"Cublak-Cublak suweng"
Cublak suweng <tempat
suweng>.
Suweng adalah anting perhiasan wanita Jawa.
Jadi, Cublak-cublak suweng, artinya ada tempat harta berharga,
yaitu Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau Harta Sejati.
"Suwenge ting
gelenter",
Suwenge ting gelenter <suweng berserakan>. Harta Sejati itu
berupa kebahagiaan sejati sebenarnya sudah ada berserakan di sekitar manusia.
"Mambu ketundhung
gudel",
Mambu <baunya> Ketundhung <dituju> Gudel <anak
kerbau>.
Maknanya, banyak orang berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan
orang-orang bodoh (diibaratkan gudel) mencari harta itu dengan penuh nafsu ego,
korupsi dan keserakahan, tujuannya untuk menemukan kebahagiaan sejati.
"Pak empo
lera-lere",
Pak empo <bapak ompong) Lera-lere <menengok kanan kiri>.
Orang-orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun
hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu, bukan harta sejati atau
kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya
sendiri.
"Sopo ngguyu
ndhelikake",
Sopo ngguyu <siapa tertawa> ndhelikake <dia yang
menyembunyikan>. Menggambarkan bahwa barang siapa bijaksana, dialah yang
menemukan tempat harta sejati atau kebahagian sejati. Dia adalah orang yang
tersenyum (semeleh) dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun berada di
tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.
"Sir-sir pong dele
kopong".
Sir <hati nurani> pong dele kopong <kedelai kosong tanpa
isi>.
Artinya di dalam hati nurani yang kosong.
Maknanya bahwa untuk sampai kepada "Tempat Harta Sejati"
(Cublak Suweng) atau "Kebahagiaan Sejati", orang harus melepaskan
diri dari kecintaan pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, rendah hati,
tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam Sir
(hati nurani)-nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar