Delapan Dirham
Rasulullah
pagi itu sibuk memperhatikan bajunya dengan cermat. baju satu-satunya dan
itupun ternyata sudah usang. baju yang setia menutup aurat beliau. meringankan
tubuh beliau dari terik matahari dan dinginnya udara. Baju yang tidak pernah
beristirahat.
Tetapi
beliau tak mempunyai uang sepeser pun. Dengan apa beliau harus membeli baju?
Padahal baju yang ada sudah waktunya diganti. Rasulullah sebenarnya dapat saja
menjadi kaya mendadak, bahkan terkaya di dunia ini. Tapi sayang, beliau tak mau
mempergunakan kemudahan itu. Jika beliau mau, Allah dalam sekejap bisa mengubah
gunung dan pasir menjadi butir-butir emas yang berharga. Beliau tak sudi
berbuat demikian karena kasihnya kepada para fakir yang papa. Siapakah yang
akan menjadi teladan jika bukan beliau..? Contoh untuk menahan derita, menahan lapar
dan dahaga, menahan segala coba dan uji Allah dengan kesabaran. Selalu
mensyukuri nikmat Allah berapa pun besarnya. Siapa lagi kalau bukan beliau yang
menyertai umatnya dalam menjalani iradat yang telah ditentukan Allah. Yaitu
kehidupan dalam jurang kedukaan dan kemiskinan. Siapa pula yang harus menghibur
mereka agar selalu bersabar dan rela dengan yang ada selain beliau? Juga siapa
pula yang harus menanamkan keyakinan akan pahala Allah kelak di akhirat jika
bukan beliau?
Yah,...hanya
beliaulah yang mampu menjalankan berbagai hal diatas. benar,...baliaulah
satu-satunya manusia yang mendapatkan amanat dari Allah untuk semua umat
manusia. Tugas yang lebih murni dan mulia daripada intan berlian serta butiran
emas yang lain. Lebih halus dari sutera serta lebih indah dari segala keindahan
yang dikenal manusia di dunia ini. lebih megah dari segala kedudukan dan
derajad kehidupan manusia yang katanya sudah megah.
"Semua
itu hanyalah merupakan kesenangan dunia sedang di sisi Allah yang paling baik
dan sebaik-baik tempat kembali" Perjuangan
itu tidak mudah. bahkan sangat berat bagi beliau. Menegakkan yang hak hanya
dapat dicapai dengan penuh keimanan dan kekuatan. sabar dalam menghadapi setiap
malapetaka yang menimpa, bersyukur yang dilakukan dengan hati bersih. dalam
keadaan bagaimanapun, baik dalam duka maupun suka, bersyukur dan keimanan harus
selalu menyertai. Itulah pokok risalah yang dibawa Rasulullah saw.
Allah
Maha Bijaksana, tidak akan membiarkan hamba-Nya terkasih kebingungan.
Rasulullah diberinya rezeki sebanyak delapan dirham. Bergegas beliau melangkah
ke pasar. Tentunya kita maklum. uang sekian itu dapat dibelikan apa. Apakah
cukup untuk membeli makan, minum, serta pakaian penutup badan? Oleh sebab itu,
bergembiralah hai para fakir dan miskin! Nabi kita, Muhammad saw telah
memberikan contoh begitu jelas. Nabi yang kita cintai, hamba kesayangan Allah
pergi ke pasar dengan uang sedikit seperti yang kita miliki. Tetapi nabi kita
ini, hamba Allah yang di bumi bernama Ahmad, sedang dari langit bernama Muhammad
dengan ridha pergi ke pasar berbekal uang delapan dirham untuk berbelanja.
Manusia penuh nur dan inayah Allah yang dilahirkan di makkah. meskipun beliau
miskin, beliau senang sekali hidup. beliau belum ingin mati meski kemiskinan
menjerat setiap hari.
Di
tengah perjalanan menuju pasar, beliau menemukan seorang wanita yang menangis.
Ternyata wanita yang kehilangan uang. Segera beliau memberikan uangnya sebanyak
dua dirham. Beliau berhenti sejenak untuk menenangkan wanita itu.
Rasulullah
bergegas menuju ke pasar yang semakin ramai. Sepanjang lorong pasar banyak
sekali masyarakat yang menegur beliau dengan hormat. Selalu menjawab dan
memberikan salam yang mengingatkan akan kebesaran Allah semata. Beliau langsung
menuju tempat di mana ada barang yang diperlukannya. Dibelinya sepasang baju
dengan harga empat dirham. beliau segera pulang.
Di
perjalanan beliau bertemu dengan seorang tua yang telanjang. Orang tersebut
dengan iba memohon sepotong baju untuk dipakainya. Rasulullah yang memang
pengasih itu tidak tahan melihat. Langsung diberikannya baju yang baru dibeli.
Beliau kembali ke pasar utnuk membeli baju lagi seharga dua dirham. Tentu saja
lebih kasar dan jelek kualitasnya daripada yang empat dirham. dengan gembira
beliau pulang membawa bajunya.
Langkahnya
dipercepat karena sengatan matahari yang semakin terik. Juga angin malam yang
telah mulai berhembus pelan-pelan. Beliau tidak ingin kemalaman di jalan. Tak
lama beliau melangkah ke luar pasar, ditemuinya lagi wanita yang menangis tadi.
Wanita itu kelihatan bingung dan sangat gelisah. Rasulullah saw mendekat dan
bertanya mengapa. Wanita itu ternyata ketakutan untuk pulang. Dia telah
terlambat dari batas waktu, dan takut dimarahi majikannya jika pulang nanti.
Rasulullah saw langsung menyatakan akan mengantarkannya.
Wanita
itu berjalan yang diikuti Rasulullah saw dari belakang. Hatinya tenang karena
Rasulullah saw pasti akan melindungi dirinya. Dia yakin majikannya akan
memaafkan, karena kepulangan yang diantarkan oleh manusia paling mulia di dunia
ini. Bahkan mungkin akan berterima kasih karena pulang membawa kebaikan bersama
dengan kedatangan nabi dan rasul mereka. Mereka terus berjalan hingga sampai ke
perkampungan kaum Anshari. Kebetulan saat itu yang ada hanyalah para isteri
mereka.
"Assalamu'alaikum
warahmatullah", sapa Rasulullah saw keras. Mereka semuanya diam tak
menjawab. Padahal mereka mendengar. Hati mereka diliputi kebahagiaan karena
kedatangan Nabi. Mereka menganggap salam Rasulullah saw sebagai berkah dan
seperti lebaran saja. Mereka masih ingin mendengarnya lagi. Ketika tak
terdengar jawaban, Rasulullah saw memberi salam lagi. Tetap tak terdengar
jawaban. Rasulullah saw mengulang untuk yang ketiga kali dengan suara lantang,
Assalamu'alaikum warahmatullah. Serentak mereka menjawab.
Rasulullah
sangat heran dengan semua itu. Beliau menanyakan pada mereka apa sebabnya.
Mereka mengatakan, " Tidak ya Rasulullah. Kami sudah mendengar sejak tadi.
Kami memang sengaja, kami ingin mendapatkan salam lebih banyak".
Rasulullah melanjutkan, "Pembantumu ini terlambat pulang dan tidak berani
pulang sendirian. Sekiranya dia harus menerima hukuman, akulah yang akan
menerimanya". Ucapan ini sangat mengejutkan mereka. Kasih sayang Nabi
begitu murni, budi pekerti yang utama, yang indah tampak dihadapan mereka. Beliau
menempuh perjalanan begitu panjang dan jauh hanya untuk mengantarkan seorang
budak yang takut dimarahi majikannya. Lagipula hanya karena terlambat pulang.
Bahkan memohonkan maaf baginya pula. Sehingga karena harunya, mereka berkata,
"Kami memaafkan dan bahkan membebaskannya. Kedatangannya kemari bersama
anda karena untuk mengharap ridha Allah semata". Budak itu tak terhingga
rasa terima kasihnya. Bersyukur atas karunia Allah swt dan kebebasannya karena
dari Rasulullah saw.
Rasulullah
saw pulang dengan hati gembira. Telah bebas satu perbudakan dengan mengharap
ridha Allah swt sepenuhnya. Beliau juga tak lupa mendoakan para wanita itu agar
mendapatkan berkah dari Allah swt. Semoga semua harta dan turunan serta semoga
selalu tetap dalam keadaan iman dan islam. Beliau sibuk memikirkan peristiwa
sehari tadi. Hari yang penuh berkah dan karunia Allah swt semata. Akhirnya
beliau berujar dengan, "Belum pernah kutemui berkah angka delapan
sebagaimana hari ini. Delapan dirham yang mampu mengamankan seseorang dari ketakutan,
dua orang yang membutuhkan serta memerdekakan seorang budak". Bagi
seseorang muslim yang memberikan pakaian pada saudara sesama muslim, Allah akan
memelihara selama pakaian itu masih melekat.
.