PENGORBANAN
NABI ZAKARIA
Zakaria AS adalah salah satu Nabi Alloh SWT. Konon, pengorbanan
beliau sebagai seorang Nabi sangat luar biasa dan itu sangat menginspirasi kita
yang hidup di jaman setelahnya. Berikut cerita Nabi Zakaria AS yang dikirim
sang sahabat via e-mail. Semoga kita bisa memetik hikmah yang terkandung di
dalamnya!
Dalam usia yang masuk uzur, Zakaria AS merindukan kehadiran
seorang putra. Ia khawatir jika hingga ajal dicabut belum juga memiliki
keturunan, maka siapa nanti yang akan meneruskan perjuangan syiar agama-Nya.
Karena itulah Zakaria AS tak pernah berhenti bermunajat kepada Allah SWT, minta
agar Dzat Yang Maha Perkasa memberinya anak.
“Yaa, Allah, yaa Rabb. Janganlah Engkau membiarkan aku hidup
seorang diri. Engkau sebaik-baiknya Dzat yang memberi keturunan. Yaa, Tuhanku,
telah lemah tulang belulangku, telah penuh uban di kepalaku, dan bukanlah aku
seorang sial dalam berdoa kepada-Mu. Sedangkan istriku adalah seorang perempuan
mandul, berilah kepadaku dari karunia-Mu seorang anak yang kelak akan menjadi
penggantiku,” doa Zakaria AS tak berhenti hanya sekali. Ia tak ingin kobaran
semangat syiar agama yang ada di pundaknya terputus gara-gara tidak punya
keturunan. Sementara kondisi rahim sang istri sudah tidak mungkin untuk
melahirkan anak.
Doa Zakaria AS dijawab oleh Allah SWT. Melalui malaikat
utusan-Nya, Allah SWT menjanjikan Zakaria AS akan dikaruniai seorang anak yang
kelak diberi nama Yahya. “Belum pernah ada manusia yang bernama Yahya,” kata
Sang Malaikat utusan Allah SWT. Namun jawaban dari Allah SWT tersebut justru
membuat Zakaria AS merasa kebingungan. Bagaimana mungkin aku bisa membuahi
rahim istriku, sementara aku sudah tidak punya kemampuan lagi mendekatinya?
Bagaimana mungkin pula rahim istriku yang mandul dapat mengandung putra
pemberian-Mu? Rasa gundah ini muncul karena memang Zakaria AS yang hidup di
jamannya saat itu punya sifat selalu ingin jelas dan nyata dalam menghadapi
persoalan apapun.
Gundah hati Zakaria AS segera pula dijawab oleh Allah SWT. Melalui
Sang Malaikat, Dia berkata, “Bukankah Allah yang menjadikanmu, sedang
sebelumnya kamu tidak ada? Dan Tuhan itu pulalah yang akan memberi engkau
anak?”
Tanda-tanda kebesaran Sang Illahi pun terjadi. Istri Zakaria AS
yang sudah uzur dengan rahim yang mandul suatu ketika diketahui hamil. Dari
rahim sang istri itulah lahir seorang bayi laki-laki yang kemudian, sesuai
dengan petunjuk Allah SWT, diberi nama Yahya. Kelak anak itu akan tumbuh jadi
seorang pemimpin (nabi) yang mempunyai kecerdasan luar biasa, tegas dalam
mengambil keputusan, serta memiliki keimanan yang teruji. Ia pun hafal segala
isi Kitab Suci Taurat dan menerapkannya dalam perikehidupan sehari-hari.
Alkisah, Yahya, setelah ia tumbuh dewasa, ditetapkan sebagai
seorang penghukum atau hakim. Saat mengemban amanah sebagai hakim, ia pernah
menghadapi dilema yang sangat pelik. Dilema itu berawal dari keinginan Raja
Hirodus yang menguasai Negeri Palestina yang hendak meminang salah seorang
keponakan Yahya. Sang keponakan yang diceritakan berparas sangat cantik itu
bernama Hirodia. Raja Hirodus sudah datang kepada orangtua Hirodia dan
keputusan untuk mengawini gadis itu sudah bulat.
Mendengar kabar bahwa Hirodia akan dinikahi oleh Raja Hirodus,
bukan main marahnya Yahya. Ia memvonis perkawinan kedua orang itu tidak sah
karena bertentangan dengan ketentuan yang terkandung dalam Kitab Suci Taurat.
“Perkawinan mereka tidak akan saya akui dan saya akan menentang
sekeras-kerasanya perkawinan mereka!” ujar Yahya sambil menyebutkan, Hirodia
atau Harduba itu sesungguhnya adalah anak Raja Hirodus itu sendiri. Kabar
tersebut disampaikan oleh Abdullah bin Zubair. Sementara dari As-Suddy
mengatakan, Hirodia merupakan anak tiri dari Raja Hirodus yang hukumnya “haram”
dinikahi olehnya (Raja Hirodus). Begitu pula Ibnu Abbas memberi kabar, Hirodia
masih merupakan anak saudara laki-laki Raja Hirodus. Semua argumentasi tersebut
menurut Kitab Taurat, sama dengan hukum Al-Qur’an, sangatlah tidak halal Raja
Hirodus memperistri Hirodia!
Keputusan Yahya demikian, tentu saja, membuat berang Raja Hirodus
dan membuat kecewa Hirodia. Lalu keduanya mengatur siasat untuk menghabisi
Yahya karena dianggap telah mengacaukan rencana perkawinan mereka. Hirodia pun,
dengan kecantikan yang dimilikinya, berusaha menggoda Yahya. Namun kemolekan
rupa dan tubuh gadis itu sama sekali tidak membuat Yahya mengubah keputusannya.
Gagal menggoda Yahya dengan berahi yang ditawarkannya, Hirodia
lantas menghasut Raja Hirodus untuk membunuh “hakim agung” yang dianggapnya
keras kepala itu. Permintaan sang kekasih itu tentu saja tidak ditolak
oleh Raja Hirodus yang memegang tampuk kekuasaan sebagai raja di negerinya dari
tahun 4 sebelum Masehi hingga tahun 37 sesudah Masehi. Raja dzolim itu pun
segera menangkap Yahya, kemudian memenjarakannya. Diriwayatkan, di dalam
penjara itulah lelaki yang kemudian dalam sejarah dikenal sebagai Nabi Yahya AS
tersebut dibunuh dengan cara yang biadab: disembelih!
Cerita di atas menunjukkan bahwa, Nabi Zakaria AS telah melakukan
pengorbanan yang sangat luar biasa. Tidak semua umat manusia, apalagi yang
hidup di jaman sekarang, yang bisa menyamai pengorbanan beliau. Yakni harus
rela kehilangan putra semata wayang yang tewas dengan cara mengenaskan, padahal
sebelumnya beliau sangat berharap hadirnya seorang anak untuk melanjutkan
tugas-tugasnya sebagai Utusan Allah SWT. Padahal saat itu sangat memungkinkan
bagi Nabi Zakaria AS memengaruhi Yahya untuk mencabut keputusannya atau mencari
solusi lain, lalu merestui perkawinan Raja Hirodus dengan Hirodia. Apa pula
pengorbanan lain dari sosok Nabi Zakaria AS?
Setelah menghabisi Nabi Yahya AS dengan cara keji, Raja Hirodus
mencari pula Nabi Zakaria AS. Mungkin dia berpikir orang itu kelak akan pula
menghalangi keinginannya mengawini Hirodia, gadis cantik pujaan hatinya. Karena
itu, Raja Hirodus berniat menghabisi pula Nabi Zakaria AS! Rupanya Raja Hirodus
ingin meneruskan “kepiawaian” sang bapak dalam urusan bunuh membunuh manusia.
Konon sang bapak, Raja Hirodus Agung, adalah pembegal ratusan nyawa manusia.
Kabar dirinya hendak dibunuh oleh Raja Hirodus, rupanya terendus
oleh Nabi Zakaria AS. Beliau pun lari untuk bersembunyi dan menyelamatkan diri.
Konon Nabi Zakaria AS sempat bersembunyi di sebuah kebun dekat kota Yerusalem.
Tetapi apa lacur tempat persembunyian beliau diketahui oleh balatentara Raja
Hirodus. Sebatang pohon yang membelah dirinya dan mempersilakan Nabi Zakaria AS
bersembunyi di dalamnya, ditunjukkan oleh iblis kepada tentara Raja Hirodus.
Alhasil, batang pohon tempat bersembunyi Nabi Zakaria AS digergaji oleh mereka.
Nabi Zakaria AS tewas dengan tubuh terbelah dua!
Allah SWT pun murka. Kematian para Sang Kekasih itu kemudian
dibalas oleh-Nya dengan menimpakan berbagai bencana kepada kaum Bani Israil
yang merupakan kaum Raja Hirodus. Dalam sebuah kisah diceritakan, mereka
pernah terbunuh hingga 120.000 orang dalam sebuah peperangan yang kemudian
tercatat dalam sejarah sebagai serangan Nebukadnezar dari Babill dan serangan
Titus dari Kerajaan Romawi. Dan itu terjadi sebelum serta sesudah kelahiran
Nabi Isa bin Maryam AS.