MEMBUKA HATI MELALUI DZIKIR
Salah satu
cara membuka hati kita adalah melalui zikir. Kalau dari segi bahasa, zikir
berasal dari bahasa Arab, yang arti bahasa Indonesianya adalah “ingat.” Mungkin
zikir itu seperti anda yang selalu ingat dengan si doi, tidak pernah lepas satu
detik pun. Nah, mestinya sih yang seperti itu anda berikan kepada Allah.
Sebenarnya,
saya juga tidak sangat tahu soal ini, tapi begini saja. Kita mulai dari
ajarannya Abu Hamid Al-Ghazali. Tahu kan, siapa beliau? Kalau belum, cari tahu
sendiri ya. Gampang kok, soalnya beliau itu seorang guru sufi yang sudah tenar
sekali. Tanya saja ustadz anda, pasti beliau tahu siapa Al-Ghazali.
Pertama, zikir adalah usaha yang istiqamah alias terus-menerus untuk senantiasa
mengingat Allah. Artinya, zikir itu adalah lawan kata “lalai.” Anda selalu
ingat dan tidak lalai kepada siapa yang memberi anda hidup, memberi anda napas,
memberi anda perasaan, memberi anda pikiran, atau bahkan yang memberi anda
nafsu, dan semua yang ada dalam diri anda. Nah, jangan salah, menurut beliau,
shalat juga merupakan sebentuk zikir. Sebab, lewat shalat, kita seolah-olah
hadir kepada Allah, maka Allah pun akan datang menemui kita.
Kedua, zikir adalah mengulang-ulang ungkapan, do’a atau nama-nama Allah,
misalnya “La ilaha ilallah,” atau kata “Allah-Allah” yang diulang-ulang,
atau “Ya Hayy” atau “Ya Haqq”, dan sebagainya. Zikir-zikir
seperti ini harus dilakukan dengan kesungguhan niat, kesadaran, dan
konsentrasi. Cara zikir seperti ini disebut zikir lidah.
Ketiga, zikir itu artinya kondisi batin saat kesadaran anda terhadap Allah
memenuhi diri. Anda “putus” perhatian kepada dunia, paling tidak pada saat anda
berzikir itu. Ini namanya zikir hati. Zikir seperti ini tampak sulit. Tapi
paling tidak, anda harus mulai melatih diri.
Keempat, zikirnya orang yang ada di level batin yang sangat dalam. Tidak berubah,
sangat istiqamah. Inilah zikir jiwa yang suci.
Sekarang,
cara yang paling mungkin kita kerjakan yang mana? Kalau anda sudah siap,
mulailah dengan apa yang selalu anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Semua
yang anda lihat, dengar, cium, raba dan rasakan oleh mata, telinga, hidung,
kulit, dan lidah, sebenarnya memberi kesaksian yang tak terbantahkan tentang
Allah. Batu dan bongkahan, tumbuhan dan pohon-pohon, makhluk hidup, langit,
bumi, bintang-bintang, daratan dan lautan, api dan udara, semuanya mengingatkan
indra-indra anda akan kebesaran-Nya. Semuanya bisa anda jadikan alat untuk
berzikir.
Ada seorang
syaikh di Istanbul, Sunbul Effendi namanya. Karena sudah mulai tua, dia berniat
mencari pengganti untuk dirinya. Dia menguji murid-muridnya dengan cara
menyuruh mereka mencari bunga untuk menghias pondok. Semua muridnya berhasil
melaksanakan ujian itu. Mereka kembali sambil membawa bunga-bunga yang besar
dan indah. Tapi, salah seorang dari mereka tidak mendapat apa-apa, kecuali
bunga kecil dan sudah layu. Saat ditanya kenapa dia tidak mendapatkan yang
bagus, dia menjawab, “Aku lihat, semua bunga sedang sibuk berzikir kepada
Allah. Aku ingin membiarkan mereka. Aku tidak mau memotong ibadah mereka yang
istiqamah itu. Lalu, aku lihat ada sebuah bunga yang sudah selesai berzikir.
Ya, bunga itu yang aku bawa.” Nah tuh, hanya dengan setangkai bunga kecil dan
sudah layu, sang murid bisa mengingat Allah.
Ujung
ceritanya, si murid yang mendapat bunga kecil dan layu itu malah menjadi syaikh
yang menggantikan Sunbul Effendi. Kok bisa, sih? Ya, bisa karena dia sering
melatih diri untuk berzikir. Jadi, ketika ada bunga yang sedang berzikir pun
dia bisa merasakan. Murid seperti dialah yang sebenarnya dicari Sunbul Effendi.
Contoh
lainnya lagi adalah kelelawar. Manusia mulia seperti anda seharusnya tidak
punya sifat kelelawar. Kelelawar tidak bisa melihat di siang hari karena silau
akan matahari. Jadi, ia justru keluar dalam gelap. Kalau anda sudah keseringan
menghabiskan waktu dengan percuma, keseringan menonton ilm atau gambar porno,
keseringan dengar lagu-lagu yang gersang dan membuat anda gerah, maka nurani
anda akan buta karena silau oleh itu semua. Otak anda akan tumpul dan
lama-kelamaan anda jadi seperti mayat hidup. Semua indra anda tidak berfungsi
dengan baik. Anda sudah tidak sanggup lagi menciptakan kebaikan-kebaikan. Seperti
kelelawar di siang hari.
Dunia anda
begitu terang! Anda bisa mengambil apapun yang bermanfaat dari sana. Anda bisa
bertemu Allah setiap saat. Anda bisa hidup sambil menebar kebahagiaan dan
keindahan terhadap sesama. Anda bisa menuai panen intan permata, asal anda
tidak buta.
Sekarang,
mulailah memanfaatkan semua indra anda, bersihkan pikiran anda, beningkan hati
anda dengan sering-sering berbagi, murnikan akal anda dengan sering-seing
merenungi diri sendiri, latih otak anda dengan sering belajar. Semua itu adalah
awal belajar berzikir.
(Dari lampu islam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar