InspirasI

Jumat, 27 Desember 2019


"Cublak-Cublak suweng"

Cublak suweng <tempat suweng>.
Suweng adalah anting perhiasan wanita Jawa. 
Jadi, Cublak-cublak suweng, artinya ada tempat harta berharga, yaitu Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau Harta Sejati.

"Suwenge ting gelenter",
Suwenge ting gelenter <suweng berserakan>. Harta Sejati itu berupa kebahagiaan sejati sebenarnya sudah ada berserakan di sekitar manusia.

"Mambu ketundhung gudel",
Mambu <baunya> Ketundhung <dituju> Gudel <anak kerbau>.
Maknanya, banyak orang berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan orang-orang bodoh (diibaratkan gudel) mencari harta itu dengan penuh nafsu ego, korupsi dan keserakahan, tujuannya untuk menemukan kebahagiaan sejati.

"Pak empo lera-lere",
Pak empo <bapak ompong) Lera-lere <menengok kanan kiri>. Orang-orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu, bukan harta sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri.

"Sopo ngguyu ndhelikake",
Sopo ngguyu <siapa tertawa> ndhelikake <dia yang menyembunyikan>. Menggambarkan bahwa barang siapa bijaksana, dialah yang menemukan tempat harta sejati atau kebahagian sejati. Dia adalah orang yang tersenyum (semeleh) dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.

"Sir-sir pong dele kopong".
Sir <hati nurani> pong dele kopong <kedelai kosong tanpa isi>.
Artinya di dalam hati nurani yang kosong. 
Maknanya bahwa untuk sampai kepada "Tempat Harta Sejati" (Cublak Suweng) atau "Kebahagiaan Sejati", orang harus melepaskan diri dari kecintaan pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam Sir (hati nurani)-nya


Tidak ada komentar: