InspirasI

Jumat, 03 November 2017

DIA PERGI DAN TAK PERNAH KEMBALI

Muhammad bin Al Munkadir Rahimahullah menceritakan kejadian hari itu:
Ada satu tiang diMasjid yang sudah aku anggap sebagai tiang milikku, karena terlalu seringnya aku menggunakannya sebagai sandaran dan sutrah.
Waktu itu penduduk madinah tertimpa  kemarau. Sekian lama tidak turun hujan. Maka para ulama dan penduduk sekitar beristisqo' (meminta hujan) kepada Allah. Berulangkali mereka adakan shalat istisqo' namun dengan hikmahNya, Allah belum juga menurunkan hujan.
Tibalah Malam itu, setelah sholat isya' ketika aku sedang bersandar ke salah satu tiang, tiba-tiba masuk seorang laki-laki hitam (karena gelapnya malam) mengenakan pakaian tebal dan bersarung. Ia berdiri di depanku dan sholat 2 rakaat.
Setelah itu ia berdo'a:
"Duhai Rabbku, penduduk tanah haram (madinah) berulang kali memohon turunnya hujan kepadaMu, namun belum juga Engkau kabulkan. Maka malam ini Yaa Rabb, aku berjanji tidak akan pernah berhenti berdoa hingga Engkau turunkan hujan.."
Kedua tangannya belum turun, ia terus berdoa.Hingga akhirnya akupun mendengar suara guntur dan guyuran hujan. Dan malam itu hujan benar-benar turun begitu deras, hingga membuatku tidak bisa pulang.
Dalam hatiku, ada decak kagum terhadap orang ini.
Bayangkan, para ulama dan penduduk Madinah berulangkali meminta hujan dan belum terkabulkan. Namun ketika laki-laki ini berdoa, Allah langsung turunkan hujan. Itulah yg membuat Muhammad bin Al Munkadir penasaran, Siapakah laki-laki itu?
Muhammad bin Al Munkadir Rahimahullah melanjutkan ceritanya..Setelah turun hujan, laki-laki ini berkata: "Duhai Rabbku, siapalah aku sehingga Engkau sudi mengabulkan permohonanku!? Segala puji bagiMu Yaa Rabb, malam ini aku akan terus sholat sebagai  bentuk ungkapan rasa syukurku kepadaMu.."
Kemudian ia bangkit membenahi posisi sarungnya dan sholat hingga menjelang subuh.Setelah subuh aku berniat mengikutinya. Namun aku kehilangan jejak dan tidak tahu kemana ia pergi.
Keesokan harinya setelah subuh, aku kembali membuntutinya hingga sampai didepan rumahnya.Saat itu, barulah aku tahu dimana ia tinggal.
Ketika siang hari Aku menyengaja datang bertamu kerumahnya.Ooh ternyata ia hanya seorang pembuat sepatu..Melihat kedatanganku Ia menyambut: "Selamat datang Abu Abdullah Muhammad bin Al Munkadir (seorang alim yg terkenal), ada yg bisa Aku bantu?"
"Apakah engkau orang yang berdoa dimalam itu?" Tanyaku singkat.
Seketika wajahnya berubah legam padam dan berteriak: _"Ibnul Munkadir, Kenapa engkau bertanya seperti itu?.

Ia terlihat sangat geram dan marah. Sehingga Akupun memutuskan untuk harus segera pergi.
Hari berikutnya, Aku menantinya di masjid..Akan tetapi dari malam hingga subuh aku sama sekali tidak melihatnya.Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.., ada apa ini?  Apa yang telah Aku perbuat padanya?   sesalku dalam hati.
Pagi itu, selesai berdzikir aku pun bergegas mendatangi rumahnya. Namun aku mendapati pintu rumah terbuka dan kosong tidak ada seorangpun didalamnya.
Pemilik rumah kontrakan tersebut datang dan menanyaiku:
"Wahai Muhammad bin Al Munkadir, apa yang telah engkau katakan padanya, hingga ia pergi?
Lantas Akupun balik bertanya:
"Memang kenapa?"
Ia menjawab:
"Kemarin, setelah kau pergi, ia bergegas mengemasi semua barang dalam kainnya lalu ia pergi, entah kemana aku juga tidak tahu..?_
Subhanallah..
Muhammad bin Al Munkadir mengatakan:
"Aku tidak menyisakan satu rumahpun di Madinah kecuali telah aku tanyakan kepada mereka keberadaannya, namun semua itu nihil, dan aku belum juga menemukan dirinya hingga kini. Semoga Allah senantiasa merahmatinya"
(Dinukil dari kitab Sifatu Shofwah 2/190-192)
"Mungkin Anda bisa membantu, kemana laki-laki sholeh itu pergi??!"
Saudaraku..
Tahukah engkau, bahwa sebenarnya ia sedang  pergi  dari ketenaran dan dikenal banyak orang..
Menuju keterasingan dan kesendirian agar bisa lebih tulus dalam beribadah.
Bayangkan, ia sama sekali tidak kembali..
Walaupun sekedar untuk sedikit mencicipi.
Tapi ia tidak kembali,  Karena ia paham, popularitas adalah fitnah.
Untukmu..
Ya, untukmu.. jiwa yang selalu tebar pesona, tebar selfie ketika beramal, yang menggebu-gebu agar banyak dikenal orang, naik ratingnya, banyak fans dan followers nya.._
Sehingga mempengaruhi motivasinya dalam beribadah dan beramal.
Ketahuilah, Anda salah haluan!!
Seharusnya, prioritas kita adalah  harum di langit, sekalipun tidak pernah terdengar gaungnya oleh penduduk bumi.
Semoga menjadi pribadi yang lebih baik.

Tidak ada komentar: