Nasehat Emas Enam
Perkara Dari Orang-Orang Sholeh
1. Umar bin Khattab Ra. berkata, Allah
merahasiakan enam perkara di dalam enam perkara:
a. Merasahasiakan ridha di dalam
ketaatan seorang muslim, sehingga ia akan mengerjakan setiap hal yang
diperintahkan Allah.
b. Merahasiakan marah-nya di dalam
perbuatan maksiat seseorang. Sehingga ia akan berusaha menjauh dari segala
perbuatan maksiat.
c. Merahasiakan lailatul qadar didalam
bulan ramadhan, supaya setiap orang selalu giat di dalam mencarinya.
d. Merahasiakan wali-Nya dari
pandangan orang awam, supaya mereka tidak menghina dan merendahkan semua orang.
Karena jika yang direndahkan itu sebenarnya wali Allah, tentu yang menghina
akan mendapatkan ancaman yang menakutkan dari Allah.
e. Merahasiakan umur sesorang, agar
setiap orang bersiap-siap untuk menghadapi kematian.
f. Merahasiakan shalat wustha, agar
setiap orang berusaha mencarinya di dalam semua shalat lima waktu.
2. Utsman bin Affan Ra. berkata, rasa
takut bagi orang mukmin seharusnya di tampakkan di dalam enam perkara berikut
ini:
a. Takut tertimpa muusibah yang
dikhawatirkan imannya menjadi luntur.
b. Takut ketika akan melakukan suatu perbuatan,
karena adanya malaikat pencatat amal.
c. Takut terperdaya dari setan yang
akan mengajaknya menuju makasiat.
d. Takut ketika ruhnya dicabut oleh
malaikat Izra’il, sementara ia belum bertaubat kepada Allah.
e. Takut akan gemerlapnya dunia,
karena ia khawatir akan hilangnya akhirat.
f. Takut terganggu oleh keluarganya,
karena dapat mengakibatkan lupa kepada tuhannya.
3. Ali bin Abi Thalib Ra. berkata,
barangsiapa yang mengamalkan enam perkara ini, maka ia akan dijamin masuk surga
dan selamat dari siksa neraka:
a. Mengenal Allah sebagai tuhan yang
Maha Kuasa, kemudian beribadah kepada-Nya.
b. Mengenal setan sebagai musuhnya,
lalu ia meghindarinya.
c. Mengenal akhirat sebagai tempat
yang kekal abadi, kemudian ia berusaha untuk mendapatkannya.
d. Mengenal dunia sebagai tempat yang
akan hancur, sehingga ia tidak terpengaruh dengannya.
e. Mengetahui yang bahwa yang benar
adalah benar, sehingga ia melakukannya.
f. Mengenal yang batil, kemudian ia
menjauhinya.
4. Yahya bin Mu’adz ar-Razi berkata,
a. Ilmu harus beriringan dengan amal,
sebab ilmu tanpa amal tiada gunanya.
b. Pemahaman adalah pembungkus ilmu,
maka harus saling berkaitan.
c. Akal adalah petunjuk ke jalan yang
benar, maka akal harus dijaga dari pemikiran-pemikiran yang tidak baik.
d. Hawa nafsu adalah penyebab dosa,
maka jangan dituruti.
e. Harta adalah hiasan bagi
orang-orang yang sombong, oleh karena itu jangan disibukkan olehnya.
f. Dunia adalah bekal, sehingga ia
harus mempersiapkannya sebagai jalan menuju akhirat.
5. Hasan Bashri Ra. berkata, sesungguhnya
kegelapan hati itu karena enam perkara:
a. Berbuat dosa karena selalu
mengharapkan taubat.
b. Berilmu, tetapi tidak diamalkan.
c. Beramal, tetapi tidak ikhlas.
d. Menimati rezeki, tetapi tidak
bersyukur.
e. Tidak rela menerima pemberian dari
Allah.
f. Mendatangi jenazah tetapi
tidak mengambil pelajaran darinya.
6. Hasan Basri Ra. berkata,
barangsiapa yang mengutamakan dunia dari pada akhirat, maka Allah akan
memberinya enam macam siksaan, tiga di dunia dan tiga di akhirat.
Adapun tiga di dunia adalah:
Adapun tiga di dunia adalah:
a. Angan-angan yang tak kunjung
eslesai.
b. Sifat tamak yangn sangat
berlebihan.
c. Kehilangan perhatian pada urusan
ibadah.
Adapun tiga di akhirat adalah:
a. Kesusahan di hari kiamat.
b. Ketatnya perhitungan amal.
c. Penyesalan yang tiada akhir.
Syaikh Nawawi Al-Bantani, Nashaihul
Ibaad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar