InspirasI

Jumat, 13 Maret 2020


ANTARA SAKIT DAN MATI MENDADAK

Habis sholat Isyak tiba-tiba kami intens membicarakan  kematian.
"Paniknya kayak apa ya kalau tiba-tiba kita mati mendadadak? Belum sempat berkemas, tiba-tiba dipaksa untuk berangkat".
"Iya kita gak tahu apa yang mesti kita bawa. Padahal perjalanan begitu jauhnya, tak berujung. Gak kebayang dah".
"Waktu mau pulang kampung saja kita perlu persiapan berhari-hari. Ngepakin baju, obat-obatan, makanan, madu, air, tas, tikar...  pontang-panting kita  nanya pada teman yang sudah berpengalaman", kata istriku.
"Nah ini kalau mati mendadak, tiba-tiba BESSSS..... Langsung hilang diri kita. Selesai gak selesai kumpulkan. Astaghfirullah..".
Bisa-bisa saat kita sudah ada di dalam kubur, angan-angan kita masih berkeliaran di dunia. Mau beli ini, beli itu, mau beli motor, mau mobil, mau ngejar proyek, mau membangun rumah.... mau.... banyak hal, berbagai cita-cita tentang dunia".

Jadi ada hikmahnya juga kalau sebelum mati, kita dikasih sakit dulu oleh Allah swt, jadinya kita bisa berkemas dulu pelan-pelan. Ngepacking berbagai amalan yang masih tercecer.
Oleh karenanya kalau kita sakit,  jangan hanya bersiap-siap untuk sembuh saja, tapi juga harus kita persiapkan kalau mati (gak sembuh) bagaimana?
Saya masih ingat menjelang hari meninggalnya kakek saya (Mbah Nang) beberapa kali dia sering bertanya, 
"Hari Sabtu kapan Zak?"
"Kemarin mbah".
"O...  wis kelewat yo."

Saya gak pernah tahu dia bertanya untuk apa. Tapi di pekan terakhir hidupnya, mbah Nang menyuruh bapak mengecat rumah dan membetulkan semua cangkul. Kebetulan kami ini keluarga petani punya cangkul sampai 4 buah.
Mbah Nang bilang, hari Sabtu nanti akan banyak tamu dan cangkul-cangkul mau digunakan. Tanpa bertanya apa-apa, bapak pun membetulkan cangkul-cangkul dan mengupah orang untuk mengecat rumah. 
Betul juga pada hari Jum'at malam Sabtu mbah Nang meninggal. Dan esuknya tamu-tamu pun berdatangan dn cangkul-cangkul pun digunakan.  
Sekarang saya baru menyadari dihari-hari  terakhirnya saat mbah Nang tidak banyak omong, diam  terus menerus di dalam kamar dan hanya keluar saat sholat di masjid.  Saat itu ternyata dia sedang berkemas,  ngepacking segala hal yang mungkin tercecer dalam hidupnya.
Sungguh beruntung kalau kita masih diberi kesempatan untuk ngepacking, tapi kalau enggak apa jadinya? Kita mati dalam keterkejutan.
Dari ‘Aisyah, ia berkata: Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kematian mendadak adalah keringanan terhadap seorang mukmin, dan siksaan yang membawa penyesalan terhadap orang kafir”. (HR Abdurrazzak dalam al Mushannaf).

Wallahu a'lam bish-shawabi.

Renungan
Zak Sorga


Tidak ada komentar: