“KEAJAIBAN SERIBU DINAR”
(Menyingkap Keajaiban Rezeki Dengan Kecerdasan Otak
Kanan Berdasarkan Al-Qur’an)
Penulis: Ust. Miftahur Rahman El-Banjary, MA
Jadilah Bintang
Jika Anda Ingin Bersinar
Bagaimana kesan Anda saat menatap bintang-bintang yang
gemerlapan menghias langit? Indah bukan?
Bintang-bintang yang bertaburan pada saat malam hari
yang cerah, akan tampak indah berkilauan seumpama taburan berlian yang
berserakan di atas kanvas hitam. Tapi untuk melihat keindahan tersebut semua
orang harus mendongakkan kepalanya ke atas. Karena bintang itu terletak jauh di
atas langit.
Berbicara soal bintang sesungguhnya berbicara soal
prestasi dan keunggulan. Meminjam istilah para penulis buku Kubik Leadership,
menjadi “bintang terang” adalah sebuah prestasi terbesar yang ingin kita capai
dalam hidup (the ultimate life achievement). Disebut sebagai
“bintang terang” karena: Bintang adalah sesuatu yang tinggi sehingga dalam
kata-kata mutiara sering disebut “menggapai bintang”.
Artinya, ketika kita menentukan “bintang terang”,
tentukanlah sesuatu yang letaknya tinggi. Bukan sesuatu yang mudah dicapai.
Sedangkan “terang”, bermakna sesuatu yang menarik dan sangat berarti bagi kita.
Dengan begitu dia bisa kita jadikan petunjuk arah dan memberikan kita
“penerangan“ di masa-masa sulit.
Nah, begitupula jika Anda ingin bersinar seperti
“bintang terang”, maka semua mata akan tertuju kepada Anda. Semua perhatian
akan terpusat kepada Anda. Semua hati akan menaruh simpati kepada Anda. Bahkan,
semua pembicaraan dan obrolan hanya akan menarik bila memperbincangkan
kesuksesan Anda.
Pilihan menjadi bintang (to be the star) adalah
pilihan mulia. Pilihan berada membumbung tinggi demi menerangi dan menghiasi
langit pada saat kegelapan. Bukan seperti awan yang meskipun membumbung tinggi
di langit, namun ia hampa. Awan menggiring kemana pun angin ingin membawanya.
Filosofi hidup seperti awan adalah gambaran hidup tanpa memiliki prinsip yang
jelas serta sikap seseorang yang tidak memiliki pendirian teguh.
Pencapaian bintang itu pun berbeda-beda tujuannya. Ada
orang yang ingin menggapai bintang (to have), dan adapula
orang yang ingin menjadi bintang (to be).Jika Anda hanya ingin
menggapai bintang (to have), berarti Anda hanya ingin menggapai
kesuksesan yang bersifat sementara (temporer). Misalnya saja, ingin mendapatkan
populiritas, ingin memiliki banyak penggemar, ingin kaya, atau menempuh
pendidikan di sebuah sekolah dan universitas bergengsi. Setelah semuanya
tercapai, maka semuanya akan selesai.
Sedangkan tujuan untuk menjadi “bintang yang bersinar” (to
be)adalah cita-cita mulia untuk menjadi yang bermanfaat bagi orang lain.
Sebuah pencapaian prestasi yang sarat dengan kebaikan-kebaikan bagi banyak
orang.
Dengan menjadi “bintang terang” dapat menentukan garis
lurus tercepat menuju terwujudnya mimpi besar. Banyak orang yang menjalani
hidup berkelok-kelok dan berputar-putar tak menentu arah. “Bintang terang”
membantu mengarahkan semua energi dan kemampuan kita menuju satu titik.
Layaknya sebuah kaca pembesar yang mampu membakar
kertas dengan cara menfokuskan energi matahari ke satu titik di atas kertas
tersebut. Demikian pula dengan “bintang terang”. Bintang terang Anda akan
memfokuskan seluruh energi dan kemampuan sehingga Anda akan mampu melakukan
hal-hal yang sebelumnya Anda tidak mampu lakukan.
“Bintang terang” itu seperti gadis cantik atau pria
tampan yang selalau terbayang-bayang dalam benak kita. Kita selalu merindukan
kehadirannya. Membuat hidup kita menjadi lebih berarti. Membuat kita rela
bersusah payah bahkan berkorban untuk mendapatkannya. Membuat kita melupakan
rasa letih serta mendorong kita melakukan hal-hal yang istimewa. Demikianlah
kata para penulis buku Kubik Leadership.
Bintang kesuksesan itu sesungguhnya sangat dekat. Anda
hanya tinggal meraihnya. Semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi bintang. Potensi kesuksesan itu sudah diberikan kepada setiap manusia,
termasuk kepada diri Anda sendiri!
Bintang terang Anda sebagai seorang yang terpelajar
adalah menyinari kehidupan dengan ilmu dan pengetahuan yang Anda miliki.
Bintang terang Anda sebagai karyawan adalah menghasilkan kreativitas dan
meningkatkan etos kerja dimana pun Anda bekerja.
Bintang terang Anda sebagai pengusaha, Anda harus
berusaha menjadi orang yang memberi sebanyak-banyaknya bukan meminta-minta atau
mengambil sebanyak-banyaknya, apalagi sesuatu yang bukan menjadi hak Anda. Anda
harus menjadi pembagi kekayaan, bukan pengumpul harta kekayaan.
Bintang terang haruslah selalu berada di atas, bukan
berada di bawah. Nah selanjutnya bagaimana untuk menjadi seorang bintang? Buku
ini akan mengarahkan Anda untuk “menjadi” seorang bintang (to be the
star), bukan sekedar “menggapai” bintang (to have the star).
Jika pilihan Anda ingin menjadi bintang (to be
the star), maka permasalahan-permasalahan hidup saat ini bukan lagi sesuatu
yang besar. Problematika dan tantangan hidup yang Anda hadapi saat ini tidak
lebih dari batu-batu kerikil yang berserakan di hamparan bumi. Siapkah Anda
menjadi bintang yang bersinar?
Menjadi Bintang Meneladani 7 Nabi
Diantara 25 nabi yang wajib diketahui terdapat 7 orang
Nabi yang memiliki keunggulan khusus. Kita diperintahkan untuk mengikuti
kesuksesan para nabi tersebut sebagai petunjuk “bintang terang” agar menyinari
kehidupan kita demi meraih kesuksesan sempurna dunia dan akhirat. Diantaranya
keteladanan yang bisa kita contoh dari para nabi tersebut:
· Jadilah seorang pekerja keras yang kreatif seperti Nabi
Idris as. Nabi Idris mencari nafkah dengan cara bekerja dengan
tangannya sendiri (baca: kreatif). “Sebaik-baiknya pekerjaan seorang
laki-laki adalah bekerja dari hasil keringatnya sendiri,” begitulah pesan
nabi Muhammad Saw.
· Jadilah miliarder seperti Nabi Sulaiman as. Nabi
Sulaiman saja berdo’a kepada Allah Swt. agar dikaruniakan kekayaan tanpa batas. Demikian
do’a yang beliau panjatkan terabadikan di dalam al-Qur’an: “…anugerahkan
kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seseorang juapun sesudahku,
sesunguhnya Engkau Yang Maha Pemberi.” (Q.S: Shaad: 35)
· Jadilah seorang pemimpin dengan jabatan mulia seperti Nabi
Daud dan Nabi Yusuf as. Kisah Nabi Yusuf menjadi
seorang pejabat negara terabadikan di dalam al-Qur’an: Yusuf berkata:
“Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang
pandai menjaga, lagi berpengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi kedudukan
kepada Yusuf di negeri Mesir (dia berkuasa penuh) pergi kemana saja yang ia
kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa saja
yang Kami kehendaki dan Kami Tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
berbuat baik.” (Q.S. Yusuf: 55-56)
· Jadilah seorang orator ulung, dai’, public
speaker handal seperti Nabi Musa as danNabi Harun
as. Nabi Musa dan Nabi Harun adalah dua nabi bersaudara yang diberikan
keunggulan beretorika yang memukau bagi orang yang mendengarkannya. Al-Qur’an
mengabadikan kisah mereka berdua saat mereka bersiap-siap untuk berdakwah
kepada penguasa Fir’aun Mesir dengan doa nabi Musa as: “Dan saudaraku
Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai
pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku…” (Q.S. Al-Qashash: 34)
· Jadilah pemimpin, intreprenuer sukses
seperti Nabi Muhammad Saw. Dalam sebuah hadits beliau
bersabda: “Sebaik-baiknya pekerjaan adalah berdagang.”