WASIAT KAOS KAKI
Alkisah seorang kaya raya sedang sakit parah. Menjelang ajal
menjemput, dikumpulkanlah anak-anak tercintanya.
Beliau berwasiat:
Anak-anakku, jika ayah sudah dipanggil yang Maha Kuasa, ada permintaan ayah kepada kalian:
Anak-anakku, jika ayah sudah dipanggil yang Maha Kuasa, ada permintaan ayah kepada kalian:
"Tolong dipakaikan kaos kaki kesayangan ayah walaupun kaos
kaki itu sudah robek, ayah ingin memakai barang kesayangan yang penuh kenangan
semasa bekerja di kantor ayah dan minta kenangan kaos kaki itu dipake bila ayah
dikubur nanti."
Singkat cerita, akhirnya sang ayah wafat. Saat mengurus Jenazah
dan saat mengkafani, anak-anaknya minta ke pak modin untuk memakaikan kaos kaki
yang robek itu sesuai wasiat ayahnya.
Akan tetapi pak modin menolaknya:
"Maaf secara syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang di perbolehkan dipakaikan kepada mayat."
"Maaf secara syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang di perbolehkan dipakaikan kepada mayat."
Terjadi perdebatan antara anak-anak yang ingin memakaikan kaos
kaki robek dan pak modin yang juga ustad yang melarangnya.
Karena tidak ada titik temu, dipanggilah penasihat sekaligus
notaris keluarga tersebut.
Beliau menyampaikan: "Sebelum meninggal bapak menitipkan
surat wasiat, ayo kita buka bersama-sama siapa tahu ada petunjuk."
Maka dibukalah surat wasiat almarhum untuk anak-anaknya yang di
titipkan kepada notaris tersebut.
Ini bunyinya:
"Anak-anakku, pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaos kaki robek kepada mayat ayah"
"Anak-anakku, pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaos kaki robek kepada mayat ayah"
"Lihatlah anak-anakku, padahal harta ayah banyak, uang
berlimpah, beberapa mobil mewah, tanah dan sawah dimana-mana, rumah mewah
banyak, tetapi tidak ada artinya ketika ayah sudah mati."
"Bahkan kaos kaki robek saja tidak boleh dibawa mati."
"Begitu tidak berartinya dunia, kecuali amal ibadah kita,
sedekah kita yang ikhlas."
"Anak-anakku, inilah yang ingin ayah sampaikan agar kalian
tidak tertipu dengan dunia yang sementara."
"Salam sayang dari Ayah yang ingin kalian menjadikan dunia
sebagai jalan menuju ridho Allah."
***
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar