InspirasI

Rabu, 01 Februari 2017

Belajar Hidup Ala Petruk (Ngelmu Kyai Petruk)


Petruk. Siapa yg tak kenal dengan satu tokoh ini. Seorang punakawan yang jangkung yg biasanya dari kejauhan terlihat seperti tanda tanya (?) karena rambutnya yg serupa dengan tanda tersebut. Ilmu dari Kyai Petruk ini merupakan ilmu hidup (lelakon) yang sangat sederhana yang bisa diteladani oleh orang-orang. Berikut ini cuplikan tembang Ngelmu Kyai Petruk .
Kuncung ireng pancal putih,
Swarga durung weruh,
Neraka durung wanuh,
Mung donya sing aku weruh,
Uripku aja nganti duwe mungsuh.
Si Petruk, belum tau bagaimana kondisi surga dan neraka. Hanya keadaan  di dunia lah dia tau. Dia hanya berpedoman dalam hidupnya agar dalam kehidupannya dia tidak memiliki musuh.
Ribang bumi ribang nyawa,
Ana beja ana cilaka,
Ana urip ana mati,
Precil mijet wohing ranti,
Seneng mesti susah,
Susah mesti seneng,
Aja seneng nek duwe,
Aja susah nek ora duwe.
Hidup ini ada kalanya beruntung dan ada kalanya mengalami musibah atau celaka. Ada hidup da ada mati. Ada kalanya senang, dan ada kalanya pula susah. Jika dalam kondisi mampu (kaya), janganlah hanya bersenang-senang dan berfoya-foya, dan jangan senang sendiri. Dan apabila dalam keadaan tidak mampu (miskin) janganlah merasa susah.
Senenge saklentheng susahe sarendheng,
Susah jebule seneng,
Seneng jebule susah,
Sugih durung karuan seneng,
Ora duwe durung karuan susah,
Susah seneng ora bisa disawang,
Bisane mung dirasakake dhewe.
Senangnya sedikit, banyak susahnya. Ketika kita sepertinya susah, padahal kita merasa bahagia. Saat orang lain merasa bahwa kita ini kelihatan bahagia, ternyata kita merasa susah. Berlimpah harta benda itu belum tentu bahagia. Dan miskin harta juga belum tentu susah. Susah dan senang tidak dapat hanya dilihat dari luar. Namun, susah dan senang itu hanya kita yang bisa dirasakan sendiri.
Kapiran kapirun sapi ora nuntun,
Urip aja mung nenuwun,
Yen sapimu masuk angin tambanana,
Jamune ulekan lombok,
Bawang uyah lan kecap,
Wetenge wedhakana parutan jahe,
Urip kudu nyambut gawe.
Hidup jangan hanya meminta, tetapi harus bekerja dan berusaha. Sebagai perumpamaan adalah jika sapi sakit, jangan dibiarkan saja, gak akan sembuh. Tapi sapi yg sakit tsb harus diobati dengan segala cara supaya sapi tsb kembali sehat.
Pipi ngempong bokong,
Iki dhapur sampurnaning wong,
Yen ngelak ngombea,
Yen ngelih mangana,
Yen kesel ngasoa,
Yen ngantuk turua.
Jika haus, minumlah. Jika lapar, makanlah. Jika capek, istirahatlah. Jika mengantuk, tidurlah. Maksudnya adalah lakukanlah sesuatu yang seharusnya dilakukan.
Pipi padha pipi,
Bokong padha bokong,
Pipi dudu bokong,
Onde-onde jemblem bakwan,
Urip iku pindha wong njajan,
Kabeh ora bisa dipangan,
Miliha sing bisa kepangan,
Mula elinga dhandhanggulane jajan.
Letakkan semua pada tempatnya. Pipi dengan pipi, bokong dengan bokong. Pipi tidak sama denga bokong.
Hidup itu seperti orang yang belanja makanan. Tidak bisa semua makanan itu dimakan. Pilihlah mana yang bisa dimakan.
Intisari
Membaca dan memaknai ilmu dari Petruk ini, kita dibawa pada pola pemikiran hidup yang sederhana (simple namun mengena). Bahwa kita hidup saat ini, dan berbuatlah yang terbaik untuk saat ini. Lakukan apa yang bisa dan seharusnya dilakukan. Berbuat baik dan jangan mencari musuh dalam hidup.
Dalam kehidupan pasti ada kalanya susah, namun ada juga saatnya senang. Janganlah merasa sedih jika dalam keadaan susah, dan jangan merasa senang jika dalam keadaan mampu.
Kebahagiaan itu hanya diri kita sendiri yang tau. Jika seorang itu diberikan kemiskinan, belum tentu dia merasa susah. Begitu pula ketika seorang manjadi kaya raya, belum tentu pula mereka merasa bahagia, apalagi jika mereka tidak menikmati kekayaannya karena waktunya dihabiskan untuk mengumpulkan harta bendanya. Orang lain hanya melihat dari luar apa yang terjadi pada diri kita. Namun, kebahagiaan kita hanya diri kita sendirilah yang mengetahuinya.
Hidup ini jangan hanya meminta-minta. Tapi hidup harus bekerja. Bekerja sesuai dengan apa yg kita mampu lakukan dan menempatkan semuanya sesuai pada tempatnya.
Hidup ini seperti orang belanja makanan. Tidak mungkin semuanya akan habis dimakan. Oleh karena itu pilihlah yang sesuai dengan apa yang kita punya, kita bisa, dan apa yang mampu kita berikan.

Tidak ada komentar: