InspirasI

Senin, 26 September 2016

KISAH MENDALAM TENTANG
SABAR DAN SAKIT

            Dikisahkan bahwa Nabi Zakaria as. Berlari dari kejaran orang-orang yahudi, namun mereka tetap mengejar mengikuti jejaknya. Ketika mereka telah mendekatinya, Nabi Zakaria melihat sebuah pohon yang ada di depannya, Dia berkata kepada pohon itu: “Hai pohon, masukkanlah aku ke dalam batangmu.” Maka pohon itu menjadi terbelah, dan masuklah Nabi zakaria ke dalamnya. Setelah ia masuk kedalamnya pohon itu, terkatup dan menutup kembali dan nabi Zakaria bersembunyi di dalamnya. Iblis menyaksikan peristiwa itu, dan memerintahkan kepada orang-orang Yahudi yang mengejar Nabi Zakaria as untuk menggergaji membelah pohon itu agar Nabi Zakaria terpotong dan terbelah, sehingga mati di dalamnya. Mereka benar-benar melakukan apa yang diperintahkan Iblis. Hal itu terjadi karena Nabi Zakaria mengandalkan pohon itu, bukan pada Allah swt, sehingga menyebabkan kebinasaannya. Dia mati terbelah menjadi dua dengan gergaji.
           Sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Nabi saw bahwa beliau bersabda: “ Tidaklah ada seorang hamba pun yang tertimpa musibah, lalu dia berserah diri kepada-Ku, kecuali Aku akan memberikan (permintaannnya) sebelum ia memintanya dan AKu akan mengabulkan (permohonan) sebelum ia berdoa meohon kepada-Ku. Dan Tidak ada seorang hamba pun yang tertimpa musibah, lalu ia bergantung kepada mahluk selain Aku, Kecuali Aku tutup pintu-pintu langit (rahmat) Baginya.
          Ketika proses penggergajian kayu yang ada di dalamnya Nabi Zakaria tersebut, sampai pada otaknya, Dia berteriak menjerit kesakitan. Lalu dikatakan kepadanya: “Hai Zakaria, sesunggunya Allah berfirman kepadamu: ‘Mengapa Anda tidak bersabar menghadapi musibah sakit dan berkata Aduh? Seandainya Anda mengatakannya sekali lagi, maka aku kan mengeluarkan namamu dari daftar para nabi.’ ”Maka Nabi Zakaria menggigit bibirnya bersabar menahan rasa sakit, hingga mereka benar-benar membelahnya menjadi dua.
Oleh sebab itu bagi orang yang berakal wajib bersabar dalam menghadapi musibah dan tidak mengadukannya kepada Manusia, agar dia selamat dari azab dunia dan akhirat. Karna musibah atau ujian paling berat adalah yang ditimpakan kepada para Nabi dan wali (kekasihnya)-Nya.
          Junaid Al-Baghdadi berkata: “ Musibah atau bala’ merupakan pelita (penerang) bagi orang-orang arif, menggeliatkan kebangkitan bagi orang-orang yang menghendaki keridhaan Allah swt. Ia merupakan kebaikan bagi orang-orang beriman dan kebinasaan bagi orang-orang yang lengah. Tak seorangpun yang dapat merasakan manisnya keimanan, sehingga ia ditimpa musibah, lalu dia ridha dan bersabar.”
         Nabi Muhammad saw bersabda: “Barang siapa yang menderita sakit semalam, lalu ia bersabar dan ridha kepada Allah, maka dia menjadi keluar dari dosa-sosanya, sebagaimna di saat ia terlarhir dari ibunya. Maka ketika anda sakit, hendaklah kiranya (bersabar) tidak terlalu mengharapkan kesembuhan.”
Ad-Dhahak berkata: “Barangsiapa yang tidak diuji dengan suatu musibah, kesulitan, atau bala’ selama 40 hari, maka tidak ada suatu kebaikanpun baginya di sisi Allah.”
        Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, dia berkata: “ Ketika Allah memberikan ujian kepada seorang hamba yang beriman dengan suatu penyakit, Dia berfirman kepada para malaikat yang ada di sisi kiri: ‘Angkatlah kalam (pena pencatat amal) daripadanya. ‘ Sementara kepada para malaikat yang ada di sisi kanan, Dia berfirman: ‘Tulislah buat hambaku, amal kebaikan yang pernah ia lakukan dengan sebaik-baiknya.’ “
        Di dalam hadis lain juga disebutkan, dari Nabi saw.: “Ketika seorang hamba sakit, Allah swt mengutus dua malaikat kepadanya, serta berfirman: ‘Lihatlah apa yang diucapkan hamba-Ku. ‘” Kalau dia perkata, Alhamdulillah, maka ucapan itu dilaporkan kepada Allah swt sedangkan dia sesungguhnya maha mengetahui.

(DIAMBIL DARI BAB 3 ANTARA SABAR DAN SAKIT KITAB MUKAASYAFATUL QULUB)

Tidak ada komentar: