“Berbuat
yang terbaik pada dimana aku berdiri, itulah sesungguhnya sikap realistik”
(Andrea
Hirata)
Sejatinya seorang
muslim harus memiliki cita-cita yang tinggi,target maksimal,pencapaian yang
luar biasa dalam hidupnya.Mereka adalah orang yang kakinya berpijak dibumi,
namun cita-citanya menjualang kelangit.Mereka adalah orang yang bersegera dan
berlomba-lomba melakukan kebaikan.
Sungguh indah apa
yang dikatakan oleh Imam Ibnu Jauzi tentang target maksimal
ini. Beliau mengatakan bahwa “Bagi orang yang memiliki harga diri sedapat
mungkin ia harus memiliki target maksimal. Artinya jika ia merasa
yakin sanggup meraih prediket sebagai nabi misalnya,ia tidak boleh merasa puas
hanya dengan meraih prediket sebagai wali. Atau jika ia merasa yakin sanggup
menjadi seorang khalifah, ia tidak boleh puas hanya denga menjadi amir atau
gubernur.Atau ia merasa yakin bisa menjadi raja misalnya,ia tidak boleh merasa
puas dengan hanya menjadi rakyat biasa. Dengan kata lain ia harus mengerahkan
segala jerih payah serta kemampuannya untuk meraih segala sesuatu yang
memungkinkan, baik dibidang ilmu maupun amal”.
Namun jalan untuk
mencapai cita-cita besar, target maksimal serta pencapain luar biasa tidaklah mudah.
Jalannya sulit dan dipenuhi kesusahan dan kepayahan. Dan tidak semua orang
sukses dalam meniti jalan tersebut.
Dan kita menyadari
bahwa tidak semua apa yang diinginkan itu segera terwujud, tidak semua apa yang
dicita-citakan itu segera tercapai.Kadangkala butuh waktu dan proses yang
panjang untuk sampai kepada apa yang kita cita-citakan dan capai dalam hidup.
Kenapa butuh waktu
dan proses yang panjang?Karena semakin tinggi cita-cita, semakin besar
kepayahan yang dialami,semakin tinggi tingkat kesulitannya. Semakin banyak
pengorbanan dan kerja keras yang dilakukan.Karena semakin mahal sesuatu barang
maka semakin tinggi dan mahal biaya yang akan kita bayarkan. Begitu juga dengan
kesuksesan,harus dibayar mahal dengan kesungguhan, pengorbanan, penderitaan serta
kerja keras yang tak kenal henti.
Kita harus realistis
dalam menyikapi cita-cita besar kita, pencapaian-pencapaian luar biasa yang
kita inginkan, target-target yang hendak kita raih serta kesuksesan-kesuksesan
yang hendak kita gapai dalam hidup.Sebelum kita membangun dan menciptakan
kesuksesan besar dalam hidup kita, mewujudkan mimpi-mimpi besar, meraih
cita-cita mulia, dan pencapain luar biasa dala hidup kita. Kita perlu
menciptakan kesuksesan-kesuksesan kecil,target-target kecil, peran-peran kecil
sebagai langkah awal dalam membangun kesuksesan besar kita. Karena
filosofinya,Sesuatu yang besar itu berasal dari yang kecil.Bukankah gunung yang
menjulang tinggi itu berasal dari tumpukan batu dan krikil-krikil kecil,
bukankah tubuh manusia, hewan serta tumbuhan tersusun dari milyaran sel dan
jaringan yang kecil.
“Jika tak bisa
menjadi sesuatu yang besar,maka mulai lah menjadi sesuatu yang kecil dulu tapi
berarti”.(A.B.I.K).
Kalau engkau tak
mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit…………
Jadilah belukat, tetapi belukar
yang baik, yang tumbuh di tepi danau…………
Kalau kamu tak sanggup menjadi
belukar,
Jadi saja rumput, tetapi rumput
yang memperkuat tanggul pinggiran
jalan.
Kalau engkau tak mampu menjadi
jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang
menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu
sendiri
( by:NN)
Maka apapun peran
yang kita mainkan sekarang ini, diposisi apapun kita saat sekarang ini,kita
harus sadari sepenuhnya, sesungguhnya kita berada di sebuah titik yang tepat
untuk membangun stasiun kenangan dalam sejarah dan episode hidup, memancangkan
tonggak-tonggak prestasi hidup kita.
Dititik manapun kita
berada, diposisi apupun kita saat sekarang ini,kita harus berbuat yang terbaik.
Apapun situasi dan kondisi kita saat ini, harus kita tanamkan dalam diri kita
bahwa kita harus melakukan yang terbaik, mempersembahkan karya yang terbaik,
usaha yang terbaik. Amalan yang terbaik.Karena kalau kita telah melakukan yang
terbaik saat ini maka kita tak ada kekhawatiran dalam diri kita akan hari esok
dan masa depan.
Saat kita telah
berusaha maksimal, berikhtiar dengan segenap kemampuan, telah mempersembahkan
karya yang terbaik kita maka kita telah memenuhi sunnatullah sebuah perbuatan
dan usaha, karena siapa yang berbuat terbaik, mempersembahkan yang terbaik maka
akan diganjar dengan yang terbaik juga. Hanya butuh sentuhan doa dan kesabaran
menunggu datangnya ganjaran akan usaha-usaha kita.Dan bila tiba saatnya nanti,
maka segala lelah, keringat dan pengorbanan kita akan terbayarkan dengan
prestasi serta pencapaian-pencapaian yang kita peroleh.
Jangan pernah
berkecil hati terhadap apa yang kita peroleh sekarang, jangan sedih dan kecewa
terhadap peran, karier, jalan hidup, serta jodoh yang ditakdirkan Allah
kepada kita.Jangan pernah putus asa bila cita-cita besar kita belum
terwujud.Cukup kita tanamkan dalam hati kita, bahwa dimana pun kita berada,
bagaimanapun kondisi kita, apaun peran-peran yang kita mainkan kita akan selalu
mempersembahkan usaha yang terbaik, amalan yang berkualitas, akhalak yang
menawan, dan selalu memberikan usaha dan sikap terbaik kita. Dan jika sudah
begitu, tak ada kekhawatiran dalam diri dalam menyonsong hari esok, tidak marah
saat orang lain tidak menghargai peran kita, tidak kecewa saat orang lain tidak
memuji dan menghargai hasil karya kita. Maka cukuplah Allah yang Maha Tahu
bahwa kita telah mempersembahkan sesuatu yang tebaik, sikap terbaik , amalan
terbaik disetiap episode yang dirancang dan ditakdirkan Allah untuk kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar