TANDA-TANDA
CINTA KEPADA RASULULLOH SAW
Assalamualaikum wr wb
Sahabatku rahimakumullah,
Cinta adalah sebuah
anugerah yang Allah SWT berikan pada setiap hati makhluknya. Sebagai manusia
yang memiliki akal, kita harus bisa menempatkan cinta itu pada Allah SWT dan
manusia yang tepat, manusia yang dapat membimbing kita meraih kebahagiaan di
dunia dan di akhirat, yaitu Rasul Saw.
Kecintaan kepada Rasulullah
Saw.adalah perintah agama. Dalam hadits dari Anas ra. Nabi Saw bersabda: “Tidaklah
(sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya
daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (Muttafaq
Alaih)
Dengan mengacu pada hadits
shahih di atas, dapat kita ambil poin-poin berikut ini: Kewajiban cinta kepada
Rasul Saw. , kenapa harus cinta Rasul Saw. ?, apa tanda-tanda cinta Rasul Saw.
?,
Pertama, Kewajiban Cinta Kepada Rasul Saw.
Berdasarkan hadits shahih
di atas adalah dalil tentang wajibnya mencintai Nabi Saw.dengan kualitas cinta
tertinggi, yakni kecintaan yang benar-benar melekat di hati yang mengalahkan
kecintaan kita terhadap apapun dan siapapun di dunia ini. Bahkan meskipun terhadap
orang-orang yang paling dekat dengan kita, seperti anak-anak dan ibu bapak
kita. Bahkan cinta Rasul Saw.itu harus pula mengalahkan kecintaan kita terhadap
diri kita sendiri.
Dalam Hadits Riwayat Imam
Bukhari diriwayatkan, Umar bin Khathab berkata kepada Nabi Saw.: “Sesungguhnya
engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai daripada segala
sesuatu selain diriku sendiri.”
Nabi Saw.bersabda, ‘Tidak,
demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari
dirimu sendiri’.
Maka Umar berkata kepada
beliau, ‘Sekarang ini engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’
Kemudian Nabi Saw.bersabda,
Sekarang (telah sempurna kecintaanmu (imanmu) padaku) wahai Umar.” (HR Bukhari)
Karena itu, barangsiapa
yang kecintaannya kepada Nabi Saw.belum sampai pada tingkat ini, maka belumlah
sempurna imannya, dan ia belum bisa merasakan manisnya iman, sebagaimana
disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim dari Anas ra, dari Nabi Saw., bersabda:
“Ada tiga hal, barang siapa
melaksanakan ketiga-tiganya maka ia akan merasakan kelezatan iman: Orang yang
mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cinta kepada yang lain, orang yang mencintai
orang lain hanya karena Allah dan orang yang benci untuk kembali kekafiran
sebagaimana benci untuk masuk ke dalam neraka.”
Cinta Rasul Saw inilah
yang dengan izin Allah menjadi sebab bagi kita mendapatkan hidayah
(petunjuk) kepada agama yang lurus. Karena cinta Rasul pula, Allah
menyelamatkan kita dari Neraka, serta dengan mengikuti beliau Saw. , kita akan
mendapatkan keselamatan dan kemenangan di akhirat.
Mencintai Nabi Saw saja
tidaklah lengkap kecuali kita juga mencintai Keluarga Nabi Saw.
Dalam Hadits shahih
diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra, berkata,Rasulullah Saw,
bersabda:“Cintailah Allah atas anugerah nikmat yang diberikan kepadamu, dan
cintailah aku karena cintaku kepada Allah, dan cintailah keluargaku karena
kecintaanku kepada mereka.” (Hr. At-Tirmidzy dan al-Hakim).
Adapun cinta kita kepada
selain Allah Swt dan Rasul-Nya, termasuk mencintai keluarga, isteri dan
anak-anak maka ini adalah jenis cinta duniawi. Sebab cinta itu lahir karena mereka
memperoleh kasih sayang dan manfaat materi. Cinta itu akan sirna dengan
sendirinya saat datangnya Hari Kiamat. Yakni hari di mana setiap orang berlari
dari saudara, ibu, bapak, isteri dan anak-anaknya karena sibuk dengan urusannya
sendiri. Dan barangsiapa lebih mengagungkan cinta dan hawa nafsunya kepada
isteri, anak-anak dan harta benda duniawi maka cintanya ini akan bisa
mengalahkan kecintaannya kepada para ahli agama, utamanya Rasul Saw..
Ketiga, Tanda-tanda Cinta Rasul
Saw.
Cinta Nabi Saw. haruslah
benar-benar murni dari lubuk hati seorang mukmin dan senantiasa terpatri di
hati. Sebab dengan cinta itulah hatinya menjadi hidup, melahirkan amal shalih
dan menahan dirinya dari kejahatan dan dosa.
Adapun tanda-tanda cinta
sejati kepada Rasul Saw.adalah:
1) Mentaati beliau Saw.dengan
menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Pecinta sejati Rasul
Saw.manakala mendengar Nabi Saw.memerintahkan sesuatu akan segera
menunaikannya. Ia tak akan meninggalkannya meskipun itu bertentangan dengan
keinginan dan hawa nafsunya. Ia juga tidak akan mendahulukan ketaatannya kepada
isteri, anak, orang tua atau adat kaumnya. Sebab kecintaannya kepada Nabi Saw
dan keluarganya.lebih dari segala-galanya. Dan memang, pecinta sejati akan
patuh kepada yang dicintainya.
Dari Anas bin Malik RA, “Ada seseorang
yang bertanya kepada Nabi SAW tentang hari kiamat, “Kapankah kiamat datang?”
Nabi pun SAW menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”
Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku belum mempersiapkan shalat dan puasa
yang banyak, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya SAW” Maka Rasulullah
SAW pun bersabda, “Seseorang (di hari kiamat) akan bersama orang yang
dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai.” (HR. Imam
Bukhari)
Adapun orang yang dengan
mudah-nya menyalahi dan meninggalkan perintah-perintah Nabi Saw.serta menerjang
berbagai kemungkaran maka pada dasarnya dia jauh lebih mencintai dirinya
sendiri. Sehingga kita saksikan dengan mudahnya ia meninggalkan shalat lima
waktu, padahal Nabi Saw.sangat mengagungkan perkara shalat, hingga ia
diwasiatkan pada detik-detik akhir sakaratul mautnya. Dan orang jenis ini, akan
dengan ringan pula melakukan berbagai larangan-larangan agama yang lainnya.
Na’udzubillah min dzalik.
2) Menolong
dan mengagungkan beliau Saw., melaui dakwah, mensosialisasikan hadits-hadist
Nabi, Riwayat hidup Nabi Saw, menyebarkan dan mengagungkan sunnah-sunnahnya di
tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun tantangan dan resiko yang
dihadapinya.
3) Tidak menerima sesuatupun perintah
dan larangan kecuali melalui beliau Saw. , rela dengan apa yang beliau
tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari sunnah-nya .
4) Mengikuti
Nabi Saw dalam segala halnya. Dalam hal shalat,zakat, puasa, haji-nya,
wudhu, makan, tidur dsb. Juga berakhlak dengan akhlak beliau, dalam kasih
sayangnya kepada keluarga, rendah hatinya, kedermawanannya, kesabaran dan
zuhudnya dsb.
5) Memperbanyak mengingat
dan bershalawat atas beliau Saw dan keluarganya
Sebagai dzat Yang Maha Segalanya, tentu saja
Allah Swt tidak shalat, tidak berpuasa dan tidak berhaji, namun Allah Swt
bershalawat kepada Nabi.
Allah Swt bersabda, “Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman,
berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [QS Al-Ahzaab: 56]
Dalam hal shalawat Nabi
Saw.bersabda:
“Barangsiapa bershalawat
atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (HR. Muslim).
Adapun bentuk shalawat atas
Nabi Saw.adalah sebagaimana yang beliau ajarkan. Salah seorang sahabat bertanya
tentang bentuk shalawat tersebut, beliau menjawab: “Ucapkanlah:” Ya Allah,
bershalawatlah atas Muhammad dan keluarga Muhammad.” (HR. Al-Bukhari No. 6118,
Muslim No. 858).
6) Mencintai
orang-orang yang dicintai Nabi Saw sebagaimana yang disebutkan hadits dan
membenci orang yang dibenci beliau. Lebih dari itu, hendaknya kita mencintai
segala sesuatu yang dicintai Nabi Saw, termasuk ucapan, perbuatan dan sesuatu
lainnya.
So sahabatku, mencintai
Rasulullah Saw. adalah dengan menaati beliau, sabar dalam menghidupkan
sunnah-sunnahnya, mengikuti beliau dalam segala hal, mencintai beliau dan
orang-orang yang dicintainya dan bershalawat kepadanya.
Semoga shalawat dan salam
senantiasa tercurah untuk junjungan kita, manusia Agung, Nabi Muhammad
Saw berserta Keluarganya, sahabatnya dan ummat-Nya hingga akhir zaman.
Allahumma shali ala
sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.
Semoga Allah Swt senantiasa
menganugerahkan kepada kita dan anak keturunan kita, keimanan dan rasa cinta
yang tinggi kepada Rasulullah Saw dan keluarganya. sehingga segala apa yang
telah beliau tetapkan dapat kita terima dan laksanakan tanpa ada keberatan
sedikitpun.
(Kompasiana).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar