InspirasI

Jumat, 11 September 2015

Nasehat Emas Enam Perkara Dari Orang-Orang Sholeh
1. Umar bin Khattab Ra. berkata, Allah merahasiakan enam perkara di dalam enam perkara:
a. Merasahasiakan ridha di dalam ketaatan seorang muslim, sehingga ia akan mengerjakan setiap hal yang diperintahkan Allah.
b. Merahasiakan marah-nya di dalam perbuatan maksiat seseorang. Sehingga ia akan berusaha menjauh dari segala perbuatan maksiat.
c. Merahasiakan lailatul qadar didalam bulan ramadhan, supaya setiap orang selalu giat di dalam mencarinya.
d. Merahasiakan wali-Nya dari pandangan orang awam, supaya mereka tidak menghina dan merendahkan semua orang. Karena jika yang direndahkan itu sebenarnya wali Allah, tentu yang menghina akan mendapatkan ancaman yang menakutkan dari Allah.
e. Merahasiakan umur sesorang, agar setiap orang bersiap-siap untuk menghadapi kematian.
f. Merahasiakan shalat wustha, agar setiap orang berusaha mencarinya di dalam semua shalat lima waktu.
2. Utsman bin Affan Ra. berkata, rasa takut bagi orang mukmin seharusnya di tampakkan di dalam enam perkara berikut ini:
a. Takut tertimpa muusibah yang dikhawatirkan imannya menjadi luntur.
b. Takut ketika akan melakukan suatu perbuatan, karena adanya malaikat pencatat amal.
c. Takut terperdaya dari setan yang akan mengajaknya menuju makasiat.
d. Takut ketika ruhnya dicabut oleh malaikat Izra’il, sementara ia belum bertaubat kepada Allah.
e. Takut akan gemerlapnya dunia, karena ia khawatir akan hilangnya akhirat.
f. Takut terganggu oleh keluarganya, karena dapat mengakibatkan lupa kepada tuhannya.
3. Ali bin Abi Thalib Ra. berkata, barangsiapa yang mengamalkan enam perkara ini, maka ia akan dijamin masuk surga dan selamat dari siksa neraka:
a. Mengenal Allah sebagai tuhan yang Maha Kuasa, kemudian beribadah kepada-Nya.
b. Mengenal setan sebagai musuhnya, lalu ia meghindarinya.
c. Mengenal akhirat sebagai tempat yang  kekal abadi, kemudian ia berusaha untuk mendapatkannya.
d. Mengenal dunia sebagai tempat yang akan hancur, sehingga ia tidak terpengaruh dengannya.
e. Mengetahui yang bahwa yang benar adalah benar, sehingga ia melakukannya.
f. Mengenal yang batil, kemudian ia menjauhinya.
4. Yahya bin Mu’adz ar-Razi berkata,
a. Ilmu harus beriringan dengan amal, sebab ilmu tanpa amal tiada gunanya.
b. Pemahaman adalah pembungkus ilmu, maka harus saling berkaitan.
c. Akal adalah petunjuk ke jalan yang benar, maka akal harus dijaga dari pemikiran-pemikiran yang tidak baik.
d. Hawa nafsu adalah penyebab dosa, maka jangan dituruti.
e. Harta adalah hiasan bagi orang-orang yang sombong, oleh karena itu jangan disibukkan olehnya.
f. Dunia adalah bekal, sehingga ia harus mempersiapkannya sebagai jalan menuju akhirat.
5. Hasan Bashri Ra. berkata, sesungguhnya kegelapan hati itu karena enam perkara:
a. Berbuat dosa karena selalu mengharapkan taubat.
b. Berilmu, tetapi tidak diamalkan.
c. Beramal, tetapi tidak ikhlas.
d. Menimati rezeki, tetapi tidak bersyukur.
e. Tidak rela menerima pemberian dari Allah.
f.  Mendatangi jenazah tetapi tidak mengambil pelajaran darinya.
6. Hasan Basri Ra. berkata, barangsiapa yang mengutamakan dunia dari pada akhirat, maka Allah akan memberinya enam macam siksaan, tiga di dunia dan tiga di akhirat.
Adapun tiga di dunia adalah:
a. Angan-angan yang tak kunjung eslesai.
b. Sifat tamak yangn sangat berlebihan.
c. Kehilangan perhatian pada urusan ibadah.
Adapun tiga di akhirat adalah:
a. Kesusahan di hari kiamat.
b. Ketatnya perhitungan amal.
c. Penyesalan yang tiada akhir.
Syaikh Nawawi Al-Bantani, Nashaihul Ibaad


Tidak ada komentar: