InspirasI

Rabu, 09 Mei 2018

SHALAT TEPAT, TUBUH SEHAT

Pagi ini, ada hal menarik yang saya dapatkan dari dr. Sagiran Mkes SpB, beliau adalah salah seorang staf pengajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dari beliau saya akhirnya tahu, bahwa ternyata gerakan shalat itu bukan hanya seputar iman, tapi juga meliputi kesehatan.
Nah lho, kok bisa, Nan? Bisa, dr. Sagiran menyebutkan, sejak awal shalat yang ditandai dengan 'Takbiratul Ihram' hingga 'Salam' yang mengahiri rangkaian ibadah shalat, seluruhnya merupakan memiliki rangkaian gerakan ibadah yang memberi manfaat bagi kesehatan.
Belum beres sampai disitu, beliau melanjutkan kembali ucapannya, ''Tapi tentunya bila setiap tahapan gerakan ibadah shalat yang dilaksanakan, sesuai dengan tuntunannya. Kalau tidak sesuai, saya tidak tahu apakah ada manfaatnya atau tidak, karena saya tidak meneliti gerakan shalat yang tidak sesuai dengan tuntunan,''.
Lantas, bagaimana shalat yang tepat itu?Terus bagaimana bisa shalat yang tepat itu bisa menyehatkan? Serta, apa efeknya bagi kita? Baiklah, simak penjabaran berikut ya.
Dalam Takbiratul Ihram, yang ditandai dengan mengangkat kedua telapak tangan hingga keduanya sejajar dengan telinga kanan-kiri, memberi manfaat kesehatan pada organ tubuh paru-paru, sekat rongga dada dan kelenjar getah bening.
Menurut dr. Sagiran, saat tangan terangkat maka rusuk akan ikut terangkat sehingga menimbulkan pelebaran rongga dada. Pada saat itu, mestinya udara nafas akan masuk. Tapi bersamaan dengan itu, orang yang akan memulai shalat ternyata harus mengucapkan Allahu Akbar, sehingga memaksa udara harus mengalir keluar. Hal ini menyebabkan sekat rongga dada (diafragma) menjadi terlatih.
Selain itu, ketika tangan terangkat maka ketiak pun akan terbuka. Padahal ketiak merupakan induk atau stasiun dari peredaran kelenjar getah bening (limfe) di seluruh tubuh. Dengan gerakan takbir yang berulang-ulang dalam gerakan shalat, maka secara tidak langsung melakukan active pumping kelenjar getah bening ke seluruh tubuh.
Setelah takbiratul ihram, maka kemudian kedua telapak tangan akan diletakkan di atas dada. Bukan diletakkan di perut. Dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas dada, maka bahu kanan-kiri otomatis akan terangkat dan ketiak sebagai stasiun peredaran limfe akan tetap terbuka.
Dalam gerakan ruku, yang benar posisi
punggung, leher dan kepala harus membentuk garis horizontal. Dengan posisi ini, berat badan bergeser ke depan, sehingga terjadi relaksasi atau peregangan ruas tulang belakang. Relaksasi ini sangat bermanfaat untuk memelihara tulang belakang yang selalu terkompresi.
''Tapi adanya relaksasi ruas tulang belakang ini hanya dialami bagi orang yang melaksanakan ruku dalam waktu yang cukup. Bagi orang yang shalatnya dilaksanakan dengan buru-buru, manfaatnya mungkin tidak akan terlalu terasa,'' kata dr Sagiran.
Dalam gerakan sujud, memberi manfaat bagi daya tahan pembuluh darah di otak. Menurutnya, posisi kepala yang lebih rendah dari jangtung, menyebabkan darah menumpul di pembuluh darah otak. Hal ini secara tidak langsung melatih pembuluh darah di otak seorang muslim, agar tidak mudah terserang stroke. ''Jadi bisa dikatakan, gerakan sujud ini merupakan gerakan anti stroke,'' Tutur dr. Sagiran
Kemudian, gerakan duduk di antara dua sujud, ternyata memperkuat jantung berikut sistem sirkulasi darah di seluruh bagian tubuh. dr. Sagiran mengaku, saat seorang muslim yang melaksanakan ibadah shalat berada dalam posisi duduk di antara dua sujud, ternyata aliran darah seseorang tidak akan sampai ke bagian kedua kaki bagian bawah.
''Saat saya ukur, saturasi darah pada jari kaki orang yang sedang duduk di antara kedua sujud, ternyata nol. Denyut nadi tidak terasa sama sekali, saat orang dalam posisi duduk seperti ini,'' jelasnya
Hal ini ternyata secara tidak langsung melatih jantung berikut urat-urat nadi seseorang. ''Seperti air kran yang mengalir melalui selang, bila selang secara berulang-ulang dipencet-dibuka berulang-ulang, secara tidak langsung hal ini akan membuat selang menjadi lebih elastis, sekaligus membersihkan kotoran yang terdapat dalam selang,'' katanya.
Terakhir, gerakan salam yang ditandai dengan menolah ke kanan dan ke kiri hingga kedua pipi terlihat oleh orang yang berada di belakangnya, ternyata menimbulkan relaksasi pada otot dan tulang leher. Di leher, terdapat banyak sekali jaringan sistem syaraf dan juga pembuluh darah yang menghubungkan kepala dan baguan badan. ''Gerakan salam ini, secara tidak langsung akan menghindarkan seseorang untuk mengalami gangguan syaraf,'' jelasnya.
           Nah itulah pentingnya shalat tepat waktu. Bukan hanya mempertebal keimanan kita, mendekatkan diri kita dengan tuhan kita, tapi juga menyehatkan tubuh kita.
Eits, ini bukan berarti saya menganjurkan Anda shalat untuk sehat lho ya. Bukan. Tetep yang utama adalah kekhusyuan kita dalam berkomunikasi dengan pencipta kita, Allah. Sehat hanyalah bonus semata dari sang pencipta. Paham?

Sign
Nanda Putra Pratomo
(Non Fiction Coach)
(Sumber : Republika)


Tidak ada komentar: