InspirasI

Jumat, 30 September 2016

SEJARAH  PKI

Mengenang Peristiwa Kelabu

TAHUN 1948, PKI yang dipimpin oleh Muso, menguasai kota-kota di sekitar Madiun, melumpuhkan berbagai pesantren, dan membantai para kiainya. Setelah itu, berbagai perkampungan Islam mulai menjadi sasaran. Berbagai tempat ibadah, langgar maupun masjid, dinodai dan dirusak, dibakar, kemudian berbagai jamaahnya ditangkap.
Selain di Madiun, berbagai kekejaman PKI itu terjadi juga di Ponorogo Magetan, Ngawi, Pacitan, Trenggalek, dan berbagai kota lain. Penangkapan para pengasuh pesantren ini terjadi terus menerus. Bahkan, pada 19 September 1948, KH. Muhammad Nur ditangkap, juga Ustadz Ahmad Baidlowi, Muhammad Maidjo, dan beberapa kyai lain, semuanya dibantai dan dimasukkan ke dalam sumur bersama ratusan korban lainnya. Ada juga KH. Imam Shofwan, dikubur hidup-hidup oleh PKI sembari mengumandangkan adzan.
Sejumlah aksi massa PKI juga dilakukan pada pertengahan 1961, yaitu peristiwa Kendeng Lembu, Genteng, Banyuwangi (13 Juli 1961), peristiwa Dampar, Mojang, Jember (15 Juli 1961), peristiwa Rajab, Kalibaru, dan Dampit (15 Juli 1961), peristiwa Jengkol, Kediri (3 November 1961), peristiwa GAS di kampong Peneleh, Surabaya (8 November 1962), sampai peristiwa pembunuhan KH. Djufri Marzuki, dari Larangan, Pamekesan, dan Madura (28 Juli 1965).
           Aksi massa sepihak yang dilakukan PKI, pada kenyataannya sangat meresahkan masyarakat, terutama umat Islam. Sebab, dalam aksi-akasi itu, PKI melancarkan slogan-slogan pengganyangan terhadap apa yang mereka sebut tujuh setan desa. Tujuh setan dimaksud adalah tuan tanah, lintah darat, tengkulak, tukang ijon, kapitalis birokrat, bandit desa, dan pengirim zakar (LSIK, 1988:72).
Dengan masuknya “pengirim zakat” ke dalam kategori tujuh setan desa, jelas umat Islam merasa sangat dipojokkan.

Pemberontakan tahun 1965
          Kita harus ingat bahwa PKI mencoba memberontak ke NKRI yang kedua. PKI menusuk Republik ini dari belakang dengan memberontak disaat para pejuang tengah menghadapi Sekutu yang ingin kembali ke Indonesia. Apakah kita ingin melupakan begitu saja peristiwa tersebut ?.Saat itu banyak para perwira Angkatan darat yang dibunuh secara kejam oleh Gerombolan PKI. Jenazah mereka dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya. Untunglah ada seseorang yang lolos dari peristiwa tersebut dan mengabarkannya kepada Para TNI. Hingga akhir cerita TNI berhasil menumpas Pemberontakan PKI tersebut. Sebagai generasi penerus kita harus tetap ingat peristiwa itu dan waspada terhadap gerakan atau ideologi komunisnya. Tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari kesaktian Pancasila untuk mengenang bahwa Pancasila adalah sudah tepat digunakan di Republik ini.

Tidak ada komentar: