InspirasI

Rabu, 01 November 2017


MUHASABAH DIRI

Ada seorang fakir miskin melewati jalan di Madinah. Di sepanjang jalan, di banyak rumah makan, dia melihat orang-orang makan daging. Dia pun merasa sedih karena jarang sekali bisa makan daging. Dia pulang ke rumahnya dengan hati jengkel.
Sesampai di rumah, istrinya menyuguhkan kedelai rebus. Dengan hati terpaksa, dia memakan kedelai itu seraya membuang kupasan kulitnya ke luar jendela.
Dia sangat bosan dengan kedelai.
Dia berkata pada istrinya, “Bagaimana hidup kita ini..? Orang-orang makan daging, kita masih makan kedelai.."
Tak lama kemudian, dia keluar ke jalan di pinggir rumahnya.. Alangkah terkejutnya, dia melihat seorang lelaki tua duduk di bawah jendela rumahnya, sambil memungut kulit-kulit kedelai yang tadi ia buang dan memakannya seraya bergumam :
“Segala puji bagi Alloh subhanahu wata'ala yang telah memberiku rezeki tanpa harus mengeluarkan tenaga..”
Mendengar ucapan lelaki tua itu, dia menitikkan air mata, seraya bergumam :
"Sejak detik ini, aku rela dengan apapun yang Engkau berikan Yaa Alloh..”
Saudara dan sahabatku..
Rezeki itu yang penting mengalir, besar kecil yang penting ada alirannya.. Jangan berharap mengalir seperti banjir, jikalau tak bisa berenang maka bisa tenggelam..
"Sampai kapan engkau sibuk dengan kelezatan duniawi, sedangkan engkau akan ditanya tentang semua yang kau lakukan..
Berkata Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu :
“Barangsiapa perhatiannya hanya pada apa yang masuk ke dalam perutnya, maka nilai seseorang tidak lebih dari apa yang keluar dari perutnya.."
Duluu..
Saya pikir,  rizqi itu berwujud uang, banyak job, urusan kerjaan lancar, banyak tabungan, punya banyak asset disana-sini, intinya : harta..
Setelah mencari tahu apa  makna rizqi dalam Islam (sesuai yang tertera dalam Al Qur'an dan Hadits), rupanya saya salah besar..
Ternyata..
 Langkah kaki yang dimudahkan untuk hadir ke majelis ilmu, itu adalah rizqi..
 Langkah kaki yang dimudahkan untuk shalat berjama'ah di masjid, adalah rizqi..
 Hati yang Alloh jaga jauh dari iri, dengki, dan kebencian, adalah rizqi..
 Punya teman-teman yang shalih dan saling mengingatkan dalam kebaikan, itu juga rizqi..
 Saat keadaan sulit penuh keterbatasan, itu juga rizqi.. 
Mungkin jika dalam keadaan sebaliknya, justru membuat kita kufur, sombong, bahkan lupa diri..
 Punya orang tua yang sakit-sakitan, adalah rizqi, karena merupakan ladang amal pembuka pintu surga..
 Tubuh yang sehat, adalah rizqi.. 
Bahkan saat diuji dengan sakit, itu juga bentuk lain dari rizqi karena sakit adalah penggugur dosa..
 Dan mungkin akan ada jutaan list lainnya bentuk-bentuk rizqi yang tidak kita sadari..
Justru yang harus kita waspadai adalah ketika hidup kita berkecukupan, penuh dengan kemudahan dan kebahagiaan, *padahal begitu banyak hak Alloh yang tidak kita tunaikan;
Itulah : Istidraj..(tertipu dgn nikmat Alloh)
Nasrun MinAlloh wa Fathun Qarriib.. Wa bashshiril Mu'minin..._
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat..

Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin.

Tidak ada komentar: