InspirasI

Selasa, 04 November 2014

SURGA DAN KLAIM YANG MEMILIKI




Dalam pandangan agamaku Islam Surga adalah tujuan akhir dalam proses panjang perjalanan hidup manusia yang beriman. Suasana surge serba berkebalikan dengan suasana di Neraka yang identik dengan tempat penyiksaan dan penebus dosa. Surga digambarkan sebagai kehidupan yang penuh rahmat, yang hidup ditemani bidadari yang takkan pernah layu di makan zaman, di surga disediakan apapun yang kita inginkan. Rumah, piring, mangkuk, gelas, dan semua peralatan terbuat dari emas. Pendek kata, hidup di surga adalah hidup yang penuh kenikmatan. Namun untuk bisa masuk ke dalam surga memerlukan tiket yang harus dibeli pada saat hidup di dunia ini, tiket tersebut harus dibeli dengan iman dan amal shaleh, atau dalam bahasa awamnya keyakinan dan perbuatan baik.
Sebagai sebuah tujuan akhir yang penuh kenikmatan, surga selalu dijadikan alat atau wahana sebagai ingatan bagi seseorang untuk mengendalikan diri dari perbuatan-perbuatan tercela dan sebaliknya berbanyak-banyak berbuat baik, dengan satu harapan  agar kelak masuk surga.

Menjalankan keyakinan beragama.
Disinilah peran agama atau keyakinan bermain, dimana agama atau keyakinan sebagai benteng penjaga moral selalu menjanjikan siapapun pemeluknya yang benar-benar beriman dan berbuat baik akan mendapat ganjaran kelak masuk surga. Tidak ada yang salah dalam konsep agama atau keyakinan apapun yang menjanjikan surga tersebut, sebab Allah sebagai pemberi wahyu keagamaan memang secara jelas memberikan jaminan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh sebuah surga yang penuh kenikmatan.
Sebagai benteng penjaga moral, sudah semestinya konsep agama atau keyakinan harus diterangkan secara baik dan benar, agar masyarakat pada umumnya bisa memahami konsep agama atau keyakinan dengan baik dan benar, dan mampu mengejawantahkan nilai-nilai luhur agama atau keyakinan tersebut dalam praktek kehidupan dengan baik dan benar, sehingga surga yang dijanjikan Allah dan menjadi tujuan akhir setiap orang tersebut benar-benar bisa menjadi miliknya kelak.
Namun sangat disayangkan, dikarenakan begitu besarnya harapan setiap orang untuk bisa masuk surga justru surga dijadikan alat atau wahana bagi sebagian juru dakwah atau seseorang yang memiliki keyakinan atau pemahaman tertentu untuk mempengaruhi orang lain atau masyarakat agar mau mengikuti keyakinan atau pemahaman sang juru dakwah tersebut. Lebih parah lagi jika transfer pemahaman atau proses penyampaian keyakinan atau pemahaman tersebut kepada masyarakat awam dilakukan dengan cara memaksakan kehendak ; seperti dengan mengatakan keyakinan atau pemahaman kelompok mereka saja yang benar ; atau dengan melarang melakukan perbuatan baik (amal shaleh) yang sudah menjadi adat kebiasaan atau budaya masyarakat dengan dalil-dalil penafsiran sendiri dengan mengatas-namakan Allah padahal faktanya Allah sendiri tidak menyebutkan dalil-dalil tersebut dalam Al-Quran.
Akan menjadi persoalan besar ketika ceramah para para juru dakwah adalah memiliki agenda tertentu atau pemahaman tertentu yang merasa paling benar sendiri, pada akhirnya proses penyampaian dakwah akan menyimpang dari waton-waton Islam yang semestinya penuh rahmat (rahmatan li l-alamin) ; seperti menyalahkan pemahaman orang lain, menyalahkan cara hidup orang lain, menyalahkan praktek atau ibadah orang lain, dan menyalahkan agama-agama lain. Sehingga ceramah bukan lagi memakai waton tetapi menjadi waton ceramah. Surga bukanlah milik kelompok, partai atau apapun juga.
Menjalankan Agama dengan keyakinan
Surga milik Alloh SWT semata, bukan milik organisasi tertentu. Jadi mau milih model Islam apa, itu masalah selera..yang TERPENTING adalah kita hidup sekali ini harus sukses masuk surga selamat dari neraka Alloh SWT dan memang Alloh dan Rasul-Nya sudah memberi tuntunannya, sudah ada aturan mainnya, sudah ada rel nya..supaya tahu tidak tersesat dan berada di jalur yang benar, ya tentunya dengan mempelajari isi Quran Hadits dan mengamalkannya sesuai kemampuan kita. Jadi, jawabannya adalah “kita harus belajar ilmu agama!”
Allah SWT telah menurunkan Wahyu kepada kepada Nabi Muhammad SAW, yang beliau jelaskan kepada para sahabatnya dalam hadits-hadits shahih. Beliau memerintahkan umat Islam agar berpegang teguh kepada keduanya:
“Aku tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apabila (berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Tidak akan bercerai-berai sehingga keduanya menghantarku ke telaga (Surga).” (Di-shahih-kan Al-Albani dalam kitab Shahihul Jami’)
Golongan Yang Selamat akan kembali (merujuk) kepada Kalamullah dan RasulNya tatkala terjadi perselisihan dan pertentangan di antara mereka,
Sebagai realisasi dari firman Allah:
…’“Kemudian jika kamu berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibat-nya.” (An-Nisaa’: 59)
…“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisaa’: 65)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang akan terjadi perselisihan yang banyak setelah meninggalnya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana dalam sabdanya:
“Aku wasiatkan padamu agar engkau bertakwa kepada Allah, patuh dan ta’at, sekalipun yang memerintahmu seorang budak Habsyi. Sebab barangsiapa hidup (lama) di antara kamu tentu akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Karena itu, berpegang teguhlah pada sunnahku (ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, red) dan sunnah khulafa’ur rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teguhlah ia sekuat-kuatnya. Dan hati-hatilah terhadap setiap perkara yang diada-adakan (dalam agama), karena semua perkara yang diada-adakan itu adalah bid’ah, sedangkan setiap bid’ah adalah sesat (dan setiap yang sesat tempatnya di dalam Neraka).” (HR. Nasa’i dan At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih).
Intinya kita memang jangan selalu menyalahkan, bahkan menghujat.. siapa yang benar, siapa yang sesat jika kita pintar kita akan berdiri di tengah menjadi yang netral… mengambil apa yang baik… dan yang pasti tujuan Sholat kita menyembah Allah SWT… bukan yang lain.

IMAN dan AMAL SHALEH, dan itulah kunci masuk SURGA
Meyakini agama atau keyakinan yang kita anut adalah suatu keharusan (wajib). Dan dengan keyakinan tersebut hendaknya dapat mengejawantah pada hati yang baik dan bersih dari penyakit hati seperti iri, dengki, kikir, riak, tamak, takabur dan sebagainya. Kemudian diiringi dengan tutur kata yang baik dan menyejukkan, jauh dari ucapan-ucapan yang menyakiti atau menjelek-jelekkan atau menyalahkan apalagi memfitnah orang lain. Serta ditindak-lanjuti dengan perbuatan-perbuatan atau ibadah-ibadah hidupnya yang senantiasa baik dan memberikan kenyamanan bagi orang lain. Itulah IMAN dan AMAL SHALEH, dan itulah kunci masuk SURGA. Surga Milik Orang-orang Beriman dan Berbuat Baik” tulus ikhlas tanpa ada tendensi apapun selain mengharap ridha kepada Allah SWT. Jika sekiranya ada perbedaan-perbedaan pemahaman atau perbedaan pendapat diharapkan bisa menjadi sebuah kemajemukan dalam ber-Islam dan saling menyadari dari sudut manapun kita melangkah, intinya tetap menyembah satu Allah, dan sama-sama mengharap semoga Islam kita sama-sama menjadi rahmat bagi alam, dan jalan hidup yang kita tempuh di dunia ini bisa menjadi kunci untuk masuk surga kelak di akherat

Tidak ada komentar: