InspirasI

Selasa, 07 Oktober 2014


“Berbuat yang terbaik pada dimana aku berdiri, itulah sesungguhnya sikap realistik”
(Andrea Hirata)


       Sejatinya seorang muslim harus memiliki cita-cita yang tinggi,target maksimal,pencapaian yang luar biasa dalam hidupnya.Mereka adalah orang yang kakinya berpijak dibumi, namun cita-citanya menjualang kelangit.Mereka adalah orang yang bersegera dan berlomba-lomba melakukan kebaikan.
        Sungguh indah apa yang dikatakan oleh Imam Ibnu Jauzi tentang target maksimal ini. Beliau mengatakan bahwa “Bagi orang yang memiliki harga diri sedapat mungkin ia harus memiliki target maksimal. Artinya jika ia merasa yakin sanggup meraih prediket sebagai nabi misalnya,ia tidak boleh merasa puas hanya dengan meraih prediket sebagai wali. Atau jika ia merasa yakin sanggup menjadi seorang khalifah, ia tidak boleh puas hanya denga menjadi amir atau gubernur.Atau ia merasa yakin bisa menjadi raja misalnya,ia tidak boleh merasa puas dengan hanya menjadi rakyat biasa. Dengan kata lain ia harus mengerahkan segala jerih payah serta kemampuannya untuk meraih segala sesuatu yang memungkinkan, baik dibidang ilmu maupun amal”.
       Namun jalan untuk mencapai cita-cita besar, target maksimal serta pencapain luar biasa tidaklah mudah. Jalannya sulit dan dipenuhi kesusahan dan kepayahan. Dan tidak semua orang sukses dalam meniti jalan tersebut.
      Dan kita menyadari bahwa tidak semua apa yang diinginkan itu segera terwujud, tidak semua apa yang dicita-citakan itu segera tercapai.Kadangkala butuh waktu dan proses yang panjang untuk sampai kepada apa yang kita cita-citakan dan capai dalam hidup.
       Kenapa butuh waktu dan proses yang panjang?Karena semakin tinggi cita-cita, semakin besar kepayahan yang dialami,semakin tinggi tingkat kesulitannya. Semakin banyak pengorbanan dan kerja keras yang dilakukan.Karena semakin mahal sesuatu barang maka semakin tinggi dan mahal biaya yang akan kita bayarkan. Begitu juga dengan kesuksesan,harus dibayar mahal dengan kesungguhan, pengorbanan, penderitaan serta kerja keras yang tak kenal henti.
       Kita harus realistis dalam menyikapi cita-cita besar kita, pencapaian-pencapaian luar biasa yang kita inginkan, target-target yang hendak kita raih serta kesuksesan-kesuksesan yang hendak kita gapai dalam hidup.Sebelum kita membangun dan menciptakan kesuksesan besar dalam hidup kita, mewujudkan mimpi-mimpi besar, meraih cita-cita mulia, dan pencapain luar biasa dala hidup kita. Kita perlu menciptakan kesuksesan-kesuksesan kecil,target-target kecil, peran-peran kecil sebagai langkah awal dalam membangun kesuksesan besar kita. Karena filosofinya,Sesuatu yang besar itu berasal dari yang kecil.Bukankah gunung yang menjulang tinggi itu berasal dari tumpukan batu dan krikil-krikil kecil, bukankah tubuh manusia, hewan serta tumbuhan tersusun dari milyaran sel dan jaringan yang kecil.
“Jika tak bisa menjadi sesuatu yang besar,maka mulai lah menjadi sesuatu yang kecil dulu tapi berarti”.(A.B.I.K).
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit…………
Jadilah belukat, tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau…………
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadi saja rumput, tetapi rumput
yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
( by:NN)
          Maka apapun peran yang kita mainkan sekarang ini, diposisi apapun kita saat sekarang ini,kita harus sadari sepenuhnya, sesungguhnya kita berada di sebuah titik yang tepat untuk membangun stasiun kenangan dalam sejarah dan episode hidup, memancangkan tonggak-tonggak prestasi hidup kita.
          Dititik manapun kita berada, diposisi apupun kita saat sekarang ini,kita harus berbuat yang terbaik. Apapun situasi dan kondisi kita saat ini, harus kita tanamkan dalam diri kita bahwa kita harus melakukan yang terbaik, mempersembahkan karya yang terbaik, usaha yang terbaik. Amalan yang terbaik.Karena kalau kita telah melakukan yang terbaik saat ini maka kita tak ada kekhawatiran dalam diri kita akan hari esok dan masa depan.
        Saat kita telah berusaha maksimal, berikhtiar dengan segenap kemampuan, telah mempersembahkan karya yang terbaik kita maka kita telah memenuhi sunnatullah sebuah perbuatan dan usaha, karena siapa yang berbuat terbaik, mempersembahkan yang terbaik maka akan diganjar dengan yang terbaik juga. Hanya butuh sentuhan doa dan kesabaran menunggu datangnya ganjaran akan usaha-usaha kita.Dan bila tiba saatnya nanti, maka segala lelah, keringat dan pengorbanan kita akan terbayarkan dengan prestasi serta pencapaian-pencapaian yang kita peroleh.
      Jangan pernah berkecil hati terhadap apa yang kita peroleh sekarang, jangan sedih dan kecewa terhadap peran, karier, jalan hidup, serta jodoh yang ditakdirkan Allah kepada kita.Jangan pernah putus asa bila cita-cita besar kita belum terwujud.Cukup kita tanamkan dalam hati kita, bahwa dimana pun kita berada, bagaimanapun kondisi kita, apaun peran-peran yang kita mainkan kita akan selalu mempersembahkan usaha yang terbaik, amalan yang berkualitas, akhalak yang menawan, dan selalu memberikan usaha dan sikap terbaik kita. Dan jika sudah begitu, tak ada kekhawatiran dalam diri dalam menyonsong hari esok, tidak marah saat orang lain tidak menghargai peran kita, tidak kecewa saat orang lain tidak memuji dan menghargai hasil karya kita. Maka cukuplah Allah yang Maha Tahu bahwa kita telah mempersembahkan sesuatu yang tebaik, sikap terbaik , amalan terbaik disetiap episode yang dirancang dan ditakdirkan Allah untuk kita.

Tidak ada komentar: