TENTANG
LUQMAN
Wa
la qad aataina luqmaanal hikmata anisy kurlillaahi wa may yasykur fa innamaa
yasykuru li nafsihii wa ma kafara fa innallaaha ghaniyyun hamiid.Sesungguhnya
Kami telah memberi Luqman hikmah, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah.
Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya
sendiri. Dan barangsiapa yang ingkar maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha
Terpuji."
Para
ulama salaf berikhtilaf mengenai Luqman: apakah dia seorang nabi atau hamba
Allah yang saleh tanpa menerima kenabian? Mengenai hal ini ada dua pendapat.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa dia adalah hamba Allah yang saleh tanpa
menerima kenabian. Menurut Ibnu Abbas, Luqman adalah seorang hamba
berkebangsaan Habsyi yang berprofesi sebagai tukang kayu. Sementara Jabir bin
Abdillah mengidentifikasikan Luqman sebagai orang bertubuh pendek dan berhidung
pesek. Sedangkan Said bin Musayyab mengatakan bahwa Luqman berasal dari kota
Sudan, memiliki kekuatan, dan mendapat hikmah dari Allah, namun dia tidak
menerima kenabian.
Selanjutnya,
Ibnu Jarir berpendapat bahwa Luqman adalah seorang hamba sahaya berbangsa
Habsyi yang berprofesi sebagai tukang kayu. Suatu kali, majikannya berkata
kepada Luqman, "Sembelihkan domba ini untuk kami." Lalu dia
menyembelihnya. Si majikan berkata, "Ambillah bagian dagingnya yang
terbaik." Lalu Luqman mengambil lidah dan hati domba. Si Majikan diam
selama beberapa saat, lalu berkata, "Sembelihkan domba yang ini untuk
kami." Lalu dia menyembelihnya. Si majikan berkata, "Ambillah bagian
dagingnya yang terburuk." Lalu Luqman mengambil lidah dan hati domba.
Kemudian si majikan berkata, "Aku menyuruhmu mengambil dua bagian daging
domba yang terbaik, lalu kamu melaksanakannya dan akupun menyuruhmu
mengeluarkan bagian domba yang terburuk,
lalu kamu mengambil daging yang sama." Luqman berkata, "Sesunguhnya
tiada perkara yang lebih baik daripada lidah dan hati jika keduanya baik dan
tiada perkara yang lebih buruk daripada lidah dan hati jika keduanya
buruk."
Suatu
kali dia didatangi seseornag, lalu bertanya, "Apa yang dapat
mengantarkanmu kepada kebajikan dalam bertutur?" Luqman menjawab, :Berkata
jujur dan tidak mengatakan hal yang tidak penting."
Dari
keterangan di atas jelaslah bahwa Luqman adalah seorang hamba yang menjadi
sahaya, dan kesahayaan menghambatnya untuk menjadi nabi, sebab para rasul yang
diutus itu berasal dari kalangan keluarga terpandang diantara kaumnya. Karena
itu mayoritas ulama salaf memandang Luqman bukan sebagai nabi.
Luqman
pun pernah ditanya ihwal prestasi yang dicapainya. Dia menjawab. "Hai anak
saudaraku, jika engkau menyimak apa yang aku katakan kepadamu, kamupun akan
berprestasi seperti aku." Lalu Luqman berkata, "Aku menjaga
mengontrol pandanganku, mejaga lidahku, menjaga kesucian makananku, memelihara
kemaluanku, berkata jujur, memenuhi janjiku, menghormati tamuku, memelihara
hubungan baik dengan tetanggaku, dan meninggalkan perkara yang tidak penting.
Itulah yang membuat diriku seperti yang kamu lihat."
Firman
Allah Ta'al, "Sesungguhnya Kami telah memberi Luqman hikmah, " yaitu
pemahaman, ilmu, tuturan yang baik, dan pemahaman Islam, walaupun dia bukan
nabi dan tidak menerima wahyu. "Yaitu, Bersyukurlah kepada Allah."
Yakni, Kami menyuruhnya bersyukur kepada Allah Yang Mahamulia lagi Mahaagung
atas karunia yang telah diberikan secara khusus kepadanya, tidak diberikan
kepada manusia sejenis yang hidup pada masa itu.
Kemudian
Allah berfirman, "Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk dirinya sendiri." Sesungguhnya manfaat bersyukur itu
berpulang kepada orang-orang yang bersyukur itu sendiri, karena Allah
berfirman, 'Dan barangsiapa yang ingkar maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi
Maha Terpuji." Dia tidak membutuhkan hamba dan Dia tidak mendapat mudarat
jika seluruh penduduk bumi ingkar, sebab Dia tidak membutuhkan perkara
selain-Nya. Karena itu, tidak ada tuhan melainkan Allah dan kami tidak
menyembah kecuali kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar