InspirasI

Minggu, 21 September 2014


TANDA-TANDA CINTA KEPADA RASULULLOH SAW

Assalamualaikum wr wb
Sahabatku rahimakumullah,
Cinta adalah sebuah anugerah yang Allah SWT berikan pada setiap hati makhluknya. Sebagai manusia yang memiliki akal, kita harus bisa menempatkan cinta itu pada Allah SWT dan manusia yang tepat, manusia yang dapat membimbing kita meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat, yaitu Rasul Saw.
Kecintaan kepada Rasulullah Saw.adalah perintah agama. Dalam hadits dari Anas ra. Nabi Saw bersabda: “Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (Muttafaq Alaih)
Dengan mengacu pada hadits shahih di atas, dapat kita ambil poin-poin berikut ini: Kewajiban cinta kepada Rasul Saw. , kenapa harus cinta Rasul Saw. ?, apa tanda-tanda cinta Rasul Saw. ?,
Pertama, Kewajiban Cinta Kepada Rasul Saw.
Berdasarkan hadits shahih di atas adalah dalil tentang wajibnya mencintai Nabi Saw.dengan kualitas cinta tertinggi, yakni kecintaan yang benar-benar melekat di hati yang mengalahkan kecintaan kita terhadap apapun dan siapapun di dunia ini. Bahkan meskipun terhadap orang-orang yang paling dekat dengan kita, seperti anak-anak dan ibu bapak kita. Bahkan cinta Rasul Saw.itu harus pula mengalahkan kecintaan kita terhadap diri kita sendiri.
Dalam Hadits Riwayat Imam Bukhari diriwayatkan, Umar bin Khathab berkata kepada Nabi Saw.: “Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu selain diriku sendiri.”
Nabi Saw.bersabda, ‘Tidak, demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri’.
Maka Umar berkata kepada beliau, ‘Sekarang ini engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’
Kemudian Nabi Saw.bersabda, Sekarang (telah sempurna kecintaanmu (imanmu) padaku) wahai Umar.” (HR Bukhari)
Karena itu, barangsiapa yang kecintaannya kepada Nabi Saw.belum sampai pada tingkat ini, maka belumlah sempurna imannya, dan ia belum bisa merasakan manisnya iman, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Anas ra, dari Nabi Saw., bersabda:
“Ada tiga hal, barang siapa melaksanakan ketiga-tiganya maka ia akan merasakan kelezatan iman: Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cinta kepada yang lain, orang yang mencintai orang lain hanya karena Allah dan orang yang benci untuk kembali kekafiran sebagaimana benci untuk masuk ke dalam neraka.”
Kedua, Mengapa kita harus mencintai Rasul Saw. ?
Cinta Rasul Saw inilah yang  dengan izin Allah menjadi sebab bagi kita mendapatkan hidayah (petunjuk) kepada agama yang lurus. Karena cinta Rasul pula, Allah menyelamatkan kita dari Neraka, serta dengan mengikuti beliau Saw. , kita akan mendapatkan keselamatan dan kemenangan di akhirat.
Mencintai Nabi Saw saja tidaklah lengkap kecuali kita juga mencintai Keluarga Nabi Saw.
Dalam Hadits shahih diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra, berkata,Rasulullah Saw, bersabda:“Cintailah Allah atas anugerah nikmat yang diberikan kepadamu, dan cintailah aku karena cintaku kepada Allah, dan cintailah keluargaku karena kecintaanku kepada mereka.” (Hr. At-Tirmidzy dan al-Hakim).
Adapun cinta kita kepada selain Allah Swt dan Rasul-Nya, termasuk mencintai keluarga, isteri dan anak-anak maka ini adalah jenis cinta duniawi. Sebab cinta itu lahir karena mereka memperoleh kasih sayang dan manfaat materi. Cinta itu akan sirna dengan sendirinya saat datangnya Hari Kiamat. Yakni hari di mana setiap orang berlari dari saudara, ibu, bapak, isteri dan anak-anaknya karena sibuk dengan urusannya sendiri. Dan barangsiapa lebih mengagungkan cinta dan hawa nafsunya kepada isteri, anak-anak dan harta benda duniawi maka cintanya ini akan bisa mengalahkan kecintaannya kepada para ahli agama, utamanya Rasul Saw..
Ketiga, Tanda-tanda Cinta Rasul Saw.
Cinta Nabi Saw. haruslah benar-benar murni dari lubuk hati seorang mukmin dan senantiasa terpatri di hati. Sebab dengan cinta itulah hatinya menjadi hidup, melahirkan amal shalih dan menahan dirinya dari kejahatan dan dosa.
Adapun tanda-tanda cinta sejati kepada Rasul Saw.adalah:
1) Mentaati beliau Saw.dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Pecinta sejati Rasul Saw.manakala mendengar Nabi Saw.memerintahkan sesuatu akan segera menunaikannya. Ia tak akan meninggalkannya meskipun itu bertentangan dengan keinginan dan hawa nafsunya. Ia juga tidak akan mendahulukan ketaatannya kepada isteri, anak, orang tua atau adat kaumnya. Sebab kecintaannya kepada Nabi Saw dan keluarganya.lebih dari segala-galanya. Dan memang, pecinta sejati akan patuh kepada yang dicintainya.
Dari Anas bin Malik RA, “Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW tentang hari kiamat, “Kapankah kiamat datang?” Nabi pun SAW menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku belum mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya SAW” Maka Rasulullah SAW pun bersabda, “Seseorang (di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai.” (HR. Imam Bukhari)
Adapun orang yang dengan mudah-nya menyalahi dan meninggalkan perintah-perintah Nabi Saw.serta menerjang berbagai kemungkaran maka pada dasarnya dia jauh lebih mencintai dirinya sendiri. Sehingga kita saksikan dengan mudahnya ia meninggalkan shalat lima waktu, padahal Nabi Saw.sangat mengagungkan perkara shalat, hingga ia diwasiatkan pada detik-detik akhir sakaratul mautnya. Dan orang jenis ini, akan dengan ringan pula melakukan berbagai larangan-larangan agama yang lainnya. Na’udzubillah min dzalik.
2) Menolong dan mengagungkan beliau Saw., melaui dakwah, mensosialisasikan hadits-hadist Nabi, Riwayat hidup Nabi Saw, menyebarkan dan mengagungkan sunnah-sunnahnya di tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun tantangan dan resiko yang dihadapinya.
3) Tidak menerima sesuatupun perintah dan larangan kecuali melalui beliau Saw. , rela dengan apa yang beliau tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari sunnah-nya .
4) Mengikuti Nabi Saw dalam segala halnya. Dalam hal shalat,zakat, puasa, haji-nya,  wudhu, makan, tidur dsb. Juga berakhlak dengan akhlak beliau, dalam kasih sayangnya kepada keluarga, rendah hatinya, kedermawanannya, kesabaran dan zuhudnya dsb.
5) Memperbanyak mengingat dan  bershalawat atas beliau Saw dan keluarganya
Sebagai dzat Yang Maha Segalanya, tentu saja Allah Swt tidak shalat, tidak berpuasa dan tidak berhaji, namun Allah Swt bershalawat kepada Nabi.
Allah Swt bersabda, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [QS Al-Ahzaab: 56]
Dalam hal shalawat Nabi Saw.bersabda:
“Barangsiapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (HR. Muslim).
Adapun bentuk shalawat atas Nabi Saw.adalah sebagaimana yang beliau ajarkan. Salah seorang sahabat bertanya tentang bentuk shalawat tersebut, beliau menjawab: “Ucapkanlah:” Ya Allah, bershalawatlah atas Muhammad dan keluarga Muhammad.” (HR. Al-Bukhari No. 6118, Muslim No. 858).
6) Mencintai orang-orang yang dicintai Nabi Saw sebagaimana yang disebutkan hadits dan membenci orang yang dibenci beliau. Lebih dari itu, hendaknya kita mencintai segala sesuatu yang dicintai Nabi Saw, termasuk ucapan, perbuatan dan sesuatu lainnya.
So sahabatku, mencintai Rasulullah Saw. adalah dengan menaati beliau, sabar dalam menghidupkan sunnah-sunnahnya, mengikuti beliau dalam segala hal, mencintai beliau dan orang-orang yang dicintainya dan bershalawat kepadanya.
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk junjungan kita,  manusia Agung, Nabi Muhammad Saw berserta Keluarganya, sahabatnya dan ummat-Nya hingga akhir zaman.
Allahumma shali ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.
Semoga Allah Swt senantiasa menganugerahkan kepada kita dan anak keturunan kita, keimanan dan rasa cinta yang tinggi kepada Rasulullah Saw dan keluarganya. sehingga segala apa yang telah beliau tetapkan dapat kita terima dan laksanakan tanpa ada keberatan sedikitpun.
(Kompasiana).

Tidak ada komentar: