SHALAT TEPAT, TUBUH SEHAT
Pagi ini, ada
hal menarik yang saya dapatkan dari dr. Sagiran Mkes SpB, beliau adalah salah
seorang staf pengajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dari beliau
saya akhirnya tahu, bahwa ternyata gerakan shalat itu bukan hanya seputar iman,
tapi juga meliputi kesehatan.
Nah lho, kok bisa, Nan? Bisa, dr. Sagiran
menyebutkan, sejak awal shalat yang ditandai dengan 'Takbiratul Ihram' hingga
'Salam' yang mengahiri rangkaian ibadah shalat, seluruhnya merupakan memiliki
rangkaian gerakan ibadah yang memberi manfaat bagi kesehatan.
Belum beres
sampai disitu, beliau melanjutkan kembali ucapannya, ''Tapi tentunya bila
setiap tahapan gerakan ibadah shalat yang dilaksanakan, sesuai dengan
tuntunannya. Kalau tidak sesuai, saya tidak tahu apakah ada manfaatnya atau
tidak, karena saya tidak meneliti gerakan shalat yang tidak sesuai dengan
tuntunan,''.
Lantas,
bagaimana shalat yang tepat itu?Terus bagaimana bisa shalat yang tepat itu bisa
menyehatkan? Serta, apa efeknya bagi kita? Baiklah, simak penjabaran berikut
ya.
Dalam
Takbiratul Ihram, yang ditandai dengan mengangkat kedua telapak tangan hingga
keduanya sejajar dengan telinga kanan-kiri, memberi manfaat kesehatan pada
organ tubuh paru-paru, sekat rongga dada dan kelenjar getah bening.
Menurut dr.
Sagiran, saat tangan terangkat maka rusuk akan ikut terangkat sehingga
menimbulkan pelebaran rongga dada. Pada saat itu, mestinya udara nafas akan
masuk. Tapi bersamaan dengan itu, orang yang akan memulai shalat ternyata harus
mengucapkan Allahu Akbar, sehingga memaksa udara harus mengalir keluar. Hal ini
menyebabkan sekat rongga dada (diafragma) menjadi terlatih.
Selain itu, ketika tangan terangkat maka ketiak
pun akan terbuka. Padahal ketiak merupakan induk atau stasiun dari peredaran
kelenjar getah bening (limfe) di seluruh tubuh. Dengan gerakan takbir yang
berulang-ulang dalam gerakan shalat, maka secara tidak langsung melakukan
active pumping kelenjar getah bening ke seluruh tubuh.
Setelah
takbiratul ihram, maka kemudian kedua telapak tangan akan diletakkan di atas
dada. Bukan diletakkan di perut. Dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas
dada, maka bahu kanan-kiri otomatis akan terangkat dan ketiak sebagai stasiun
peredaran limfe akan tetap terbuka.
Dalam gerakan
ruku, yang benar posisi
punggung, leher dan kepala harus membentuk garis horizontal. Dengan posisi ini, berat badan bergeser ke depan, sehingga terjadi relaksasi atau peregangan ruas tulang belakang. Relaksasi ini sangat bermanfaat untuk memelihara tulang belakang yang selalu terkompresi.
punggung, leher dan kepala harus membentuk garis horizontal. Dengan posisi ini, berat badan bergeser ke depan, sehingga terjadi relaksasi atau peregangan ruas tulang belakang. Relaksasi ini sangat bermanfaat untuk memelihara tulang belakang yang selalu terkompresi.
''Tapi adanya relaksasi ruas tulang belakang ini
hanya dialami bagi orang yang melaksanakan ruku dalam waktu yang cukup. Bagi
orang yang shalatnya dilaksanakan dengan buru-buru, manfaatnya mungkin tidak
akan terlalu terasa,'' kata dr Sagiran.
Dalam gerakan
sujud, memberi manfaat bagi daya tahan pembuluh darah di otak. Menurutnya,
posisi kepala yang lebih rendah dari jangtung, menyebabkan darah menumpul di
pembuluh darah otak. Hal ini secara tidak langsung melatih pembuluh darah di
otak seorang muslim, agar tidak mudah terserang stroke. ''Jadi bisa dikatakan,
gerakan sujud ini merupakan gerakan anti stroke,'' Tutur dr. Sagiran
Kemudian, gerakan duduk di antara dua sujud,
ternyata memperkuat jantung berikut sistem sirkulasi darah di seluruh bagian
tubuh. dr. Sagiran mengaku, saat seorang muslim yang melaksanakan ibadah shalat
berada dalam posisi duduk di antara dua sujud, ternyata aliran darah seseorang
tidak akan sampai ke bagian kedua kaki bagian bawah.
''Saat saya ukur, saturasi darah pada jari kaki
orang yang sedang duduk di antara kedua sujud, ternyata nol. Denyut nadi tidak
terasa sama sekali, saat orang dalam posisi duduk seperti ini,'' jelasnya
Hal ini
ternyata secara tidak langsung melatih jantung berikut urat-urat nadi
seseorang. ''Seperti air kran yang mengalir melalui selang, bila selang secara
berulang-ulang dipencet-dibuka berulang-ulang, secara tidak langsung hal ini
akan membuat selang menjadi lebih elastis, sekaligus membersihkan kotoran yang
terdapat dalam selang,'' katanya.
Terakhir,
gerakan salam yang ditandai dengan menolah ke kanan dan ke kiri hingga kedua
pipi terlihat oleh orang yang berada di belakangnya, ternyata menimbulkan
relaksasi pada otot dan tulang leher. Di leher, terdapat banyak sekali jaringan
sistem syaraf dan juga pembuluh darah yang menghubungkan kepala dan baguan
badan. ''Gerakan salam ini, secara tidak langsung akan menghindarkan seseorang
untuk mengalami gangguan syaraf,'' jelasnya.
Nah itulah pentingnya shalat tepat waktu. Bukan
hanya mempertebal keimanan kita, mendekatkan diri kita dengan tuhan kita, tapi
juga menyehatkan tubuh kita.
Eits, ini bukan berarti saya menganjurkan Anda
shalat untuk sehat lho ya. Bukan. Tetep yang utama adalah kekhusyuan kita dalam
berkomunikasi dengan pencipta kita, Allah. Sehat hanyalah bonus semata dari sang
pencipta. Paham?
Sign
Nanda Putra Pratomo
(Non Fiction Coach)
(Sumber : Republika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar