Belajar Hidup Ala Petruk
(Ngelmu Kyai Petruk)
Petruk. Siapa yg tak
kenal dengan satu tokoh ini. Seorang punakawan yang jangkung yg biasanya dari
kejauhan terlihat seperti tanda tanya (?) karena rambutnya yg serupa dengan
tanda tersebut. Ilmu dari Kyai Petruk ini merupakan ilmu hidup (lelakon) yang sangat
sederhana yang bisa diteladani oleh orang-orang. Berikut ini cuplikan tembang
Ngelmu Kyai Petruk .
Kuncung ireng pancal
putih,
Swarga durung weruh,
Neraka durung wanuh,
Mung donya sing aku
weruh,
Uripku aja nganti duwe
mungsuh.
Si Petruk, belum tau
bagaimana kondisi surga dan neraka. Hanya keadaan di dunia lah dia tau.
Dia hanya berpedoman dalam hidupnya agar dalam kehidupannya dia tidak memiliki
musuh.
Ribang bumi ribang nyawa,
Ana beja ana cilaka,
Ana urip ana mati,
Precil mijet wohing
ranti,
Seneng mesti susah,
Susah mesti seneng,
Aja seneng nek duwe,
Aja susah nek ora duwe.
Hidup ini ada kalanya
beruntung dan ada kalanya mengalami musibah atau celaka. Ada hidup da ada mati.
Ada kalanya senang, dan ada kalanya pula susah. Jika dalam kondisi mampu
(kaya), janganlah hanya bersenang-senang dan berfoya-foya, dan jangan senang
sendiri. Dan apabila dalam keadaan tidak mampu (miskin) janganlah merasa susah.
Senenge saklentheng
susahe sarendheng,
Susah jebule seneng,
Seneng jebule susah,
Sugih durung karuan
seneng,
Ora duwe durung karuan
susah,
Susah seneng ora bisa
disawang,
Bisane mung dirasakake
dhewe.
Senangnya sedikit, banyak
susahnya. Ketika kita sepertinya susah, padahal kita merasa bahagia. Saat orang
lain merasa bahwa kita ini kelihatan bahagia, ternyata kita merasa susah.
Berlimpah harta benda itu belum tentu bahagia. Dan miskin harta juga belum
tentu susah. Susah dan senang tidak dapat hanya dilihat dari luar. Namun, susah
dan senang itu hanya kita yang bisa dirasakan sendiri.
Kapiran kapirun sapi ora
nuntun,
Urip aja mung nenuwun,
Yen sapimu masuk angin
tambanana,
Jamune ulekan lombok,
Bawang uyah lan kecap,
Wetenge wedhakana parutan
jahe,
Urip kudu nyambut gawe.
Hidup jangan hanya
meminta, tetapi harus bekerja dan berusaha. Sebagai perumpamaan adalah jika
sapi sakit, jangan dibiarkan saja, gak akan sembuh. Tapi sapi yg sakit tsb
harus diobati dengan segala cara supaya sapi tsb kembali sehat.
Pipi ngempong bokong,
Iki dhapur sampurnaning
wong,
Yen ngelak ngombea,
Yen ngelih mangana,
Yen kesel ngasoa,
Yen ngantuk turua.
Jika haus, minumlah. Jika
lapar, makanlah. Jika capek, istirahatlah. Jika mengantuk, tidurlah. Maksudnya
adalah lakukanlah sesuatu yang seharusnya dilakukan.
Pipi padha pipi,
Bokong padha bokong,
Pipi dudu bokong,
Onde-onde jemblem bakwan,
Urip iku pindha wong
njajan,
Kabeh ora bisa dipangan,
Miliha sing bisa
kepangan,
Mula elinga
dhandhanggulane jajan.
Letakkan semua pada
tempatnya. Pipi dengan pipi, bokong dengan bokong. Pipi tidak sama denga
bokong.
Hidup itu seperti orang
yang belanja makanan. Tidak bisa semua makanan itu dimakan. Pilihlah mana yang
bisa dimakan.
Intisari
Membaca dan memaknai ilmu
dari Petruk ini, kita dibawa pada pola pemikiran hidup yang sederhana (simple
namun mengena). Bahwa kita hidup saat ini, dan berbuatlah yang terbaik untuk
saat ini. Lakukan apa yang bisa dan seharusnya dilakukan. Berbuat baik dan
jangan mencari musuh dalam hidup.
Dalam kehidupan pasti ada
kalanya susah, namun ada juga saatnya senang. Janganlah merasa sedih jika dalam
keadaan susah, dan jangan merasa senang jika dalam keadaan mampu.
Kebahagiaan itu hanya
diri kita sendiri yang tau. Jika seorang itu diberikan kemiskinan, belum tentu
dia merasa susah. Begitu pula ketika seorang manjadi kaya raya, belum tentu
pula mereka merasa bahagia, apalagi jika mereka tidak menikmati kekayaannya
karena waktunya dihabiskan untuk mengumpulkan harta bendanya. Orang lain hanya
melihat dari luar apa yang terjadi pada diri kita. Namun, kebahagiaan kita
hanya diri kita sendirilah yang mengetahuinya.
Hidup ini jangan hanya
meminta-minta. Tapi hidup harus bekerja. Bekerja sesuai dengan apa yg kita
mampu lakukan dan menempatkan semuanya sesuai pada tempatnya.
Hidup ini seperti orang
belanja makanan. Tidak mungkin semuanya akan habis dimakan. Oleh karena itu
pilihlah yang sesuai dengan apa yang kita punya, kita bisa, dan apa yang mampu
kita berikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar