InspirasI

Sabtu, 31 Oktober 2015

MANAJEMEN QOLBU (MQ)

             Apa itu MQ? Sebenarnya tidak ada perbedaan antara MQ dengan metode dakwah Islam lainnya. di dalamnya pun tidak ada yang baru, semuanya merupakan penjabaran ajaran Islam. Hanya pembahasannya lebih diperdalam, dibeberkan dengan cara yang aktual, dengan inovasi dan kreativitas dakwah yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman. Inti pembelajarannya sendiri ada pada qolbu.
            Di dalam tubuh ini ada akal, jasad, dan qolbu. Akal membuat orang bisa bertindak lebih efektif dan efisien dalam melakukan apa yang ia inginkan. Sedangkan tubuh bertugas melakukan apa yang diperintahkan oleh akal. Sebagai contoh, apabila akal menginginkan tubuh mampu berkelahi, maka tubuh akan berlatih agar menjadi kuat. Sayangnya, tidak sedikit orang yang cerdas, orang yang begitu gagah perkasa, tapi tidak menjadi mulia, bahkan sebagian diantaranya membuat kehinaan karena berbuat jahat. Mengapa? Sebab ada satu yang membimbing akal dan tubuh yang belum diefektifkan, itulah qolbu.
            Kita ambil contoh lain, sebuah mikrofon bisa menjadi alat provokasi kejahatan, bisa juga jadi alat dakwah dan menyampaikan ilmu, sebuah mikrofon bisa juga menjadi alat bantu berbicara sehingga menjadi fasih, itulah fungsi mikrofon. Artinya, yang menentukan isi dari bahasa yang keluar darinya adalah qolbu. Dalam hal ini Rasulullah SAW menyebutkan bahwa di dalam tubuh ini ada segumpal daging yang jika ia baik maka baik pula yang lainnya, sebaliknya yang apabila ia jelek maka jeleklah semuanya. Dan yang dimaksud daging itu ialah Qolbu.
            Jadi, yang terpenting dari manusia ternyata bukan kecerdasannya saja, tapi yang membimbing cerdasnya otak menjadi benar, yang membimbing kuatnya fisik menjadi benar. Disitulah fungsi qolbu. Oleh karenanya, menjadi cerdas belum tentu mulia, kecuali kecerdasannya dipakai untuk berbuat kebenaran. Menjadi kuat belum tentu mulia, kecuali kekuatannya di jalan yang benar.
            Di dalam qolbu ini ada yang disebut potensi, faalhamahaa fujuu rahaa wa taqwaaha (QS. Asy Syams [91] : 8), "Dan diilhamkan kepadanya yang salah dan yang taqwa (benar)". Begitulah, qolbu ini punya potensi negatif dan potensi positif. Allah telah menyiapkan keduanya dengan adil. Dan disinilah pentingnya fungsi manajemen. Manajemen secara sederhana berarti pengelolaan dan pentadhiran. Sebuah sistem dengan manajemen yang baik, dengan pengelolaan yang baik, sekecil apapun potensi yang dimiliki, Insya Allah akan membuahkan hasil yang optimal.
            Negara Singapura, misalnya, tidak punya Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, bahkan untuk mencukupi kebutuhan air minumnya saja, Singapura harus mengimpornya dari Johor, Malaysia. disisi lain ternyata mereka berhasil mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)-nya, sehingga walaupun SDA-nya minim, tapi SDM-nya mampu diberdayakan secara optimal. Hasilnya, kini Singapura menjadi jauh lebih makmur daripada Indonesia yang alamnya sangat kaya raya. Mengapa? Ya, itu tadi, karena bangsa kita lemah dalam manajemennya.
            Dapat dipahami pula bahwa kita tidak berakhlak mulia bukan karena tidak punya potensi, tapi karena manajemen diri kita yang masih buruk. Sungguh kita mampu mengelola otak kita menjadi cerdas, membaca dengan kecepatan 400 kpm, memiliki daya ingat yang kuat, yakinlah itu bisa dilakukan. Kita bisa kelola fisik sehingga mampu melakukan sebuah gerakan bela diri demikian sempurna, pukulannya demikian akurat, tapi itu tidak cukup kalau hatinya tidak dikelola dengan baik. Karena semua itu tidak akan memiliki nilai positif jika hatinya tidak dikelola dengan baik. Begitulah. Hati menentukan nilai; mulia atau hina. Jangan aneh bila ada orang cerdas, tapi tidak mulia hidupnya. Bukan karena kurang cerdas, tapi kecerdasannya tidak dibimbing oleh hatinya.
            Oleh karena itulah, orang yang pandai mengelola hatinya, ketika tiba-tiba, misalnya, dihina orang, dia akan kelola penghinaan ini menjadi sesuatu yang mamfaat, "Ah, dia memang menghina, namun siapa tahu penghinaan ini bagian dari karunia Allah untuk memberitahu kekurangan saya, selain itu saya pun bisa melatih kesabaran, bedanya khan dia baru bisa menghina, saya bisa mengatakan yang baik kepadanya." Begitulah, sikap terhadap hinaan ternyata bergantung manajemen qolbunya. Saat lain ia diuji sedang sakit, lalu qolbunya kembali ia kelola dengan seoptimal-optimalnya. "Sakit bagi saya adalah proses evaluasi diri, proses pengguguran dosa", demikianlah ia pahamkan dihatinya tentang makna sakit. Akibatnya, sakit menjadi tidak menyengsarakan, melainkan penuh hikmah yang mendalam, karena dia berhasil mengelola hatinya.
            Lelah, tersinggung, terhina, kekurangan uang, tertimpa penyakit, dan masih begitu banyak lagi masalah yang akan membuat orang menjadi goyah, tapi kalau terkelola hatinya, subhanallaah, ia akan tetap punya nilai produktif. Anehnya, banyak orang yang sangat sibuk memikirikan kecerdasannya, memikirkan kesehatan fisiknya, tapi sangat sedikit memikirkan kondisi hatinya. Kalaulah kita harus memilih, seharusnya kita banyak meluangkan waktu untuk memikirkan tentang qolbu ini. Karena jika qolbu ini baik, yang lainnya pun menjadi baik, Insya Allah.


Rabu, 28 Oktober 2015


SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
1.    Abdul Muthalib Sangadji
2.    Purnama Wulan
3.    Abdul Rachman
4.    Raden Soeharto
5.    Abu Hanifah
6.    Raden Soekamso
7.    Adnan Kapau Gani
8.    Ramelan
9.    Amir (Dienaren van Indie)
10.  Saerun (Keng Po)
11.  Anta Permana
12.  Sahardjo
13.  Anwari
14.  Sarbini
15.  Arnold Manonutu
16.  Sarmidi Mangunsarkoro
17.  Assaat
18.  Sartono
19.  Bahder Djohan
20.  S.M. Kartosoewirjo
21.  Dali
22.  Setiawan
23.  Darsa
24.  Sigit (Indonesische Studieclub)
25.  Dien Pantouw
26.  Siti Sundari
27.  Djuanda
28.  Sjahpuddin Latif
29.  Dr.Pijper
30.  Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
31.  Emma Puradiredja
32.  Soejono Djoenoed Poeponegoro
33.  Halim
34.  R.M. Djoko Marsaid
35.  Hamami
36.  Soekamto
37.  Jo Tumbuhan
38.  Soekmono
39.  Joesoepadi
40.  Soekowati (Volksraad)
41.  Jos Masdani
42.  Soemanang
43.  Kadir
44.  Soemarto
45.  Karto Menggolo
46.  Soenario (PAPI & INPO)
47.  Kasman Singodimedjo
48.  Soerjadi
49.  Koentjoro Poerbopranoto
50.  Soewadji Prawirohardjo
51.  Martakusuma
52.  Soewirjo
53.  Masmoen Rasid
54.  Soeworo
55.  Mohammad Ali Hanafiah
56.  Suhara
57.  Mohammad Nazif
58.  Sujono (Volksraad)
59.  Mohammad Roem
60.  Sulaeman
61.  Mohammad Tabrani
62.  Suwarni
63.  Mohammad Tamzil
64.  Tjahija
65.  Muhidin (Pasundan)
66.  Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
67.  Mukarno
68.  Wilopo
69.  Muwardi
70.  Wage Rudolf Soepratman
71.  Nona Tumbel
Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
1.    Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
Kong Liong.
2.    2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
yaitu :
a. Kwee Thiam Hong
b. Oey Kay Siang
c. John Lauw Tjoan Hok
d. Tjio Djien kwie


Inilah teks sumpah pemuda itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus mengetahui dan memahaminya.

Minggu, 25 Oktober 2015

Kecantikan Wanita dalam AL Qur’an dan Islam

            Setiap wanita pasti tak lepas dari  keinginan untuk selalu terlihat cantik. Namun apakah makna dari cantik itu sebenarnya? Kebanyakkan dari wanita  memakanai cantik itu seperti bintang iklan sabun mandi atau artis di televisi tapi kebanayakkan wanita tidak mengetahui makna cantik sebenarnya menurut Al Qur’an dan Islam.
          Mari bersama kita mengetahui apa itu cantik menurut Al Qur’an dan Islam.
 Menurut buku Ensiklopedi kata-kata Al Qur’an AL Karim yang di keluarkan oleh Dewan Bahasa Arab,Kecantikan di maknai dengan keanggunan,kehalusan dan keelokan.
 Ada juga yang mengartikan kecantikan dalam kasad mata yaitu hal yang indah yang dapat membuat seseorang menjadi suka dan mencintai.
          Kecantikan tidak hanya di berikan kepada manusia saja tetapi kepada segala sesuatu di alam raya ini dari ciptaan ALLAH yang indah termasuk di dalamnya hewan dan tumbuhan.Bukan pada alam semesta dan isinya saja kecantikan dapat diberikan tapi juga kepada sifat manusia,akhlak dan tabiatnya serta tutur katanya yang indah.
          Nah,bagaimana kecantikan dalam pandangan islam?
       Islam adalah agama yang menyeru pada kecantikan dan keindahan. Dimana kecantikan itu berupa kecantikan maknawi yaitu kecantikan berupa jiwa,akhlak,sifat dan sikap.
 Karena itu dapat kita lihat di dalam Al Qur’an Al Karim kecantikan wajah atau penampilan fisik pria ataupun wanita jarang disebut,kecuali hanya dua kali saja. Pada penyebutan pertama ALLAH memperingatkan Rasulullah untuk tidak tertipu pada kecantikan fisik orang-orang munafik karena penampilan seseorang tidak mencerminkan siapa dirinya.
           Seperti dalam firman ALLAH AZZA WA JALLA:”Dan apabila kamu melihat mereka,tubuh-tubuh mereka membuatmu kagum. Dan jika mereka berkata-kata,kamu mendengarkan mereka. Mereka seakan-akan  kayu yang tersandar.” (QS.Al Munafiqun:4)
 Penyebutan yang kedua pada firman ALLAH: ”Tidak halal bagimu menikahi wanita-wanita sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan istri-istri (yang lain),meskipun kecantikan mereka menarik hatimu,kecuali wanita-wanita (hamba sahaya) yang kamu miliki. Dan ALLAH Maha mengawasi segala sesuatu.” (QS.Al Ahzab:52)
         Maksud dari ”kecantikan mereka” adalah keindahan dan kecantikan Rupa dan fisik wanita.
 Al Hasan dan Asy Sya’abi mengatakan bahwa kecantikan yang di maksudkan ALLAH dalam ayat diatas adalah kecantikan yang tersirat pada wajah wanita bangsawan Quraisy yang bernama Asma binti Amis.
 Asma binti Amis adalah istrti dari Ja’far bin Abi Thalib yang suaminya mati syahid. Kecantikan wajah beliau sangat terkenal di kalangan kaumnya sehingga Rasulullah Saw berkeinginan untuk menikahinya setelah beliau memperdalam keimanan wanita itu.
 Rasulullah begitu terpesona dengan kecantikannya dan berkeinginan memperistrinya.
 Untuk menikahinya Rasulullah akan menceraikan salah seorang istrinya,namun ALLAH Ta’ala melarang beliau menceraikan salah seorang istrinya agar dapat menikahi Asma.
         Ketika ALLAH menyebut cantik Hiasan dalam Al Qur’an, ALLAH menyebut sebagai sifat bidadari: ”Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (QS.Ar Rahman:70)
      Kecantikan hiasan haruslah di dahului dengan kecantikan ”Khairaat” agar kita wanita tahu bahwa seorang wanita yang baik adalah wanita yang memiliki kecantikan sifat dan akhlak lebih baik dari pada wanita yang memiliki kecantikan fisik dan rupa semata. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa dalam Al Qur’an ALLAH tidak memberikan patokan khusus pada kecantikan fisik dan rupa bagi wanita ataupun pria.
 Seperti pada Hadits Rasulullah berikut ini: ”Sesungguhnya ALLAH tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian,tapi ia melihat hati dan amal kalian.” (HR.Muslim,Ahmad dan Ibnu Majah)
 Dalam Hadits lain Rasulullah mengatakan bahwa wanita shalehah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. Dari Amr ibnu ra : ”Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhisannya adalah wanita shalehah.” (HR.Muslim,Ibnu Majah dan An Nasai)
           Jadi kecantikan dalam Al Qur’an dan Islam bukan di lihat pada kecantikan fisik dan Rupa semata tapi lebih pada kecantikan Sifat,tabiat,kebaikan hati dan akhlak seorang wanita. Wanita tidak perlu takut tidak cantik karena setiap wanita itu cantik dan indah apabila mempunyai akhlak yang indah pula,buat apa rupa dan fisik kita cantik tapi hati tidak cantik karena kecantikan fisik dan rupa akan hilang seiring waktu dan usia berlalu terkecuali bagi yang Surganya mungkin kecantikannya bertahan tapi apa ada orang yang mau dengan yang palsu?
        Kecantikan Akhlak dan kebaikan hati tidak akan pernah hilang walau di makan waktu dan usia dia akan tetap abadi.Kecantikan dari Hati itu adalah yang harus dijaga.

Kamis, 22 Oktober 2015

"K E U T A M A A N  M E N U N T U T   I L M U"


Ilmu membuat seseorang jadi mulia, baik di hadapan manusia juga di hadapan Allah:

Pentingnya kita menuntut Ilmu di dunia ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim. [HR. Ibnu Majah, no:224,
Islam sangat memperhatikan tentang  keutamaan menutut Ilmu. Zaman dahulu banyak sekali orang Islam yang sukses menemukan segala sesuatu yang bermanfaat buat kehidupan manusia. Sejarah Islam menunjukkan bahwa meski ummat Islam gemar mempelajari ilmu agama, namun ilmu dunia mereka juga tinggi. Angka yang dunia pakai sekarang adalah angka Arab (Arabic Numeral) yang diperkenalkan sarjana Muslim kepada dunia. Bukan angka Romawi atau Eropa! Aljabar (Algebra), Algoritma yang mengembangkannya adalah sarjana Muslim: Al Khawarizm. Demikian pula di bidang kedokteran dikenal Avicenna (Ibnu Sinna), di bidang sosial Averroes (Ibnu Rusyid), Itulah sebagian prestasi ummat Islam di bidang ilmu dunia.
Ilmu membuat seseorang jadi mulia, baik di hadapan manusia juga di hadapan Allah:
Alloh berfirman :


 ” ….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujaadilah [58] : 11)
Orang berilmu dalam menjalani hidup ini terasa lebih mudah. Dengan ilmu yang dimilikinya maka kemudian rezeki selalu mengiringinya.Alloh sendiri yang akan menigkatkan derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan.Kepandaian dalam ilmu pengetahuan seharusnya diimbangi dengan ilmu agama agar seimbang di dalamnya.
Imam As-Syafi’i mengatakan:
Man arodadunya bil ‘ilmi wa man arodal akhiroti bil’ilmi.
 Artinya:  “Barang siapa menghendaki (kebaikan) dunia, maka hendaknya ia menggunakan ilmu, dan barang siapa menghendaki kebaikan akhirat, maka hendaknya menggunakan ilmu”.
Ada beberapa keutamaan dalam menuntut  ilmu dalam islam yaitu.
1. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.
2. hanya orang yang berilmu yang takut kepada Allah .
3. ilmu yang mengantarkan orang untuk mengakui dan      meyakini dengan keyakinan.
4. ilmu adalah harta yang tak ternilai harganya .
5. penguasaan  dan pemahaman ilmu agama adalah tanda    kebaikan seseorang .
               Sebagai seorang pelajar muslim kita harus rajin menuntut Ilmu karena dengan itu semua akan berguna bagi kehidupan kita masing-masing. Ilmu dan Iman adalah kunci semuanya kita sukses hidup di kehidupan ini. Kemudian ada 6 Syarat Menuntut Ilmu agar sukses yang  harus kita lalui.
Dalam kitab “Ta’lim al-Muta’allim” yang ditulis oleh Imam Al-Zarnuji, beliau menulis bahwa syarat-syarat mencari ilmu ada 6, yaitu:
1. Cerdas
Cerdas adalah salah satu syarat untuk menuntut ilmu agar cepat dalam memahami.
2.      Kemauan atau Tekad yang kuat.
 “Kejarlah cita-citamu setinggi langit”. Peribahasa ini memberikan arti bercita-citalah setinggi-tingginya dan raihlah cita-cita itu sampai dimana pun. Peribahasa tersebut memberikan motivasi kepada kita untuk pantang menyerah mengejar cita-cita (pendidikan) kita. Orang yang menuntut ilmu haruslah seperti peribahasa di atas: “selalu berusaha dan berusaha menuntut ilmu untuk mencapai cita-cita yang tinggi”. Bahkan menurut Imam as-Syafi’i, dalam menuntut ilmu janganlah langsung merasa puas terhadap apa yang telah didapat dan jangan hanya menuntut ilmu di satu daerah saja.
3.      Penuh Perjuanagan dan Sabar
Sabar disini mengandung arti tabah, tahan menghadapi cobaan atau menerima pada perkara yang tidak disenangi atau tidak mengenakan dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah Swt. Sabda nabi Saw:
“Bersabar adalah cahaya yang gilang-gemilang”.
4.      Bekal (biaya)
Setiap perjuangan pasti ada pengorbanan, itulah logikanya, manusia menjalani hidup ini butuh pengorbanan begitupun menuntut ilmu.
5.      Bersahabat dengan Guru (Ustad)
Ilmu didapat dengan dua cara. Pertama dengan bil kasbi. Yakni didapat dengan cara usaha keras sebagaimana layaknya pencari ilmu biasa. Ia belajar menuntut ilmu dengan tekun belajar dari bimbingan yang benar. Kedua dengan bil kasyfi. Yakni dengan cara mendekatkan diri kepada Allah Swt secara total. Dengan kedekatannya kepada Allah Swt, Allah akan memberi apa yang ia minta. Cara ini adalah cara untuk orang khusus..
6.      Waktu yang lama
Maksudnya selesaikanlah pendidikan itu sampai tuntas, jangan sampai berhenti di tengah jalan. Jalan teruslah dalam menuntut ilmu tersebut.

     Semoga  bermanfaat .

Senin, 19 Oktober 2015

HARAPAN ITU MASIH ADA


Ada 4 lilin yang sedang menyala.Sedikit demi sedikit, tubuh mereka meleleh akibat panas. Suasana begitu sunyi, sehingga terdengarlah percakapan mereka:

Lilin pertama berkata :
"Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu menjagaku... Maka lebih baik aku mematikan saja diriku."
Demikianlah, sedikit demi sedikit lilin pertama pun padam.
Lilin kedua berkata :
"Aku adalah Iman. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau lagi mengenalku... Tak ada gunanya aku tetap menyala."
Begitu selesai berbicara, tiupan angin pun memadamkan lilin kedua.
Dengan sedih lilin ketiga berkata :
"Aku adalah Cinta. Namun, manusia tak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya... Tak mampu lagi aku tuk tetap menyala."
Dan tanpa menunggu lama, lilin ketiga pun akhirnya padam.
Tanpa terduga, seorang anak saat itu menyeruak, masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga lilin sudah padam. Karena takut akan kegelapan, si anak pun berkata :
"Apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, karena aku takut kegelapan.."
Sang anak pun menangis tersedu-sedu..
Lalu, dengan penuh haru lilin keempat berkata :
"Janganlah takut, janganlah menangis. Selama aku masih ada dan tetap menyala, kita tetap dapat untuk selalu menyalakan ketiga lilin lainnya. Karena aku adalahHARAPAN."
Aaahh... Kisah yang mengetuk dinding nurani. Diri sejenak merenung.. Mengingat kepada sikap, saat dimana imagi akan hidup yang tak lagi berarti, terpatri. Serasa hidup ingin berhenti, tak ada lagi yang mampu mengganti. Serasa cahaya yang selama ini menerangi jalan seolah telah padam.

Apakah semuanya telah betul-betul padam??
Sesaat raga bertanya pada sanubari, sesungguhnya ada cahaya samar dan sederhana yang masih menerangi. Hanya terkadang, diri ini lupa dan mengabaikan. Ya! cahaya harapan akan selalu ada, masih ada, dan terus menyala. TAKKAN PERNAH PADAM.


Rabu, 14 Oktober 2015

                                    Bulan Muharram

Senin, 12 Oktober 2015

RENTANG  WAKTU


Rentang waktu
Terkadang membuat kita lupa
Bahwa kita semakin dewasa

Rentang waktu
Terkadang membuat kita lupa
Bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa

Rentang waktu
Terkadang membuat kita tersadar
Bahwa kita hanya manusia
Yang tidak punya apa-apa
Selain jasad yang kupunya

Rentang waktu
Terkadang membuat kita sadar
Bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa
Melainkan hati yang ada di dalam dada
Dan amal jasad yang lata

Walaupun Einstein berkata bahwa rentang waktu itu berbeda
Tergantung dalam keadaan apa kita berada
Namun Tuhan telah berkata
“Hanya Akulah yang tahu umur manusia”
Orang Barat berkata
“Waktu adalah Dolar di dalam kantung
Namun Hasan Al Banna berkata
“Waktu adalah pedang, potong atau terpotong

Waktu
Alam terus menari dalam simfoni
Umur manusia didekte olehnya
Waktu…..setiap detaknya
Mengarahkan kita di  persimpangan jalan
Jalan Tuhan atau jalan Setan

Rentang waktu
Semoga tidak melalikan kita

Untuk terus berjalan di Jalan-Nya.



(Terimakasih Sahabat).

Sabtu, 10 Oktober 2015

P I L I H A N K U

Aku pernah memikirkan,
bahwa setiap manusia pasti ingin punya KEKASIH & TEMAN SEJATI...
Kekasih yang akan terus bersamanya, sehidup semati, dalam suka maupun duka.
Kebersamaan yang tak terpisahkan.
Namun sekarang aku memilih AMAL SHALEH sebagai kekasihku.
Karena ternyata hanya amal shaleh yang terus mau menemaniku,
sekalipun aku masuk ke dalam kuburku….
Aku pernah sangat KAGUM pada manusia cerdas, manusia yang kaya sekali,
manusia yang berhasil dalam karir hidup dan hebat dunianya.
Sekarang aku memilih mengganti kriteria kekagumanku,
aku kagum dengan manusia yang hebat di mata Allah.
Manusia yang sanggup taat dan bertaqwa kepada Allah,
sekalipun kadang penampilannya begitu bersahaja……
Dulu aku memilih MARAH karena merasa harga diriku dijatuhkan,
ketika orang lain berlaku zhalim kepadaku atau menggunjingku,
menyakitiku dengan kalimat-kalimat sindiran.
Sekarang aku memilih BERSYUKUR dan berterima kasih,
karena ku yakin ada transfer pahala dari mereka..
ketika aku mampu memaafkan dan bersabar….
 Aku dulu memilih, MENGEJAR dunia dan menumpuknya sebisaku..
ternyata aku sadari kebutuhanku hanya makan dan minum untuk hari ini
dan bagaimana cara membuangnya dari perutku.
Sekarang aku memilih BERSYUKUR dg apa yg ada…

dan memilih bagaimana aku bisa mengisi waktuku hari ini, dengan penuh makna…
dan bermanfaat untuk sesama.
Aku dulu berfikir bahwa aku bisa MEMBAHAGIAKAN orangtuaku,
saudara dan teman-temanku nanti kalau aku berhasil dengan duniaku…
ternyata yang membuat kebanyakan mereka bahagia bukan itu..
melainkan karena sikap, tingkah dan sapaku….
Aku memilih membuat mereka bahagia sekarang dengan apa yang ada padaku...
 Dulu aku memilih untuk membuat RENCANA-RENCANA dahsyat untuk duniaku,
ternyata aku menjumpai teman dan saudara-saudaraku begitu cepat menghadap kepada-Nya.
Tak ada yang bisa menjamin aku besok bertemu matahari.
Tak ada yang bisa memberikan garansi aku masih bisa menghirup nafas keesokan hari.
Sekarang aku memilih memasukan dalam rencana-rencana besarku,
yang paling utama adalah agar aku selalu SIAP menghadap kepada-Nya…
Ya Allah berilah selalu petunjuk ketika aku MEMILIH…
Ya Allah berkahillah dan luruskanlah selalu langkah-langkahku…..
 Allohumma laa sahlan illa maa ja'altahu sahlan wa anta taj' alul hazna adza syi'ta sahlan..
Robbana atinaa fiddunya khasanah wafil akhirati khasanah wakina adza bannar.. amiin


Selasa, 06 Oktober 2015

ANAK CERDAS ADALAH HARAPAN BANGSA



Anak cerdas harapan bangsa – Mempunyai  anak-anak yang cerdas merupakan dambaan setiap orang tua. Selain mendatangkan kebahagiaan dan kebanggaan, diharapkan dapat mengharumkan nama keluarga terutama sekali kedua orang tua. Ketika  anak berprestasi  di sekolah, nama orang tua dan keluarga juga akan terbawa-bawa.
Harapan orang tua sekaligus akan menjadi harapan bangsa. Anak Indonesia hari ini akan menjadi pemimpin bangsa untuk sekian tahun yang akan datang. Anak-anak yang cerdas hari ini akan menjadi pemimpin yang cerdas di masa datang. Pemimpin yang cerdas akan berusaha membangun keadilan dan kemakmuran masyarakat.
Anak cerdas tidak hanya dipandang dalam aspek kecerdasan otak  (intelektual) semata. Kecerdasan anak ditinjau secara komprehensif. Yang tak kalah pentingnya adalah kecerdasan sikap dan mental. Anak akan dapat menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik di lingkungannya: keluarga, masyarakat dan sekolah. Akan lebih sempurna lagi bila mereka juga cerdas dalam berbagai keterampilan dan kecakapan hidup. Dengan demikian anak-anak bangsa akan dapat menjalani prosesi kehidupan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Keluarga merupakan pondasi utama dalam membentuk dan mengembangkan kecerdasan anak. Kedua orang tua, berkewajiban memenuhi kebutuhan lahiriah berupa nutrisi dan pemeliharaan kesehatan. Tujuannya adalah agar anak tumbuh dan berkembang dengan baik, sehat jasmani dan rohani dan cerdas dalam berpikir. Taat menjalankan syariat agama.
Kebutuhan lain adalah menyediakan perlengkapan dan peralatan sekolah, biaya pendidikan dan tempat tinggal yang yang layak bagi anak. Ini adalah pendukung dalam mengembangkan kecerdasan anak Indonesia di lingkungan keluarga.
Selain kewajiban memenuhi kebutuhan lahiriah dan material tersebut, orang tua juga perlu menumbuhkembangkan karakter anak melalui pola pendidikan di keluarga.Pendidikan karakter mutlak dimulai dari lingkungan keluarga. Pola pendidikan keluarga yang alami adalah memberikan sikap dan keteladanan. Diyakini, anak di lingkungan keluarga akan banyak meniru sikap dan kebiasaan kedua orang tua. Dalam hal ini sangat diperlukan hubungan komunikasi yang harmonis dan demokratis antara orang tua dan anak.

Pemberian keterampilan dan kecakapan dasar dan sederhana sangat membantu perkembangan anak jika mereka telah berada di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan demikian, tugas pendidikan menjadi tidak lebih berat dalam rangka mengembangkan program kecakapan hidup (life skill). Beban pencerdasan anak bangsa tidak lagi menjadi pikulan dunia pendidikan semata.
Yang menjadi fenomena umum dewasa ini adalah terpuruknya kondisi bangsa Indonesia dalam berbagai sektor kehidupan. Pemimpin-pemimpin bangsa saat ini dianggap masih belum mampu menunjukkan harapan-harapan orang tua dan bangsa pada masa sebelumnya.
Apakah ini yang dikatakan dengan kegagalan masa lampau untuk membina dan mengembangkan kecerdasan anak Indonesia ? Yang pasti, pemimpin bangsa ini adalah produk lingkungan keluarga, masyarakat dan pendidikan pada masa  yang silam.


Senin, 05 Oktober 2015

MAKNA  SYAHADAT

Sebagai muslim, kita tentu tidak asing lagi dengan dua kalimat syahadat atau yang biasa dikenal sebagai syahadatain. Bagaimana tidak? Semenjak kecil kalimat ini sudah diajarkan pada kita. Setiap hari paling tidak kita mengucapkan kalimat ini berkali-kali dalam tasyahud shalat kita. Belum lagi dalam dzikir-dzikir yang kita ucapkan. Namun, meski kita sudah sedemikian akrab dengan kalimat ini, kita harus bertanya pada diri kita apakah kita sudah menghayatinya dengan penghayatan yang sebenar-benarnya untuk kemudian mengejewantahkannya dalam kehidupan?
Kalimat syahadat terdiri dari dua bagian. Yang pertama disebut syahadat tauhid. Yang kedua disebut syahadat kerasulan. Dalam syahadat tauhid, kita mempersaksikan, berikrar dan berjanji bahwa laa ilaha illallah ’tidak ada ilah selain Allah’. Pernyataan ini pertama-tama bermakna bahwa tidak ada yang memiliki sifat-sifat rububiyah kecuali Allah. Maknanya, Allah sajalah pencipta alam semesta ini sekaligus pemelihara urusan-urusannya, pemberi rizki kepada semua makhluq dan pemilik hakiki dari semua yang ada di alam ini. Namun, kesaksian atas rububiyah ini tidak serta merta membuat seseorang menjadi seorang muslim. Untuk menjadi seorang muslim, seseorang harus melangkah pada makna syahadat tauhid yang lebih jauh, yakni tidak ada yang berhak diibadahi dalam hidup ini kecuali Allah. Sebenarnya, makna ini adalah konsekuensi logis dari makna rububiyah tadi. Bukankah jika seseorang telah mengakui bahwa satu-satunya pemilik sifat rububiyah adalah Allah maka tidak ada lagi pilihan lain baginya kecuali tunduk patuh beribadah kepada-Nya?
Kesaksian bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah biasa disebut sebagai pengesaan atas uluhiyah Allah. Ini adalah sebuah kesaksian bahwa seseorang benar-benar akan tunduk patuh, menyembah, mengabdi dan beribadah hanya kepada Allah. Ia akan menjadikan Allah sebagai yang paling ia cintai diatas segala-galanya, yang paling ia takuti diatas segala-galanya, dan puncak dari segala pengharapannya. Sampai disini, seseorang disebut sebagai muslim. Bagaimana dengan kita? Seberapakah kualitas pengesaan kita atas uluhiyah Allah ini?
Pengesaan kita kepada Allah harus bersifat total. Ini terlihat dari redaksi kalimat tauhid ’laa ilaha illallah’. Pertama-tama, kita menegasikan segala bentuk ilah. Baru sesudah itu kita kecualikan Allah. Ini artinya kita sama sekali tidak boleh menyekutukan Allah dalam sifat-sifat-Nya dengan apapun juga. Tidak boleh ada sesuatupun yang kita jadikan tandingan-tandingan dan sekutu-sekutu bagi-Nya.
Itulah laa ilaha illallah, kalimat tauhid yang menjadi inti dari semua ajaran para nabi dan rasul. Itulah kalimat yang jika kita yakini sampai akhir hayat kita akan menjadi jaminan bagi kita untuk memasuki Surga Allah. ”Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS Ali ’Imran: 102)
Sebagai umat yang hidup semenjak diutusnya Rasulullah Muhammad saw, kita juga wajib bersaksi dengan kalimat syahadat yang kedua, yakni syahadat kerasulan. Dalam syahadat itu kita bersaksi, berikrar dan berjanji bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah. Tanpa kesaksian ini, seseorang tidak bisa disebut sebagai muslim. Yang demikian ini karena Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir (khatamun nabiyyin) dan diutusnya beliau adalah untuk seluruh umat manusia di muka bumi ini (kaaffatan lin naas). Ini berbeda dengan para nabi dan rasul sebelumnya, yang risalahnya akan disambung dengan datangnya nabi atau rasul sesudahnya dan risalahnya hanya berlaku untuk umat-umat tertentu saja. Adapun Muhammad datang sebagai pembenar (mushaddiq) atas ajaran seluruh nabi dan rasul sebelumnya, dan ajaran yang beliau bawa adalah penyempurna dari seluruh ajaran para nabi dan rasul tersebut.
Rasulullah Muhammad diutus oleh Allah sebagai penyampai risalah kepada umat manusia seluruhnya. Beliau adalah penyampai pesan dari Allah. Beliau datang membawa syariat dari Allah berupa hukum-hukum dan tuntunan hidup. Beliau datang membawa Al-Qur’an, untuk kemudian menjelaskan kandungannya agar umat manusia memahami isi Al-Qur’an. Untuk itu, satu-satunya jalan dan cara untuk taat kepada Allah adalah dengan taat kepada Rasulullah. Tidak ada jalan dan cara yang lain! Karenanya, kesaksian atas kerasulan Muhammad adalah harga mati yang tidak bisa lagi kita tawar-tawar.
Kesaksian atas kerasulan Muhammad juga bermakna bahwa kita harus menjadikan beliau sebagai teladan (uswah), karena beliau adalah sosok yang ma’shum (terpelihara dari dosa), yang perkataannya adalah wahyu dari Allah dan tidak ada perkataannya yang didasarkan pada hawa nafsu semata, serta karena Allah memang memerintahkan kepada kita untuk menjadikan beliau sebagai panutan. ”Sungguh pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi kalian.” (QS Al-Ahzab: 21)

Untuk bisa menjadikan beliau sebagai teladan, kita harus mempelajari perjalanan hidup beliau. Dengan begitu, kita bisa mengetahui berbagai sifat, sikap dan langkah-langkah hidup beliau. Setelah itu, kita harus menerapkan keteladanan dari beliau dalam kehidupan kita sekarang ini. Itulah kesaksian yang benar atas kerasulan Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam

Sabtu, 03 Oktober 2015

KEPOMPONG

Seorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu.
Suatu hari ada lubang kecil muncul.
Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam kupu-kupu itu ketika dia
berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.
Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. 
Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih
jauh lagi. 

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil
sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. 
Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya.
Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut.

Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa pada
suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu 
menopang tubuhnya yang mungkin akan berkembang dalam waktu.
Semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di
sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. 

Dia tidak pernah bisa terbang.
Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut
adalah bahwa kepompong yang menghambat, dan perjuangan yg dibutuhkan
kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk 
memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu masuk ke dalam
sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia
memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Renungan :
Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. 
Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin
melumpuhkan kita.
Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu.
Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.

Saya memohon Kekuatan dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan 
untuk membuat saya kuat.
Saya memohon Kebijakan dan Tuhan memberi saya persoalan untuk
diselesaikan.
Saya memohon Kemakmuran dan Tuhan memberi saya Otak dan Tenaga untuk
bekerja.
Saya memohon Keteguhan hati dan Tuhan memberi saya Bahaya untuk 
diatasi.
Saya memohon Cinta dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah
untuk ditolong.
Saya memohon Kemurahan /kebaikan hati dan Tuhan memberi saya
kesempatan-kesempat an.
Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala 
yang saya butuhkan