Rasulullah dan Bunyi-Bunyi Misterius
Fenomena dentuman pada dini hari yang
terdengar di sekitar Depok dan Jakarta Selatan pada Sabtu, 11 April 2020
kemarin mungkin akan menambah daftar suara misterius di alam yang belum
terungkap sumbernya. Acara televisi On The Spot perlu memperbaharui episode
yang pernah membahas tentang hal ini.
Kemungkinannya bermacam-macam. Dari
suara erupsi anak Krakatau hingga petir di atmosfer. Sebagian orang menganggap
hanya fenomena alam biasa sehingga tak perlu takut. Sebagian yang lain khawatir
hingga menghubungkannya dengan tanda kiamat.
Namun sesungguhnya bumi memang
terbiasa dengan suara misterius. Di masa Rasulullah dan para sahabat, beberapa
kali mereka mendengar bunyi yang aneh.
Pertama, dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a.. "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
adalah sosok yang paling baik (perawakannya), orang yang paling dermawan dan
pemberani. Pada suatu malam penduduk Madinah dikejutkan oleh suatu suara, lalu
orang-orang keluar ke arah datangnya suara itu. Di tengah jalan mereka bertemu
dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang hendak pulang. Rupanya
beliau telah mendahului mereka ke tempat datangnya suara itu. Beliau
mengendarai kuda yang dipinjamnya dari Abu Thalhah, beliau tidak membawa lampu
sambil menyandang pedang beliau bersabda: "Jangan takut! Jangan takut!"
kata Anas; "Kami dapati beliau tengah menunggang kuda yang berjalan cepat
atau sesungguhnya kudanya berlari kencang." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
An Nasa'i)
Dari kisah di atas, tidak dijelaskan
apa penyebab suara tersebut. Hanya keteladanan yang diperlihatkan oleh
Rasulullah saw selaku pemimpin yang menenangkan rakyatnya. Artinya memang benar
bukan suatu yang membahayakan, hanyalah fenomena alam biasa.
Rasulullah bukan meremehkan. Beliau
bukan tipe pemimpin yang andai ada wabah di Madinah, ia malah mempromosikan
wisata di kota yang dipimpinnya itu. Tanggungjawab sebagai orang pertama yang
menginvestigasi hal yang dikhawatirkan orang banyak, lalu memberi arahan kepada
rakyat, telah ia tunaikan. Ia sigap, bukan becanda-canda dahulu lalu panik
kemudian.
Kisah kedua sebagai berikut. Abu
Hurairah berkata, "Kami dulu pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang jatuh. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam lantas bertanya, “Tahukah kalian, apakah itu?” Para sahabat
pun menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam kemudian menjelaskan, “Ini adalah batu yang dilemparkan ke
dalam neraka sejak 70 tahun yang lalu dan batu tersebut baru sampai di dasar
neraka saat ini.” (HR. Muslim)
Kalau ini, memang bukan fenomena alam
biasa. Tapi fenomena lintas alam. Kejadiannya di neraka, terdengarnya sampai di
bumi. Sengaja Allah kehendaki begitu, bukannya salah server, tetapi sebagai
sarana tarbiyah para sahabat serta umat muslim yang hanya mengetahui peristiwa
ini dari hadits nabi.
Tidak dijelaskan, apakah selain para
sahabat yang bersama Rasulullah, ada lagi yang mendengar bunyi tersebut.
Para sahabat memang memiliki
pendengaran yang lebih peka dibanding orang biasa. Abdullah bin Mas'ud r.a.
memberi kesaksian bahwa pernah ketika Rasulullah saw dan para sahabat disajikan
hidangan, mereka mendengar bagaimana makanan itu bertasbih.
Adakah di antara kita yang pernah
mendengar kopi dalgona memuji Allah swt? Bisa autoindigo. Atau mendengar
makanan menjawab ketika Chef Juna bilang, "rasanya kayak sampah"?
Mereka juga pernah mendengar batang
kurma menangis karena fungsinya sebagai mimbar Rasulullah berkhutbah akan
diganti dengan yang baru.
Untunglah Rasulullah peluk pohon itu
hingga ia berhenti menangis. Kalau tidak, kata Rasulullah, pohon ini akan terus
menangis sampai kiamat. Drama Korea bakal kalah sedih dibanding tangisannya.
Kembali ke fenomena menghebohkan di
sekitaran Depok dan Jaksel. (Orang Depok menyebutnya dentuman, anak Jaksel
menyebutnya "suara keras which is kejadiannya pas in the middle of the
night.") Sikap kita sebagai muslim akan tetap dalam perasaan tak aman atas
bencana yang suatu waktu bisa Allah turunkan pada kita.
"Sudah merasa amankah kamu, bahwa
Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia
terguncang? Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan
mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengetahui
bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku." (QS Al Mulk: 16-17)
Andai fenomena alam biasa, tetap saja
hal itu adalah tanda besarnya kekuasaan Allah swt yang membuat kita kagum
sembari merendahkan diri.
Ada atau tidak ada suara yang aneh
tadi, tetap selalu waspada dengan rajin memperbaharui taubat. Kalau masalah
kiamat yang sudah dekat, lebih dekat lagi kematian (kiamat kecil). Tanpa
membahas tanda-tanda akhir jaman pun yang namanya memperbaiki diri itu sudah
keharusan.
Namun tak perlu paranoid, ketakutan,
lalu kehilangan akal sehat. Sampai-sampai membuat, atau percaya, atau
menyebarkan teori konspirasi yang sarat cocoklogi. Atau teori konstipasi yang
sarat cucokrowo.
Kita kembalikan kepada para ahli tentang
asal usul bunyi tersebut. Kalau pun tak terkuak, ya biasa lah... ilmu manusia
itu terbatas.
Ingat, alam ini terbiasa dengan suara
yang belum teridentifikasi. Bahkan ketika pada malam hari di Madinah ada suara
menggelegar menakutkan, Rasulullah hanya bersabda, "jangan takut."
Yuk, tidak berspekulasi, serahkan pada
ahli.
Zico Alviandri