FASE KEHIDUPAN
Fase
kehidupan ini senatiasa berputar sesuai dengan ketentuan sunatullah. Secara
garis besar setiap manusia akan mengalami tiga fase sebelum ajal menjemput jika
dia mencapai usia senja. Manusia terlahir sebagi seorang bayi berada pada fase
pertama yang ditandai dengan dominasi nafsu dan ego. Bayi dan anak-anak
selalu suka dengan permainan dan perhatian
serta suka menang sendiri sebagai bukti eksistensi diri.
Fitrah positif juga ada pada anak yang berupa
sifat lugu dan polos secara otomatis tertanam sejak lahir yang kemudian
berkembang seiring dengan pengaruh pendidikan dan pergaulan. Fase pertama
tersebut berada dalam jangka waktu sampai sekitar umur 10 tahun. Namun, ada
manusia yang memperpanjang atau memperpendek fase pertama ini dengan menjaga
fitrah positif dan menekan nafsu-ego ataupun sebaliknya. Al-Ghazali dalam
petikan karya tentang nafsu, mengajarkan kita cara menekankan nafsu-ego itu
dengan senantiasa mengenal Allah yang diikuti pembenanan ibadah yang sesuai
tuntunan Rasul.
Seiring dengan perjalanan waktu dalam mengenal Allah dan
menerima pembebanan ibadah yang menjadi tugas dalam kehidupan ini, manusia akan
mengalami fase kedua yakni menekankan akal-rasio yang menjadi pertimbangan
dalam setiap mengambil keputusan hidup. Akal dan rasio yang merupakan anugrah
khusus buat manusia terkadang bisa menjadi jalan untuk bisa mengenal Allah
lebih mendalam atau bahkan berubah menjadi sarana kekufuran karena terjerumus
dalam mengagungkan akal secara berlebihan. Manusia akan selalu memikirkan
untung-rugi saat menjalani fase ini.
Benar-salah,
baik-buruk, kawan-lawan, hitam-putih semua dihukumi dengan pertimbangan
akal-rasio sehingga mengantarkan manusia menjadi pribadi yang bertanggung-jawab
dengan tendensi tertentu. Tendensi atau sering disebut niat inilah yang akan
mempengaruhi perkembangan fase selanjutnya, apakah berhenti cukup pada fase ini
atau senantiasa berkembang menuju fitrah hakikat manusia yang sesungguhnya.
Manusia akan stagnan pada fase kedua ini atau bahkan masih berada pada fase
pertama karena belum mampu memanage ego dan bersandar pada hal-hal yang lemah.
Jangka
waktu fase kedua ini secara umum berakhir sampai umur 25 tahun, tetapi seperti
pada fase pertama tadi, ada yang memperpanjang dan memperpendek fase tersebut.
Alangkah sangat bijaksana jika fase akal-rasio ini dipupuk dengan suplemen
fitrah positif yang ada pada fase pertama.
Sifat jujur dan polos yang disertai tanggung-jawab dengan
tendensi yang lurus akan mempercepat mengantarkan manusia pada fase ketiga.
Tidak semua manusia mampu mencapai fase ketiga ini karena pencapaian atau pun
akselerasi untuk menuju fase tersebut memerlukan energi yang luar biasa. Pada
fase ketiga ini dominasi ego dan akal sudah dapat ditaklukan oleh jiwa karena God
Spoot sudah
mampu bangun untuk menyadari hakikat hidup.
Jika ego
mampu ditekan, rasa polos dan jujur terpadu dengan rasa tanggung-jawab yang
dilandasi niat yang lurus maka diharapkan akan menjadi bahan bakar yang efektif
untuk melintasi perjalanan fase kehidupan menuju satu asa yang sejati. Satu asa
yang sejati hanya akan tumbuh dan mampu kita capai saat setiap kesimpulan dan
pertimbangan dalam kehidupan kita senantiasa beraura positif.
Setiap perlintasan menuju fase kehidupan ini tak akan
lepas dari tangga-tangga ujian. Oleh karena itu diperlukan latihan dan
efisiensi energi dalam menempuh perjalanan ini agar menuju puncak fase
kehidupan. Perulangan latihan dan efieiensi energi itu mematuhi aturan Allah
yang berupa perputaran ruang dan waktu. Manusia yang berada pada fase pertama dan
kedua menjadikan perputaran waktu dan ruang sebagai standar perlintasan usia
dan manusia yang berada pada fase ketiga menjadikan perulangan latihan amal
yang berupa efisiensi energi sebagai patokan perlintasan usia. Selamat memilih
dan menimbang berada pada fase manakah kita sekarang?....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar