KETIKA
NABI YUNUS DI LOCKDOWN
DI PERUT
IKAN PAUS
Tentunya
bukan kebetulan bahwa nama Kota WUHAN mirip dengan Nama Penyakit akhir zaman
yang sudah dinubuwatkan oleh Nabi kita, Muhammad Shollallaahu 'Alaihi Wasallam,
yaitu penyakit AL-WAHN.
Secara
bahasa, Wahn dan Wahan artinya Lemah. Selain di hadits, istilah
"Wahn" dan "Wahan" juga didokumentasikan di AlQuran, di
antaranya :
1. Q.S.
19 : 4, tentang curhat Nabi Zakaria kepada Allah,
"Qoola
Robbi innii WAHAN..." artinya "(Zakaria) berkata, Ya Robku,
sesungguhnya aku telah LEMAH....".
2. Q.S.
31 : 14 , menceritakan kondisi kehamilan seorang ibu,
"...WAHNAN
'alaa WAHNIN..." artinya "...LEMAH yang semakin LEMAH...".
3. *Q.S.
3 : 146* , tentang tidak lemah mengahadapi bencana perang,
"...Famaa
WAHANUU..." artinya "... Maka mereka tidak menjadi LEMAH...".
Makna
"Wahn" atau "Wahan" yang didokumentasikan oleh AlQuran
cenderung kepada makna "Lemah secara Fisik", sedangkan lemah secara
ekonomi atau secara kelas sosial sering diistilahkan dengan kata
"Dho'iif", maka ada istilah "Kaum Du'afa" yakni kaum yang
lemah secara ekonomi atau sosial.
Dan
ketika Nabi _Shollallaahu 'alaihi wasallam_ ditanya oleh sahabat, apakah
*Penyakit Wahn* itu? Maka Nabi _Shollallaahu 'alaihi wasallam_ menjawab :
"Cinta Dunia, Takut Mati".
Dan
dengan adanya Virus yang berasal dari WUHAN ini membuat sebagian umat Islam
menjadi "Cinta Dunia, Takut Mati" dengan salah satu buktinya adalah
banyak yang sibuk menumpuk barang kebutuhan hidup untuk mengambil keuntungan
duniawi.
Di antara
ketakutan orang-orang akan datangnya kematian, ternyata masih banyak orang yang
mencari keuntungan duniawi. Ya, inilah salah satu makna : Cinta Dunia, Takut
Mati. AL-WAHN.
Dan
penyakit WAHN yang dari WUHAN ini juga berefek kepada kelemahan secara fisik.
Virus Corona telah membuat manusia yang sehat jadi lemah secara fisik, semakin
lemah fisiknya maka semakin besar peluangnya untuk mati. Sehingga otomatis
manusia menjadi : takut virus corona, Takut sakit, Takut antibodi gak bisa
melawan, dan akhirnya takut mati.
Selain
itu, salah satu ketakutan yang ada hari ini adalah Takut di
"Lockdown" sehingga kesenangan duniawi semakin berkurang, mencari
nafkah semakin susah, padahal harga-harga semakin tinggi, akhirnya terjadi
kerusuhan di Medsos antara yang Pro dan Kontra Lockdown (disingkat LD), dan
semoga kerusuhan yang ada di dunia Online tidak sampai terealita di dunia
Offline.
Mari kita
belajar dari Nabi Yunus ketika beliau sempat di Lockdown (LD) oleh Allah di
dalam perut ikan paus, sehingga wajar bila fisik Nabi Yunus saat itu menjadi
sangat lemah (wahn), tanpa makanan, tanpa minuman, tanpa teman bicara, dan
kemungkinan besar sesak napas sebab kekurangan oksigen.
Nabi
Yunus bukan sekedar di LD di dalam sebuah kota atau negara, tapi ia di LD di
dalam Perut ikan paus, di dalam kegelapan, dan tentunya di dalam lautan. Nabi
Yunus benar-benar sendirian tanpa ada satu pun manusia yang bisa menolongnya,
sehingga bingung karena tidak ada gambaran solusi sedikit pun, _mentok_ ,
benar-benar ter-LD secara fisik dan logika.
Untungnya
Nabi Yunus _'Alaihis Salam_ segera *sadar diri* kenapa Allah sampai me-LD nya
di dalam perut ikan paus. Kalau kecerdasan PQ dan IQ sudah tak berdaya
menemukan solusi, maka kita harus maksimalkan penggunaan kecerdasan EQ, SQ, dan
RQ, dan itulah yang dilakukan oleh Nabi Yunus.
Mari kita
cerna dan sadari perjalanan proses Nabi Yunus sebelum, ketika, dan hingga
berhasil keluar dari LD yang ada...
1.
Diawali dari kemarahan Nabi Yunus kepada kaumnya yang sulit diajak untuk
beriman kepada Allah.
2. Nabi
Yunus mengancam kaumnya akan diberikan Azab bila tak beriman juga.
3. Nabi
Yunus lari dari kenyataan hidup dalam keadaan marah, pergi naik kapal yang
berpenumpang sudah penuh.
4.
Diperjalanan terjadi badai, dan kapal harus mengurangi jumlah penumpang, dan
Nabi Yunus terpilih menjadi yang terbuang.
5. Nabi
Yunus ditelan oleh ikan paus.
6. Nabi
Yunus akhirnya sadar diri bahwa dia sudah berbuat salah karena tidak bersabar
tapi malah marah menyalahkan kaumnya.
7. Lalu
dengan kesadaran itulah Nabi Yunus bertobat dengan kalimat "Laa Ilaaha
illaa Anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin", yang artinya
"Tidak ada Tuhan kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang zalim".
Nah ,
kalimat tobat Nabi Yunus ini langsung mengundang Rahman dan Rahimnya Allah..
sehingga selamatlah ia dari cengkraman Lockdown Ikan Paus.
Mari kita
maknai secara mendalam tentang kalimat tobat ini... kita berOBAT dengan
TOBAT...
1. Laa
Ilaaha Illaa Anta.
Artinya :
Tidak ada Tuhan kecuali Engkau.
Penyakit
: Masih banyak orang yang menuhankan uang, harta, jabatan, jempol like, love,
followers, ilmu, khayalan, dlsb..
Tobat :
Ya Allah saya sadar sepenuhnya mulai hari ini bahwa hanya Engkau Tuhan saya.
Saya masih sering menuhankan diri sendiri, mencari pujian dari makhluk, jarang
memuji-Mu dengan tulus, dan saya sering ragu tentang kemampuan-Mu atas segala
sesuatu, tapi malah yakin penuh atas kekuatan makhluk yang lemah. Padahal hanya
Engkau yang mampu menggerakan ikan paus yang besar sampai virus corona yang
kecil.
2.
Subhaanaka.
Artinya :
Maha Suci Engkau.
Penyakit
: Masih banyak yang menganggap dirinya suci, paling benar, paling keren. Atau
masih banyak yang menganggap Ustadz itu pasti benar, pasti suci, gak mungkin
salah. Saya gak mau belajar dari ustadz lainnya, kecuali ustadz yang itu.
Tobat :
Ya Allah, hanya Engkau Yang Maha Suci. Apapun yang Engkau lakukan pasti adil
dan benar. Tak pernah salah, tak pernah zalim.
3. Innii
kuntu minazh zhaalimiin.
Artinya :
Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim (lemah dan banyak salah).
Penyakit
: Masih banyak orang yang suka menyalahkan takdir Allah, dan menyalahkan orang
lain atas nasib buruk yang menimpa dirinya.
Tobat :
Berhentilah menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan Allah, berhentilah
berdebat merasa paling hebat, berhentilah menyalahkan pemerintah dan ulama,
berhentilah membanding-bandingkan antara kinerja Gubernur dan Presiden,
berhentilah marah-marah kepada orang yang belum dapat hidayah, berhentilah
merasa diri paling benar, berhentilah lari dari kenyataan, dan perbanyaklah
introspeksi, muhasabah, pengakuan akan kelemahan dan kesalahan diri.
Di Era
pra LD atau pas LD nanti, maka perbanyaklah Dzikir Nabi Yunus, bukan sekedar
dibaca tapi dipahami dan dihayati sepenuh hati.
Yuk kita
Ber-OBAT dengan TOBAT melalui kalimat Dzikir Nabi Yunus, dengan mental
mengurangi cinta kepada dunia sehingga takut mati, tapi justru menambah cinta
kepada Allah sehingga rindu jannah-Nya Allah yang dipenuhi kegembiraan.
"Laa
Ilaaha Illaa Anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin..." (bacalah
sebanyak-banyaknya, sepenuh perasaan, seyakin-yakinnya, dan setunduk mungkin
kepada Allah)
Kalau
mayoritas umat Islam merutinkan Dzikir ini maka in syaa Allaah, Allah akan
berkenan mengeluarkan kita semua dari cengkraman Lockdown Perut Pandemik
Covid-19 ini. Aamiin yaa Allaah yaa robbal aalamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar