InspirasI

Selasa, 31 Desember 2013


MAKNA DIBALIK TAHUN POLITIK

Tahun 2014 sudah datang disambut manusia dengan harapan yang masih penuh misteri di dunia ini.Tahun baru bagi bangsa Indonesia mempunyai makna yang lain karena pada tahun 2014 Indonesia mempunyai Hajatan Politik.Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden akan diselenggarakan di tahun ini.Persaingan panas antar parpol saling bermanuver untuk mencari simpati masyarakat.Mereka mengklaim dirinya yang  paling bisa membela rakyat. Sehingga tidak heran kita saksikan adanya perlombaan pasang baliho, poster,spanduk, bendera dan juga pasang iklan di radio, televisi dan surat kabar. Persaingan yang tidak sehat antar mereka kadangkala membuat rakyat bosan dan malas berpikir tentang politik. Wakil rakyat memang harus memperjuangkan aspirasi rakyat tapi sayangnya hanya terjadi ketika mendekati Pemilu.Kerja politik ke bawah, melakukan interaksi pribadi kepada masyarakat  jarang dilakukan ketika tidak mendekati tahun pemilu.Apa pendapat anda mungkin bisa dilihat realitas di lingkungan anda masing-masing.

            Banyak caleg dari kalagan artis
Para caleg dari berbagai politik dengan latar belakang yang beragam mulai star mengadakan kampanye. Keterkenalan menjadi modal sosial sehingga tidak heran bila kita melihat banyak caleg dari kalangan artis. Kalangan artis menjadi banyak bidikan para parpol untuk merekrutnya karena mempunyai popularitas yang bisa dijual untuk memperoleh suara yang banyak di Pemilu. Orang yang mungkin berkualitas tetapi tidak punya media dan jauh dari lingkaran kekuasaan akan mudah tersisih.Harapan para partai dengan merekrut orang terkenal Elektabilitas partai bisa naik bahkan bisa juga nanti mengajukan pasangan capres dan cawapres sendiri bila mempunyai suara 20 % Nasional. Popularitas menjadi senjata ampuh dalam memenangkan suara rakyat.Namun yang harus diketahui oleh calon pemilih adalah pupularitas belum tentu berkualitas maka dalam memilih harus tahu track recordsnya.Program kerja atau visi misi para caleg layak dan penting  harus diperhatikan untuk memilih bagi calon pemilih.Untuk masyarakat Indonesia umumnya hal tersebut banyak diabaikan.Inilah salah satu kelemahan pemilih yang tidak mau melihat latar belakang calon legislative dan partai,mereka lebih memilih kepada popularitas semata.

   Media Massa berperan besar dalam kampanye.
Kampanye sebagai bahasa komunikasi dalam politik. Banyak calon legislative (caleg) atau parpol sudah mulai berebut simapati masyarakat lewat pendekatan persuasif. Mendadak mereka menjadi baik hati, perhatian terhadap rakyat. Semua serba mendadak berbeda dengan kebiasaan sebelumnya yang ujung-ujungnya mencari dukungan masyarakat.Peran media juga dijadikan sebagai amunisi memperbesar dukungan. Semakin sering seorang tokoh atau berita tentang partai dimuat maka akan  semakin terkenallah dia.
            Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan saluran kampanye terhadap konstituen.Perang tidak hanya lewat darat tapi juga melalui udara. Ada media social sepeti Facebook, Twitter, BBM serta yang lainya dalam menjalin komunikasi dengan orang lain sebagai calon pemilih.  Yang menarik adalah dikuasainya media elektronik semacam Televisi yang hanya dipunyai oleh Partai atau orang-orang tertentu yang juga ingin masuk ke lingkaran kekuasaan. Kadang kalau lihat pihak lawan terkena masalah akan dibesarkan-besarkan beritanya. Harusnya ada keseimbangan dalam membawakan  berita. Politik black campaign dan anarkis juga harus dijauhi.Maka perlu kepandaian pembaca atau pendengar berita untuk mengetahui dan melacak apa sebenarnya yang terjadi dengan memilih dan memilah suatu berita.

            Tahun 2014 Semoga Indonesia tetap Damai
            Apapun yang terjadi aku tetap berharap dan berdoa semoga tahun politik ini bisa dilewati negeriku dengan damai. Pemilu berjalan dengan  lancar dan mendapatkan pemimpin yang amanah dan bisa memberi manfaat bagi rakyatnya. Semoga masyarakat semakin cerdas dalam memilih para wakilnya yang tidak hanya sekedar janji dan kampanye saja tanpa kenyataan. Semoga bisa menghasilkan kepemimpinan yang bisa memberikan rasa aman dan kepercayaan bagi semua lapisan masyarakat.
http://politik.kompasiana.com/2014/01/03/makna-dibalik-tahun-politik-621955.html


Jumat, 20 Desember 2013

IBU SEBAGAI “Al UMMU MADRASATUN”
 REFLESKI DI HARI IBU

Peran Ibu yang tidak sekedar domestik dan sosial saja.
Ketika akan memasuki tanggal 22 Desember kita diingatkan dengan sebuah hari khusus  buat para Ibu. Di dunia juga ada peringatan  hari Ibu sedunia bernama “mother’s Day”yang menitik beratkan kepada penghargaan terhadap prestasi domestik kaum perempuan.Di Indonesia peringatan hari ibu adalah perayaan terhadap peran ibu dalam keluarganya baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.Bisa saja momentum hari ibu digunakan untuk memanjakan para ibu atau isteri selama sehari penuh.Bahkan mungkin ada kegiatan peringatan hari Ibu, ada pemberian hadiah bagi Ibu teladan, ada pula kegaiatan yang lainnya sebagai bentuk pengingat kepada peran seorang Ibu dan memuliakannya.
Pernahkah dengar dengan Ibu yang mempunyai Slogan “Surganya Anak di bawah kaki Ibu”dan Ayah mempunyai Slogan Surganya Ibu di bawah kaki Ayah”. Setujukan anda pada dua slogan tersebut ?. Namun yang terpenting dalam hari ibu  ini adalah menyadarkan bahwa perempuan bukan hanya punya peran domestik dan sosial, tetapi perempuan punya peran politik yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi yang utuh.

Ibu sebagai “Al Ummu Madrasatun”
Peran dan posisi Ibu adalah sangat strategis dalam membangun umat dan peradaban.Bisa dikatakan Ibu sebagai “Al Ummu Madrasatun” atau Ibu adalah Sekolah. Sebuah lembaga pendidikan yang berkualitas dengan segala macam system dan SDM yang mendukungnya. Sosok seorang Ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam menciptkan generasi yang handal dan tangguh.Dari hati, jiwa, perasaan, pikiran dan tangannya yang penuh ketulusan dan kasih sayang, berhasil mencetak sosok manusia-manusia pilihan.
Kewajiban membahagiakan dan memuliakan ibu bukan hanya dilakukan satu hari saja pada hari tersebut namun sepanjang masa, selama beliau masih hidup kita tetap harus berbakti. Kita di hari Ibu diingatkan dan disegarkan tentang sosok seorang “ Ibu”. Peran dan posisinya di ingatkan kepada setiap insan, agar ada rasa penghargaan kepada para Ibu.
Presiden Sukarno menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959.Penetapan hari ibu diilhami dari perjuangan para pahlawan wanita abad ke -19 seperti Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A Kartini, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan dan yang lainnya. Adanya hari ibu juga diilhami dengan adanya Konggres Perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera di Yogyakarta pada tanggal 22-25 Desember 1928. Perbedaan perjuangan para wanita zaman dahulu dan sekarang adalah pada masalah perkembangan perempuan, tanpa mengusung kesetaraan jender.
Demikian sejarah telah mengajarkan kita bagaimana mengambil peran.Tantangan juga kepada para Ibu untuk mengambil peran penting dalam meraih Ridho Allah SWT. Selamat Hari IBU semoga ada refleksi positif dalam mengambil hikmah di dalamnya.





Senin, 16 Desember 2013

KASIH SAYANG SEORANG IBU

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.
Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.
Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?”
Sebagai balasannya, kau jawab, “Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”
Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, “Aku tidak ingin seperti Ibu.”
Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.
Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.
Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh, “Bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”
Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai pernikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!”
Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, “Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”
Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.
Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

Sebuah Renungan tentang peran Ibu dalam kehidupan kita.

Selasa, 19 November 2013



24 TIPS MENEM PUH KEHIDUPAN

  1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.
  2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.
  3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan,karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
  4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.
  5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
  6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.
  7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.
  8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itupula.
  9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.
  10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan.Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.
  11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
  12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.
  13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.
  14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.
  15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika da masih tetap peduli padanya.
  16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.
  17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.
  18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.
  19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu,tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.
  20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.
  21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
  22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.
  23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.
  24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang disekelilingmu tersenyum - jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang disekelilingmu menangis.


Senin, 18 November 2013

TANGGAL 17 NOVEMBER SELALU KUINGAT

            Tanggal ini selalu mengingatkanku pada sosok adikku tercinta yang telah tiada. Sungguh bila kumengingat hatiku terasa sedih karena ditinggal saudara satu-satunya dalam hidup ini. Terlahir 2 bersaudara dengannya ayahku memberi nama Sigit Agung Nugroho. Dia Lahir tanggal 17 November 1984 dan meninggal tanggal  19 November 2006. Meninggal di rumah sakit karena penyakit liver dan paru sungguh suatu penyakit yang datangnya tak kuduga sebelumnya Hidup kata orang bagaikan seperti orang berjalan ke suatu tempat yang tak kan mungkin berbalik kearah sebelumnya. 

Kenangan saat wisudaku di UMS Surakarta .(Baju putih almarhum adikkku)

Jumat, 15 November 2013

 HAKEKAT DUNIA

            Sahabat yang mulia, Jabir bin Abdullah, mengabarkan bahwa Rasulullah pernah melewati sebuah pasar hingga kemudian banyak orang yang mengelilinginya. Sesaat kemudian beliau melihat bangkai anak kambing yang cacat telinganya. Beliau mengambil dan memegang telinga kambing itu seraya bersabda, ''Siapa di antara kalian yang mau memiliki anak kambing ini dengan harga satu dirham.'' Para sahabat menjawab, ''Kami tidak mau anak kambing itu menjadi milik kami walau dengan harga murah, lagi pula apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?'' Kemudian Rasulullah berkata lagi, ''Apakah kalian suka anak kambing ini menjadi milik kalian?'' Mereka menjawab, ''Demi Allah, seandainya anak kambing ini hidup, maka ia cacat telinganya. Apalagi dalam keadaan mati.'' Mendengar pernyataan mereka, Nabi bersabda, ''Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini untuk kalian.'' (HR Muslim).

             Pada suatu waktu, Rasulullah memegang pundak Abdullah bin Umar. Beliau berpesan, ''Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekadar melewati jalan (musafir).'' Abdullah menyimak dengan khidmat pesan itu dan memberikan nasihat kepada sahabatnya yang lain. ''Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menanti datangnya pagi. Sebaliknya, bila engkau berada di pagi hari, janganlah engkau menanti datangnya sore. Ambillah (manfaatkanlah) waktu sehatmu sebelum engkau terbaring sakit, dan gunakanlah masa hidupmu untuk beramal sebelum datangnya kematianmu.'' (HR Bukhori).

             Allah SWT berpesan pada berlbagai ayat tentang hakikat, kedudukan, dan sifat dunia yang memiliki nilai rendah, hina, dan bersifat fana. Dalam surat Faathir ayat 5, Allah menekankan bahwa janji-Nya adalah benar. Dan, setiap manusia janganlah sekali-kali teperdaya dengan kehidupan dunia dan tertipu oleh pekerjaan setan.

         Di ayat lain dalam surat Al-Hadid ayat 20, Allah berfirman, ''Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

             ''Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.'' (QS Al-Kahfi: 45). 

Rabu, 13 November 2013

TUJUH CIRI KEBAHAGIAN HIDUP DI DUNIA

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi Shalallahu Alaihi Wa sallam yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam , dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid.
        Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi’in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam ) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :
Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
      Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah Subhanahu Wa ta’ala, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam yaitu :“Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “bandel” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi.Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!
Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
        Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.
Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.
         Saat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam lagi thawaf. RasulullahShalallahu Alaihi Wa sallam bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : “Kenapa pundakmu itu ?” Jawab anak muda itu : “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: ” Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?”Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu”. Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.
Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.
         Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.
Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.
          Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdoa sudah bagus”, kata Nabi Shalallahu Alaihi Wa sallam , “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.
         Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.Semangat memahami agama akan meng “hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.

        Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.
         Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan sesering dan se-khusyu’mungkin membaca doa `sapu jagat’ , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam .
         Dimana baris pertama doa tersebut “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw” (yang artinya “Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia “), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.

Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu “wa fil aakhirati hasanaw” (yang artinya “dan juga kebahagiaan akhirat”), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah.Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.
         Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.Kata Nabi Shalallahu Alaihi Wa sallam , “Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga”. Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam : “Amal soleh saya pun juga tidak cukup”. Lalu para sahabat kembali bertanya :“Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?”. Nabi Shalallahu Alaihi Wa sallam kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata”.Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah. Insya Allah, amiin.



Kamis, 07 November 2013

GROJOGAN SEWU

BEBERAPA WAKTU YANG LALU

Grojogan sewu

Beberapa bulan yang lalu kami sekeluarga berwisata ke Tawangmangu. Refresing keluarga liburan ke tempat Wisata yang menarik dan murah. Menarik karena alam dan murah sesuai dengan kemampuan kita karena bisa terjangkau. Pilihan lalu jatuh ke Wisata di Karangannyar salah satunya adalah tawangmangu.Dahulu waktu kuliah di Solo sering ada acara kampus di Tawangmangu yang memang menyimpan pesona alam daerah pegunungan yang sejuk. Sudah lima tahun lebih tak ke Tawangmangu dan Alhamdulillah bisa kembali melihat-lihat suasana alam yang elok ini.
Bersama Fadhil..istirahat dulu..

            Suasana ramai menjadi ciri khas pengunjung di tawangmangu khususnya lokasi Grojogan Sewu yang artinya Air terjun seribu.  Air Terjun Grojogan Sewu, berada di Kecamatan Tawangmangu, yang memiliki luas lahan 20 ha, dapat ditempuh dengan kendaraan umum dari terminal bus Tawangmangu atau berjalan kaki sejauh 1 km lumayan ya sambil olahraga. Kalau pakai mobil pribadi atau sepeda motor bisa langsung sampai ke lokasi karena ada parkirannya. Grojogan sewu sendiri sebenarnya hanya terdiri dari 1 buah air terjun dengan ketinggian 80 meter, disebelahnya terdapat puluhan kucuran kecil dari mata air diatasnya. Udara yang sejuk dan panorama yang indah menambah daya tariknya. Namun karena lagi musim kemarau air terjunnya tidak begitu besar dan suasana hutan tropis basah tidak begitu terasa.
            Masuk ke lokasi harus bayar tiket masuk namun tak perlu khawatir karena harganya murah. Menuju ke lokasi air terjun pengunjung harus menuruni banyak sekali anak tangga atau undakan yang melingkar menuruni gunung. Anak tangga turun dan kembali berbeda agar pengunjung nyaman melihat-lihat pemandangan lokasi wisata. Bila lelah disediakan  seperti tempat istirahat berbentuk rumah kecil di sisi tangga. Hati-hati lho ada banyak monyet yang berlarian dan dipepohonan minta makanan ke pengunjung. Yang terpenting hati-hati bawa bekal makanan kita.

            Musim kemarau memang berbeda dengan musim penghujan  karena air terjun tidak begitu besar dan jalan-jalan tampak berdebu.Walau di Gunung banyak sekali para pedagang yang berjualan di tepi jalan dan di dekat lokasi wisata.Namun sayangnya banyak sampah yang berserakan di sekitar jalan. Selesai di tempat wisata ada lagi wisata baru yaitu naik kuda. Siapa berani boleh naik tapi tentunya bayar kepada jokinya untuk berputar-putar sekitar lokasi wisata. Siapa yang belum berkunjung kesana tidak ada salahnya dijadikan sebagai wisata alternatif buat keluarga.

(bersama keluarga)






            

Jumat, 01 November 2013

Mengenang Usia Perkawinan
1 November 


  Di hari ketika usia perkawinan telah bertambah, merayakan ulang tahun pernikahan menjadi hal yang sangat penting bagi setiap pasangan. Dengan mengingat kembali kenangan saat acara pernikahan diselenggarakan dan supah yang dulu tlah terucap, dapat menjadi lebih bermakna dalam kehidupan pasangan yang merayakan di masa mendatang.
Cara orang dalam merayakan ulang tahun pernikahannya bervariasi, terkadang bergantung pada dimana (negara) dia tinggal. Dibeberapa negara  barat, ada yang merayakan ulang tahun pernikahan dari usia pernikahan pertama, 5, 10, 15, 25, 50 dengan pesta yang meriah. Oleh sebagian orang hal itu dipandang sebagai tindakan pemborosan. Namun bagaimanapun juga, hal tersebut dikembalikan kepada dimana dia tinggal dan adat istiadat yang berlaku ditempatnya.

Pasangan yang merayakan ulang tahun pernikahan umumnya diberikan hadiah khusus sesuai dengan jumlah tahun mereka telah menikah. Menurut sejarawan, kebiasaan ini merupakan perpanjangan dari Abad Pertengahan, di mana orang percaya bahwa hadiah yang diberikan setelah beberapa tahun pernikahan, diharapkan untuk membawa keberuntungan yang lebih baik bagi pasangan yang sedang merayakan. Selain menjadi tanda keberuntungan, sumbangan yang diberikan juga dapat menjadi investasi yang tak ternilai bagi pasangan seperti ketika mereka menikah dulu.

Usia Pernikahan kami

Tak terasa  usia pernikahan kami sudah memasuki tahun yang ke 7. Mengingat perjalanan liku-liku awal pernikahan sampai sekarang kami merasa cukup berhasil melewati semua ujian dan cobaan. Hidup itu tidak melulu selurus jalan tol dan hidup. Jika dalam berumah tangga ada kesalahpahaman, pertengkaran dan rasa jenuh itu hal yang wajar. Asal selama kedua pasangan bisa saling mengontrol emosi masing-masing agar tidak sampai kelewat batas sampai terjadi KDRT. Serius! pasti terasa sulit menjalaninya. Tapi setiap berhasil melalui setiap masa sulit membuat saya dan isteri semakin kuat dan kompak menjalani pernikahan. Insya Allah.

Hari istimewa penting untuk diingat dan dirayakan dalam keluarga. Semoga pernikahan ini tetap akan menuju kepada keluarga yang SAMARA.


Bersama anakku yang pertama Yusuf Fadhil Nur Firdaus.


Bersama anakku yang ke 2 Luthfia Aulia Zahra

Sabtu, 12 Oktober 2013

Umurku bertambah, Usiaku berkurang

Usia haruslah dimanfaatkan sebaik - baiknya

"Apa makna usia?" tanya seorang murid kepada seorang mursyid.

"Jawabannya sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah SAW: Apabila hari ini amal pekerjaan Anda masih sama dengan hari kemarin, berarti Anda merugi. Bila lebih jelek daripada kemarin, terkutuk namanya. Bila lebih bagus, barulah termasuk beruntung. Nah, apakah usia Anda yang setiap saat berkurang, telah digantikan oleh hal-hal yang lebih baik, atau sebaliknya? Di situlah makna usia Anda."
              Haruskah kita merayakan Ultah dengan tertawa tanda bahagia ?Atau dengan banyak menebar dana buat memperingati hari sejarah itu ?.Umur berkaitan dengan waktu yang terus berjalan.Satu hal yang tidak bisa kembali, dia adalah waktu. Waktu yang berjalan sepersekian detik barusan tidak akan bisa terulang lagi. Dia hanya akan mengikuti pola geraknya hingga waktu yang tak ditentukan. Semua peristwa alam semesta terkandung di dalamnya. Bahkan karena alasan ini, waktu bisa saja tak akan musnah seperti halnya manusia dan alam semesta. Karena ketika kiamat besar nanti datang, juga akan terjadi dalam pergulatan waktu.

             Ketika menulis artikel ini, perenungan semakin dalam tentang proses kehidupan yang saya alami selama ini. Tepat 12 Oktober 1981 beberapa tahun  yang lalu, seorang manusia dilahirkan di alam dunia setelah melewati kehidupan di alam rahim. Alam yang penuh dengan keajaiban dan kekuasaan Allah yang mampu menghidupkan manusia dalam ruang yang sangat sempit. Ruang yang manusia tak mampu bergerak bebas, hanya bisa menghentak-hentakan kaki dan tangan atau anggota tubuh yang lain. Seorang manusia itu adalah laki-laki pilihan Allah dari sekian miliar calon-calon manusia yang berusaha untuk lahir ke dunia ini. Dari jumlah sel sperma yang bergerak membuahi sel telur (inilah proses kejadian manusia) atau kandidiat manusia yang akan lahir itu ternyata hanya satu yang berhasil menang mengalahkan yang lain dan dia adalah saya.  Nama ku M3S nama pena

Renungan…..

            Jika kita melihat hakekat proses penciptaan manusia seperti di atas, tak mesti kita mengeluh dengan segala kehidupan di dunia ini. Meskipun mungkin terasa berat, penuh dengan tantangan, cobaan dan rintangan yang kadang membuat manusia harus menyerah. Namun kembali lagi kita harus mengingat dan merenungi hakekat proses penciptaan manusia. Kita ada di alam rahim hingga ke dunia bukanlah sesuatu tanpa proses pergulatan atau sesutau yang ada terberi begitu saja (given). Melainkan sebuah pertarungan menang-kalah untuk memenangkan siapa yang berhak hidup. Tahukah kita tentang proses bagaimana Allah mempertemukan dua jenis makhluk_Nya, pria dan wanita hingga dipersatukan dan dari persatuan itu akhirnya menjadi manusia lain yang memiliki bentuk fisik dan bernyawa? Kita adalah manusia yang dilahirkan untuk menang, bukan untuk kalah. Kita berhasil menyingkirkan rival (miliaran sel sperma) kita untuk berenang menuju sel telur mencari kehidupan. Maka terbentuklah kita melalui setetes mani itu dalam tempat yang kokoh (rahim).    Kemudian menjadi segumpal darah dan berubah menjadi daging. Dari situlah kemudian menjadi tulang-belulang dan tulang-belulang itu dibungkus dengan daging hingga dijadikan bentuk tubuh.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. ” (Al Mukminun : 12-14)

          Renungkanlah! Tahukah dari mana kamu berasal? Tahukah untuk apa kamu hidup di dunia? taukah akan kemana nanti setelah hidup di dunia?

 . Tiga pertanyaan ini adalah pertanyaan yang saya kenal dari seorang ulama timur tengah. Menurut beliau, jika kita mampu menjawab tiga pertanyaan ini dengan benar maka sesungguhnya kita telah mengetahui hakekat hidup yang sesungguhnya. Konsekuensinya, kita manusia akan mampu menjalani hidup dengan tujuan yang sebenar-benarnya, yakni kepada sang Maha penguasa atas segala sesuatu dan raja dari segala raja.

           Jika kita semua merasa berasalah dari Allah yang satu, maka kita pun akan mengabdi kepada_Nya karena kita akan kembali pada_Nya pula. Meskipun hal ini menjadi pengetahun yang lumrah namun baru sebatas lahiriah saja. Pengetahuan tanpa ada internalisasi dalam proses  kontempelasi (perenungan) atau belum menjadi pengetahuan ‘batiniah’, tak ada gunanya. Sekarang banyak orang yang berpengatahuan tinggi dengan berbagai gelar pendidikannya. Namun, banyak pula dari mereka bersikap tak menggambarkan seperti tingkat pendidikannya. Pengetahuan yang tinggi tak berarti memiliki sikap dan prilaku yang bermartabat tinggi pula.

         Inilah yang menjadi motivasi dalam batin saya. Dengan umur sekain bertambah namun usia di dunia semakin berkurang, saya harus menjadi lebih baik lagi dengan kualitas jiwa yang semakin baik. Memang dalam hidup tantangan dalam mencapai tujuan itu sebuah keniscayaan. Apalagi jika tujuan kita adalah baik maka tantanganpun juga kadang lebih banyak. Banyak yang mengeluh bahkan akhirnya putus asa dan tak mau melanjutkan misinya (tujuannya). Bahkan lebih parah dan ekstrim lagi, ketika tidak mampu mengatasi tantangan hidup tak sedikit yang sengaja mengkhiri hidupnya, bunuh diri.

           Manusia yang melakukan langkah ini sangat di sayangkan karena harus dipahami bahwa bukan hidup jika tak memiliki masalah. Bahkan masalah akan berakhir ketika manusia telah sampai ke terminal kehidupan sealanjutnya yakni ketika manusia meninggal dunia. Seperti halnya dikatakan oleh seorang ulama besar, Imam Ahmad  ketika di tanya oleh orang yang berguru padanya. Kurang lebihnya sebagai berikut, “wahai syeh!!! Kapan kita beristirahat dari masalah hidup ini?” tanya seorang murid. Imam Ahmad berkata“kita akan berhenti dari masalah hidup ketika ajal telah menjemput dan disaat itulah semua proses kehidupan kita di dunia akan dimintai pertanggung jawabannya”. Sebenarnya jika kita merenungi lagi lebih dalam, masalah memiliki fungsi yang sangat penting bagi kematangan jiwa dalam menjalani kehidupan manusia.
               Sebagaimana pertanyaan kedua dari tiga pertanyaan tadi, Tahukah untuk apa kamu hidup di dunia? sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan sekalian alam.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. Az-Zariyat)

              Waktu terus bergulir. Semua terus berubah. Bayi menuju balita menuju anak-anak menuju remaja menuju dewasa menuju tua dan akhirnya mati, bahkan ada pula yang tak sampai tua. Demikianlah proses kehidupan manusia yang berjalan dalam waktu termasuk saya. Sekali lagi kita tidak bisa mereplay untuk mengulang masa-masa sebelumnya. Yang kita lakukan hanya merefleksi sembari membenahi apa yang masih kurang dan membaikan lagi yang telah baik. Sekali lagi semua dalam waktu.
         Seorang ulama besar Imam Al Ghazali pernah menghitung betapa urgennya untuk menghargai waktu dalam kehidupan kita didunia. Beliau bernah berkata bahwa jika umur manusia 60 tahun dan rata-rata menjadikan tidurnya 8 jam sehari, maka sesungguhnya  tidur manusia selama 60 tahun itu adalah 20 tahun. Belum lagi jika manusia tidur lebih dari 8 jam, apalagi selama 40 tahun itu tidak digunakan sebaik-baiknya. Bagaimana jika digunakan untuk berbuat dosa? Sungguh sia-sia hidup ini.
            Semoga saja kita semua terutama saya sendiri dapat mengambil hikmah dari setiap proses perubahan waktu. Dengannya kita dapat menyempurnakan ibadah, menjadikan kualitas hidup yang diwarnai iman dan taqwa menjadi lebih baik lagi. Semoga dalam umur yang bertambah dan jatah hidup atau usia di dunia semakin berkurang, kita mampu menjawab dengan baik dari mana kita berasaral, untuk apa kita hidup dan akan kemana serta peristiwa apa yang akan terjadi dalam kehidupan setelah mati itu? Bukan hanya mengetahui secara lahiriah melainkan juga batiniah sehingga dapat mengakar dan berimplikasi dalam kehidupan kita. Amin.




Selasa, 08 Oktober 2013

Korupsi atau rasuah

Akhir-akhir ini aku prihatin dengan keadaan bangsa kita Indonesia. Lebih-lebih keadaan korupsi yang ternyata tidak semakin turun namun semakin banyak dan berakar kemana-mana. Sedih mendengar lembaga yang mengawal konstitusi justru ada yang kena kasus korupsi.Setelah era Reformasi sepertinya penegakan hukum pada kasus korupsi masih jalan di tempat. Ada baiknya kita mengetahui apa itu korusi untuk mengetahui sejauh mana bahaya yang ditimbulkannya.
Korupsi atau rasuah
 (bahasa Latincorruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupunpegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legalmenyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak[1].
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
·         perbuatan melawan hukum,
·         penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
·         memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
·         merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah
·         memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),
·         penggelapan dalam jabatan,
·         pemerasan dalam jabatan,
·         ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan
·         menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuridimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kejahatan.
Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.
Sumber : Wikipedia.


Minggu, 06 Oktober 2013

PEMBERAGKATAN HAJI YANG MENGHARUKAN



Hari ini pemberangkatan Bapak dan Ibuku ke  Makkah melalui Bandara Adisumarmo Surakarta.Semoga perjalanan lancar dan tidak ada halangan apapun selama beribadah di tanah suci.Amiin.




Minggu, 29 September 2013

BULAN   TERTUSUK   ILALANG

           Malam menyelimuti, berganti peran karena takdir hari berputar dengan membawa kebaikan dan kejelekan. Tiada yang menyatakan terjadinya hari itu selain Allah (An Najm:58). 
          Selamat tinggal dunia, bagi orang yang dangkal hatinya. Dia sebenarnya sudah mati walaupun masih di anggap hidup. Harapan palsu masih meninggalkan prasangka. Mesti tiada yang lebih indah daripada sekadar harapan dari mata air imajinasi. Bukanlah Allah cukup untuk melindungi hamba-hambaNya? (Az-Zumar:36) 
           Ketika sinar mentari lama pergi menembus malam menjelang senja, akan banyak yang bernapas lega. Sebab, Dialah yang menjadikan malam pakaian, dan tidur untuk istirahat (Al Furqon:47). Tak perlu ada kedustaan, ketika pintu peraduan telah terbuka untuk jangka waktu yang lama. Ketika semua manusia terbuai dalam naungan penjaga alam semesta. Ketika angin lembut menyapa, menghantarkan setiap insan pada mimpi yang lelap. 
        Mungkin sepenggal cerita bagi orang-orang yang terjaga, yang menekuri malam untuk mengagungkanNya. Seperti malam itu. Udara sejuk, lembut dan wangi. Sinar rembulan merembes ranting dedaunan, membiaskan cahaya kuning pucat pada kaki seorang lelaki paruh baya. Ia bersandar di bawah setanggul pohon tua. Di matanya denting keletihan hidup pecah bergelombang, lalu melebur membentuk pusara harapan bagi buah hatinya seorang. Ada beragam bacaan kehidupan yang ditekuri. Ia tak bisa memahami hakikat kata yang aneh dan mustahil. Meski ia dapat menelan kebisuannya bersama daun-daun pohon yang melambai membentuk bayang-bayang aneh menari-nari. Serentak menyenandungkan simfoni ganjil malam hari. 
        Gadis kecilnya berdiri tak jauh dari situ. Berjalan pelan-pelan, menikmati desir angin yang membelai hamparan ilalang. Ia mengenakan gaun beludru biru pekat berenda putih yang menghiasi kulitnya yang pucat, terpantulkan cahaya bulan. Embun membuat rumput berkilau-kilau. Sepasang kaki mungilnya menjejak dan mendesak-desak, tenggelam di rerumputan yang basah. Sebelum membungkuk dan melepas sepatu hitam yang terbuat dari kulit. Sepatu dipegang erat dengan satu tangannya. Ia tahu kalau ia masuk rumah dengan kaki kotor, seperti biasa ibunya akan marah. Lalu mengeluh, "betapa susah menasehati anak kecil." Namun ia bangga menjadi anak kecil, karena ia dapat menelan kebisuan tanpa kedustaan. 
       Jadi malam itu lilin-lilin kedustaan sudah ia padamkan dalam hati. Di ujung sana Ayahnya hanya melihat langkah-langkahnya yang ringan seakan terbang melayang. Entah berkejar dengan apa. Mungkin sesuatu yang tidak terlihat indra, sesuatu yang membuatnya ceria, imaji kanak-kanaknya. Ketika ia bertanya; 
"Apa ayah benar-benar melihatnya?" 
Ayahnya hanya tersenyum, sekalipun ia sebenarnya terperanjat, lalu ia bertanya sambil meneruskan bacaannya. 
"Kamu bicara apa, nak?" 
"Bulan itu. Apakah Ayah melihatnya?" 
Ia menunjuk ke atas. Ayahnya tersenyum lagi. Kerena tak begitu mengerti maksudnya, Ayahnya hanya menyahut; 
"Ayah tak bisa melihatnya dari bawah pohon". 
"Tak apa", katanya. "Akan kupindahkan bulan, sehingga Ayah dapat melihatnya" 

      Rona wajah Ayahnya berubah dalam sekejab. "Kamu tidak bisa memindahkan bulan. Ia terlalu tinggi untukmu" 

"Tentu saja aku bisa" ia bicara dengan keras, menyentak-nyentakkan kakinya ke tanah. Kedustaan macam apa yang dibuat oleh orang dewasa, ketika mereka merasa asing terhadap dirinya sendiri. Mimpi-mimpi apakah yang dapat menembus wajah-wajah renta ini, yang mencari alasan untuk terus bersembunyi atas nama sepotong realita yang selalu menghantui. Realita yang telah membuat mereka kehilangan jati diri. 

"Lihat ini," ia berjalan menyusuri rerumputan sambil menengadah ke langit, yang menurutnya, itu menarik bulan menjauh dari pohon. 

"Bulan itu mengikutiku" ujarnya merasa yakin. 
Seketika Ayahnya terhenyak dan berdiri dari duduknya, berjalan menjauhi pohon. Ia nyadari kekeliruannya. Inilah untuk kesekian kali anaknya menunjukkan warna-warni imajinasi dengan pensil keluguan. Ia menatap nanap wajah anaknya. 
"Ya, Ayah dapat melihatnya sekarang" 
Senja hari itu indah. Bulan hampir penuh, menyisakan satu sisi yang masih tertutup bayangan. 

"Mengapa bulan itu selalu mengikutiku, Yah?" ia bertanya dengan penuh percaya diri. Ayahnya tidak menjawab, membisu tertegun gagu. Hanya sebuah tatapan beku yang tenggelam dalam alam bawah sadar yang absurb, seribu jawab membentur dinding-dinding hatinya. Lalu terpantul kembali dan tenggelam ke lubuk hatinya yang terdalam. Ia sadar tidak mungkin menjelaskan logika paradigma pada putri bungsunya yang baru berumur 5 tahun. 
Kata Einstein, Jika kau ingin anakmu pintar ceritakan dongeng untuknya, dan jika kau ingin mereka pintar, ceritakan lagi dongeng untuknya. 
"Bulan itu menunggu untuk kau tangkap" jawab Ayahnya pada akhirnya. Gadis kecil itu mengerutkan kening, lalu bertanya lagi, "Apakah aku bisa menangkapnya?" 
Ayahnya langsung menyahut. "Tentu saja bisa." Hhhh, bola mata anaknya membulat. "Benarkah? bagaimana caranya Yah?" 
"Coba lihat kemari," Ayahnya menuntun tangan mungilnya perlahan-lahan. Lihat ilalang itu, ia tidak lebih tinggi darimu kan?" ia mengangguk. "Tapi ilalang itu sanggup menggapai bulan" Ayahnya berkata dengan bangga. 
"Sini...sini...,coba lihat kemari" Lalu Ayahnya merunduk dan mengajaknya tenggelam dalam rumpun ilalang yang menjulang. Ia mengikuti saja tanpa sepenuhnya mengerti apa maksud sang Ayah. 
Tapi, Dia tahu sekarang, dia percaya Ayahnya. Di sini, di balik rimbunan ilalang ini, ia hanya melihat sepotong bulan di atas langit yang kelam, dan ilalang yang menjulur-julur menusuknya dari bawah. 
Ayahnya tersenyum dan berkata, "Sekarang kau percaya kan?" 
Ia menatap wajah Ayahnya, seolah membenarkan. Kemudian Ayahnya mengajaknya berdiri lagi dan menganggkat tubuhnya yang mungil di bahunya, dan menggendongnya. Dia biarkan gadis kecilnya itu duduk di bahunya untuk beberapa lama, lalu ia berkata : 
"Anakku... jika kau besar nanti, kau harus mempunyai sebuah impian. Impian yang tinggi dan tinggi sekali, seperti bulan itu. Seolah-olah engkau tidak bisa mencapainya, tapi sebenarnya engkau bisa." 
Gadis kecilnya mengangguk-angguk, entah mengerti entah tidak. Ayahnya melanjutkan. "Nanti, engkau akan melihat banyak orang menyangsikanmu untuk menggapainya. Seperti engkau menyangsikan ilalang itu, tapi percayalah sebenarnya engkau bisa" ia berhenti sejenak, "Anakku, Ayah tidak tahu berapa lama lagi Ayah bisa menemanimu dan terus membantumu menggapai impianmu, namun kalaupun nanti kau sendiri, kau harus kuat. Kau harus yakin bahwa kau bisa menggapainya, meski tanpa Ayah. Kau mengerti kan? Coba ulurkan tanganmu ke atas" 
           Di atas mereka langit sangat luas, hanya sepotong bulan yang tersisa. Ketika menengadah dan menjulurkan tangan di atas bahu Ayahnya, sekali lagi ia tahu: Ayahnya benar. 

"Aku percaya Yah, Aku bisa manangkap bulannya... Aku bisa menangkap bulannya!!!" 
Ia berteriak-teriak kegirangan. 
Jauh sebelum semua diungkap, Ayahku telah mengajarkan perspektif dan persepsi. Mengasah ketajaman bashirah hati, menangkap keabstrakan paradigma deklaratif. Dan aku masih tetap di sini melihat bulan, meski tanpa Ayahku. Sama seperti enam belas tahun yang lalu. Bulan yang sama yang kusaksikan di saat kecilku, yang sama yang disaksikan orang di seluruh dunia. Dan mungkin juga disaksikan oleh seseorang yang jauh di belahan bumi sana atau yang dekat di sini. 

         Bulan terang sepenuh lingkaran. Cahanya indah menantang kita keluar malam, untuk menatap. Dia sangat memikat, dan aku sungguh tercekat. Hingga terbentur pada sebuah paradigma yang diajarkannya. Yang terpenting dalam hidup adalah bagaimana cara kita memandang hidup. Sesuatu yang terlihat tinggi, sebenarnya tidak terlampau tinggi untuk dicapai. Semua tergantung dari sudut mana kita memandangnya, itu pesan Ayah. Seperti bulan itu, kucoba membaca cerita kehidupan yang dilukis olehnya, saat purnama kuning pucat terangi kami dengan pendar-pendar imajinasi enam belas tahun yang lalu. Biarkan kami bangkit dari tidur kami yang lelap. Melerai mimpi menuai kehidupan. Karena di sana kami menyaksikan : Bulan tertusuk ilalang. 
       Salam cinta buat Ayah yang telah memberi banyak cerita di masa kecilku. Ayah, terimalah ungkapan terima kasihku yang terdalam, yang tak kan pernah cukup untuk membalas segala jasa yang engkau berikan.