MAUT
DISEKITAR KITA
Percaya atau tidak hidup manusia itu tidak aman. Perasaaan was-was
hanya akan didapati manusia dimanapun tempatnya. Sejauh-jauh bangau
terbang pulangnya pasti ke kandang, ungkapan ini mewakili akan hakikat
kehidupan manusia yg segalanya berujung pada kematian.
Maut yg manusia
enggan mengenalnya bahkan terkesan membencinya adalah tamu yg bagaimanapun akan datang menemui manusia dengan pasti.
Maut akan menjemput ruh manusia yg sejatinya adalah milik Allah SwT.
Maut akan menjemput ruh manusia yg sejatinya adalah milik Allah SwT.
Bagaimanapun hakikat
maut semua tergantung pada iman dan amal masing-masing, bila baik maka maut
akan menjadi berita gembira bagi pemiliknya tapi bila buruk maka akan menjadi
petaka yg abadi buat pemiliknya.
Wahai saudaraku, siapkan bekal dan solusinya.
Wahai saudaraku, siapkan bekal dan solusinya.
Maut jauh lebih
mengerikan daripada petir, ia secara pasti akan menyambar nyawa siapapun, di
ruang, tempat dan kondisi yg tiada bisa terhalang, ia merupakan jatah dari
setiap yg bernyawa tanpa bisa di tawar apalagi di suap, ia menjemput dengan
tiada peduli manusia siap ataupun tidak, ia kan tetap bersikeras menyeret
mangsanya ke liang kubur.
Maut bersama malaikat
mencabut ruh, membuat tubuh merasakan sekarat dan sakit yg tiada tara sampai
mata terbelalak melepas perpisahan jiwa dan raga.
Meski kematian sering
terjadi di sekitar kita dan kita ikut terlibat dalam prosesinya tapi pelajaran
yg semestinya di ambil sering terbuang percuma, alangkah jahil dan bodohnya
hati yg tidak bisa bergetar dan diri yg tidak memiliki kewaspadaan bahwasanya
maut tak lepas mengintai kita pula di setiap ruang, waktu bahkan kerdipanmata.
Seolah kata maut tak
beranonim dan diri mengira hidup akan abadi hingga tanpa di sadari tau-tau maut
telah melempar kita ke liang kubur. Disaat itulah banyak manusia yang tersadar
belum cukup bekal ibadahnya.
Saat itulah
penyesalan yg tiada guna datang menghampiri kita, kita yang selama hidup selalu
lalai, terduduk dalam tangis yg tiada tepermanai, maka sudah sepantasnya kita
selalu ingat akan sabda Nabi suci Muhammad Saaw: Aktsiruu dzikro
hadimil-ladzat, almaut, perbanyaklah mengingat sang pemutus segala kelezatan
hidup ya’ni maut, agar diri senantiasa sadar akan segala kesementaraan hidup
ini.
Banyak sekali cerita yang kita dengar cara orang meninggal yang
bikin kaget keluarga yang tinggalkan meninggal secara tiba tiba tanpa melalui
sakit. Akhir-akhir ini juga banyak bencana baik di darat, laut dan di udara.
Mereka semua telah menjemput taqdir lewat malaikat maut Isroil. Agama Islam
telah mengajarkan kepada kita agar tetap waspada, tetap berbuat baik tetap
berada di rel kebaikan.
Kalau sudah begitu ajal tiba tanpa diduga dan maut selalu
mengintai setiap saat, sungguhpun demikian banyak diantara kita yang lupa
mengingat kematian dan merasa seolah akan hidup seribu tahun lagi, maka kita
dianjurkan untuk “ zikrul maut atau selalu mengingat kematian ” supaya
mampu mengontrol tindak tanduk kita didunia dan ada pesan Rasullullah bahwa
bekerjalah kamu seolah olah kamu akan hidup selama lamanya dan beribdah kamu
seolah oleh kamu akan mati besok pagi “
MAUT datang sebagai tamu yang tiba-tiba
Tidak banyak orang suka bicara kematian dengan berbagai alasan
yang melantar belakangi. Ada yang merasa takut bicara kematian karena merasa
belum siap, ada juga yang saat bicara kematian minta kalau bisa jangan mati
dulu karena masih banyak tanggungjawab terhadap keluarga seperti anak masih
kecil kecil, ada juga enggan bicara kematian karena merasa masih banyak
melanggar perintah Tuhan dan belum banyak beramal saleh, bahkan ada yang
mengatakan jangan dululah kalau bisa karena masih banyak cita cita dalam hidup
belum tercapai.
Tetapi kenyataannya ketika saat kematian telah tiba semua alasan
yang dikemukan tersebut tidak ada artinya karena tidak mampu menahan ajal walau
sesaat juga sebab janji harus ditepati waktu telah sampai tidak bisa dimajukan
dan ditunda lagi. Dunia telah ditinggalkan beralih kepada alam selanjutnya
yaitu alam abadi akhirat.Semoga kita selamat dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar