InspirasI

Minggu, 09 Agustus 2015


FASE  KEHIDUPAN

            Fase kehidupan ini senatiasa berputar sesuai dengan ketentuan sunatullah. Secara garis besar setiap manusia akan mengalami tiga fase sebelum ajal menjemput jika dia mencapai usia senja. Manusia terlahir sebagi seorang bayi berada pada fase pertama yang ditandai dengan  dominasi nafsu dan ego. Bayi dan anak-anak selalu suka  dengan permainan dan perhatian  serta suka menang sendiri sebagai bukti eksistensi diri.
 Fitrah positif juga ada pada anak yang berupa sifat lugu dan polos secara otomatis tertanam sejak lahir yang kemudian berkembang seiring dengan pengaruh pendidikan dan pergaulan. Fase pertama tersebut berada dalam jangka waktu sampai sekitar umur 10 tahun. Namun, ada manusia yang memperpanjang atau memperpendek fase pertama ini dengan menjaga fitrah positif dan menekan nafsu-ego ataupun sebaliknya. Al-Ghazali dalam petikan karya tentang nafsu, mengajarkan kita cara menekankan nafsu-ego itu dengan senantiasa mengenal Allah yang diikuti pembenanan ibadah yang sesuai tuntunan Rasul.
            Seiring dengan perjalanan waktu dalam mengenal Allah dan menerima pembebanan ibadah yang menjadi tugas dalam kehidupan ini, manusia akan mengalami fase kedua yakni menekankan akal-rasio yang menjadi pertimbangan dalam setiap mengambil keputusan hidup. Akal dan rasio yang merupakan anugrah khusus buat manusia terkadang bisa menjadi jalan untuk bisa mengenal Allah lebih mendalam atau bahkan berubah menjadi sarana kekufuran karena terjerumus dalam mengagungkan akal secara berlebihan. Manusia akan selalu memikirkan untung-rugi saat menjalani fase ini.  
Benar-salah, baik-buruk, kawan-lawan, hitam-putih semua dihukumi dengan pertimbangan akal-rasio sehingga mengantarkan manusia menjadi pribadi yang bertanggung-jawab dengan tendensi tertentu. Tendensi atau sering disebut niat inilah yang akan mempengaruhi perkembangan fase selanjutnya, apakah berhenti cukup pada fase ini atau senantiasa berkembang menuju fitrah hakikat manusia yang sesungguhnya. Manusia akan stagnan pada fase kedua ini atau bahkan masih berada pada fase pertama karena belum mampu memanage ego dan bersandar pada hal-hal yang lemah.
Jangka waktu fase kedua ini secara umum berakhir sampai umur 25 tahun, tetapi seperti pada fase pertama tadi, ada yang memperpanjang dan memperpendek fase tersebut. Alangkah sangat bijaksana jika fase akal-rasio ini dipupuk dengan suplemen fitrah positif yang ada pada fase pertama.
            Sifat jujur dan polos yang disertai tanggung-jawab dengan tendensi yang lurus akan mempercepat mengantarkan manusia pada fase ketiga. Tidak semua manusia mampu mencapai fase ketiga ini karena pencapaian atau pun akselerasi untuk menuju fase tersebut memerlukan energi yang luar biasa. Pada fase ketiga ini dominasi ego dan akal sudah dapat ditaklukan oleh jiwa karena God Spoot sudah mampu bangun untuk menyadari hakikat hidup. 
Jika ego mampu ditekan, rasa polos dan jujur terpadu dengan rasa tanggung-jawab yang dilandasi niat yang lurus maka diharapkan akan menjadi bahan bakar yang efektif untuk melintasi perjalanan fase kehidupan menuju satu asa yang sejati. Satu asa yang sejati hanya akan tumbuh dan mampu kita capai saat setiap kesimpulan dan pertimbangan dalam kehidupan kita senantiasa beraura positif.
            Setiap perlintasan menuju fase kehidupan ini tak akan lepas dari tangga-tangga ujian. Oleh karena itu diperlukan latihan dan efisiensi energi dalam menempuh perjalanan ini agar menuju puncak fase kehidupan. Perulangan latihan dan efieiensi energi itu mematuhi aturan Allah yang berupa perputaran ruang dan waktu. Manusia yang berada pada fase pertama dan kedua menjadikan perputaran waktu dan ruang sebagai standar perlintasan usia dan manusia yang berada pada fase ketiga menjadikan perulangan latihan amal yang berupa efisiensi energi sebagai patokan perlintasan usia. Selamat memilih dan menimbang berada pada fase manakah kita sekarang?....



Tidak ada komentar: