InspirasI

Kamis, 30 Maret 2017


GERAKAN AJARI ANAK KE MASJID
CANDA "MALAIKAT KECIL" DI MASJID

     Pengusiran dan penghardikan anak-anak di mesjid menjadi pemandangan biasa di Indonesia.. Mata-mata tajam dan kata-kata kasar keluar..
Kecamuk antara wajah sangar orangtua di rumah yang menghalaunya ke mesjid dan wajah seram yang mengusirnya Di masjid... 
seolah merengut kebahagiaan masa kecilnya...
Jika anak-anak muslim berlari ... riang ... tawa...di mesjid itu lah ciri khas anak-anak...tetapi kalau yang berlari dan tertawa itu orangtua baru layak di usir...
Mereka sebenarnya "malaikat" yang sedang bergembira di rumah Rabb-Nya...
Bahkan Hasan dan Husein pernah menaiki tubuh Rasulullah saat mengimami shalat para sahabat...
Rasulullah sujud begitu lama..
Hingga ada sahabat yg bertanya 
"Mengapa lama sekali sujudmu ya Rasulullah" ...
Rasulullah mnjawab 
"Tadi Hasan dan Husein naik di tubuhku..aku khawatir kalau aku bangkit mereka terjatuh.. ku biarkan mereka puas bermain"..
Dalam riawayat yg lain Rasulullah mempercepat shalatnya karena ada tangis anak kecil yang memanggil ibunya yg sedang ikut berjama'ah brsama Rasulullah...
Itulah masjid Nabi yang tak sepi dari anak-anak kecil...
Lalu masjid apa yang ANTI dengan anak-anak kecil.. ?
Muahmmad Al fatih penakluk konstantinopel pernah berkata : 
"Jika kalian tidak lagi mendengar riang tawa dan gelak bahagia anak anak di masjid-masjid..Waspadalah. Saat itu kalian dalam bahaya."

Rabu, 29 Maret 2017


Kisah Manjurnya Doa Ibu

Dr Fauzia Addabbus, seorang psikolog yang amat populer di Kuwait pernah menulis di  Twitter  tentang rahasia-rahasia doa seorang Ibu jika tiap malam ia mendoakan anak-anaknya, dan ternyata efek dari twitter itu  telah mengubah jalan hidup banyak orang........
Isi twitternya sebagai berikut:
" Aku menyumpahmu demi Allah wahai setiap Ibu , ...agar jangan tidur tiap malam sebelum engkau memohon pertolongan Allah dan mengabariNya bahwa engkau Ridho atas anak-anakmu seridho-ridhonya , ....dan aku menyumpahmu demi Allah agar engkau tidak menghijab/menghalangi RidhoNya kepada anak-anakmu.
Dan aku memintamu wahai para ibu agar jangan engkau tidur tiap malam sebelum kau angkat kedua tanganmu sambil menyebut satu persatu nama anak-anakmu.... dan mengabarkan kepadaNya bahwa engkau ridho atas mereka masing-masing. Begini doanya:
اللهم إني أُشهدك أني راضية عن إبني/إبنتي (.....) تمام الرضا وكمال الرضا ومنتهي الرضا
فاللهم انزل رضوانك عليهم برضائي عنهم                                                                       
" Allahumma innii usyhiduka annii roodhiyah 'an ibnii/ibnatii (sebut nama anak-anakmu satu persatu) tamaamarridho wa kamaalarridho wa muntahayirridho. Fallahumma anzil ridhwaanaka 'alaihim biridhooii 'anhum"
(Ya allah aku bersaksi kepadaMu bahwa aku ridho kepada anak2ku (....) dengan ridho paripurna, ....ridho yang sempurna dan ridho yang paling komplit. Maka turunkan ya Allah keridhoanMu kepada mereka demi ridhoku kepada mereka).
Kemudian setelah berselang beberapa minggu setelah Twitter tersebut tiba-tiba aku dikejutkan oleh seorang ibu yang berkata bahwa aku telah mengubah kehidupannya secara total, ....dan sekarang dia merasa dalam kenikmatan yang tak terlukiskan karena akibat doa itu terhadap dia.... dan anak laki-lakinya yang berumur 22 tahun.
Maka berceritalah si Ibu itu:
Sejak kelahiran anakku itu aku hidup dalam penderitaan karenanya. Dia tak pernah sholat dan bahkan jarang mandi ,...... dia sering berdebat panjang denganku, ....dan tak jarang dia membentakku dan tak menghormatiku, .....walaupun sudah sering aku mendoakannya. Maka ketika membaca twittermu aku berkata : mungkinkah omongan ini benar ?  tampaknya masuk akal??    dan seterusnya.... dan akhirnya kuputuskan untuk mencoba anjuranmu walaupun aku tak yakin bahkan mentertawaimu.
Lalu setelah seminggu mulai berubah nada suara putraku kepadaku, dan pertamakali dalam hidupku aku tertidur dalam kedamaian, dan didalam diriku ada sedikit syak ? .....Dan kemudian kudapati putraku mandi , padahal aku tak menyuruhnya.......
Minggu kedua dan aku terus mendoakannya sesuai anjuranmu,... ia membukakan pintu untukku dan menyapaku ....."Apa kabar ibu?" dengan suara lembut yang tak pernah kudengar darinya sebelum itu.
Aku gembira tak terkira walaupun aku tak menunjukkan perasaanku kepadanya samasekali.....4 jam kemudian aku menelponnya di ponselnya, ...dan ia menjawabku dengan nada yang berbeda dari biasanya : "Bu, .....aku disamping masjid dan aku baru akan sholat waktu ibu menelponku….”
Maka akupun tak mampu menahan tangisku , ....bagaimana mungkin ia yang tak pernah sholat ,..... mulai sholat dan dengan lembut menanyaiku apa kabar??
Tak sabar aku menanti kedatangannya dan segera kutanyai sejak kapan engkau mulai sholat ? Jawabnya; “Aku sendiri tak tahu Bu, waktu aku didekat masjid mendadak hatiku tergerak untuk sholat……………….”
Sejak itu kehidupanku berubah 180 derajat ,.... dan anakku tak pernah lagi berteriak-teriak kepadaku dan sangat menghormatiku.
Tak pernah aku mengalami kebahagian seperti ini walaupun aku sebelumnya sering hadir di majelis-majelis zikir dan pengajian-pengajian…..
Ibu adalah harta karun yang seharusnya tdk kita sia-siakan. Betapa tidak ? .....Karena beratnya kehidupan sehari-hari seringkali seorang ibu melupakan doa untuk anak-anaknya, ......sering juga dia menganggap bahwa pusat-pusat bimbingan psikologi adalah jalan lebih baik untuk perkembangan anak-anaknya..... Padahal justru Doa Ibu adalah jalan tersingkat untuk mencapai kebahagiaan anak-anaknya di dunia dan akhirat.
Jangan pernah bilang : "Ah anakku masih kecil ,.... ngapain didoakan? Bagaimana jika engkau menunggu mereka makin besar dan dewasa, ....dan menjadi tua,..... disaat mereka lebih butuh akan doa-doamu , ....padahal mungkin waktu itu engkau sudah di haribaan Ilahi ?
Jadi doakan mereka mulai sekarang , ....dan jadilah orang yang bermurah hati dengan doa-doamu untuk mereka. ....Allah telah mengkaruniai kita para ibu sebagai wasilah bagi anak-anak kita dalam hubungan mereka dengan Allah melalui doa-doa kita untuk mereka. 
Kita bisa melakukannya kapanpun kita mau , .....dan kita bisa mengetuk pintuNya kapanpun kita mau dan Allah tak pernah mengantuk dan tdk pernah tidur......
~ Sheikha Shaheeda Jannah ~

3 Orang Sholeh Terjebak Di Goa

Di masa lalu terdapat tiga orang Mukmin yang pribadinya amat saleh. Mereka berasal dari golongan bani Israil yang amat patuh dan taat pada perintah Allah. Mereka menjauhi larangan-Nya dan takut terhadap azab. Mereka mementingkan keridhaan Allah ketimbang kenikmatan dunia.
Suatu hari, tiga orang tersebut melakukan perjalanan. Hingga di tengah perjalanan, ketiganya didera hujan deras. Mereka pun kemudian berlari dan berlindung di sebuah goa di kaki gunung. Namun, saat ketiganya telah berada di dalam goa, tiba-tiba sebuah batu besar jatuh dan menutup pintu goa. Paniklah ketiganya. Batu tersebut amat besar dan berat hingga sulit dipindahkan. Mereka tak akan mampu keluar kecuali dengan pertolongan Allah.
Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Pikirkanlah amalan saleh yang pernah kalian kerjakan karena Allah. Kemudian, berdoalah kepada Allah dengan amalan saleh tersebut. Mudah-mudahan Allah menyingkirkan batu itu dari kita,” ujarnya kepada dua temannya.
Maka mulailah mereka berpikir dan mengingat amalan kebajikan apa yang pernah mereka lakukan dengan niat tulus kepada Allah. Segeralah mereka bertawasul dengan amalan mereka. Mereka menjadikan amalan sebagai perantara dikabulkannya doa.
Orang saleh pertama bertawasul dengan amalan baktinya kepada orang tua. Ia merupakan seorang penggembala miskin yang berkewajiban menafkahi kedua orang tua, istri, dan anak-anak yang masih kecil. Setiap pulang menggembala, ia memerah susu untuk diberikan kepada keluarganya tersebut.
Setiap hari, ia melakukannya secara rutin dengan memberikan susu kepada kedua orang tuanya lebih dahulu, baru kemudian anak dan istrinya.
Suatu hari, ternak si penggembala berlari jauh dari tempat merumput biasa. Akibatnya, ia pulang ke rumah setelah matahari terbenam. Seperti biasa, ia memeras susu dari ternaknya. Namun, ketika tiba di rumah, orang tuanya telah tertidur lelap.
Bukan memberikan kepada anaknya, si penggembala justru menunggu orang tuanya terbangun, sementara anak-anaknya menangis meminta susu tersebut karena lapar. “Aku tidak suka memberi minum anak-anakku sebelum kedua orang tuaku meminumnya,” ujar si penggembala.
Ia terus menunggu dengan perasaan iba kepada anaknya hingga fajar menyingsing. “Seperti itulah kondisiku dan anak-anakku hingga terbit fajar. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa aku melakukannya karena Engkau, karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah dari batu ini satu celah untuk kami agar dapat melihat langit,” pintanya kepada Allah. Akhirnya, di batu yang menutup rapat pintu goa itu terbuka sebuah celah.
Kemudian giliran orang kedua. Ia pun memanjatkan kedua tangannya seraya berkata, “Sesungguhnya aku memiliki sepupu wanita yang amat aku cintai. Aku mencintainya layaknya pria mencintai seorang wanita. Aku memintanya melayaniku, tapi ia menolak. Aku pun mengumpulkan uang seratus dinar dengan susah payah. Setelah terkumpul, kuberikan pada gadis itu. Namun, setelah aku berada di hadapannya (untuk bermaksiat), gadis itu berkata, ‘Wahai hamba Allah, bertakwalah kepada Allah.
Jangan kau buka tutup (renggut keperawananku) kecuali dengan haknya.’ Mendengarnya, aku segera bangkit meninggalkannya. Ya Allah, kalau Engkau tahu aku melakukannya karena-Mu, karena mengharap wajah-Mu, karena takut siksa-Mu, maka bukakanlah untuk kami satu celah dari batu ini,” pintanya. Maka, makin terbukalah celah batu tersebut dari mulut goa.
Tibalah giliran pria saleh ketiga. Ia bertawasul dengan perbuatannya yang mendahulukan hak orang lain. Ia berhati-hati mengambil harta orang lain tanpa hak. Suatu hari, ia pernah menyewa seorang buruh dengan upah seharga satu faraq beras atau sekitar 30 kilogram. Namun, setelah bekerja, si buruh tak mengambil upahnya. Maka pria saleh itu pun mengembangkan harta tersebut hingga ia mampu membeli ternak sapi dari upah yang dijadikan modal tersebut.
Lalu datanglah si buruh meminta haknya. Namun, upah tersebut sudah berkembang menjadi harta yang lebih banyak. Si majikan justru memberikan seluruh harta yang dikembangkan dari upah tersebut. Padahal, dialah yang mengembangkan harta itu dan hak si buruh hanyalah hak awal seharga satu faraq beras.
“Aku berikan kepada buruh itu semua harta yang aku kembangkan. Jikalau aku mau, tentu tidak aku berikan kepadanya kecuali upahnya saja. Akhirnya, dia (si buruh) membawa sapi dan penggembalanya, lalu pergi. Kalau Engkau tahu bahwa aku melakukannya karena Engkau, karena mengharap wajah-Mu, karena mengharap rahmat-Mu, maka bukakanlah untuk kami apa yang tersisa dari batu itu,” pinta si pria ketiga, sang majikan yang murah hati tersebut.
Maka, Allah pun membukakan seluruh bagian batu penutup pintu goa. Mulut goa pun kini dapat dilalui ketiganya. Para hamba Allah yang saleh itu pun keluar dengan wajah gembira dan penuh syukur. Kisah tiga pria saleh tersebut pernah dikisahkan oleh Rasulullah Muhammad SAW kepada para sahabat.

Minggu, 26 Maret 2017

Cinta Bersujud di Mihrab Taat

Oleh: Salim A. Fillah

JULAIBIB, begitu dia biasa dipanggil. Sebutan ini sendiri mungkin sudah menunjukkan ciri jasmani serta kedudukannya di antara manusia; kerdil dan rendahan.
Julaibib. Nama yang tak biasa dan tak lengkap. Nama ini, tentu bukan dia sendiri yang menghendaki. Tidak pula orangtuanya. Julaibib hadir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan yang mana bundanya. Demikian pula orang-orang, semua tak tahu, atau tak mau tahu tentang nasab Julaibib. Tak dikenal pula, termasuk suku apakah dia. Celakanya, bagi masyarakat Yatsrib, tak bernasab dan tak bersuku adalah cacat kemasyarakatan yang tak terampunkan.
Julaibib yang tersisih. Tampilan jasmani dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya manusia berdekat-dekat dengannya. Wajahnya yang jelek terkesan sangar. Pendek. Bungkuk. Hitam. Fakir. Kainnya usang. Pakaiannya lusuh. Kakinya pecah-pecah tak beralas. Tak ada rumah untuk berteduh.
Tidur sembarangan berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil. Tak ada perabotan. Minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapak. Abu Barzah, seorang pemimpin Bani Aslam, sampai-sampai berkata tentang Julaibib, ”Jangan pernah biarkan Julaibib masuk di antara kalian! Demi Allah jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya!”
Demikianlah Julaibib.
Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmatNya, tak satu makhlukpun bisa menghalangi. Julaibib berbinar menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaff terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah dia tiada, tidak begitu dengan Sang Rasul, Sang rahmat bagi semesta alam. Julaibib yang tinggal di shuffah Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh Sang Nabi, Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
”Ya Julaibib”, begitu lembut beliau memanggil, ”Tidakkah engkau menikah?”
”Siapakah orangnya Ya Rasulallah”, kata Julaibib, ”Yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?”
Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum. Tak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah juga tersenyum. Mungkin memang tak ada orangtua yang berkenan pada Julaibib. Tapi hari berikutnya, ketika bertemu dengan Julaibib, Rasulullah menanyakan hal yang sama. ”Wahai Julaibib, tidakkah engkau menikah?” Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama. Begitu, begitu, begitu. Tiga kali. Tiga hari berturut-turut.
Dan di hari ketiga itulah, Sang Nabi menggamit lengan Julaibib kemudian membawanya ke salah satu rumah seorang pemimpin Anshar. ”Aku ingin”, kata Rasulullah pada si empunya rumah,
”Menikahkan puteri kalian.”
”Betapa indahnya dan betapa berkahnya”, begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa Sang Nabi lah calon menantunya. ”Ooh.. Ya Rasulallah, ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram dari rumah kami.”
”Tetapi bukan untukku”, kata Rasulullah. ”Kupinang puteri kalian untuk Julaibib.”
”Julaibib?”,  nyaris terpekik ayah sang gadis.
”Ya. Untuk Julaibib.”
”Ya Rasulullah”, terdengar helaan nafas berat. ”Saya harus meminta pertimbangan isteri saya tentang hal ini.”
”Dengan Julaibib?”, isterinya berseru. ”Bagaimana bisa? Julaibib yang berwajah lecak, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta? Demi Allah tidak. Tidak akan pernah puteri kita menikah dengan Julaibib. Padahal kita telah menolak berbagai lamaran..”
Perdebatan itu tak berlangsung lama. Sang puteri dari balik tirai berkata anggun. ”Siapakah yang meminta?”
Sang ayah dan sang ibu menjelaskan.
”Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah lah yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku.” Sang gadis shalihah lalu membaca ayat ini;
Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS Al Ahzab [33]: 36)
Dan Sang Nabi dengan tertunduk berdoa untuk sang gadis shalihah, ”Allahumma shubba ‘alaihima khairan shabban.. Wa la taj’al ‘aisyahuma kaddan kadda.. Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atas mereka, dalam kelimpahan yang penuh berkah. Janganlah Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah..”
Doa yang indah.
Sungguh kita belajar dari Julaibib untuk tak merutuki diri, untuk tak menyalahkan takdir, untuk menggenapkan pasrah dan taat pada Allah dan RasulNya. Tak mudah menjadi orang seperti Julaibib. Hidup dalam pilihan-pilihan yang sangat terbatas. Kita juga belajar lebih banyak dari gadis yang dipilihkan Rasulullah untuk Julaibib. Belajar agar cinta kita berhenti di titik ketaatan. Meloncati rasa suka dan tak suka. Karena kita tahu, mentaati Allah dalam hal yang tak kita suka adalah peluang bagi gelimang pahala. Karena kita tahu, seringkali ketidaksukaan kita hanyalah terjemah kecil ketidaktahuan. Ia adalah bagian dari kebodohan kita.
Isteri Julaibib mensujudkan cintanya di mihrab taat. Ketika taat, dia tak merisaukan kemampuannya.
Memang pasti, ada batas-batas manusiawi yang terlalu tinggi untuk kita lampaui. Tapi jika kita telah taat kepada Allah, jangan khawatirkan itu lagi. Ia Maha Tahu batas-batas kemampuan diri kita. Ia takkan membebani kita melebihinya. Isteri Julaibib telah taat kepada Allah dan RasulNya. Allah Maha Tahu. Dan Rasulullah telah berdoa. Mari kita ngiangkan kembali doa itu di telinga. ”Ya Allah”, lirih Sang Nabi, ”Limpahkanlah kebaikan atas mereka, dalam kelimpahan yang penuh barakah. Janganlah Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah..”
Alangkah agungnya! Urusan kita sebagai hamba memang taat kepada Allah. Lain tidak! Jika kita bertaqwa padaNya, Allah akan bukakan jalan keluar dari masalah-masalah yang di luar kuasa kita. Urusan kita adalah taat kepada Allah. Lain tidak. Maka sang gadis menyanggupi pernikahan yang nyaris tak pernah diimpikan gadis manapun itu. Juga tak pernah terbayang dalam angannya. Karena ia taat pada Allah dan RasulNya.
Tetapi bagaimanapun ada keterbatasan daya dan upaya pada dirinya. Ada tekanan-tekanan yang terlalu berat bagi seorang wanita. Dan agungnya, meski ketika taat ia tak mempertimbangkan kemampuannya, ia yakin Allah akan bukakan jalan keluar jika ia menabrak dinding karang kesulitan. Ia taat. Ia bertindak tanpa gubris. Ia yakin bahwa pintu kebaikan akan selalu terbuka bagi sesiapa yang mentaatiNya.
Maka benarlah doa Sang Nabi. Maka Allah karuniakan jalan keluar yang indah bagi semuanya. Maka kebersamaan di dunia itu tak ditakdirkan terlalu lama. Meski di dunia sang isteri shalihah dan bertaqwa, tapi bidadari telah terlampau lama merindukannya. Julaibib lebih dihajatkan langit meski tercibir di bumi. Ia lebih pantas menghuni surga daripada dunia yang bersikap tak terlalu bersahabat kepadanya. Adapun isterinya, kata Anas ibn Malik, tak satupun wanita Madinah yang shadaqahnya melampaui dia, hingga kelak para lelaki utama meminangnya.
Saat Julaibib syahid, Sang Nabi begitu kehilangan. Tapi beliau akan mengajarkan sesuatu kepada para shahabatnya. Maka Sang Nabi bertanya di akhir pertempuran, “Apakah kalian kehilangan seseorang?”
“Tidak Ya Rasulallah!”, serempak sekali. Sepertinya Julaibib memang tak beda ada dan tiadanya di kalangan mereka.
“Apakah kalian kehilangan seseorang?”, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya lagi. Kali ini wajahnya merah bersemu.
“Tidak Ya Rasullallah!” Kali ini sebagian menjawab dengan was-was dan tak seyakin tadi. Beberapa menengok ke kanan dan ke kiri.
Rasulullah menghela nafasnya. “Tetapi aku kehilangan Julaibib”, kata beliau.
Para shahabat tersadar.
“Carilah Julaibib!”
Maka ditemukanlah dia, Julaibib yang mulia. Terbunuh dengan luka-luka, semua dari arah muka. Di seputaran menjelempah tujuh jasad musuh yang telah dia bunuh.
Sang Rasul, dengan tangannya sendiri mengafani Sang Syahid. Beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam menshalatkannya secara pribadi. Ketika kuburnya digali, Rasulullah duduk dan memangku jasad Julaibib, mengalasinya dengan kedua lengan beliau yang mulia. Bahkan pula beliau ikut turun ke lahatnya untuk membaringkan Julaibib. Saat itulah, kalimat Sang Nabi untuk si mayyit akan membuat iri semua makhluq hingga hari berbangkit. “Ya Allah, dia adalah bagian dari diriku. Dan aku adalah bagian dari dirinya.”
Ya. Pada kalimat itu; tidakkah kita cemburu?

Jumat, 24 Maret 2017

AMARAH

Seorang cucu lelaki yg pemarah mendamprat kakeknya dgn kata-kata kasar. Sang kakek hanya diam, mendengarkannya dgn sabar, tenang dan tidak berkata apa pun.Akhirnya cucu lelaki itu berhenti memaki. Setelah amarah sang cucu mereda maka kakek bertanya kepadanya:
“Jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak mau menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu?”
“Tentu saja menjadi milik si pemberi”, jawab si cucu.
“Begitu pula dengan kata-kata kasarmu”, tukas kakek.
“Aku tidak mau menerima kata-katamu itu, maka kata-kata tadi kembali menjadi milikmu. Kau harus menyimpannya sendiri. Aku khawatir nanti kau harus menanggung akibatnya karena kata-kata kasar hanya akan membuahkan penderitaan”.
Kemudian, lanjut kakek:” Sama seperti orang yg ingin mengotori langit dgn meludahinya. Ludah hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri. Demikian juga jika di luar ada orang yg marah-marah kepadamu..biarkan saja….karena mereka sedang membuang SAMPAH HATI mereka (Jika engkau diam saja, maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri)…kalau engkau tanggapi berarti engkau menerima sampah itu.”
“Hari ini begitu banyak orang di jalanan yg pergi dgn membawa sampah hatinya (sampah kekesalan, sampah amarah, sampah kebencian, sampah kepahitan, dll)…..jadilah kita BIJAK”
Sang kakek melanjutkan nasehatnya: 
“Jika engkau tak mungkin memberi, jangan mengambil”
“Jika engkau terlalu sulit untuk mengasihi, janganlah membenci”
“Jika engkau tak dapat menghibur orang lain, janganlah membuatnya sedih”
“Jika engkau tak bisa memuji, janganlah menghujat”
“Jika engkau tak dapat menghargai, jangan menghina”
“Jika engkau tak suka bersahabat, jangan bermusuhan”
Semoga kita senantiasa diberikan kesabaran untuk mengendalikan amarah..
.Aamiin

Rabu, 22 Maret 2017

                               SUAMI ISTRI  DI USIA SENJA

             Yang membaca jangan nangis ya? Saya suka postingan ini, meski sudah berulang kali membacanya.. Semoga kita bisa seperti cerita ini
Di sebuah rumah sederhana yang asri, tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang putri yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan.
           Sang suami merupakan seorang pensiunan, sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga. Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah, mereka menolak ketika putri-putri mereka, menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka.
         Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu, menghabiskan waktu mereka yang tersisa, di rumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa, dalam keluarga itu.
        Suatu senja ba’da Isya di sebuah masjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang dikenakannya ke masjid tadi.
Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri seraya bertanya mesra:
“Kenapa Bu?” Istrinya menoleh sambil menjawab: “Sandal Ibu tidak ketemu, Pak”.
“Ya sudah pakai ini saja”, kata suaminya, sambil menyodorkan sandal yang dipakainya.
Walau agak ragu, sang istri tetap memakai sandal itu, dengan berat hati.
Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya. Jarang sekali ia membantah, apa yang dikatakan oleh sang suami. Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.
“Bagaimanapun usahaku untuk ber terima kasih pada kaki istriku, yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya".
Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku, saat aku pulang kerja.
Kaki yang telah mengantar anak-anak-ku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku”.
Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus, dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah, tempat bahagia bersama….
Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan. 
Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut, mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.
Jari-jari yang mulai keriput itu, dalam genggamannya mulai dirapikan, dan setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut, dan bergumam:
“Terima kasih ya Bu ”. “Tidak, Ibu yang seharusnya berterima kasih sama Bapak, telah membantu memotong kuku Ibu”, tukas sang istri tersipu malu.
“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa, yang belum tentu sanggup aku lakukan.  Aku takjub, betapa luar biasanya Ibu. Aku tahu semua takkan terbalas sampai kapanpun”, kata suaminya tulus.
       Dua titik bening menggantung di sudut mata sang istri.. “Bapak kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pak, apa yang telah kita lalui bersama, adalah sesuatu yang luar biasa.
Ibu selalu bersyukur, atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama”.
Hari Jum’at yang cerah, setelah beberapa hari hujan. Siang itu, sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at,
Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri, menatap tepat pada matanya, sebelum akhirnya melangkah pergi.
Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri, hingga saat beberapa orang mengetuk pintu, membawa kabar yang tak pernah diduganya...Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia. Ia telah pulang menghadap Sang Penciptanya, ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tasyahud Akhir.
            Masih dalam posisi duduk sempurna, dengan telunjuk ke arah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.
"Innaa Lillaahi Wainnaa ilaihi Rooji'uun"
“Subhanallah.... sungguh akhir perjalanan hidup yang indah”, demikian gumam para jama’ah, setelah menyadari ternyata dia telah tiada, di akhir shalat Jum'at.... 
Sang istri terbayang, tatapan terakhir suaminya, saat mau berangkat ke masjid. 
Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan, pengganti ucapan "Selamat Tinggal".
Ataukah suaminya khawatir, meninggalkannya sendiri, di dunia ini. Ada gundah menggelayut di hati sang istri, Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya,..
          Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun, cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun, keikhlasan dihatinya, yang bisa menghambat perjalanan sang suami, menghadap Sang Khalik.
         Dalam do’a, dia selalu memohon kekuatan, agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan, pada tempat yang layak.
Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya. Dengan wajah yang cerah, sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri, dengan lembut.
“Apa yang Bapak lakukan?", tanya istrinya senang bercampur bingung.
“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang...
» Bapak tidak bisa tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan di dunia ini berakhir sekalipun.
» Bapak selalu butuh Ibu.
» Saat disuruh memilih pendamping, Bapak bingung, kemudian bilang "Pendampingnya tertinggal", Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu”.
Istrinya menangis, sebelum akhirnya berkata: “Ibu ikhlas Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong, kalau Ibu takut sekali tinggal sendirian...
Kalau ada kesempatan mendampingi Bapak sekali lagi, dan untuk selamanya, tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan."
Sang istri mengakhiri tangisannya, dan menggantinya dengan senyuman.
Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya….

KEAJAIBAN DOA
(KISAH NYATA )

Seorang istri menceritakan kisah suaminya pada tahun 1415 H, ia berkata
Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah, semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Ia menikahiku pada tahun 1390 H. Aku tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-keluarga Arab Saudi. Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Aku bersyukur dan memuji Allah yang telah menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun dikaruniai seorang putri setelah setahun pernikahan kami.
Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah timur Arab Saudi. Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (di tempat kerjanya) dan pulang tinggal bersama kami seminggu. Hingga akhirnya setelah 3 tahun, dan putriku telah berusia 4 tahun… Pada suatu hari yaitu tanggal 9 Ramadhan tahun 1395 H tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju rumah kami di Riyadh ia mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik. Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter spesialis mengabarkan kepada kami bahwasanya ia mengalami kelumpuhan otak. 95 persen organ otaknya telah rusak. Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi kedua orang tuanya lanjut usia. Dan semakin menambah kesedihanku adalah pertanyaan putri kami (Asmaa') tentang ayahnya yang sangat ia rindukan kedatangannya. Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…
Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada perubahan sama sekali. Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai darinya melalui pengadilan, karena suamiku telah mati otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya. Yang berfatwa demikian sebagian syaikh -aku tidak ingat lagi nama mereka- yaitu bolehnya aku cerai dari suamiku jika memang benar otaknya telah mati. Akan tetapi aku menolaknya, benar-benar aku menolak anjuran tersebut.
Aku tidak akan cerai darinya selama ia masih ada di atas muka bumi ini. Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat yang lain atau mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku hingga Allah melakukan apa yang Allah kehendaki.
Akupun memfokuskan konsentrasiku untuk mentarbiyah putri kecilku. Aku memasukannya ke sekolah tahfiz al-Quran hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur'an padahal umurnya kurang dari 10 tahun. Dan aku telah mengabarkannya tentang kondisi ayahnya yang sesungguhnya. Putriku terkadang menangis tatkala mengingat ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu.
Putriku adalah seorang yang taat beragama, ia senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat di penghujung malam padahal sejak umurnya belum 7 tahun. Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq kepadaku dalam mentarbiyah putriku, demikian juga neneknya yang sangat sayang dan dekat dengannya, demikian juga kakeknya rahimahullah.
Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk ayahnya, ia meruqyah ayahnya, dan juga bersedekah untuk kesembuhan ayahnya. 
Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku berkata kepadaku : Ummi biarkanlah aku malam ini tidur bersama ayahku...
Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya akupun mengizinkannya.
Putriku bercerita :
Aku duduk di samping ayah, aku membaca surat Al-Baqoroh hingga selesai. Lalu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur. Aku mendapati seakan-akan ada ketenangan dalam hatiku, akupun bangun dari tidurku lalu aku berwudhu dan sholat –sesuai yang Allah tetapkan untukku Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa kantuk, sedangkan aku masih di tempat sholatku. Seakan-akan ada seseorang yang berkata kepadaku, "Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur sementara Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??, bagaimana engkau tidur sementara ini adalah waktu dikabulkannya doa, Allah tidak akan menolak doa seorang hamba di waktu ini??"
Akupun bangun…seakan-akan aku mengingat sesuatu yang terlupakan…lalu akupun mengangkat kedua tanganku (untuk berdoa), dan aku memandangi ayahku –sementara kedua mataku berlinang air mata-. Aku berkata dalam do'aku, "Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)…Yaa 'Adziim (Yang Maha Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…, Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa Mut'aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa Rohiim (Yang Maha Penyayang)…, ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…
Ya Allah…, sesungguhnya ia berada dibawah kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim…sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya…
Ya Allah…sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh…Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…"
Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun tertidur sebelum subuh.Tiba-tiba ada suara lirih menyeru.., "Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di sini?". Akupun bangun karena suara tersebut, lalu aku menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku tidak melihat seorangpun. Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata yang bersuara tersebut adalah ayahku…
Maka akupun tak kuasa menahan diriku, lalu akupun bangun dan memeluknya karena gembira dan bahagia…, sementara ayahku berusaha menjauhkan aku darinya dan beristighfar. Ia barkata, "Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada Allah….), engkau tidak halal bagiku…!". Maka aku berkata kepadanya, "Aku ini putrimu Asmaa'". Maka ayahkupun terdiam. Lalu akupun keluar untuk segera mengabarkan para dokter. Merekapun segera datang, tatkala mereka melihat apa yang terjadi merekapun keheranan.
Salah seorang dokter Amerika berkata –dengan bahasa Arab yang tidak fasih- : "Subhaanallahu…". Dokter yang lain dari Mesir berkata, "Maha suci Allah Yang telah menghidupkan kembali tulang belulang yang telah kering…". Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang telah terjadi, hingga akhirnya kami mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…dan berkata, اللهُ خُيْرًا حًافِظًا وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ Sungguh Allah adalah Penjaga Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi orang-orang sholeh…, demi Allah tidak ada yang kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan aku berniat untuk berhenti melaksanakan sholat dhuha, aku tidak tahu apakah aku jadi mengerjakan sholat duha atau tidak..??
          Sang istri berkata : Maka suamiku Abu Asmaa' akhirnya kembali lagi bagi kami sebagaimana biasnya yang aku mengenalinya, sementara usianya hampir 46 tahun. Lalu setelah itu kamipun dianugerahi seorang putra, Alhamdulillah sekarang umurnya sudah mulai masuk tahun kedua. Maha suci Allah Yang telah mengembalikan suamiku setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga putrinya…, Yang telah memberi taufiq kepadaku dan menganugerahkan keikhlasan bagiku hingga bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku…meskipun ia dalam keadaan koma…
Maka janganlah sekali-kali kalian meninggalkan do'a…, sesungguhnya tidak ada yang menolak qodoo' kecuali do'a…barang siapa yang menjaga syari'at Allah maka Allah akan menjaganya.
Jangan lupa juga untuk berbakti kepada kedua orang tua… dan hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan Allah lah pengaturan segala sesuatu…di tanganNya lah segala taqdir, tidak ada seorangpun selainNya yang ikut mengatur…
Ini adalah kisahku sebagai 'ibroh (pelajaran), semoga Allah menjadikan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang yang merasa bahwa seluruh jalan telah tertutup, dan penderitaan telah menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-pintu keselamatan telah tertutup…
Maka ketuklah pintu langit dengan do'a, dan yakinlah dengan pengabulan Allah….

Demikianlah….Alhamdulillahi Robbil 'Aalamiin (SELESAI…)
 Janganlah pernah putus asa…jika Tuhanmu adalah Allah…
cukup ketuklah pintunya dengan doamu yang tulus…
  Hiaslah do'amu dengan berhusnudzon kepada Allah Yang Maha Suci
  Lalu yakinlah dengan pertolongan yang dekat dariNya…

(Diterjemahkan oleh Ust.Firanda Andirja)

Selasa, 21 Maret 2017

KENAPA SETELAH MENIKAH ISTRI TERLIHAT KALAH CANTIK DIBANDING WANITA LAIN?

Seorang suami mengadukan apa yang ia rasakan kepada seorang Syekh. Dia berkata: “Ketika aku mengagumi calon istriku seolah-olah dalam pandanganku Allah tidak menciptakan perempuan yang lebih cantik darinya dirinya...

Seorang suami mengadukan apa yang ia rasakan kepada seorang Syekh. Dia berkata:
“Ketika aku mengagumi calon istriku seolah-olah dalam pandanganku Allah tidak menciptakan perempuan yang lebih cantik darinya di dunia ini.
Ketika aku sudah meminangnya, aku melihat banyak perempuan seperti dia.
Ketika aku sudah menikahinya aku lihat banyak perempuan yang jauh lebih cantik dari dirinya.
Ketika sudah berlalu beberapa tahun pernikahan kami, aku melihat seluruh perempuan lebih manis dari pada istriku.”
Syekh berkata:  ﺃﻓﺄﺧﺒﺮﻙ ﺑﻤﺎ ﻫﻮ ﺃﺩﻫﻰ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻭﺃﻣﺮّ!؟
“Apakah engkau tahu, ada yang jauh lebih parah daripada yang engkau alami saat ini!?”
Laki-laki penanya: “Iya, mau.”
Syekh: “Sekalipun engkau mengawini seluruh perempuan yang ada di dunia ini, pasti anjing-anjing yang berkeliaran di jalanan itu lebih cantik dalam pandanganmu dari pada wanita manapun.”
Laki-laki penanya itu tersenyum masam, lalu ia berujar: “Kenapa tuan Syekh berkata demikian?”
Syekh itu melanjutkan: ليس الأمر في عرسك ، وإنما هو في قلبك الطامع وبصرك الزائغ ، ولا يملأ عين ابن آدم الا التراب
“Masalah sesungguhnya bukan terletak pada istrimu, tapi terletak pada hati rakusmu dan mata keranjangmu. Mata manusia tidak akan pernah puas, kecuali jika sudah tertutup tanah kuburan.”
Rasulullah bersabda:
لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ ثَانِيًا، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Andaikan anak Adam itu memiliki lembah penuh berisi emas pasti ia akan menginkan lembah kedua, dan tidak akan ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa yang mau bertaubat”.
Lalu Syekh itu bertanya, “Apakah engkau ingin istrimu kembali seperti dulu, menjadi wanita terindah di dunia ini?”
“Iya Syekh,” jawab lelaki itu dengan perasaan tak menentu.
Syekh: فاغضض ﺑﺼﺮﻙ ، فإن من ارتضى بحلاله رزق الكمال فيه
“Pejamkanlah matamu dari hal-hal yang haram… Ketahuilah, orang yang merasa cukup dengan suatu yang halal, maka dia akan diberi kenikmatan yang sempurna di dalam barang halal tersebut.

Senin, 20 Maret 2017

UPACARA DI MIN GLESUNGREJO

SUDAHKAH DIPELUK SUAMIMU HARI INI ?


Yang belum, segera minta sekarang ya ...
"Ingin istrimu awet muda ?"
Ayo baca ini sebentar aja.
        Suatu pagi, tiga orang perempuan, Dewi, Ria dan Dina, tengah berbincang di ruang imajiner saya.
Dewi : “Wah, kamu tampak awet muda dan ceria, Ria. Apa rahasianya ?”
Ria : “Biasa sih. Aku rajin ke salon kecantikan dan melakukan perawatan tubuh di sana. Itu sebabnya aku selalu tampak awet muda.”
Dewi : “Kalau kamu. Dina ? Apa rahasia kamu selalu tampak awet muda ?”
Dina : “Gampang kok. Tiap hari aku dipeluk suamiku 12 kali. Ini yang membuatku awet muda.”
Ya. Ada Banyak Cara Awet Muda.
Sejak dari yang membayar mahal sampai yang murah.
        Pelukan suami kepada isteri, dan sebaliknya, tidak bisa digantikan oleh apapun dan oleh siapapun. Benar-benar spesial, dan tak tergantikan oleh kecanggihan teknologi.
Dan hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang sah.
Saling memeluk menimbulkan perasaan nyaman, karena yang memeluk adalah pasangan yang sah.
Bagaimana Pelukan Mampu Membuat Awet Muda ?
        Saat berpelukan, tubuh melepaskan hormon Oxytocin yg berkaitan dengan rasa damai dan cinta. Hormon ini membuat jantung dan pikiran menjadi tenang dan sehat.
Itulah sebabnya, pelukan diyakini dapat menambah angka harapan hidup pasangan anda.
       Satu pelukan, bisa meningkatkan angka harapan hidup satu hari bagi pasangan anda.Setiap kali anda memeluk pasangan dengan penuh ketulusan dan kasih sayang, bertambahlah angka harapan hidupnya, karena bertambah rasa bahagia dan kesehatan jiwanya. Penambahan angka harapan hidup ini akan tampak pada penampilannya yang awet muda. Semakin sering dipeluk, semakin tambah awet muda.
       Jadi kalau ada istri yang tampak lelah dan tampak cepat tua, lebih tua dari usia sebenarnya, mungkin karena jarang dipeluk suaminya.
Jika suami jarang memeluk istri, suasana jiwa istri menjadi ‘lapar perasaan’.
      Ada tuntutan jiwa yang ingin dipeluk, dibelai dan dielus, namun tidak terpenuhi. Tidak ada hormon oxytocin yang diproduksi dalam tubuh istri sehingga merasa kurang perhatian dan kurang bahagia.
Para Suami Sering-seringlah memeluk Istrimu.
Pelukan itu bukan saja gratis, namun juga bermanfaat dan sangat menyenangkan hati istri.
Itulah yang membuat istri awet muda secara Gratis ....

Sabtu, 18 Maret 2017

KEKUATAN DO'A ORANGTUA UNTUK ANAKNYA

       Suatu ketika ada yang bertanya kepada seorang ibu yang berhasil membesarkan 9 anaknya, mendidik dan menjadikan mereka manusia berakhlak dan berguna bagi agama, negara, bangsa dan sesama...
Apa rahasia di balik keberhasilannya...
Jawabnya adalah, doa yang tak henti henti dipanjatkan untuk anak-anaknya tersebut:
1. Allahummaj'al aulaadana kulluhum shaalihan wa thaa'atan.
Yaa Allah jadikanlah anak anak hamba orang yang sholehah dan shaleh yang taat beribadah kepadaMu...
2. Wa ummuruhum thowiilan
Panjangkanlah umurnya yang baarrakah...
3. War zuqhum waasi'an..
Luaskan dan lapangkan rizkinya yang halal...
4. Wa 'uquuluhum zakiyyan..
Cerdaskan akalnya untuk kebaikan dunia dan akhirat...
5. Wa quluubuhum nuuran..
Terangilah kalbunya untuk urusan agamaMu...
6. Wa 'uluumuhum katsiiran naafi'an...
Karuniakan ia ilmu yang bermanfaat untuk urusan kebaikkan dunia dan akhirat...
7. Wa jasaaduhum shihhatan wa 'aafiyatan..
Sehatkanlah jasmani dan rohaninya yang dengan itu memberikan ketenangan dalam melaksanakan ibadah hanya kepadaMu...
8. Birahmatika yaa arhamar raahimiin..
Dengan segala RahmatMU Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...
Panjatkanlah Doa itu sesering mungkin, karena doa orangtua termasuk doa yang terkabul, dan tidak memiliki penghalang menuju Allah...
Rasulullah SAW bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga macam doa yang mustajab, dan tidak ada keraguan di dalamnya. Yaitu doa orangtua, doa seorang musafir, dan doa orang yg terzalimi"
(HR. Al-Bukhari / Al-Adab, Al-Mufrad-32, Abu Dawud).

Jumat, 17 Maret 2017


*FILOSOFI BILANGAN DALAM BAHASA JAWA* 
          
Dalam bhs Indonesia ;
21 = Dua Puluh Satu
22 = Dua Puluh Dua...s/d.
29 = Dua Puluh Sembilan
Dlm bhs Jawa tidak dinamakan Rong Puluh Siji (21), Rong Puluh Loro (22),... dst, melainkan... Selikur (21), Rolikur (22), .... s/d  Songo Likur (29).
Disini terdapat satuan *LIKUR* , yang  merupakan kependekan dari *Lingguh KURsi*, artinya duduk di Kursi.
Pada usia 21-29 itulah pada umumnya manusia mendapatkan *TEMPAT:DUDUKNYA*, Pekerjaannya, Profesi yang akan  ditekuni dlm kehidupannya ...
Ada penyimpangan pada Bilangan *25*, tidak disebut sebagai LIMANG LIKUR, melainkan *SELAWE*.
SELAWE ; ( *SEneng-senenge  LAnang lan WEdok* ). Puncak asmara laki-laki dan perempuan, yg ditandai oleh Pernikahan.
Maka pada usia tersebut pada umumnya orang menikah (dadi manten).
Ada penyimpangan lagi pada bilangan *50*, setelah  Sepuluh, Rong Puluh (20), Telung Puluh (30), Patang Puluh (40), mestinya  Limang Puluh (50) .
Tapi 50 diucapakan menjadi *SEKET*.
SEKET ( *SEneng KEthunan*); suka memakai Kethu/tutup kepala, Topi/Kopiah. Tanda usia semakin lanjut. Tutup kepala bisa untuk menutup botak atau rambut yang memutih karena semirnya habis....
Disisi lain bisa juga kopiah atau tutup kepala melambangkan orang yang seharusnya sudah lebih taat beribadah...!!
Pada usia 50 thn mestinya seseorang seharusnya lebih memperbanyak ibadahnya dan lebih berbagi untuk bekal memasuki Kehidupan Akherat yang Kekal dan Abadi...!!
Dan kemudian masih ada Satu Bilangan lagi, yaitu *60*, yang namanya menyimpang dari pola, bukan Enem Puluh melainkan *SEWIDAK atau SUWIDAK*.
SEWIDAK  ( *SEjatine Wis wayahe TinDAK*).
Artinya ? 
Sesungguhnya sudah saatnya pergi, sudah matang....
Harus sudah siap dipanggil menghadap Tuhan.

*KURMA*
*MENGAPA KURMA DI BENCI JIN DAN SETAN DAN MENGAPA NABI SAW.  MEMAKANNYA DALAM HITUNGAN GANJIL???*

*INI JAWABAN NYA..!!!*
Mengapa kurma dibenci jin dan setan?
Serta mengapa Nabi SAW memerintahkan kita, mengonsumsi dalam hitungan ganjil 3. 5. 7 dan dikonsumsi makan pada pagi hari?
Dan yang paling baik makan  tujuh kurma. Baik dari segi Agama dan ilmiah penjelasan atas pertanyaan ini yaitu ternyata kur ma membuahkan daya perlindungan tubuh manusia  dan membuat perisai pelindung untuk tubuh manusia.
Amer bin Saad dari ayahnya – berkata : Rasulullah, sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 
*Lakukanlah ihtiar perlindungan dari sihir dengan makan 7 kurma*
Penelitian sudah tunjukkan kalau buah kurma miliki manfaat utama.
*1.PERTAMA*
Kurangi tingkat kolesterol dalam darah dan mencegah aterosklerosis.
*2.KEDUA* 
Mencegah kanker usus besar serta mencegah penyakit, wasir dan kurangi bentuk batu kepahitan dan memfasilitasi tahap kehamilan serta persalinan, lantaran mengandung serat serta makanan yang baik pencernaan dan gula.
*3-KETIGA*
Mencegah kerusakan gigi karena mengandung fluor.
*4.KEEMPAT*
Mencegah racun karena mengandung natrium, kalium dan vitamin c.
*5.KELIMA*
Penyembuhan anemia karena mengandung zat besi, tembaga, vitamin B-2.
*6.KEENAM*
Obat untuk rakhitis dan osteomalacia karena mengandung  kalsium, fosfor, vitamin A
*7.KETUJUH*
Penyembuhan untuk anoreksia  dan kurangnya konsentrasi karena me ngandung kalium.
*8.KEDELAPAN*
Untuk pengobatan umum kekurangan dan jantung berdebar karena mengandung magnesium, tembaga
*9.KESEMBILAN*
Obat kanker rematik dan otak karena mengandung boron.
*10.KESEPULUH*
Anti-kanker karena mengandung  selenium sudah dilihat kalau warga tidak paham kanker oasis.
*11.KESEBELAS*
Pengobatan disfungsi ereksi karena mengandung boron, vitamin A.
*12.KEDUABELAS*
Perawatan untuk kulit kering dan penyakit kornea kering serta kebutaan malam karena mengandung vitamin A.
*13.KETIGABELAS*
Obat untuk penyakit saluran pencernaan saraf karena mengandung vitamin B1.
*14.KEEMPATBELAS*
Perawatan untuk rambut rontok dan stres mata serta peradangan pada selaput lendir rongga mulut serta radang bibir karena mengandung vitamin B-2.
*15.KELIMABELAS*
Perawatan kulit inflamasi karena mengandung vitamin niacin.
*16.KEENAMBELAS*
Obat untuk penyakit kudis, melemahnya umum tubuh dan jantung berdebar, sesak napas dan kontraksi pembuluh darah serta timbulnya bintik-bintik merah pada kulit serta kekurangan dalam tulang dan gigi, karena mengandung Vitamin C, atau asam askorbat 2.
*17.KETUJUHBELAS*
Pengobatan keasaman di perut karena mengandung klorin, natrium dan kalium.
*18.KEDELAPANBELAS*
Pengobatan penyakit gusi dan kekurangan pembuluh darah kapiler, kekurangan otot dan tulang riskan karena mengandung vitamin c.
*Semoga Bermanfaat*

Rabu, 15 Maret 2017

D I A L O G     B A G U S

Seorang Liberal bertanya pada Dr Zakir Naik....!!
Dr. Zakir Naik menjawab....
Mengapa Orang Kafir Sebaik Apapun Tetap Masuk Neraka...?
Jawaban luar biasa ini membuat seorang Pemuda Liberal Terbungkam seribu bahasa.....!!!!
*Pemuda Liberal* : Ada orang baik banget, anti korupsi, bangun masjid, rajin sedekah sampai hidupnya sendiri dikorbanin buat nolongin orang banyak, terus meninggal dan dia bukan Muslim, Dia masuk surga atau neraka....?
*Dr. Zakir Naik* : Neraka.....!!
*Pemuda Liberal* : Lahhh.....? Kan dia orang baik. Kenapa masuk neraka....??
*Dr. Zakir Naik* : Karena dia bukan Muslim....
*Pemuda Liberal* : Tapi dia orang baik. Banyak orang yang terbantu karena dia, bahkan umat Islam juga. Malah Bangun Masjid Raya segala. Jahat bener deh,  Tuhan kalau orang sebaik dia dimasukkan neraka juga.
*Dr. Zakir Naik* : Allah tidak jahat, hanya adil.
*Pemuda Liberal* : Adil dari mana....?
*Dr. Zakir Naik* : Kamu sekolahnya sampai tingkatan apa....?
*Pemuda Liberal* : saya ini Master Sains lulusan US , kenapa....?
*Dr. Zakir Naik* : Kenapa bisa kamu dapat titel Master Sains dari US....?
*Pemuda Liberal* : Ya...karena kemarin saya kuliah disana, diwisuda disana.
*Dr. Zakir Naik* : Namamu terdaftar disana...? Kamu mendaftar...?
*Pemuda Liberal* : Ya jelas dong tuan, ini ijazah juga masih basah.
*Dr. Zakir Naik* : Sekiranya waktu itu kamu tidak mendaftar, tapi kamu tetap datang kesana, hadir di perkuliahan, diam-diam ikut ujian, bahkan kamu dapat nilai sempurna, apakah kamu tetap akan dapat ijazah....?
*Pemuda Liberal* : Jelas enggak, itu namanya mahasiswa ilegal, sekalipun dia pintar, dia nggak terdaftar sebagai mahasiswa, kampus ane mah ketat soal aturan gituan.
  
*Dr. Zakir Naik* : Berarti kampusmu jahat dong, ada orang sepintar itu tak dikasih ijazah hanya karena tidak mendaftar.....?
*Pemuda Liberal* : terdiam...
*Dr. Zakir Naik* : Gimana....?
*Pemuda Liberal* : Ya nggak jahat sih, itu kan aturan, salah si mahasiswa kenapa nggak mendaftar, konsekuensinya ya nggak dapat ijazah dan titel resmi dari kampus.
*Dr. Zakir Naik* : Nahhhh.....!! kalau kampusmu saja ada aturan, apalagi dunia dan akhirat. Kalau *_surga diibaratkan ijazah_*, *_dunia adalah bangku kuliah,_* maka *_syahadat adalah pendaftaran awalnya._* *Tanpa pendaftaran awal, mustahil kita diakui dan dapat ijazah, sekalipun kita ikut kuliah dan mampu melaluinya dengan gemilang.* Itu adalah aturan, menerapkannya bukanlah kejahatan, melainkan keadilan.
*Pemuda Liberal* : kembali terdiam, tanpa berkata-kata....
Semoga Allah senantiasa menetapkan iman & islam kita jg keluarga kita, amiin..
*Semoga bermanfaat*


CERITA TENTANG MATAHARI

Kim Jong Un, Presiden Korea Utara berpidato membanggakan negaranya.
Beliau berkata: "Tidak hanya senjata nuklir, dalam 10 thn kedepan kita juga akan membuat terobosan baru yakni tim antariksa kami akan mendarat di matahari."
Mendengar ini para pendukungnya lantas bersorak bangga.
Lalu seorang wartawan bertanya: "Matahari suhunya begitu panas, bagaimana bisa mendarat di matahari...?"
Sesaat suasana dalam ruang tersebut berubah menjadi hening.
Beberapa saat kemudian, setelah Kim Jong Un menghisap cerutunya beberapa kali, dia menjawab: "Kita perginya malam hari!"
Seketika para pendukung Kim bersorak kembali.
Donald Trump, Presiden AS yg menonton tayangan langsung ini di TV, segera merespon dgn mengatakan kepada para staff-nya: "Gila ini orang, malam hari mana ada matahari...?"
*Brodin orang Madura* di Indonesia, juga ikutan komentar:
"Trump itu kurang wawasan... Matahari & Hypermart kan buka sampe jam 10 malam..

 A Y A H

1| Jika memiliki anak sudah ngaku-ngaku jadi AYAH, maka sama anehnya dengan orang yang punya bola ngaku-ngaku jadi pemain bola.
2| AYAH itu gelar untuk lelaki yang mau dan pandai mengasuh anak bukan sekedar `membuat` anak.
3| Jika AYAH mau terlibat mengasuh anak bersama ibu, maka separuh permasalahan negeri ini teratasi.
4| AYAH yang tugasnya cuma ngasih uang, menyamakan dirinya dengan mesin ATM. Didatangi saat anak butuh saja.
5| Akibat hilangnya fungsi tarbiyah dari AYAH, maka banyak AYAH yang tidak tahu kapan anak lelakinya pertama kali mimpi basah.
6| Sementara anak dituntut sholat shubuh padahal ia dalam keadaan junub. Sholatnya tidak sah. Dimana tanggung jawab AYAH?
7| Jika ada anak durhaka, tentu ada juga AYAH durhaka. Ini istilah dari Umar bin Khattab.
8| AYAH durhaka bukan yang bisa dikutuk jadi batu oleh anaknya. Tetapi AYAH yang menuntut anaknya shalih dan shalihah namun tak memberikan hak anak di masa kecilnya.
9| AYAH ingin dido’akan masuk surga oleh anaknya, tapi tak pernah berdo’a untuk anaknya.
10| AYAH ingin dimuliakan oleh anaknya tapi tak mau memuliakan anaknya.
11| Negeri ini hampir kehilangan AYAH. Semua pengajar anak di usia dini diisi oleh kaum ibu. Pantaslah negeri kita dicap fatherless country.
12| Padahal keberanian, kemandirian dan ketegasan harus diajarkan di usia dini. Dimana AYAH sang pengajar utama?.
13| Dunia AYAH saat ini hanyalah Kotak. Yakni koran, televisi dan komputer. AYAH malu untuk mengasuh anak apalagi jika masih bayi.
14| Banyak anak yang sudah merasa yatim sebelum waktunya sebab AYAH dirasakan tak hadir dalam kehidupannya.
15| Semangat qur’an mengenai pengasuhan justru mengedepankan AYAH sebagai tokoh. Kita kenal Lukman, Ibrahim, Ya`qub, Imran. Mereka adalah contoh AYAH yang peduli.
16| Ibnul Qoyyim dalam kitab tuhfatul maudud berkata, “Jika terjadi kerusakan pada anak penyebab utamanya adalah AYAH”.
17| Ingatlah! Seorang anak bernasab kepada AYAH-nya bukan ibu. Nasab yang merujuk pada anak menunjukkan kepada siapa Allah meminta pertanggungjawaban kelak.
18| Rasulullah yang mulia sejak kecil ditinggal mati oleh AYAH-nya. Tapi nilai-nilai ke-AYAH-an tak pernah hilang didapat dari sosok kakek dan pamannya.
19| Nabi Ibrahim adalah AYAH yang super sibuk. Jarang pulang. Tapi dia tetap bisa mengasuh anak meski dari jauh. Terbukti 2 anaknya menjadi Nabi.
20| Generasi sahabat menjadi generasi gemilang karena AYAH amat terlibat dalam mengasuh anak bersama ibu. Mereka digelari umat terbaik.
21| Di dalam quran ternyata terdapat 17 dialog pengasuhan. 14 diantaranya yaitu antara AYAH dan anak. Ternyata AYAH lebih banyak disebut.
22| Mari ajak AYAH untuk terlibat dalam pengasuhan baik di rumah, sekolah dan masjid.
23| Harus ada sosok AYAH yang mau jadi guru TK dan TPA. Agar anak kita belajar kisah Umar yang tegas secara benar dan tepat. Bukan ibu yang berkisah tapi AYAH!
24| AYAH pengasuh harus hadir di masjid. Agar anak merasa tentram berlama-lama di dalamnya. Bukan was-was atau merasa terancam dengan hardikan.
25| Jadikan anak terhormat di masjid. Agar ia menjadi generasi masjid. Dan AYAH yang membantunya merasa nyaman di masjid.
26| Ibu memang madrasah pertama seorang anak. Dan AYAH yang menjadi kepala sekolahnya.
27| AYAH kepala sekolah bertugas menentukan visi pengasuhan bagi anak sekaligus mengevaluasinya. Selain juga membuat nyaman suasana sekolah yakni ibunya.
28| Jika AYAH hanya mengurusi TV rusak, keran hilang, genteng bocor di dalam rumah, ini bukan AYAH `kepala sekolah` tapi AYAH `penjaga sekolah`.
29| Ibarat burung yang punya dua sayap. Anak membutuhkan kedua-duanya untuk terbang tinggi ke angkasa. Kedua sayap itu adalah AYAH dan ibunya.
30| Ibu mengasah kepekaan rasa, AYAH memberi makna terhadap logika. Kedua-duanya dibutuhkan oleh anak.
31| Jika ibu tak ada, anak jadi kering cinta. Jika AYAH tak ada, anak tak punya kecerdasan logika.
32| AYAH mengajarkan anak menjadi pemimpin yang tegas. Ibu membimbingnya menjadi pemimpin yang peduli.
Tolong sebarkan pada ayah, calon ayah, laki-laki yang peduli keluarga...!!!
From Fp: @kakapustaka