InspirasI

Minggu, 28 Desember 2014

Maulid atau Kelahiran Nabi Muhammad SAW.


Muhammad dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau sekitar tahun 570 Masehi, yang di kalangan umat islam lebih dikenal dengan Maulid Nabi. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara substansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah merayakan maulid beliau, maka sebagian umat Islam menganggap perayaan Maulid ini bid’ah. Namun demikian, sebagian besar Muslim Indonesia, merayakan Maulid Nabi setiap tahun, termasuk Maulid Nabi yang dilaksanakan secara Nasioanal, yang selalu dihadiri oleh Kepala Negara, para pejabat tinggi dan duta besar negara-negara Islam.
Maka, suatu hal yang Esensial atau sangat penting dan utama dalam peringtan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, adalah hendaknya kita dapat meneladani atau mencontoh cara hidup beliau, berdasarkan apa yang diajarkan dan dicontohkan Nabi SAW. Karena, hanya dengan mencontoh kehidupan Rasulullah SAW itu, kita akan menjadi orang yang beruntung, sebagaimana firman Allah:”(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A’raa 7:157)
Pribadi Yang Mulia
Nabi Muhammad  SAW adalah seorang manusia yang sangat sempurna, yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Dia-lah Kekasih Allah. Nama Nabi Muhammad SAW selalu ”digandengkan” dengan Nama Allah. Nama Muhammad Saw sendiri sudah ada sejak Nabi Adam diciptakan. Allah sendiri memuji akhlak dan budi pekerti Nabi Muhammad SAW sebagaimana firman-Nya:”Sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam:4).

          Jangankan kita, para sahabat saja tak sanggup melukiskan keindahan akhlak Rasulullah SAW. Apabila mereka ditanya tentang bagaimana akhlak Rasulullah SAW, mereka hanya bisa menangis. Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi SAW. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu peristiwa yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini.
Ketika Siti Aisyah r.a, istri Nabi SAW ditanya oleh seorang Badui tentang akhlak Nabi SAW, beliau hanya menjawab: ”Akhlak Muhammad itu Al-Qur’an”. Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi SAW itu bagaikan Al-Qur’an berjalan. Badui itu tidak puas, bagaimana mungkin ia segera mengetahu akhlak Nabi kalau ia harus membaca seluruh kandungan Al Qur’an. Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak Surat Al-Mu’minun ayat 1-11, yaitu: ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang khusuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuuatan dan perkataan yang tidak berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang selain itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan janjinya, dan orang-orang yang menjaga shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang mewarisi, mewarisi surga Firadaus. Mereka kekal di dalamnya”
Adab Rasulullah tehadap Istrinya Aisyah
Dan ketika didesak pertanyaan tentang kesan beliau terhadap suaminya, Nabi Muhammad SAW, Aisyah menjawab, “Ah semua perilakunya indah.” Ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya, sebagai seorang isteri. “Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, ”Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu.” Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput episode tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.
Suatu saat, Nabi Muhammad SAW membuat khawatir hati Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah. Dia terkejut bukan kepalang melihat suaminya tidur di depan pintu. Aisyah berkata, “Mengapa engkau tidur di sini?” Nabi Muhammmad menjawab, “Aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah sebabnya aku tidur di depan pintu.”
Begitulah akhlak Rasulullah SAW, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya. Dan tengoklah diri kita. Kita adalah pemimpin, bahkan untuk lingkup paling kecil sekalipun, sudahkah kita meniru akhlak Rasul Yang Mulia?.
Allah pun sangat menghormati Nabi Muhammad SAW Buktinya, dalam Al-Qur’an Allah memanggil para Nabi dengan sebutan nama: Musa, Ayyub, Zakaria, dll. tetapi ketika memanggil Nabi Muhammad SAW Allah menyapanya dengan “Wahai Nabi”. Ternyata Allah saja sangat menghormati beliau.
Detik-detik Terakhir Kehidupan Rasulullah SAW
Menjelang akhir hayatnya, Rasulullah SAW berkata pada para sahabat, “Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku tak ingin di Padang Mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah!”
Para sahabat terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata, “Dahulu ketika engkau memeriksa barisan di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisiku dengan tongkatmu. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut balas hari ini.”
Para sahabat lain terpana, tidak menyangka ada yang berani berkata seperti itu. Umar langsung berdiri dan siap “membereskan” orang itu. Tapi Rasulullah SAW melarangnya. Rasulullah SAW menyuruh Bilal mengambil tongkat ke rumah beliau. Siti Aisyah yang berada di rumah Nabi SAW keheranan ketika Nabi Rasulullah SAW meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi, Aisyah pun semakin heran, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad itu setelah semua yang Rasulullah SAW berikan pada mereka.
Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah tubuh Rasulullah SAW. Nabi SAW berkata, “Lakukanlah!” Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi Rasulullah SAW dan memeluk Nabi seraya menangis, “Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!.
Aku ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah”. Seketika itu juga terdengar ucapan, “Allahu Akbar” berkali-kali. Sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan Nabi SAW itu tidak mungkin diucapkan kalau Rasulullah SAW tidak merasa bahwa ajalnya semakin dekat. Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Rasulullah SAW sebelum Allah memanggil Rasulullah SAW ke hadirat-Nya.
Nabi Muhammad SAW ketika melaksanakan Haji Wada’, di Padang Arafah yang terik, dalam keadaan sakit, masih menyempatkan diri berpidato. Di akhir pidatonya itu Nabi SAW dengan dibalut sorban dan tubuh yang menggigil berkata, “Nanti di hari pembalasan, kalian akan ditanya oleh Allah apa yang telah aku, sebagai Nabi, perbuat pada kalian. Jika kalian ditanya nanti, apa jawaban kalian?”
Para sahabat terdiam dan mulai banyak yang meneteskan air mata. Nabi Rasulullah SAW melanjutkan, “Bukankah telah kujalani hari-hari bersama kalian dengan lapar, bukankah telah kutaruh beberapa batu diperutku karena menahan lapar bersama kalian, bukankah aku telah bersabar menghadapi kejahilan kalian, bukankah telah kusampaikan pada kalian wahyu dari Allah…..?” Untuk semua pertanyaan itu, para sahabat menjawab, “Benar ya Rasulullah!”
Kemudian, Rasulullah SAW pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan berkata, “Ya Allah saksikanlah…Ya Allah saksikanlah…Ya Allah saksikanlah!”. Nabi SAW meminta kesaksian Allah bahwa Nabi telah menjalankan tugasnya.
Rakhmatan Lil Alamin (Rahmat bagi Seluruh Alam)
Nabi Muhammad SAW sebenarnya bukan untuk orang Islam saja, atau hanya untuk manusia saja. Tapi Nabi Muhammad Saw merupakan rakhmat bagi seluruh alam, artinya bagi seluruh jagat raya ini, baik bumi, langit dan tata surya serta semua makhluk yang ada di antara keduanya, seperti matahari, bulan, bintang, manusia, hewan, tumbuh-tumbuahan dlsb. Firman Allah SWT :“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Surah Al-Anbiya’:107).
Tanamkanlah cinta sedalamnya kepada Rasulullah SAW dengan mencontoh akhlak, ibadah dan sunnah beliau. Bersalawatlah selalu kepada Nabi, karena bukti orang yang mencintai seseorang, ialah sering menyebut-nyebut namanya.
Lihatlah betapa cintanya Bilal bin Rabbah kepada Nabi SAW. Setelah wafatnya Rasulullah SAW, beliau menolak untuk menjadi muazzin di Mesjid Nabawi, karena khawatir dirinya tidak dapat membendung air mata dan rasa rindu mengenang saat bersama Rasulullah. Beliau akhirnya hijrah ke Syam untuk berjihad mengikuti jejak langkah para sahabat Nabi, meninggalkan Madinah, kota dimana dia selalu bersama orang yang sangat dikasihinya.
Setelah sekian lama berada di kota Damascus, Bilal didatangi Rasulullah SAW di dalam mimpi. Rasul bersabda: “Wahai Bilal, apakah yang menahanmu? Sudah lama engkau tidak datang menjengukku?.” Lalu Bilal pun bergegas menziarahi Madinah. Di Madinah, Bilal dibujuk oleh cucunda Nabi, yakni Hassan dan Hussein untuk mengumandangkan azan. Bilal akhirnya setuju.
Saat mendengar suara emas Bilal, sayup-sayup di Madinah terdengar dengan ratapan dan tangisan. Banyak orang melihat melalui jendela dan keluar dari rumah menuju ke jalanan. Sambil menahan rasa rindu kepada Rasulullah SAW, mereka bertanya, “Apakah Rasulullah SAW telah dihidupkan kembali?” Ada pula yang berbisik dengan linangan air mata, “Marhaban ya Rasulullah, Marhaban ya Rasulullah.” AllahummaSolli ala Muhammad.
Uswatun Khasanah (Contoh Kehidupan Yang Baik)
Secara fisik, Muhammad merupakan manusia sempurna yang patut menjadi Uswatun Hasanah, suri tauladan bagi seluruh umat manusia, sesuai dengan firman-Nya:
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kamu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan menemui Allah dan Hari Akhir dan mengingat Allah sebanyak-banyak” (QS Al Ahzab: 21).
Secara batiniah Rasulullah mempunyai sifat-sifat yang terpuji, yang telah dimiliki oleh setiap manusia tanpa kecuali. Tetapi sayang, tidak semua manusia menyadari keberadaan unsur tersebut, apalagi mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengherankan bila banyak orang yang mengaku umat Nabi Muhammad SAW. umat yang sangat terpuji, justru banyak melakukan perbuatan tercela.
Hal ini karena mereka belum dapat menghayati Muhammad dalam nilai-nilai terpuji, di setiap aktivitas hidupnya dalam bermasyarakat. Padahal setiap hari mereka selalu mengatakan dalam shalat: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah”. Kalimat Syahadat tersebut mempunyai makna yang sangat dalam sekali, yaitu saksinya seorang yang menyaksikan kepada siapa dia bersaksi. Secara hakikat, makna simbolis dari “wa asyhadu an la Muhammad Rasulullah” adalah sebuah pengakuan bahwa setiap diri telah ditempati oleh unsur terpuji yaitu Nur Muhammad, yang harus diimani dan diikuti sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an: ”Katakanlah : “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” QS Ali Imran: 31).
Rasulullah SAW Sangat Mencintai Ummatnya
Rasulullah SAW adalah orang yang sangat cinta dan peduli dengan umatnya, sehingga digambarkan Allah SWT: ”Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri. Ia merasakan beratnya penderitaan kalian, sangat mendambakan (keimanan dan keselamatan) kalian, dan amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang beriman’ (QS At Taubah:128)
Begitu cintanya Rasul terhadap umatnya sehingga ucapan terakhir beliau sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir adalah: ”umatti… umatti … ummatti..’. Annisa,….annisa , annisa dan As-shalat, …. as-shalat, as shalat…. Karena Rasulullah SAW telah menyaksikan, bahwa di akhir zaman, umat Islam semakin banyak jumlahnya, tapi cuma KTP saja. Tidak menjalankan perintah-perintah Allah, terutama shalat, padahal amal yang paling utama setelah iman kepada Allah, adalah shalat. Apabila shalat kita baik, maka amal-amal yang lain akan menjadi baik. Tapi bila shalatnya amburadul, apalagi bila tidak shalat sama sekali, maka amal-amal yang lain seperti puasa, zakat, haji dlsb, tidak akan ”diperhitungkan” sama sekali.
Bila Kita Mengaku Cinta Rasulullah SAW
Bila kita benar-benar cinta kepada Rasulullah SAW, tidak cukup hanya dengan pujian dan salawat saja. Bukti cinta kita kepada Rasulullah SAW adalah dengan mengamalkan seluruh hadist-hadistnya. Hadist Nabi ini ada tiga bagian besar, yaitu 1. Penampilan (termasuk cara berpakaian dan pelihara jenggot), 2. Cara hidup sehari hari (mulai bangun tidur sampai tidur kembali) seperti makan, minum, mandi, buang air, tidur, ibadah shalat, puasa, pernikahan, hubungan suami-istri, perdagangan, dlsb), dan 3. Fikir Rasulullah, bagaimana agar semua umat Rasulullah SAW masuk surga.
1. Mengamalkan hadist-hadist dan ajaran Rasulullah SAW.
Banyak sekali hadist-hadist Rasulullah sebagai kecintaan Rasul kepada umatnya.Tentu bukti cinta kita adalah dengan mengamalkan hadist-hadist tersebut. ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku (Nabi), maka Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu’ (QS Ali Imran:31)
2. Memperbanyak shalawat dan pujian untuk Nabi SAW
Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Allah dan para Malaikat bershalawat kepada Nabi . Wahai orang-orang beriman, bershalawatlah kepadanya dan ucapkanlahsalam
3. Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar
Allah berfirman: ”Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar, dan kalian beriman kepada Allah….(QS Ali Imran:110)
Selama 23 tahun Nabi Muhammad SAW sejak diangkat sebagai Rasulullah SAW, beliau dan para sahabat bukan hanya menjalankan ibadah, tapi berdakwah. Karena dakwah, Islam tersebar ke seluruh dunia, sehingga sampai ke negara kita Indonesia. Islam masuk ke Indonesia bukan karena dibawa oleh burung atau diterbangkan oleh angin, tapi oleh manusia, juru dakwah.
Indonesia saat ini merupakan ”negara Islam” terbesar, tapi hanya dalam jumlah, tidak dalam kualitas. Islam tersebar di Indonesia bukan dengan cara kekerasan atau perang, tapi dengan akhlak yang indah, yang dibawa oleh para da’i terdahulu, yang lebih dikenal sebagai ”pedagang” sehingga orang dengan sukarela masuk Islam.
Tapi kehidupan kebanyakan kaum Muslimin dan Muslimat saat ini sangat menyedihkan, jauh dari ajaran agama Islam. Mesjid tidak terhitung jumlahnya dan megah-megah tapi umumnya kosong. Yang shalat paling banyak 1-2 saf saja. Banyak Muslim Indonesia tidak shalat, terutama anak-anak muda. Mesjid hanya diisi jamaah yang sudah tua, kemanakah yang muda-muda?.
Umat Islam Indonesia saat ini tingkah laku dan cara hidupnya, tidak lagi Islami, baik cara berpakaian, berdandan, berdagang, acara pernikahan, dan sebagainya.
Marilah kita kembali kepada ajaran Agama Islam yang sesungguhnya dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangnnya, sebagaimana yang telah dicontohkan dalam kehidupan Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

Ref.Dari berbagai sumber.

Rabu, 24 Desember 2014

PUISI UNTUK IBU


Luasnya hamparan jerih lelah
Membesarkan anakmu yang penuh salah
Yang selalu kau buka celah
Pintu maaf untuk anakmu yang goyah
Ibu, kau tak pernah berdesah
Dalam kehidupan penuh gelisah
Kau sedih bila ku menyerah
Kau berdoa agar ku terarah
Walau kelak Surga mengarah
Selamanya hati tak ‘kan berpisah
Cinta ada di setiap langkah
Kasih mengalir di dalam darah
Ibu, kau matahari yang bersinar cerah
Membuat hari-hariku terasa indah
Menuntunku agar tak salah melangkah
Menjagaku hingga tiba di tanah
Sebuah puisi dari anakmu terkasih
Dari sungai kehidupan cinta kasih
Bermuara di lautan terima kasih
Untuk pengorbanan Ibunda terkasih



Spesial di hari Ibu 22 Desember.

Kamis, 18 Desember 2014


KASIH SAYANG IBU KEPADA ANAKNYA

Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang jalan. Seperti dalam lirik lagu anak-anak juga ada, “Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa”. Dari kalimat barusan, memang benar seperti itulah nyatanya. Pada umumnya naluri seorang ibu yaitu menyayangi anaknya sepenuh hati, bahkan ia rela berkorban nyawa, dan yang penting anaknya bisa selamat.
Pepatah juga mengatakan, surga ada ditelapak kaki Ibu. Karena restu dari seorang Ibu yang menentukan, nasib anaknya, selain karena usaha dan doa anak itu sendiri. Ibu saya bercerita kepada saya, bayangkan semenjak anak dalam kandungan satu sampai empat bulan, yang dirasakan oleh para ibu adalah mual, tidak mau makan dan minum, tak sedikit Ibu yang mengalami sakit, tetapi mereka tidak mengeluh, karena ada rasa sayang pada janinnya. Ketika kandungan mulai membesar, Ibu sulit untuk tidur, duduk, berdiri, dan berjalan. Tetapi sang Ibu tetap mendoakan anaknya menjadi anak yang soleh.
Ketika melahirkanpun bukan main sakitnya, tetapi setelah mendengar tangisan bayi ketika lahir, hilang rasa sakit tersebut, tergantikan oleh kebahagiaan setelah mengetahui anak yang ia lahirkan selamat. Semenjak lahir anak dibesarkan dengan penuh kasih sayang, dijaga, dilindungi, disusui, sampai-sampai kurang tidur hanya demi anaknya. Apalagi bila anaknya sakit, bisa anda bayangkan bagaimana ibu menjaga anda ketika anda kecil, ketika anda sakit.
Pendidikan pun menjadi perhatian Ibu. Berbagai upaya dilakukan agar anaknya sekolah, agar mendapat ilmu yang bermanfaat. Dan Ibu selalu berupaya agar anaknya menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, menjadi anak yang baik, soleh/solehah, serta berguna untuk masyarakat, agama, bangsa dan negara. Ibu memberikan segalanya kepada anaknya tanpa pamrih. Ibu adalah pahlawan bagi anak manusia ini.Terima kasih Ibu atas segala jerih payahmu..

@)Mengenang hari Ibu tanggal 22 Desember .




Sabtu, 13 Desember 2014


AKU MEMILIH SETIA

intro
Ada banyak cara Tuhan menghadirkan cinta
Mungkin engkau adalah salah satunya
Namun engkau datang di saat yang tidak tepat
Cintaku ‘tlah dimiliki
Reff:
Inilah akhirnya harus kuakhiri
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun ku tahu cintamu lebih besar darinya
Maafkanlah diriku tak bisa bersamamu
Walau besar dan tulusnya rasa cintamu
Tak kan mungkin untuk membagi cinta tulusku
Dan aku memilih setia
Back to Reff
Melodi
Seribu kali logikaku untuk menolak
Tapi ku tak bisa bohongi hati kecilku
Bila saja diriku ini masih sendiri
Pasti ku kan memilih kan memilihmu
Inilah akhirnya harus kuakhiri
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun ku tahu cintamu wooo
Walaupun ku tahu cintamu lebih besar darinya


Sebuah Inspirasi dari lagunya Fatin untuk menjalani hidup ini dengan baik….

Kamis, 11 Desember 2014


                    5 MANFAAT BERFIKIR POSITIF 

Banyak orang yang mangkel, kesel, sebel, geregetan dan lain sebagainya bila melihat orang yang kerjaannya hampir tiap hari marah-marah, tiada hari tanpa marah, siapa saja kena marahnya, kadang tak ada angin tak ada hujan langsung saja nyerocos marah-marah, persis petasan yang di sulut ketika orang Betawi mengadakan pengantin sunat atau menyambut orang yang baru saja pulang menunaikan ibadah haji, aneh memang, apa hubungannya ibadah haji dengan membakar petasan?
Padahal dua kegiatan tersebut bertolak belakang, ibadah haji adalah kegiatan ibadah yang mengajarkan pola hidup sederhana dengan hanya memakai dua lembar kain ihrom yang tak berjahit, sedangkan membakar petasan adalah perbuatan pemborosan dan jelas-jelas “membakar uang”, tak ada manfaatnya bahkan lebih banyak  keburukannya, karena bisa menyebabkan kebakaran dan luka-luka bagi yang terkena petasan tersebut. Jadi memang aneh kalau orang pulang menunaikan ibadah haji di sambut dengan membakar petasan. Tak ada ajaran agama, tak ada syariatnya membakar petasan ketika menyambut orang yang baru selesai menunaikan ibadah haji.
Baik, mari kita tinggalkan acara bakar petasan dan orang yang menunaikan ibadah haji, kita kembali kepada orang yang hobinya marah-marah, tiap hari marah-marah, sebentar-sebentar marah dan marahnya tidak sebentar! Aneh memang marah kok dijadikan hobi, jadi kalau ada orang seperti itu disekitar Anda mari kita hadapi dengan berpikir positif saja, tak perlu ikut terbawa marah dan sampai ikut marah-marah, apa lagi kalau marahnya tak ada ujung pangkalnya, ini jelas sesuatu yang menggelikan.
Anda bisa lihat saja di lingkungan sekitar Anda, betapa ada orang yang semacam itu, jadi terkadang orang seprti membuat orang lain menjadi serbasa salah dibuatnya, begini salah, begitu salah, yang benar dia sendirian. Begitu juga di ruang ini, ada orang yang hobinya menjelek-jelekan orang lain, menghina tulisan orang lain, dan kalau berdebat dan terpojok, maka sumpah serapah pun keluar dari komentarnya, dan isi kebun binatang keluar dari komennya. Nah kalau dalam dunia nyata, orang seprti akan terlihat matanya melotot, urat-uratnya menegang, mulutnya terbuka labar-lebar dan tangannya menunjuk-nunjuk orang-orang yang dimarahinya.
Lalu bagaimana solusinya? Hadapi saja dengan berpikir positif atau hadapi dengan cara menonton orang marah, loh ada-ada saja, orang marah kok ditonton? Iya benar, orang yang lagi marah-marah sebenarnya sebuah tontonan yang mengasikan, Anda bisa tersenyum melihatnya atau menonton orang yang sedang marah-marah, terutama orang yang marah-marah tanpa sebab, jikapun ada sebabnya juga tak kalah menariknya, mengapa? Karena biasanya kalau orang yang sedang marah, siapapun orangnya, akan kehilangan kontrol dirinya.
Makanya orang kuat sebenarnya bukan jago gulat atau pengangkat barbel sampai tiga kwintal! Bukan…. bukan, orang kuat yang sebenarnya adalah orang yang mampu menjaga diri dari amarah dan dengan kesadaran tinggi mampu menahan amarahnya, yang harusnya dia marah, tapi tetap dapat tersenyum di tengah-tengah orang yang membuat seharusnya dia marah, tapi tidak dilakukannya bahkan segera memaafkan orang yang membuatnya marah.
Jadi solusi menghadapi orang marah adalah dengan berpikir positif dan manfaat berpikir postif banyak sekali, diantaranya sebagai berikut:
Pertama, berpikir positif dapat menenangkan jiwa.
Coba Anda bayangkan ketika dimarahi orang dan orang tersebut sudah berkata sangat kasar, tapi Anda masih bisa tersenyum menghadapinya, bukankah ini sesautu yang ajaib, sesuatu yang dapat menenangkan jiwa, karena hati tetap tenang dalam menghadapi marah orang lain. Makanya dalam persilatan sering ditemukan, musuh yang menyerang membabibuta dapat dikalahkan dengan satu dua jurus saja, mengapa? Karena yang menyerang terbakar penuh emosi, yang mengalahkan menghadapinya dengan tenang dan tersenyum, sehingga mudah mengontrol emosinya dengan demikian mudah mengatur jurus mana yang digunakan,sedangkan yang menyerang membabi buta asal menyarang, ya tentu saja dapat dikalahkan dengan segera.
Kedua. dengan berpikir positif seseorang mudah mendapat energi yang menyenangkan, energi yang menyenangkan tadi muncul dari kedalaman jiwa yang kemudian terpancar keluar lewat wajahnya dan itu terlihat di mukanya yang terus menerus berseri-seri, adem dan seperti orang yang tanpa punya dosa sedikitpun,wajahnya memancarkan cahaya yang menenangkan, cahaya yang tak membosankan orang yang melihat, padahal kalau dia wanita, dia tidak cantik dan kalau dia lelaki dia tidak ganteng, biasa saja, namun nuansa wajahnya terpencar penuh kedamaian, karena yang ada dipikirannya adalah yang baik-baik saja, yang positif-positif saja, apapun dihadapinya dengan penuh senyum dan begitu ikhlas.
Ketiga, orang selalu berpikir positif, dikasih racun, dia jadikan obat! Dimarahi orang, dia ambil manfaatnya, dijauhi orang, dia gunakan untuk intropeksi diri, dihujat orang dia jadikan senjata untuk bercermin diri. Coba lihat itu, semua yang yang buruk diolahnya menjadi sesuatu yang baik. Orang yang berpikir positif selalu melihat kebaikan dalam segala yang terjadi, baik karena alam atau karena ulah manusia.
Ketika hujan lebat, alhamdulillah hujan tadi dapat menyuburkan tanaman, katika panas yang menyengat , wah bagus dapat mengeringkan pakaian yang sedang dijemur. Katika angin kencang terjadi, bermanfaat buat penyerbukan tumbuh-tumbuhan. Ketika menghadapi kemacetan di jalan, wah asyik buat mendengarkan musik atau sambil berdzikir mengingat kebesaranNya.  Salju lebat yang turun, alhamdulillah bisa dijadikan bola salju dan olahraga di musim dingin dan membersihkan udara, begitu seterusnya.
Keempat, dengan berpikir positif otak di kepalapun ikut nyaman, adem, tidak panas mendidih! Orang yang menghadapi hidup dengan berpikir positif selalu bahagia, walaupun dia bukan orang kaya atau yang berlimpah harta benda. Hidupnya yang sederhana tidak menyebabkan dia rendah diri, saat hidupnya kaya pun tidak menyebabkan dia tinggi hati atau sombong, dia tetap rendah hati, karena dia punya keyakinan, harta benda itu hanya sebuah titipanNya, yang suatu saat akan diambil kembali olehNya.
Kelima, orang yang berpikir positif akan semakin memperbanyak teman dan tak pernah punya musuh! Orang yang berpikir positif tak sempat untuk marah pada orang lain, dia tak punya waktu untu menghina, menjelek-jelekan orang lain, apa lagi sampai menjadi “kompor” buat membakar orang lain! Orang yang berpikir positif yang ada di otaknya adalah kebaikan demi kebaikan, yang ada di hatinya hanya ada keikhlasan demi keikhlasan dan pada tingkah lakunya sehar-hari yang ada hanya kesabaran demi kesabaran.
Betapa menyenangkan bukan? Berpikir positif adalah sebuah proses kehidupan yang perlu pembiasaan dan bisa dibentuk dalam jangkan pendek, menengah atau jangka panjang, tergantung pada kepribadian orang perorang, karena memang tidak semua orang mudah berpikir positif, hal tersebut karena tergantung pada lingkungan disekitarnya, masyarakat dan keluarganya.  POSITIF Friends….


Rabu, 10 Desember 2014

BINTANG KECIL


“Bintang kecil dilangit yang biru. Amat banyak menghias angkasa. Aku ingin terbang dan menari. Jauh tinggi ke tempat kau berada””
Lagu bintang kecil ini sangat kita kenal, karena saat kita kecil lagu ini sering kita nyanyikan atau kita dengarkan dari orang tua atau keluarga atau teman-teman atau guru-guru kita. Terlepas ada yang sala atau tidak dari teks lagu ini yang dipertentangkan di banyak milist terutama soal langit yang biru, namun coba kita renungkan, dibalik kata-kata yang sederhana itu ada pesan yang cukup menggelitik dan menarik untuk kembali dibahas.
Ada empat kalimat dari lagu ini, dua kalimat pertama adalah obyek. Bintang kecil perwujudan dari sebuah obyek menarik karena kelap-kelipnya bisa menciptakan laksaan puisi, kata mutiara bahkan karya sastra yang lain. Para pecinta keindahan tidak akan mengabaikan kerlap-kerlip sang bintang. Dan itu diperkuat oleh kalimat kedua yang mempunyai dua entitas, amat banyak berarti bintang yang sangat banyak mengesankan kekuatan keindahan yang berkumpul, dan angkasa menyatakan tempat yang amat jauh untuk direngkuh. Jadi keindahan yang amat jauh ini menjadi obyek yang sangat menarik, dan seringkali menjadi tantangan buat merengkuhnya. Jadi boleh diartikan sebagai obyek cita-cita yang indah dan tinggi nilainya.
Sedangkan dua kalimat terakhir menyatakan keinginan untuk meraih cita-cita yang tinggi. Sebuah perwujudan keinginan luhur untuk meraih cita-cita. Aku ingin terbang dan menari, sebuah kalimat indah karena untuk bisa mencapai cita-cita kita harus terbang. Itu tidak mudah karena kita tidak punya sayap, maka diciptakan dulu sayap-sayap itu dari berbagai langkah baik itu melalui pendidikan, melalui latihan-latihan sampai kerja keras. Berjuta langkah harus kita lalui dengan susah, perjuangan, tetes keringat dan kadang-kadang penderiataan, setelah itu kita baru bisa menari di tempat yang tinggi dimana cita-cita itu diletakkan.
Sungguh indah lagu bintang kecil yang selama ini kita nyanyikan dan pernahkah kita bertanya siapa yang menciptakan lagu ini, termasuk aku juga. Sebuah kehormatan bagi sang penulis lirik lagu ini. Karena setidaknya dia telah memberikan semangat yang besar dalam setiap kata-katanya. Jadi kubiarkan saja anakku yang kecil menyanyikan lagu ini setiap hari, bahkan di saat ibunya bilang bosen lagu itu terus, aku berkata biarkan, lagu itu akan membuat dia memiliki cita-cita dan semangat untuk mewujudkannya. Dibalik lagu Bintang kecil ternyata ada harapan mempunyai semangat besar meraih sebuah cita-cita.