InspirasI

Rabu, 09 Juli 2014

                                5 MENIT UNTUK 5 TAHUN  DAN  QUIC COUNT



            5 Menit untuk 5 Tahun telah dilaksanakan oleh rakyat Indonesia. Hari yang bersejarah telah kita lewati dengan memilih sosok pemimpin baru untuk tahun 2014-2019. Namun judul yang tepat untuk hasil hari ini setelah acara pencoblosan selesai adalah “Perhitungan yang membingungkan”. Kenapa demikian karena sejumlah lembaga Survey menghitung hasil Pilpres tadi berbeda beda dilihat dari hasil hitung cepatnya. Coba anda hari ini anda melihat  Televisi di Metro TV maka yang menang adalah Pasangan Jokowi-JK. Sebaliknya bila anda melihat TV One maka yang menang adalah Pasangan Prabowo-Hatta. Semuanya mengklaim sebagai pemenang ibarat suatu permainan maka bisa jadi berakhir seri. Barangkali klaim tersebut digunakan untuk menjaga militansi para kader agar menjaga suara yang diperolehnya. Mandat dan amanat dari rakyat telah di salurkan lewat TPS kepada para kandidat,tinggal kita lihat proses selanjutnya. Tapi kita harus ingat ada wasit yang mengatur pertandingan dan permainan ini yaitu KPU (Komisi Pemilihan Umum) semuanya harus sabar menunggu tanggal 22 Juli 2014 saat KPU mengumumkan hasil real countnya.
            Kalau kita melihat Lembaga survey yang memenangkan pasangan nomor urut 1 di TV One adalah LSN, IRC, PUSKAPTIS DAN JSI. Kisaran perbedaannya berkisar 1% hingga 4 %. Sedangkan yang memenangkan kubu nomor 2 di Metro TV adalah lembaga surve  LSI, Kompas,SMRC, RRI dan yang lain. Perbedaan ini barangkali karena memang terjadi persaingan antar kedua kandidat pasangan yang sangat ketat.Ternyata kedua kandidat memang putra-putra terbaik bangsa maka dukungannya nyaris sama.
Sedikit tentang Quick Cout.
Quick Count adalah proses hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga Survey dengan mengambil sampel /contoh hasil TPS di seluruh wilayah Indonesia misalkan sebesar 5% sampelnya. Total TPS untuk Pilpres kali ini  adalah 479.183 TPS. Quick Count tidak bisa dijadikan pedoman valid untuk menentukan pemenang Pilpres apalagi kalau terjadi persaingan yang sangat ketat seperti sekarang ini. Semuanya harus bermuara menunggu keputusan KPU sebagai keputusan yang Legal. Semua harus sabar dan menghargai proses demokrasi yang sedang berjalan.
Keputusan KPU.
            Saya berharap apabila keputusan KPU berbeda dengan hasil Quick Count yang sudah disebarkan ke media ingatlah bahwa itu adalah keputusan yang paling legal. KPU adalah lembaga independen yang tidak bisa diintervensi. Kemudian yang terpenting bagi para pendukung, team sukses kedua kandidat adalah mengawal suara tersebut. Kawal dari TPS sampai tingkat Nasional. Setelah pengumuman ya harus siap menang dan siap kalah. Perlu jiwa besar dalam menyikapi hal tersebut. Semoga keadaan aman dan tidak terjadi lagi saling curiga diantara kedua kubu kandidat. Sudah saatnya bersatu kembali membangun bangsa Indonesia tercinta setelah beberapa saat terkotak-kotak menjadi dua kubu. Salam Damai buat Indonesia.





Tidak ada komentar: