InspirasI

Rabu, 27 November 2019


41 KEUTAMAAN MEMBACA SHOLAWAT

Fadhilah dan faedah bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW :

1. Melaksanakan perintah Allah untuk bersholawat kepada nabi.
2. Menyesuaikan diri dengan Allah dalam bersholawat kepada nabi.
3. Menyesuaikan diri dengan para malaikat dalam bersholawat kepa da nabi SAW.
4. Mendapatkan 10 rahmat dari Allah bagi orang yang bersholawat kepada nabi SAW satu kali saja.
5. Diangkat bagiya 10 derajat.
6. Dicatat untuknya 10 hasanat / kebaikan.
7. Dihapus darinya 10 kesalahan.
8. Diharapkan terkabul do`a-do`anya dengan sebab sholawat.
9. Sholawat menjadi penyebab untuk mendapatkan syafa`at dari nabi SAW di hari kiamat.
10. Sholawat menjadi penyebab untuk mendapatkan ampunan dari berbagai macam dosa dan ditutup aib kesalahannya.
11. Sholawat menjadi penyebab dicukupinya semua keinginan dan hajat seorang hamba.
12. Sholawat menjadi penyebab dekatnya hubungan seorang hamba dengan nabi SAW.
13. Sholawat dapat dijadikan sebagai pengganti sedekah.
14. Sholawat menjadi penyebab terkabul semua kebutuhannya.
15. Sholawat menjadi penyebab Allah dan para malaikat akan bersho lawat kepadanya.
16. Sholawat menjadi penyebab untuk kesucian dan kebersihan bagi pembacanya
17. Sholawat menjadi penyebab bagi seorang hamba untuk mendapat kan kabar gembira tentang sorga sebelum kematiannya. 
18. Sholawat menjadi penyebab keselamatan bagi pembacanya dari huru hara di hari kiamat.
19. Sholawat menjadi penyebab bagi nabi untuk menjawab shola watnya dengan jawaban yang sempurna.
20. Sholawat menjadi penyebab untuk mengingatkan kembali sesuatu yang terlupa.
21. Sholawat menjadi penyebab harum semerbaknya suatu majlis dan tidak menjadi penyesalan bagi ahli majlis pada hari kiamat.
22. Sholawat menjadi penyebab untuk menolak kefakiran dan kemis kinan bagi pembacanya.
23. Sholawat menjadi pembela bagi seseorang dari panggilan bakhil jika ia bersholawat saat nama nabi SAW disebut.
24. Sholawat menjadi penyelamat bagi pembacanya dari kutukan dan celaan Allah jika ia tidak bersholawat saat nama nabi disebut.
25. Sholawat akan membawa pembacanya untuk mendapatkan jalan menuju sorga dan menyimpangkan jalan dari sorga bagi orang yang enggan untuk membacanya.
26. Sholawat menjadi penyelamat bagi seseorang dari bau busuknya suatu majlis yang tidak disebut nama Allah dan rosul-Nya.
27. Sholawat menyempurnakan kalam (pembicaraan) yang sunat di awali dengan hamdalah dan sholawat kepada nabi SAW.
28. Sholawat menjadi penyebab suksesnya seorang hamba saat ia me lintasi shirotol mustaqim.
29. Membaca sholawat dengan sempurna dapat menghilangkan tabiat kasar yang ada pada diri seseorang.
30. Sholawat menjadi penyebab seseorang akan mendapatkan pujian dan sanjungan dari penduduk langit dan bumi pada saat ia berjumpa dengan Allah SWT.
31. Sholawat menjadi penyebab seseorang akan mendapatkan rahmat yang luas dari Allah SWT.
32. Sholawat menjadi penyebab seseorang akan mendapatkan keber kahan dalam hidupnya.
33. Sholawat menjadi penyebab bertambahnya kecintaan seseorang kepada nabi Muhammad SAW, dan kecintaan kepada nabi meru pakan salah satu cabang dari pada cabang-cabang iman, karena tidak sempurna iman seseorang tanpa mencintai nabinya.
34. Sholawat menjadi penyebab seseorang akan dicintai oleh nabi.
35. Sholawat menjadi penyebab seseorang akan mendapatkan hida yah dari Allah dan hidup hatinya dengan keimanan.
36. Sholawat menjadi penyebab mantapnya kaki seseorang saat ia melintasi Shirotol Mustaqim. 
37. Membaca sholawat, sekurang-kurangnya adalah dalam rangka melaksanakan hak nabi dan mensyukuri karunia Allah yang telah Dia limpahkan kepada kita ( dengan sebab ) beliau.
38. Membaca sholawat sudah tercakup di dalamnya zikir kepada Allah, bersyukur atas nikmat-Nya dan mengenal semua karunia-Nya yang sempurna yang terlimpah kepada kita.
39. Bersholawat kepada nabi sama kedudukannya dengan do`a dan permintaan seorang hamba kepada tuhannya, terkadang perminta an itu untuk nabinya dan terkadang untuk dirinya sendiri, karena di dalam membaca sholawat itu terdapat keistimewaan dan fae dah yang sangat banyak.
40. Hasil dan faedah yang paling agung dalam bersholawat kepada na bi adalah menghadirkan wajah nabi yang mulia di dalam jiwa dan hati kita. 
41. Memperbanyak sholawat kepada nabi SAW dapat menempatkan kedudukan seseorang seperti Syekhul Murobbiy ( pembimbing rohani / Mursyid/Muqadam ).
==============================
Referensi :

فَضَآئِلُ الصَّلَوَاتِ عَلَى خَيْرِ اْلبَرِيَّاتِ : اِمْتِثَالُ اَمْرِاللهِ بِالصَّلاَةِ عَلَيْهِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَمُوَافَقَتُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِى الصَّلاَةِ عَلَيْهِ. وَمُوَافَقَتُهُ اْلَمَلاَئِكَةَ فِى الصَّلاَةِ عَلَيْهِ. وَحُصُوْلُ عَشْرِ صَلَـوَاتٍ مِنَ اللهِ تَعَالَى عَلَى الَمُصَلِّى عَلَيْهِ بـِوَاحِدَةٍ. وَاَنَّهُ يَرْفَعُ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ. وَيُكْتَبُ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ. وَتـُُمْحَى عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئآتٍ. وَتُرْجَى لَهُ اِجَابَةُ دَعْوَتِهِ. وَاِنَّهَاسَبَبٌ لِشَفَاعَتِهِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِغُفْرَانِ الذُنوُْبِ وَسَتْرِ اْلعُيُوْبِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِكِفَايَةِ اْلعَبْدِ مَا اَهَمَّهُ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِقُرْبِ اْلعَبْدِ مِنْهُ. وِاِنَّهَا َتقُوْمُ مَقَامَ الصَّدَقَةِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِقَضَاءِ اْلـحَوَاِئجِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِصَلاَةِ اللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ عَلَى اْلـمُصَلِّى. وَاِنَّهَا سَبَبُ زَكَاةِ اْلـمُصَلِّىَ وَالطَّهَارَةِ لَهُ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِتَبْشِيْرِ اْلعَبْدِ بِالـْْجَنَّةِ قَبْلَ مَوْتِهِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِلنَّجَاةِ مِنْ اَهْوَالِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِرَدِّهِ عَلىَ الـْمُصَلِّىْ عَلَيْهِ اْلـمُوْفِيَةُ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِتَذَكُّرِ مَا نَسِيَهُ اْلـمُصَلِّى عَلَيْهِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِطِيْبِ اْلـمَجْلِسِ وَاَنْ لاَ يَعُوْدَ عَلَى اَهْلِهِ حَشْرَةُ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِنَفْيِ اْلفَقْرِ عَنِ اْلـمُصَلِّى عَلَيْهِ. وَاِنَّهَا تَنْفِيْ عَنِ اْلعَبْدِ اِسْمُ اْلبُخْلِ اِذَا صَلَّى عَلَيْهِ عِنْدَ ذِكْرِهِ. وَنـَجَاتُهُ مِنْ دُعَآئِهِ عَلَيْهِ بِرَغْمِ اَنـْفِهِ اِذَا تَرَكَهَا عِنْدَ ذِكْرِهِ. وَإِنَّهاَ تَأْتِيْ بِصَاحِبِهَا عَلَى طَرِيْقِ اْلـجَنَّةِ وَتـُخْطِئُ بِتَارِكِهَا عَنْ طَرِيْقِهَا. وَإِنَّهاَ تُنْجِيْ مِنْ نــَتْنِ اْلـمَجْلِسِ الَّذِيْ لاَ يُذْكَرُ فِيْهِ اِسْمُ اللهِ وَرَسُوْلِهِ. وَإِنَّهاَ سَبَبٌ لِتَمَامِ اْلكَلاَمِ الَّذِيْ ابْتُدِئَ بـِحَمْدِ اللهِ وَالصَّلاَةِ عَلَى رَسُوْلِهِ. وَإِنَّهاَ سَبَبٌ لِفَوْزِ اْلعَبْدِ بِاْلـجَوَازِ عَلَى الصِّرَاطِ. وَإِنَّهَا يـَخْرُجُ اْلعَبْدُ عَنِ اْلـجَفَاءِ بِالصَّلاَةِ عَلَيْهِ. وَإِنَّهاَ سَبَبٌ ِلإِلْقَاءِ اللهِ تَعَالَى الثَّناَءَ اْلـحَسَنَ عَلَى اْلـمُصَلِّى عَلَيْهِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَلأَرْضِ. وَإِنَّهَا سَبَبٌ ِلرَحْمَةِ اللهِ. وَإِنَّهَا سَبَبٌ لِلْبَرَكَةِ. وَإِنَّهَا سَبَبٌ لِدَوَاِم مَحَبَّتِهِ وَزِيَادَتِهَا وَتَضَاعُفِهَا وَذَلِكَ عَقْدٌ مِنْ عُقُوْدِ اْلإِيْمَانِ لاَيَتِمُّ اِلاَّ بِهِ. وَإِنَّهَا سَبَبٌ لِمَحَبَّةِ الرَّسُوْلِ لِلْمُصَلِّى عَلَيْهِ. وَإِنَّهاَ سَبَبٌ لـِهِدَايَةِ اْلعَبْدِ وَحَيَاةِ قَلْبِهِ. وَإِنَّهَا سَبَبٌ لِتَثْبِيْتِ اْلقَدَمِ. تَأْدِيَةُ الصَّلاَةِ عَلَيْهِ ِلأَقَلِّ اْلقَلِيْلِ مِنْ حَقِّهِ وَشُكْرِ نِعْمَةِ اللهِ الـَّّتِـيْ اَنْعَمَ بِهَا عَلَيْنَا. وَإِنَّهاَ مُتَضَمِّنَةٌ لِذِكْرِ اللهِ وَشُكْرِهِ وَمَعْرِفَةِ اِنْعَامِهِ. اِنَّ الصَّلاَةَ عَلَيْهِ مِنَ اْلعَبْدِ دُعَآءٌ وَسُؤَالٌ إِلَى رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَتَارَةً يَدْعُوْ لِنَبـِيِّهِ وَتاَرَةً لِنـَفْسِهِ وَلاَ يـَخْفَى مَافِي هَذَا مِنَ اْلـمَزِيةَِّ لِلْعَبْدِ. وَمِنْ أَعْظَمِ الثَّمَرَاتِ وَاَجَلِّ اْلفَوَائِدِ اْلـمُكْتَسَبَةِ بِالصَّلاَةِ عَلَيْهِ اِنْطِبَاعُ صُوْرَتِهِ اْلكَرِيـْمَةِ فِي النَّفْسِ. وَإِنَّ اْلإِكْثاَرَ مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبـِـيِّ 
يَقُوْمُ مَقَامَ الشَّيْخِ اْلـمُرَبِّيْ.


Selasa, 26 November 2019


PITUTUR LUHUR JARE SIMBAH BIYEN

Wong yen Nrimo, uripe Dowo
Wong yen Sabar, rejekine Jembar
Wong yen Ngalah, uripe bakal Berkah

Sopo sing Jujur, uripe yo Makmur
Sopo sing Suloyo, uripe yo Sangsoro
Sopo sing Sombong. amale bakal Kobong
Sopo sing Telaten, bakal Panen..

Ojo podo Nggresulo, mundak gelis Tuwo
Sing wis Lungo, Lalekno
Sing durung Teko, Entenono
Sing wis Ono, Syukurono..
Iki pepiling wong jowo, eling-elingono lan
lakonono..

Sehat kuwi yen :
Awake waras,
Nduwe beras,
Utange lunas ,
Mangan enak..
Turu kepenak..
Ngibadah jenak..
Tonggo semanak..
Keluarga cedhak..
Bondo cemepak..
Kubur ra sesak..
Suwargo mbukak..
Sedulur grapyak..
Ono panganan ora Cluthak..
Ketemu konco ngguyu NGAKAK...PITUTUR LUHUR JARE SIMBAH BIYEN
Wong yen Nrimo, uripe Dowo
Wong yen Sabar, rejekine Jembar
Wong yen Ngalah, uripe bakal Berkah

Sopo sing Jujur, uripe yo Makmur
Sopo sing Suloyo, uripe yo Sangsoro
Sopo sing Sombong. amale bakal Kobong
Sopo sing Telaten, bakal Panen..

Ojo podo Nggresulo, mundak gelis Tuwo
Sing wis Lungo, Lalekno
Sing durung Teko, Entenono
Sing wis Ono, Syukurono..
Iki pepiling wong jowo, eling-elingono lan
lakonono..

Sehat kuwi yen :
Awake waras,
Nduwe beras,
Utange lunas ,
Mangan enak..
Turu kepenak..
Ngibadah jenak..
Tonggo semanak..
Keluarga cedhak..
Bondo cemepak..
Kubur ra sesak..
Suwargo mbukak..
Sedulur grapyak..
Ono panganan ora Cluthak..
Ketemu konco ngguyu NGAKAK...
((Podo eling waspodo-kito jogo kerahayuan.))


Selasa, 19 November 2019


KISAH NABI AYUB AS

Nabi Ayyub adalah seorang nabi yang sangat sabar. Di samping itu, beliau juga termasuk seorang nabi yang sangat kaya, binatang ternaknya berlimpah dan anak-anaknya banyak. Meski begitu, Nabi Ayyub tetap rendah hati. Harta kekayaannya tidak menjadikan Nabi Ayyub sombong dan lupa diri untuk taat beribadah kepada Allah Swt.
“Ayyub itu benar-benar manusia yang hebat,” kata orang-orang yang mengetahui Nabi Ayyub.
“Kamu benar. Dia sangat kaya. Tapi tidak sombong. Ibadahnya juga rajin dan suka membantu orang lain yang kesulitan,” kata yang lain.
“Dia juga sangat sabar dan pandai bersyukur.”
Kebaikan dan kesalehan Nabi Ayyub menjadi buah bibir orang-orang di sekitar beliau. Mereka memuji Nabi Ayyub sebagai orang yang saleh. Mendengar itu, iblis merasa terganggu dan berniat menggoda Nabi Ayyub.
“Ini tidak bisa dibiarkan. Orang-orang banyak yang memuji Ayyub. Kita sebaiknya goda Ayyub agar dia menjauh dari Allah,” kata para iblis. Kemudian iblis mulai melancarkan rencananya. Pertama-tama, iblis menghancurkan harta kekayaan Nabi Ayyub. Nabi Ayyub yang awalnya kaya, tiba-tiba menjadi miskin.
“Kita lihat sekarang. Apakah Ayyub masih mau menyembah Allah setelah semua hartanya kita hancurkan…hahaaa.”
Para iblis merasa senang. Tapi apa yang terjadi kemudian? Nabi Ayyub sama sekali tidak terpengaruh dengan bencana itu. Dia tetap rajin beribadah, bersyukur dan bersabar kepada Allah.

“Ya, Allah! Semua harta bendaku hanyalah titipan-Mu semata,” begitulah Nabi Ayyub menyerahkan semua masalahnya kepada Allah.

Mengetahui bahwa Nabi Ayyub tetap rajin beribadah kepada Allah, iblis kecewa. Mereka kemudian menyebarkan racun pada makanan anak-anak Nabi Ayyub, sehingga dalam waktu yang bersamaan, semua anak-anak Nabi Ayyub meninggal dunia. 

“Kalau sekarang Ayyub pasti akan berhenti beribadah kepada Allah. Hatinya pasti hancur dan tidak mau lagi dekat kepada Allah,” kata para iblis.

Namun sayang, iblis lagi-lagi kecewa. Sebab Nabi Ayyub ternyata malah semakin dekat dengan Allah. Ibadahnya tetap rajin sebagaimana sebelumnya. “Ya Allah! Hidup dan mati adalah kepunyaan-Mu. Kau yang memberi anak-anakku kehidupan dan Engkau pula yang mengambilnya. Aku berserah diri kepada-Mu ya Allah.”
Mengetahui hal itu, iblis makin kecewa.
“Bagaimana mungkin Ayyub masih taat kepada Allah.”
“Ya, sepertinya rencana kita gagal.”
“Tidak. Kita harus cari cara lain,” kata para iblis. 
Para iblis tidak henti-hentinya mencari cara agar bisa mengalahkan Nabi Ayyub.
“Aku punya cara biar Ayyub lalai dari Allah,” kata salah satu dari para iblis itu.
“Bagaimana?”
Kita sebarkan racun penyakit ke dalam tubuh Ayyub sehingga dia tidak kuat lagi beribadah.”
Kali ini mereka berpikir usahanya akan 
berhasil. Maka racun penyakit pun dimasukkan ke dalam tubuh Nabi Ayyub. Tidak berapa lama kemudian Nabi Ayyub pun jatuh sakit. Makin hari tubuhnya makin kurus. Namun sedikit pun Nabi Ayyub tidak lupa untuk terus berdzikir menyebut Allah. Berbagai macam obat diberikan kepada Nabi Ayyub tapi penyakitnya malah semakin parah.

Konon, Nabi Ayyub ditimpa penyakit kulit yang sangat menjijikkan. Dari penyakitnya itu keluar aroma busuk yang menyengat. Karena itu, tidak ada tetangga-tetangganya yang mau mendekat. Hanya istrinya yang masih setia mendampingi Nabi Ayyub. Bahkan karena penyakitnya yang menjijikkan itu, Nabi Ayyub pergi dari kampung halamannya karena tidak ada orang yang mau mendekatinya. 

Bertahun-tahun Nabi Ayyub hidup menderita dengan penyakit yang dideritanya. Tetapi Nabi Ayyub tak pernah lalai dari Allah. Bahkan hatinya semakin dekat dengan Allah Swt. Lagi-lagi iblis merasa sangat kecewa. Kemudian iblis menggoda istri Nabi Ayyub.

“Wahai, suamiku! Kenapa engkau tidak memohon saja kepada Allah, agar penyakitmu disembuhkan.”

Mendengar perkataan istrinya yang seperti putus asa, Nabi Ayyub sedih karena dia tahu bahwa istrinya sudah terpengaruh oleh iblis. Nabi Ayyub kemudian memerintahkan agar istrinya pergi. Sejak itulah Nabi Ayyub hidup sendirian menanggung penyakitnya. Tetapi Nabi Ayyub tetap tidak melupakan Allah. Hatinya sibuk berdzikir agar tidak lalai dari Allah. Lagi-lagi iblis kalah dan kecewa menghadapi Nabi Ayyub.

Setelah bertahun-tahun menderita, Nabi Ayyub akhirnya berdoa kepada Allah agar dilindungi dari iblis yang telah menyiksa dirinya dengan berbagai cara. Allah Swt. mengabulkan doa Nabi Ayyub dan memerintahkan agar beliau menghantamkan kakinya ke tanah. Dari tanah itulah kemudian memancar air yang digunakan untuk mandi dan minum. Sejak minum dan mandi air itu, dengan izin Allah, Nabi Ayyub akhirnya sembuh.

Hikmah kisah ini : 
Dari kisah ini, kalian bisa belajar tentang satu hal, yaitu sabar. Orang yang sabar menghadapi cobaan dengan berserah diri kepada Allah SWT, maka ia akan mendapatkan balasan kemuliaan, baik di dunia maupun di akhirat..


Selasa, 05 November 2019



Sayyid Ja‘far bin Hasan bin ‘Abdul Karim
 bin Muhammad bin Rasul Al-Barzanji

Mengenal Pengarang Maulid Al-Barzanji Sayyid Ja‘far bin Hasan bin ‘Abdul Karim bin Muhammad bin Rasul Al-Barzanji, pengarang Maulid Barzanji, adalah seorang ulama besar keturunan Nabi SAW dari keluarga Sadah Al-Barzanji yang termasyhur, berasal dari Barzanj di Irak. Beliau lahir di Madinah Al-Munawwarah pada tahun 1126 H (1714 M).

Datuk-datuk Sayyid Ja‘far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Sayyid Muhammad bin ‘Alwi bin ‘Abbas Al-Maliki dalam Hawl al-Ihtifal bi Dzikra al-Mawlid an-Nabawi asy-Syarif pada halaman 99 menulis sebagai berikut: “Al-Allamah Al-Muhaddits Al-Musnid As- Sayyid Ja`far bin Hasan bin `Abdul Karim Al-Barzanji adalah mufti Syafi`iyyah di Madinah Al-Munawwarah. Terdapat perselisihan tentang tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan, beliau meninggal pada tahun 1177 H (1763 M). Imam Az-Zubaid dalam al-Mu`jam al-Mukhtash menulis, beliau wafat tahun 1184 H (1770 M). Imam Az-Zubaid pernah berjumpa beliau dan menghadiri majelis pengajiannya di Masjid Nabawi yang mulia. Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang termasyhur dan terkenal dengan nama Mawlid al-Barzanji.

Sebagian ulama menyatakan nama karangannya tersebut sebagai ‘Iqd al-Jawhar fi Mawlid an-Nabiyyil Azhar. Kitab Maulid karangan beliau ini termasuk salah satu kitab Maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik di Timur maupun Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan non-Arab yang menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara (pertemuan-pertemuan) keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan khulashah (ringkasan) sirah nabawiyyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan, hingga wafatnya.” Kitab Mawlid al-Barzanji ini telah disyarahkan oleh Al-Allamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Maliki Al-Asy‘ari Asy-Syadzili Al-Azhari yang terkenal dengan panggilan Ba‘ilisy dengan pensyarahan yang memadai, bagus, dan bermanfaat, yang dinamakan al-Qawl al-Munji ‘ala Mawlid al-Barzanji dan telah berulang kali dicetak di Mesir. Beliau seorang ulama besar keluaran Al-Azhar Asy-Syarif, bermadzhab Maliki, mengikuti paham Asy‘ari, dan menganut Thariqah Syadziliyyah. Beliau lahir pada tahun 1217 H (1802 M) dan wafat tahun 1299 H (1882 M). Selain itu, ulama terkemuka kita yang juga terkenal sebagai penulis yang produktif, Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, pun menulis syarahnya yang dinamakannya Madarijush Shu‘ud ila Iktisa-il Burud. Kemudian, Sayyid Ja‘far bin Isma‘il bin Zainal ‘Abidin bin Muhammad Al- Hadi bin Zain, suami anak satu-satunya Sayyid Ja‘far Al-Barzanji, juga menulis syarah kitab Mawlid al-Barzanji tersebut yang dinamakannya al-Kawkabul-Anwar ‘ala ‘Iqd al-Jawhar fi Mawlidin-Nabiyyil-Azhar.
  
 Sebagaimana mertuanya, Sayyid Ja‘far ini juga seorang ulama besar lulusan Al-Azhar Asy-Syarif dan juga seorang mufti Syafi‘iyyah. Karangankarangan beliau banyak, di antaranya Syawahid al-Ghufran ‘ala Jaliy al-Ahzan fi Fadha-il Ramadhan, Mashabihul Ghurar ‘ala Jaliyyil Qadr, dan Taj al-Ibtihaj ‘ala Dhau’ al-Wahhaj fi al-Isra’ wa al-Mi‘raj. Beliau pun menulis manaqib yang menceritakan perjalanan hidup Sayyid Ja‘far Al-Barzanji dalam kitabnya ar-Raudh al-‘Athar fi Manaqib as-Sayyid Ja‘far. Kembali kepada Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji. Selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan saja karena ilmu, akhlaq, dan taqwanya, tetapi juga karena karamah dan kemakbulan doanya. Penduduk Madinah sering meminta beliau berdoa untuk mendatangkan hujan pada musim-musim kemarau. Diceritakan, suatu ketika di musim kemarau, saat beliau sedang menyampaikan khutbah Juma’tnya, seseorang meminta beliau beristisqa’ memohon hujan. Maka dalam khutbahnya itu beliau pun berdoa memohon hujan. Doanya terkabul dan hujan terus turun dengan lebatnya hingga seminggu, persis sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman Rasulullah SAW dahulu. Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji wafat di Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi‘. Sungguh besar jasa beliau. Karangannya membawa umat ingat kepada Nabi SAW, membawa umat mengasihi beliau, membawa umat merindukannya. Sayyid Ja’far Al-Barzanji adalah seorang ulama’ besar keturunan Nabi Muhammad saw dari keluarga Sa’adah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Ja’far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah,dan pemurah. Nama nasabnya adalah Sayid Ja’far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid Rasul ibn Abdul Sayid ibn Abdul Rasul ibn Qalandar ibn Abdul Sayid ibn Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn Abdul Karim ibn Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn Mansur ibn Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Ismail ibn Al-Imam Musa Al-Kazim ibn Al-Imam Ja’far As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a. Semasa kecilnya beliau telah belajar Al-Quran dari Syaikh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta membaiki bacaan dengan Syaikh Yusuf As-So’idi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri.Antara guru-guru beliau dalam ilmu agama dan syariat adalah : Sayid Abdul Karim Haidar Al-Barzanji, Syeikh Yusuf Al-Kurdi, Sayid Athiyatullah Al-Hindi. Sayid Ja’far Al-Barzanji telah menguasai banyak cabang ilmu, antaranya: Shoraf, Nahwu, Manthiq, Ma’ani, Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, Usuluddin, Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Hikmah, Handasah, A’rudh, Kalam, Lughah, Sirah, Qiraat, Suluk, Tasawuf, Kutub Ahkam, Rijal, Mustholah. Syaikh Ja’far Al-Barzanji juga seorang Qodhi (hakim) dari madzhab Maliki yang bermukim di Madinah, merupakan salah seorang keturunan (buyut) dari cendekiawan besar Muhammad bin Abdul Rasul bin Abdul Sayyid Al-Alwi Al-Husain Al-Musawi Al-Saharzuri Al-Barzanji (1040-1103 H / 1630-1691 M), Mufti Agung dari madzhab Syafi’i di Madinah. Sang mufti (pemberi fatwa) berasal dari Shaharzur, kota kaum Kurdi di Irak, lalu mengembara ke berbagai negeri sebelum bermukim di Kota Sang Nabi. Di sana beliau telah belajar dari ulama’-ulama’ terkenal, diantaranya Syaikh Athaallah ibn Ahmad Al-Azhari, Syaikh Abdul Wahab At-Thanthowi Al-Ahmadi, Syaikh Ahmad Al-Asybuli. Beliau juga telah diijazahkan oleh sebahagian ulama’, antaranya : Syaikh Muhammad At-Thoyib Al-Fasi, Sayid Muhammad At-Thobari, Syaikh Muhammad ibn Hasan Al A’jimi, Sayid Musthofa Al-Bakri, Syaikh Abdullah As-Syubrawi Al-Misri. Syaikh Ja’far Al-Barzanji, selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut.

Beliau terkenal bukan saja karena ilmu, akhlak dan taqwanya, tapi juga dengan kekeramatan dan kemakbulan doanya. Penduduk Madinah sering meminta beliau berdo’a untuk hujan pada musim-musim kemarau. Setiap kali karangannya dibaca, shalawat dan salam dilatunkan buat junjungan kita Nabi Muhammad SAW, selain itu juga tidak lupa mendoakan Sayyid Ja‘far, yang telah berjasa menyebarkan keharuman pribadi dan sirah kehidupan makhluk termulia di alam raya. Semoga Allah meridhainya dan membuatnya ridha.



KEADILAN  ALLOH  SWT

Suatu hari nabi Musa alaihissalam berpesan pada Jibril.
Wahai Jibril,  tolong sampaikan pada Allah,  saya ingin melihat keadilan Allah.
Jibril menyampaikan dan kemudian berkata pada Musa "engkau tak akan sabar melihat keadilan Allah ya Musa"
Musa berkata " saya akan bersabar.  Saya ingin sekali melihatnya"
Kemudian Jibril membawa Musa ke sebuah mata air yang deras .  Musa diminta untuk diam dan menunggu disitu. Hanya melihat apa yang terjadi,  tak boleh berbuat apa-apa.
Tak berapa lama datang penunggang kuda yang membawa sekantong uang dinar di pinggangnya.  Ia berhenti dan minum dari mata air.  Tanpa sengaja, kantong dinarnya terjatuh.  Tanpa menyadari itu, si penunggang pergi meninggalkan mata air.
Beberapa waktu kemudian, datang seorang anak yang juga minum dari mata air tersebut. Tanpa sengaja,  ia menemukan kantong dinar yang jatuh tadi.  Ia pun mengambilnya dan pergi.
Selang kemudian,  datang seorang kakek tua yang lemah dan buta.  Dengan tertatih ia juga meminum air di tempat itu.  Tiba-tiba si penunggang kuda datang dan bertanya pada sang kakek,  apakah dia menemukan kantong dinarnya.  Sang kakek tentu saja tidak tau apa-apa. Si penunggang kuda tak percaya,  karena belum lama ia meninggalkan tempat itu. Ia yakin si kakek yang mengambilnya.  Karena si kakek tetap ngotot tak mengambilnya,  kakek itu pun dibunuh oleh penunggang kuda.
Di mata Musa,  rangkaian kisah itu tentu saja tidak adil. Yang mengambil uang  si penunggang adalah si anak ,  tapi kakek tua yang akhirnya mati menjadi korbannya.   Ia kemudian bertanya, seperti apa keadilan Allah.
Jibril pun menjawab. Bahwa anak yang dianggap paling bersalah oleh Musa,  justru adalah yang paling benar.   Beginilah  kisah sesungguhnya  tiga orang ini...
Ayah dari anak itu dulunya adalah pegawai dari si penunggang kuda. Si ayah mati dibunuh oleh seorang yang zalim.
Penunggang kuda ini dulunya lalai dalam membayar hak gaji si ayah, dan tak kunjung membayar hingga kematian si ayah. Qadarullah jumlah uang yang tak dibayarkan sama persis dengan jumlah dinar yang ada di kantongnya. Allah membuat sang ayah akhirnya menerima haknya,  melalui ahli warisnya,  yaitu si anak itu. Jadi apesnya si penunggang kuda itu,   sebenarnya adalah "bayaran" dari apa yang dilakukannya dulu.
Lalu,  bagaimana dengan kakek itu?
Kakek ini adalah orang yang sudah membunuh ayah si anak.... Allah membalaskannya dengan membuat ia terbunuh juga.
See..?  Keadilan Allah tak akan terlihat di mata manusia dengan cepat. Untuk melihatnya,  kita hanya butuh kesabaran yang luar biasa, karena adilnya Allah mungkin tak terlihat adil di mata manusia.
Tetaplah menjaga sabar sebagai penolong. Kekuasaan tidak selamanya jadi anugrah.  Mungkin itu justru ujian terberat yang diberikan oleh Allah.  Saat penguasa bisa mengembannya dengan amanah,  ia ditinggikan.  Sebaliknya saat lalai,  ia dihinakan serendah-rendahnya.  Dibiarkan terlena dalam kekuasaan yang khianat hingga semakin berat pertanggungjawabannya, adalah sehancur-hancurnya keadaan.
Sebaliknya mereka yang tak diamanahi kekuasaan, bisa jadi karena belum dianggap mampu,  tapi bisa jadi juga karena sedang diselamatkan dari kehancuran dan keterpurukan.
Percayakan saja pada Yang Maha Adil.  Bahkan daun jatuh pun atas campur tangan-Nya.  Kita fokus aja memperbaiki diri.  Dan tetap sabar menanti keadilan yang hakiki dari-Nya.
... Aamin


Jumat, 01 November 2019


ANDA ANGGAP RASULULLOH
ITU MANUSIA BIASA ???


Sayidah Aminah berkata, “Ketika aku mengandung “Kekasihku” Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, di awal masa kehamilanku, yaitu bulan Rajab.

Suatu malam, ketika aku dalam kenikmatan tidur, tiba tiba masuk seorang laki-laki yang sangat elok parasnya, wangi aromanya, dan tampak sekali pancaran cahayanya.

Dia berkata, “Marhaban bika Ya Muhammad (Selamat datang untukmu Wahai Muhammad)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab “Aku Adam, ayah sekalian manusia”
“Apa yang engkau inginkan?”
“Aku ingin membawa kabar gembira. Bahagialah engkau wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Sayyidil Basyar” (Pemimpin Manusia)”

Pada bulan kedua datang seorang laki-laki, seraya berkata, “Assalamu’alaika Ya Rasulallah (Salam untukmu wahai utusan Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Tsits”
“Apa yang engkau inginkan”
“Aku ingin menggembirakanmu, bergembiralah wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibut Ta’wil wal Hadits” (Pemilik Ta’wil dan Hadits)”

Pada bulan ketiga datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Nabiyallah (Salam untukmu wahai Nabi Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Idris”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyir Ro-iis” (Nabi Pemimpin)”.
Pada bulan keempat datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Habiballah (Salam untukmu wahai Kekasih Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Nuh”
“Apa yang engkau inginkan”
“Bahagialah wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibun Nashri wal Futuh” (Pemilik Pertolongan dan Kemenangan)”.

Pada bulan kelima datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya shafwatallah (Salam untukmu wahai Sahabat Karib Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Hud”
“Apa yang engkau inginkan”
“Bergembiralah wahai ibu Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibusy Syafa’ah fil yawmil Masyhud” (Pemilik Syafaat di Hari persaksian/ Hari kiamat)”.

Pada bulan keenam datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Rohmatallah (Salam untukmu wahai kasih sayang Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Ibrohim AlKholil”
“Apa yang engkau inginkan”
“Bahagialah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Jalil” (Nabi yang Agung)”.
Pada bulan ketujuh datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya manikhtaarohullah” (Salam untukmu wahai orang yang telah dipilih Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Isma’il Adz-Dzabih (Yang disembelih)”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Malih” (Nabi yang Elok)”.

Pada bulan kedelapan datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Khirotallah” (Salam untukmu wahai pilihan Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Musa putra Imran”
“Apa yang engkau inginkan”
“Kabar gembira Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Man Yunzalu ‘alaihil Qur’an” (Orang yang akan diuturunkan padanya Al-Qur’an)”.

Pada bulan kesembilan, yakni bulan Robi’ul Awwal, datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Rosulallah” (Salam untukmu wahai utusan Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Isa putra Maryam”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Mukarrom wa rosulil mu’adhom” (Nabi yang dimuliakan dan Rasul yang diagungkan)”.

Syaikh Nawawi Banten, Maulid Ibriz, hlm 17-19.

Detik-detik Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Telah disebutkan bahwa sesungguhnya pada bulan ke sembilan kehamilan Sayyidah Aminah (Robi'ul-Awwal) saat hari-hari kelahiran Nabi Muhammad saw sudah semakin dekat, Alloh swt semakin melimpahkan bermacam anugerah-Nya kepada Sayyidah Aminah mulai tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Robiul-Awwal malam kelahiran Al-Musthofa Muhammad saw.

Pada Malam Pertama (ke 1) :

Alloh swt melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa sehingga Sayyidah Aminah merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Pada malam ke 2 :

Datang seruan berita gembira kepada ibunda Nabi Muhammad saw yang menyatakan dirinya akan mendapati anugerah yang luar biasa dari Alloh swt.

Pada malam ke 3 :

Datang seruan memanggil :
“Wahai Aminah … sudah dekat saat engkau melahirkan Nabi yang agung dan mulia, Muhammad Rosululloh saw yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Alloh swt.”

Pada malam ke 4 :

Sayyidah Aminah mendengar seruan beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan jelas.

Pada malam ke 5 :

Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabi Alloh Ibrohim as.

Pada malam ke 6 :

Sayyidah Aminah melihat cahaya Nabi Muhammad saw memenuhi alam semesta.

Pada malam ke 7 :

Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira sehingga kebahagiaan dan kedamaian semakin memuncak.

Pada malam ke 8 :

Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut terdengar dengan jelas mengumandangkan :
“Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat kelahiran Nabi agung, Kekasih Alloh swt Pencipta Alam Semesta.”

Pada malam ke 9 :

Alloh swt semakin mencurahkan rohmat kasih sayang kepada Sayyidah Aminah sehingga tidak ada sedikitpun rasa sakit, sedih, susah, dalam jiwa Sayyidah Aminah.

Pada malam ke 10 :

Sayyidah Aminah melihat tanah Tho’if dan Mina ikut bergembira menyambut akan kelahiran Nabi Muhammad saw.

Pada malam ke 11 :

Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Sayyidina Muhammad saw.

Malam detik-detik kelahiran Nabi Muhammad saw, tepat tanggal 12 Robi’ul-Awwal di sepertiga malam. Di malam ke 12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun. Saat itu Sayyid Abdul Mutholib (kakek Nabi Muhammad saw) sedang bermunajat kepada Alloh swt di sekitar Ka’bah. Sedangkan Sayyidah Aminah sendiri di rumah tanpa ada seorang pun yang menemaninya.

Tiba-tiba Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang sangat masing² sangat jelita, anggun dan cantik, diliputi dengan cahaya kemilau yang memancar serta semerbak harum memenuhi seluruh ruangan.

Wanita pertama datang berkata :
”Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang agung, junjungan semesta alam. Beliaulah Nabi Muhammad saw. Kenalilah aku, bahwa aku adalah istri Nabi Alloh Adam as, ibunda seluruh ummat manusia, aku diperintahakan Alloh untuk menemanimu.”

Kemudian datanglah wanita kedua yang menyampaiakan kabar gembira :
“Aku adalah istri Nabi Alloh Ibrohim as yang diperintahkan Alloh swt untuk menemanimu.”

Begitu pula menghampiri wanita yang ketiga :
”Aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Alloh untuk menemanimu.”

Datanglah wanita ke empat :
”Aku adalah Maryam, ibunda Isa as datang untuk menyambut kehadiran putramu Muhammad Rosululloh.”

Sehingga semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan ibunda Nabi Muhammad saw yang tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata.

Keajaiban berikutnya Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya berdatangan silih berganti memasuki ruangannya dan mereka memanjatkan puji-pujian kepada Alloh swt dengan berbagai macam bahasa yang berbeda.

Detik berikutnya Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh beliau bermacam-macam bintang di angkasa beterbangan yang sangat indah berkilau cahayanya.

Detik berikutnya Alloh swt memerintahkan kepada Malaikat Ridhwan agar mengomandokan seluruh bidadari sorga agar berdandan cantik dan rapi, memakai kain sutra dan segala macam bentuk perhiasan dengan bermahkotan emas, intan permata yang bergemerlapan, dan menebarkan wangi-wangian sorga yang harum semerbak ke segala penjuru, lalu beribu ribu bidadari² itu dibawa ke alam dunia oleh Malaikat Ridhwan, terlihat wajah bidadari² itu gembira.

Lalu Alloh swt memanggil :
“Yaa Jibril … serukanlah kepada seluruh arwah para Nabi, para Rosul, para wali agar berkumpul, berbaris rapi, bahwa sesungguhnya Kekasih-Ku cahaya di atas cahaya, agar disambut dengan baik dan suruhlah mereka mnyambut kedatangan Nabi Muhammad saw.

Yaa Jibril … perintahkanlah kepada Malaikat Malik agar menutup pintu-pintu neraka dan perintahakan kepada Malaikat Ridhwan untuk membuka pintu-pintu sorga dan bersoleklah engkau dengan sebaik-baiknya keindahan demi menyambut kekasih-Ku Nabi Muhammad saw.

Yaa Jibril… bawalah beribu ribu malaikat yang ada di langit, turunlah ke bumi, ketahuilah Kekasih-Ku Muhammad saw telah siap untuk dilahirkan dan sekarang tiba saatnya Nabi Akhiruzzaman.”

Dan turunlah semua malaikat, maka penuhlah isi bumi ini dengan beribu ribu malaikat. Sayyidah Aminah melihat malaikat itupun berdatangan membawa kayu-kayu gahru yang wangi dan memenuhi seluruh jagat raya. Pada saat itu pula mereka semua berdzikir, bertasbih, bertahmid, dan pada saat itu pula datanglah burung putih yang berkilau cahayanya mendekati Sayyidah Aminah dan mengusapkan sayapnya pada Sayyidah Aminah, maka pada saat itu pula lahirlah Nabi Muhammad Rosululloh saw dan tidaklah Sayyidah Aminah melihat kecuali cahaya, tak lama kemudian terlihatlah jari-jari Nabi Muhammad saw bersujud kepada Alloh seraya mengucapkan :
“Allohu Akbar ... Allkhu Akbar ... Wal-Hamdulillahi katsiro, wasubhanallohi bukrotan wa ashila...”

Kegembiraan memancar dari setiap sudut alam raya, gemuruh sholawat memenuhi semesta dengan bahasa yang berbeda beda dan dengan cara yang bermacam macam pula

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Tidaklah Kami MENGUTUS Engkau (Muhammad) Melainkan Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam (Al-Anbiya)

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa alaa sayyidina Muhammad

“Yaa Nabi Salam Alaika … Yaa Rosul Salam Alaika … Yaa Habib Salam Alaika … Sholawatulloh Alaika ... ”

Semoga Selawat dan salam senantiasa tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW berserta kluarga & para shabat yang menngikutinya dan kita umatnya hinga Akhir zaman semoga kita memperoleh syafaatnya kelak.

Ya Allah ya rabb..
Semoga Engkau bangkitkan kami dalam barisan yang sama bersama Rasul kami Ya Habibi Yaa Rasulullah

Aamin Ya Robbal Alamiin

(Diriwayatkan dari Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-syafi’i. Dalam kitabnya “Anni’matul-Kubro ’alal-alam).

Maqom Saiyyida Aminah ibunya Baginda saw.