InspirasI

Rabu, 22 April 2015

CERMIN  DIRI

Dalam salah satu hadisnya, Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Muslim yang satu adalah cermin bagi Muslim yang lainnya.'' Ada apa dengan cermin? Apa yang dimaksud oleh Nabi dalam hadisnya ini? Cermin adalah tempat berkaca; melihat sosok diri sendiri dari pantulan bayangan yang ada di cermin. Pada cermin, kita bisa melihat sosok diri kita yang sebenarnya, tanpa dikurangi atau ditambah-tambahi. Kita tidak dapat mengingkari apa yang ditampilkan cermin tentang kita. Ia berkata jujur tentang diri kita. Begitu juga sebaliknya, jika cermin itu berdebu atau kotor, kita pasti bersedia untuk membersihkannya, sehingga kita dan cermin sama-sama tampil bersih dan enak dipandang.

         Hendaknya setiap Muslim berlaku seperti cermin, yaitu bersikap jujur terhadap saudaranya sesama Muslim. Ia akan mengatakan salah jika memang melakukan kesalahan, dan ia akan mengoreksinya dengan memberi nasihat-nasihat yang membangun serta mengajaknya kembali ke jalan yang benar. Adapun jika saudaranya melakukan kebenaran, ia akan mendukung. Begitu juga sebaliknya, jika ada saudaranya memberikan nasihat kebajikan kepadanya, ia mau menerimanya dengan senang hati. Dengan demikian, hidup akan menjadi indah, penuh harmoni, dan pengertian.

         Dari cermin pula, kita bisa memperbaiki penampilan kita yang kita nilai kurang. Adapun jika ada kelebihan atau sesuai dengan harapan kita dalam hal penampilan, kita bersyukur karenanya. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, hendaklah setiap Muslim mengaca diri dengan mengambil pelajaran dari saudaranya sesama Muslim.

       Adapun jika ia dalam posisi yang berbuat maksiat, hendaklah ia berkaca pada orang-orang yang saleh dan melihat sisi kebaikan yang ada pada diri mereka, sehingga dengan begitu ia termotivasi untuk bertobat dan melakukan kebaikan. Jika ia melihat saudaranya mempunyai kelebihan dalam hal ilmu atau kesalehan, hendaklah ia termotivasi untuk meneladaninya, atau bahkan melebihinya karena berlomba-lomba dalam kebaikan adalah dianjurkan.

        Suatu ketika Nabi bersabda, ''Nanti akan datang seorang calon penduduk surga.'' Kemudian datanglah seorang laki-laki yang penampilannya biasa-biasa saja. Lalu ada seorang sahabat yang memberanikan diri untuk meminta izin menginap di rumah laki-laki tersebut.

        Malam demi malam sahabat ini memperhatikan, ternyata tidak ada amal istimewa yang dilakukan oleh laki-laki itu. Kemudian pada hari ketiga, sahabat ini bertanya kepada laki-laki itu, apa yang membuatnya dinilai sebagai calon penduduk surga oleh Nabi. Setelah berpikir keras, laki-laki itu kemudian menjelaskan bahwa setiap sebelum tidur ia selalu memaafkan kesalahan saudara-saudaranya sesama Muslim.

         Apa yang dapat kita petik dari kisah tersebut? Ternyata, para sahabat selalu mengaca diri pada sahabat-sahabatnya sesama Muslim. Jika ada kelebihan, mereka meneladaninya. Jika ada kekurangan, mereka beristighfar semoga tidak terjerumus ke dalam hal yang sama dan berusaha menasihati saudaranya itu. Wallahu a'lam bish sahawaab.


Tidak ada komentar: