KITA ADALAH PEMENANG
Tidak perlu untuk mengeluh dan
menyesali apa yang terjadi dalam hidup ini, karena itu semua adalah pilihan.
Pilihan itu harus dilaksanakan. Tahukah anda, bahwa tiap manusia adalah
pemenang? Pemenang dalam berkompetisi untuk terlahir di dunia ini.Kita harus
bangga karenanya.
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat
berbagai macam status sosial. Mulai dari kalangan pejabat, pengusaha, pegawai,
pedagang, petani hingga nelayan sekalipun. Semuanya saling mempengaruhi satu
sama lain dan saling melengkapi. Namun kenapa masih ada sebagian masyarakat
yang masih menyesali status yang telah ada? Seorang pejabat masih tidak puas
dengan jabatan yang telah diperoleh, begitu juga petani dan nelayan. Mereka
tidak menikmati status sebagai seorang petani dan nelayan, hanya mengeluhkan
nasib yang telah terjadi.
Apalagi bagi anggota masyarakat yang
memang memiliki kekurangan, baik secara fisik maupun secara psikologis.
Penyesalan dan sikap pesimis selalu ada dalam diri mereka tiap waktu. Misalnya
saja bagi anggota masyarakat yang mengalami cacat, ada sebagian dari mereka
untuk mencari sesuap nasi dengan mengemis. Kadang kala ada juga yang masih
sehat secara fisik maupun psikologis juga berprofesi sebagai pengemis. Itu
salah satu sikap yang tidak mensyukuri apa yang telah dikarunia oleh Allah.
Tidak hanya di kalangan masyarakat
dewasa, hal seperti itu terjadi. Di kalangan remaja yang masih menempuh dunia
pendidikan juga sering terjadi. Ada sebagian remaja yang tidak yakin dengan
kemampuannya sendiri. Namun yang disayangkan para remaja tidak berusaha untuk
menemukan kelebihan dan potensi yang telah diwariskan oleh Allah.
Tentunya dengan sikap seperti itu
keberhasilan akan menjauh dari tiap-tiap individu. Apa yang diinginkan akan
sulit untuk diperoleh. Apalagi bagi anggota masyarakat yang tidak menginginkan
perubahan dalam hidupnya, dan hanya melakukan penyesalan terhadap diri sendiri.
Kalau ingin melakukan perubahan dalam hidup, tidak perlu perubahan secara
status tapi bisa dilakukan dengan memaksimalkan status yang telah ada sesuai
dengan perannya masing-masing.
Hal yang membuat sebagian masyarakat
seperti ini disebabkan kerena, tiap-tiap individu tidak berusaha untuk
mengetahui potensi yang ada dalam dirinya, apalagi ditambah dengan sikap
pesimis. Merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu. Oleh karena sikap pesimis
harus diganti dengan sikap optimis. Perasaan yakin bahwa keberhasilan akan
diperoleh jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, tentunya akan menjadi faktor
utama dalam memperoleh yang diimpikan.
Tiap-tiap anggota masyarakat, baik
kalangan dewasa maupun kalangan remaja harus menyadari bahwa mereka adalah
pemenang. Apakah tidak pernah membayangkan, bagaimana beratnya kopetensi yang
telah mereka jalani di dalam rahim. Beribu-ribu sel sperma hanya satu yang mampu untuk menembus ovarium, di dalam rahim saja membutuhkan
perjuangan yang berat untuk hidup, apalagi telah terlahir di dunia.Rahim
tersebut melakukan proses pembuahan dalam rahin hingga menjadi sebuah janin,
akhirnya menjadi bayi. Proses tersebut membutuhkan waktu lebih kurang sembilan
bulan. Sehingga mereka terlahir di atas dunia sebagai seorang pemenang.
Itu semua harus menjadi renungan bagi tiap-tiap individu,
manusia dilahirkan sebagai seorang pemenang, apakah harus membuang kesempatan
sebagai seorang pemenang? Kita
adalah pemenang di dunia ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar