi Sekarang ini.
Selamat Mencoba.....




Sabtu, 21 September 2013

Dibalik Kunjungan Habibie ke Garuda

          Berikut ini postingan menarik yang bisa menginspirasi kita semua untuk selalu bekerja keras dengan hati untuk menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik. Sekedar share. Oh ya artikel ini saya dapat dari milis tangandiatas, yang kemudian saya pos ke website untuk berbagi dan mengisnpirasi kita semua.
Kunjungan BJ Habibie ke Kantor Manajemen Garuda Indonesia
Garuda City Complex, Bandara Soekarno-Hatta 12 Januari 2012
 Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham H bibie dan keponakannya(?), Adri Subono, juragan Java Musikindo.
            Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta.
Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.
Sebagai “balasan” pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!).
Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-
escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.
Dalam video tsb, tampak para hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250.
          N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan.................
Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:
“Dik, anda tahu..............saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan.................“Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, .......itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur.........Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.
Sekarang Dik,............anda semua lihat sendiri..............N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?’
Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.
Dik tahu................di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia.............
          Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa................
Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua.....................?
Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun.Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”
Pak Habibie menghela nafas.......................

Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas;

          Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin. Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini.
Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama.................
N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu.........bahkan hingga kini.
      Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir.............kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.
Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya....................
“Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia”.
“Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
? Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten? C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis? D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!”  Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
“Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik.............organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik..................”

        Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ...........................
“Dik, ..........saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ...........ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya............saya mau kasih informasi........... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu........................”
Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam.............................seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.
Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan........................
“Dik, kalian tau.................2 minggu setelah ditinggalkan ibu............suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu......... Ainun......... Ainun ................. Ainun ..............saya mencari ibu di semua sudut rumah.
Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini..............’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie’.
Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus...............3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsi yang ketiga............................”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) ...................... ia melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun..............dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia.............
Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat............. saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia”
Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata..............................
Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui.....................
Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang..... (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.
Dik, asal you tahu............semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.
Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.
Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif...................”
(pada kesempatan ini pak Habibie meminta sesuatu dari Garuda Indonesia namun tidak saya tuliskan di sini mengingat hal ini masalah kedinasan).

 Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.

Jakarta, 12 Januari 2012

 kisah bersumber dari : kaskus







Selasa, 17 September 2013

TENTANG MASA LALU

KENANGAN masa lalu tentang liku-liku hidup semua orang pasti punya. Ada yang menyenangkan  dan tentu juga  menyakitkan… menyebalkan untuk dikenang tapi terkadang kenangan mengajarkan kita tentang hal – hal yang penting , tentang bagaimana harus bersikap.. bagaimana harus melanjutkan hidup  bagaimana harus memecahkan masalah bagaimana harus mencintai sesuatu  bagaimana harus melupakan sesuatu.Aku tidak membenci kenangan. tapi adakalanya aku ingin melepaskan diri dari jeratan masa lalu yang buruk. Masa bukan apa – apa hanya kenangan, hanya sebatas itu tapi memang terkadang muncul dalam pikiran
Kenangan kadang juga indah namun itu adalah bagian dari hidup agar kita lebih dewasa.seringkali aku terbangun di tengah tidurku karena bermimpi tentang masa lalu. sungguh sangat menyakitkan. namun bisa apa? semua itu hanyalah bagian dari skenario Tuhan.aku tau, hanya Tuhan pula yang bisa menolongku. tapi aku hanya ingin mengerti, dapatkah aku meminta jalan ceritaku sendiri? meminta kepada-Nya? dan jika aku meminta, apakah jalan ceritaku masih dapat berubah? dapatkah?karena aku begitu ingin, menjalani hari – hariku ke depan tanpa ada rasa sakit lagi. ingin menjalani semuanya dengan indah. aku tak ingin lagi merasakan pahitnya hidup. cukup buatku hari kemarin. hari ini dan seterusnya, aku ingin meminta hal yang lebih indah untuk dijalani. dapatkah? Tuhan, aku meminta kepadaMu yang maha mengatur, berikanlah hidup yang lebih indah padaku,, lebih mudah untuk kujalani, yang lebih membahagiakan…
Semoga masa masa yang akan datang lebih baik dari masa lalu. Masa lalu adalah sebuah pelajaran untuk diperbaiki bagi kita sebagai manusia. Manusia harus bisa belajar-dan terus belajar agar menjadi manusia yang baik, berguna bagi sesama dan juga berbakti kepada Tuhan.Semoga lebih baik.


Senin, 16 September 2013

HIDUP MANUSIA SEPERTI BUKU


HIDUP MANUSIA SEPERTI SEBUAH BUKU ..
Sampul Depan adalah tanggal Lahir, Sampul belakang adalah tanggal Kematian..
Tiap lembar adalah  hari-hari dalam hidup kita, ada buku yang tebal ada pula yang tipis.Hebatnya, seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia  halaman selanjutnya yang  bersih, tiada Cacat
Seburuk apapun hidup kita kemarin Allah SWT selalu menyediakan hari yang baru buat kita  Untukmelakukan  sesuatu yang benar setiap hari, memperbaiki kesalahan dan melanjutkan alur cerita yang sudah ditetapkan-Nya. Selamat Beraktivitas...smoga SUKSES..

Sabtu, 07 September 2013

PAMITAN HAJI

         Hari ini tanggal 7 September 2013 ada peristiwa yang penting bagiku.  Bapak Ibu berpamitan dengan warga di desaku untuk menunaikan Ibadah Haji Rukun Islam yang ke 5. Alhamdulillah acara bisa berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir. Acara dimulai selepas Dhuhur dan berakhir jam 15.30. Terimakasih atas semua pihak yang membantu acaraku. Pada kesempatan ini yang bertugas memberi Tauziah adalah Bapak H Miswantodari Baturetno Wonogiri.Alhamdulillah acaranya lancar dan sukses . Buat Bapak dan Ibuku semoga kalian bisa menjadi Haji yang Mabrur .






Bersama Bapak dan Ibu.

Bersama Bapak Miswanto 






..

           





Pamitan Haji.














Bersama Luthfia













Suasana saat para tetangga yang mendoakan pemberangkatan haji.

Bersama Bapak Ibu di Masjid Giriwoyo



Selasa, 03 September 2013


           Suara Hati Seorang Pemuda 
                                           untuk Wanita suci di dunia ini. 


                                                        By : M 3 S 



Wanita Suci 
Mungkin aku memang tak romantis tapi siapa peduli ? 
Karena toh kau tak menenalku dan memang tak perlu mengenalku. 
Bagiku kau bunga, tak mungkin aku samakan dengan bunga terindah sekalipun. 
Bagiku manusia adalah makhluk terindah, tersempurna dan tertinggi. 
Bagiku dirimu salah satu dari semua itu, karenanya kau tak membutuhkan persamaan. 
Wanita Suci 
Jangan pernah biarkan menatapmu penuh, karena akan membuat kumengingatmu. 
Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu. 
Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku. 
Membuat inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa, sesemangat mentari. 
Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku yang masih penuh Lumpur. 
Karena sesungguhnya dirimu terlalu suci. 
Wanita Suci 
Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berujung 
Ada ingin tapi tak henti 
Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat selalu, meski ujung penutupmu pun tak berani kusentuh. 
Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku karena sucimu kau pertaruhkan. 
Mungkin kau tak peduli 
Tapi kau hanya menjadi wanita biasa dihadapanku bila kau kalah. 
Dan tak lebih dari wanita biasa. 
Wanita Suci 
Jangan pernah kau tatapku penuh. 
Bahkan tak perlu kau lirikkan matamu untuk melihatku. 
Bukan karena aku terlalu indah, tapi karena aku seorang yang masih kotor. 
Aku biasa memakai topeng keindahan pada wajah burukku, menggenakan pakaian sutera emas. 
Meniru laku para rahib, meski hatiku lebih kotor dari Lumpur. 
Kau memang suci, tapi masih sangat mungkin kau termanipulasi. 
Karena kau toh hanya manusia hanya wanita. 
Wanita Suci 
Beri sepenuh diri pada dia sang lelaki suci yang dengan sepenuh hati membawamu kehadapan Tuhanmu. 
Untuk dirimu ada, itu kata otakku, terukir dalam kitab suci, tak perlu dipikir lagi. 
Tunggu sang lelaki itu menjemputmu, dalam rangkaian khitbah dan akad nikah. 
Atau kejar sang lelaki suci itu, karena itu adalah hakmu, seperti dicontohkan ibunda khatijah. 
Jangan ada ragu, jangan anda malu, semua terukir dalam kitab suci. 
Wanita Suci. 
Bariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati ikhlas. 
Relakan Allah pilihkan wanita suci untukmu, mungkin sekarang atau nanti, bahkan mungkin tak ada sampai kau mati. 
Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk seua lelaki di fana ini. 
Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu, yang kau bangun dengan segala kekhusyu’an do’amu. 
Wanita Suci 
Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya. 
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah. 
Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki itu, melainkan pada jalan yang kau pilih. 
Seperti kisah seorang wanita suci di masa lalu yang meminta keislaman sebagai mahar pernikahannya. 
Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan  Kekasih Tertinggi 
Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan menerima cinta, dalam setiap denyut nadi kita.