InspirasI

Minggu, 26 Juli 2020


TANGGUNG JAWAB


Beberapa hari yang lalu, ketika dalam perjalanan menuju Jakarta, seorang pengendara motor tiba-tiba menabrak saya dari belakang.
Kondisi jalan sedang macet.
Tetapi motor dengan kecepatan lumayan menyerobot dari sisi kiri.
Sedangkan mobil di depanku mengerem mendadak.
Terjadilah..... brakkk !!
Pengemudi motor terjatuh.
Seorang lelaki muda usia 20 tahunan tergeletak di aspal.

"Mas luka ?"

"Ngga mbak"

"Coba saya lihat kakinya. Mau saya bawa ke klinik ?"

"Gausah mbak. Gapapa."

Walau dia bilang gapapa tapi dia memegangi kakinya dan meringis. Saya tau dia menahan sakit.

"Maaf ya mbak. Saya buru-buru."

"Mas salah lho motong jalur gitu. Apalagi inikan macet. Bahaya ".

"Iya mba, saya salah. Saya tanggung jawab. Maaf mba mobilnya jadi rusak".

Saya lihat spakbor motornya melesak ke dalam. Sedangkan mobilku penyok sedikit saja di bagian belakang.

"Mbak saya gak ada uang. Tapi saya tanggungjawab kerusakan mobilnya. Mbak pegang KTP saya dulu ya. Nanti perbaikannya berapa mbak WA saya aja. Nanti saya bayar sekalian ambil KTP".

Saya diam saja. Tidak bereaksi apapun.
Pengemudi motor memberikan KTPnya dan nomor whatsapp padaku.
Lalu dia mengendarai motornya lagi.
"Maaf mbak, saya pergi dulu. Masih banyak paket yg belum terkirim. Sekali lagi maaf saya nabrak mbak".

3 hari kemudian saya iseng WA nomor hape orang yg menabrak saya. Padahal mobil belum saya bawa ke bengkel. Jadi belum tau biaya perbaikannya berapa.
Singkat saja saya tulis : Mas, ini biayanya habis 300 ribu.
Tak lama kemudian dia membalas : Baik mbak. Tapi maaf saya hanya bisa kasih setengahnya. Mohon maaf banget... istri saya mau melahirkan. Kata bidan sudah dekat hpl. Saya hanya ada uang 500 ribu.
Saya balas : OK mas. Kamu ke rumah saya ya. Bawa istri kamu juga.
Dia membalas : Baik mbak.
Saya kirimkan shareloc rumah saya.

Sore ini penabrak mobil saya datang bersama istrinya.
Benar, istrinya hamil tua.
Kami lalu mengobrol banyak.
Pasangan muda ini menikah setahun lalu, saat ini sedang menunggu kelahiran putra pertamanya.
Sang suami bekerja sebagai pengantar paket.
Waktu menabrakku, dia sedang terburu-buru karena banyak paket yg belum diantar. Jika terlambat antar dia bisa kena peringatan dari kantor, katanya.
Duh, saya jadi malu karena sering sekali ngomel kalau paket terlambat datang...

Mas itu menyerahkan amplop berisi uang 150 ribu.
Saya menerimanya.
Lalu menyerahkan amplop berisi KTP nya.

" Apa ini mbak ? Kok tebel banget ?"

" Buat tambahan biaya melahirkan istrinya mas. Semoga nanti melahirkan lancar. Selamat dan sehat semuanya".

Mata istrinya kulihat berkaca-kaca.

"Mbak, ini beneran ? Banyak banget ini. Ini gimana sih ? Saya nabrak mbak tapi malah dikasih uang".

"Benar mas nabrak saya, tapi mas kan sudah bertanggungjawab kasih saya biaya perbaikan. Saya terima. Jadi masalahnya sudah selesai.
Terimakasih ya.
Hati-hati loh kalo kerja. Walau seburu-buru apapun gaboleh ugal-ugalan berkendara. Karena ada anak dan istri yg menunggu di rumah".

"Ya tapi initu... Ya Allah mbak... terimakasih banyak... "

"Saya juga berterimakasih pada mas dan mbak yg sudah mengajari saya apa itu arti tanggung jawab. Saya banyak belajar dari kalian berdua.
Kalau putranya sudah lahir kabarin saya ya ".
Istrinya memeluk saya.
Mereka lalu berpamitan pulang.

Tentang tanggung jawab...
Banyak dari kita yg mampu menuntut pertanggungjawaban pada orang lain atas kesalahan yg dilakukannya.
Namun sedikit dari kita yg mampu bertanggungjawab pada  kesalahan diri sendiri.
Dan menolong yg lemah adalah bentuk pertanggungjawaban atas kekuatan yg diberikan Tuhan pada kita.

(ALIN)


Tidak ada komentar: