InspirasI

Kamis, 27 April 2017

KEKUATAN DO'A ORANGTUA YANG DAHSYAT 
UNTUK ANAKNYA

  Suatu ketika ada yang bertanya kepada seorang ibu yang berhasil membesarkan 9 anaknya, mendidik dan menjadikan mereka manusia berakhlak dan berguna bagi agama, negara, bangsa dan sesama.
Apa rahasia di balik keberhasilannya? .... Jawabnya adalah, doa yang tak henti henti dipanjatkan untuk anak-anaknya tersebut :
1. Allahummaj'al aulaadana kulluhum shaalihan wa thaa'atan
Yaa Allah jadikanlah anak-anak hamba orang yang sholeh dan sholehah yang taat beribadah kepadaMu.
2. Wa ummuruhum thowiilan
Panjangkanlah umurnya yang barakah.
3. War zuqhum waasi'an
Luaskan dan lapangkan rizkinya yang halal.
4. Wa 'uquuluhum zakiyyan
Cerdaskan akalnya untuk kebaikan dunia dan akhirat.
5. Wa quluubuhum nuuran
Terangilah kalbunya untuk urusan agamaMu.
6. Wa 'uluumuhum katsiiran naafi'an
Karuniakan ia ilmu yang bermanfaat untuk urusan kebaikkan dunia dan akhirat.
7.Wa jasaaduhum shihhatan wa 'aafiyatan
Sehatkanlah jasmani dan rohaninya yang dengan itu memberikan ketenangan dalam melaksanakan ibadah hanya kepada-Mu.
8. Birahmatika yaa arhamar raahimiin
Dengan segala Rahmat-Mu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
*PENTING :*
Panjatkanlah doa di atas itu sesering mungkin. Syukur jika dipanjatkan tiap habis shalat 5 waktu (dibaca minimal 3 kali).*_
Karena doa orangtua termasuk doa yang terkabul, dan tidak memiliki penghalang menuju Allah*_
Rasulullah SAW bersabda:
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga macam doa yang mustajab, dan tidak ada keraguan di dalamnya. Yaitu : *doa orangtua, doa seorang musafir, dan doa orang yg terzalimi"*
(HR. Al-Bukhari / Al-Adab, Al-Mufrad-32, Abu Dawud).

Rabu, 26 April 2017

 Bareng Pak Kyai ...

*Kyai :* Tolong buatkan kopi dua gelas untuk kita berdua, tapi gulanya jangan engkau tuang dulu, bawa saja ke mari beserta wadahnya.
*Santri :* Baik, kyai.
Tidak berapa lama, sang santri sudah membawa dua gelas kopi yang masih hangat dan gula di dalam wadahnya beserta sendok kecil.
*Kyai :* Cobalah kamu rasakan kopimu nak , bagaimana rasa kopimu?
*Santri :* rasanya sangat pahit sekali kyai
*Kyai :* Tuangkanlah sesendok gula, aduklah, bagaimana rasanya?
*Santri :* Rasa pahitnya sudah mulai berkurang, kyai.
*Kyai :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Santri :* Rasa pahitnya sudah berkurang banyak, kyai.
*Kyai :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Santri :* Rasa manis mulai terasa tapi rasa pahit juga masih sedikit terasa, kyai.
*Kyai :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Santri :* Rasa pahit kopi sudah tidak terasa, yang ada rasa manis, kyai.
*Kyai :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Santri :* sangat manis sekali, kyai.
*Kyai :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Santri :* Terlalu manis. Malah tidak enak, kyai.
*Kyai :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Santri :* rasa kopinya jadi tidak enak, lebih enak saat ada rasa pahit kopi dan manis gulanya sama-sama terasa, kyai.
*Kyai :* Ketahuilah nak.. pelajaran yg dapat kita ambil dari contoh ini adalah.. jika rasa pahit kopi ibarat kemiskinan hidup kita, dan rasa manis gula ibarat kekayaan harta, lalu menurutmu kenikmatan hidup itu sebaiknya seperti apa nak?
Sejenak sang santri termenung, lalu menjawab.
*Santri :* Ya kyai, sekarang saya mulai mengerti, bahwa kenikmatan hidup dapat kita rasakan, jika kita dapat merasakan hidup seperlunya, tidak melampaui batas. Terimakasih atas pelajaran ini, kyai.
*Kyai :* Ayo santriku, kopi yg sudah kamu beri gula tadi, campurkan dengan kopi yang belum kamu beri gula, aduklah, lalu tuangkan dalam kedua gelas ini, lalu kita nikmati segelas kopi ini.
Sang santri lalu mengerjakan perintah kyai.
*Kyai :* Bagaimana rasanya?
*Santri :* rasanya nikmat, kyai...
*Kyai :* Begitu pula jika engkau memiliki kelebihan harta, akan terasa nikmat bila engkau mau membaginya dengan org2 yang kekurangan.
*Santri :* Terima kasih atas petuahnya, kyai.

Senin, 24 April 2017

TIPS MUDAH UNTUK MENDAPATKAN KETENANGAN HATI...

1. Jangan tergantung terhadap orang lain.
Bersikaplah mandiri dan percaya akan kemampuan yang kita miliki.
2.Jangan berburuk sangka, berfikir positif akan membawa pada suatu yang bermanfaat.
3. Jangan mengingat penyesalan yang tidak pantas di sesali dimasa lalu, hidup itu mudah, buatlah dalam suatu perbuatan kita dengan keputusan dan jadikan masa lalu menjadi sebuah pelajaran untuk menjadi lebih baik di masa depan.
4. Jangan pernah menyimpan dendam di hati, dendam itu ibarat racun dalam hati kita, jauhi lah..
5. Jauhi sifat terburu-buru,aset dalam kehidupan bukan harta tapi waktu, maka pergunakanlah waktu dengan baik..
6. Jangan khawatir dengan hari esok, ketuklah pintu dan pintupun akan terbuka, selalu ingat ALLAH.. ALLAH pun akan ingat kita...
Yaa Allah mudahkanlah urusan kami hari ini.. dekatkanlah rezki kami.. berikanlah kami kesehatan jasmani dan rohani kami..jadikanlah anak keturunan kami menjadi anak2 yang sholih dan sholihah.. lindungilah keluarga kami dari fitnah yang keji dan jadikanlah keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah...
Aamiin Yaa Rabbal 'alamiin..

Keistimewaan Bersholawat

1. Shalawat menjadi penyebab doa dikabulkan..
2. Shalawat yang didahulukan dalam doa seseorang akan menjadi perantara doa tersebut sampai kepada ALLAH Subhanahu Wata'la..
3. Apabila sholawat tidak diucapkan ketika berdoa maka doa tersebut akan menggantung antara langit dan bumi..
4. Shalawat menjadi penyebab kesuksesan sebuah doa, baik disebutkan di awal maupun di akhir doa..
5. Shalawat menjadi penyebab doa seorang hamba diberkahi oleh ALLAH Subhanahu Wata'ala..
"Sesungguhnya, ALLAH dan malaikat-malaikat-NYA
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya..
(Al- Ahzab ayat 56)
Allahumma Shalli Wasallim 'ala sayyidina Muhammad,Wa'alaa Aaliy Sayyidinaa Muhammad..
Aamiin Yaa Rabbal'aalaamiin.
Marilah kita berdoa, bermunajat kepada Allah. Semoga Allah mengampuni kita, dan menghapuskan kita dari segala dosa yang telah lalu.
Ya Allah, Ampunilah semua dosa-dosa kami, baik sengaja atau pun tidak, berkahilah kami, ramahtilah kami, berikanlah kami hidayah-Mu agar kami senantiasa dekat kepada-Mu hingga akhir hayat.
Aamiin ya Rabbal'alamin..


📕 Beberapa Hikmah Isra Mi’raj

✅ Isra dan Mi’raj adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di malam hari dari Masjid Haram di Makkah menuju Masjid Aqsha di Palestina, kemudian berlanjut dengan naiknya beliau dari Masjid Aqsha sampai ke Sidratil Muntaha.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjid Al-Haram ke Al-Masjid Al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Isra: 1).

وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ - رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -: "لَمَّا أُسْرِىَ بِرَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - انْتُهِيَ بِهِ إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى ..

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diperjalankan, perjalanannya berakhir ke Sidrat Al-Muntaha.. (HR. Muslim).

✅ Peristiwa ini terjadi setelah wafatnya Abu Thalib, paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Khadijah bintu Khuwailid, istri beliau radhiyallahu ‘anha, serta setelah beliau mencoba berdakwah kepada penduduk Thaif namun beliau mengalami pengusiran oleh penduduknya.

Beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa Isra & Mi’raj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

1️⃣ Agungnya ganjaran bagi juru dakwah yang mengalami gangguan dan ujian di jalan dakwah jika ia hadapi semua itu dengan kesabaran.

✅ Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berjalan kaki menuju Thaif, maka Allah jadikan buraq sebagai kendaraannya dengan kecepatan tak terbayangkan dalam rihlah Isra Mi’raj.

✅ Jika beliau ditemani oleh Zaid bin Haritsah saat ke Thaif, maka beliau ditemani oleh Jibril pemimpin para malaikat yang mulia saat Isra Mi’raj.

✅ Jika penduduk Thaif menyambutnya dengan hinaan dan sambitan batu, maka dalam perjalanan Isra Mi’raj beliau disambut dengan kehangatan oleh para nabi, dan puncaknya disambut oleh Allah ta’ala. Nabi Adam menyambut beliau di langit pertama, Nabi Yahya dan Isa di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh – ‘alaihimushshalatu wassalam. (Dapat dilihat di Shahih Al-Imam Al-Bukhari).
Mereka semua menyambut dengan ungkapan:
مَرْحَبًا بِالأَخِ الصّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ
Selamat datang kepada saudara yang shalih dan nabi yang shalih.
Kecuali Nabi Adam dan Nabi Ibrahim yang mengatakan:
مَرْحَبًا بِالاِبْنِ الصّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ
Selamat datang kepada putra yang shalih dan nabi yang shalih.

✅ Dan jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merasakan sempitnya bumi dengan penolakan Makkah dan Thaif, maka dengan Isra Mi’raj ini Allah melapangkan untuk beliau bumi dan langit yang luas tak terhingga.

✅ Oleh karena itu yakinlah wahai para pejuang kebenaran, bahwa Allah ta’ala tak kan pernah mengabaikan kesabaran kalian

قُلْ يَاعِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ (10)

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az-Zumar: 10).

2️⃣ Perjalanan antara Masjid Haram ke Masjid Aqsha menunjukkan hubungan yang sangat erat antara kedua tempat suci ini bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan agama yang beliau bawa. Hal ini menegaskan bahwa problematika Masjid Aqsha dan Palestina adalah problematika seluruh kaum muslimin, bahwa perjuangan membebaskan Masjid Aqsha dan Palestina dari penjajahan adalah tanggung jawab seluruh ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

3️⃣ Isra Mi’raj yang terjadi setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah radhiyallahu ‘anha seolah ingin menyatakan bahwa perlindungan hakiki bagi dakwah dan perjuangan itu adalah perlindungan dan bantuan Allah ta’ala semata. Bahwa betapapun besarnya bantuan manusia terutama dari orang-orang yang kita cintai, hati kita tetap tidak boleh bergantung kepada mereka dan bantuan mereka, karena kepada yang kekal abadi sajalah hati kita boleh bergantung.

4️⃣ Al-Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengimami para nabi dalam shalat di Baitul Maqdis. Hal ini menunjukkan bahwa risalah para nabi adalah risalah yang sama yaitu mengesakan Allah ta’ala, bahwa Rasulullah adalah pemimpin para nabi, dan bahwa ummat beliau adalah ummat yang diberi amanah untuk memimpin ummat manusia. Dan yang terpenting bahwa dengan diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka risalah nabi sebelumnya tak berlaku lagi dan tak ada pilihan bagi ummat manusia kecuali mengikuti Nabi Muhammad.

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ: يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

Dan demi Zat yang jiwa Muhammad di tanganNya, tidaklah seseorang dari ummat ini baik Yahudi atau Nasrani yang mendengar tentang aku kemudian ia meninggal dalam keadaan tidak berikan kepada agama yang aku diutus membawanya, kecuali pasti ia termasuk penghuni neraka. (HR. Muslim).

5️⃣ Kedudukan shalat yang begitu tinggi di sisi Allah, terutama shalat 5 waktu, karena ia diwajibkan di atas langit ketujuh dan menjadi amal pertama yang dihisab oleh Allah ta’ala di hari kiamat. Shalat adalah mi’rajnya setiap muslim untuk berdialog dengan Allah ta’ala tanpa perantara.

Wallahu a'lam bishowab

Minggu, 23 April 2017

CINTA  NAMUN  LUPA

Rasulullah SAW telah bersabda, "Akan datang pada waktunya, umatku akan mencintai 5 (lima) hal tapi lupa kepada 5(lima) lainnya:
1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.
2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.
3.Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.
4.Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.
5.Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur.
"Barangsiapa yang mengakui 3 (tiga) hal tetapi tidak menyucikan diri dari 3 (tiga) hal yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.
1.Orang yang mengaku manisnya berzikir kepada Allah, tetapi dia mencintai dunia.
2. Orang yang mengaku cinta ikhlas didalam beramal, tetapi dia ingin mendapat pujian dari manusia.
3.Orang yang mengaku cinta kepada Allah yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya.

Jumat, 21 April 2017

Kini Terungkap Bahwa Walisongo
Adalah Utusan Khalifah Utsmaniyah

        Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Kondisi ini tidak lepas dari peranan para ulama yang disebut sebagai Walisongo (sembilan wali). Sedikit orang yang mengetahui siapa sebenarnya Walisongo dan berasal dari mana kah mereka.
         Sebuah kitab bernama Kanzul Hum karya Ibnu Bathutah yang sekarang disimpan di museum Istana Turki di Istanbul menyebutkan bahwa Walisongo datang ke Indonesia atas perintah Sultan Muhammad I untuk menyebarkan agama Islam. Pada tahun 1404 M (808 H) Sultan mengirim surat kepada para pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah dengan maksud untuk meminta sejumlah ulama agar diberangkatkan ke pulau Jawa. Para ulama yang dimaksud adalah mereka yang memiliki kemampuan dalam segala bidang agar nantinya akan memudahkan proses penyebaran Islam.
Dengan keterangan di dalam kitab tersebut kita menjadi tahu bahwa sebenarnya Walisongo adalah para ulama yang sengaja diutus Sultan pada masa kekhalifahan Utsmani. Saat itu terdapat 6 angkatan keberangkatan yang masing-masing terdiri dari sembilan orang. Jadi jumlah sebenarnya bukan sembilan ulama tetapi jauh lebih banyak.
Angkatan satu dipimpin oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim asal Turki yang berangkat pada tahun 1400an. Beliau adalah ulama yang memiliki keahlian dalam bidang politik dan sistem pengairan. Dengan berbekal keahlian tersebut maka beliau menjadi peletak dasar berdirinya kesultanan di pulau Jawa dan juga berhasil memajukan pertanian di pulau ini.
Angkatan pertama ini juga terdiri dari dua orang ulama yang berasal dari Palestina yaitu Maulana Hasanuddin dan Sultan Aliudin. Dua orang ulama ini berdakwah di Banten dan mendirikan kesultanan Banten. Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat Banten yang merupakan keturunan dari Sultan Hasanuddin memiliki hubungan secara biologis dengan rakyat Palestina.
Selain itu ada Syekh Ja'far Shadiq yang diberi julukan sebagai Sunan Kudus dan Syarif Hidayatullah yang disebut sebagai Sunan Gunung Jati. Kedua ulama ini juga berasal dari Palestina. Dalam proses dakwah beliau, Sunan Kudus membangun sebuah kota di Jawa Tengah yang kemudian disebut kota Kudus. Nama kota tersebut berasal dari kata Al Quds (Jerusalem).
Masyarakat Nusantara pertama kali mengenal Islam pada abad 7 Masehi atau abad 1 Hijriah. Pengaruh Islam sangat besar pada situasi politik saat itu. Dengan semakin berkembangnya ajaran Islam di Nusantara ketika itu, maka bermunculan lah berbagai kerajaan dan kesultanan Islam seperti Kesultanan Peureulak, Samudera Pasai, Aceh Darussalam, Palembang, Ternate, Tidore, Bacan (Maluku), Pontianak, Bulungan, Tanjungpura, Mempawah, Kutai, Sambas, Banjar, Pasir, dan Sintang.
Sedangkan kesultanan yang berdiri di Jawa di antaranya adalah Demak, Pajang, Cirebon, dan Banten. Di Sulawesi, syariat Islam diterapkan dalam institusi kerajaan Gowa Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu. Di Daerah Nusa Tenggara hukum Islam diterapkan dalam kesultanan Bima.
Perjalanan Dakwah Wali Songo
Sebelum tiba di tanah Jawa, pada umumnya para ulama ini singgah terlebih dahulu di Pasai. Penguasa Samudera Pasai yang hidup pada tahun 1349-1406 Masehi, Sultan Zainal Abidin Bahiyan Syah adalah orang yang mengantarkan Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq ke Tanah Jawa.
Sejak tahun 1463 Masehi semakin banyak ulama Jawa yang menggantikan ulama yang telah wafat atau berhijrah ke tempat lain. Para ulama pengganti tersebut di antaranya:
- Raden Paku (Sunan Giri)
Beliau adalah putra Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu yang merupakan putri dari Prabu Menak Sembuyu Raja Blambangan.
- Raden Said (Sunan Kalijaga)
Beliau adalah putra Bupati Tuban, Adipati Wilatikta atau disebut juga Raden Sahur. Berdasarkan sejarah masyarakat Cirebon, julukan Kalijaga berasal dari nama salah satu desa di Cirebon bernama Kalijaga. Saat Raden Said bermukim di desa tersebut, beliau sering berdiam diri dengan berendam di kali (jaga kali).
- Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang)
Beliau adalah putra dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila. Nama Bonang berasal dari nama sebuah desa di Rembang.
- Raden Qasim Dua (Sunan Drajad)
Seperti halnya Sunan Bonang, beliau juga adalah putra Sunan Ampel. Dengan demikian Sunan Drajad adalah saudara dari Sunan Bonang.
Para ulama diberi gelar Raden yang berasal dari kata Rahadian dan berarti Tuanku, maka dapat disimpulkan bahwa saat itu dakwah Islam telah berjalan dengan baik dan mendapat kehormatan dari kalangan pembesar Kerajaan Majapahit.
Para Ulama Penyebar Agama Islam Di Nusantara
Wali Songo Angkatan Ke-1, tahun 1404 M/808 H. Terdiri dari:
1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli ruqyah.
Wali Songo Angkatan ke-2, tahun 1436 M, terdiri dari :
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Maulana Ishaq, asal Samarqand, Rusia Selatan
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Maulana Hasanuddin, asal Palestina
8. Maulana 'Aliyuddin, asal Palestina
9. Syekh Subakir, asal Persia Iran.
Wali Songo Angkatan ke-3, 1463 M, terdiri dari:
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim
Wali Songo Angkatan ke-4,1473 M, terdiri dari :
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim
Wali Songo Angkatan ke-5,1478 M, terdiri dari :
1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Syaikh Siti Jenar, asal Persia, Iran
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim
Wali Songo Angkatan ke-6,1479 M, terdiri dari :
1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Tembayat, asal Pandanarang
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim
Hubungan Kesultanan Nusantara Dengan Kerajaan Islam di Turki dan Arab
Hubungan antara kerajaan Islam Aceh dengan Khilafah Utsmaniyah juga dapat diketahui dari keterangan seorang sejarahwan, Bernard Lewis, yang mengungkapkan bahwa pada tahun 1563 Masehi pembesar kerajaan Aceh mengutus seseorang ke Istanbul guna meminta bantuan melawan Portugis. Dia berusaha meyakinkan Khilafah bahwa raja-raja di kawasan tersebut telah bersedia memeluk Islam jika Khalifah Utsmaniyah mau menolong mereka.
Namun sayangnya pada saat itu Kekhalifahan Utsmaniyah sedang mengalami berbagai permasalahan genting yaitu pengepungan Malta dan Szigetvar di Hungaria dan mangkatnya Sultan Sulaiman Agung. Setelah terhambat selama dua bulan akhirnya mereka membentuk sebuah armada perang yang terdiri dari 19 unit kapal perang dan beberapa kapal pengangkut persenjataan dan persediaan untuk dikirim ke Aceh.
Hal yang disayangkan adalah sebagian besar kapal tersebut tidak pernah tiba di Aceh. Kapal-kapal tersebut dialihkan untuk tugas yang lebih mendesak yaitu memulihkan kekuasaan Utsmaniyah di Yaman. Kapal yang tiba di Aceh hanya dua unit saja dan langsung digunakan untuk mengusir Portugis. Catatan Sejarah mengenai hal ini dapat ditemukan dalam berbagai arsip dokumen negara Turki dan buku-buku yang ditulis oleh sejarahwan dunia.
Selain itu dalam Bustanus Salatin karangan Nuruddin ar-Raniri juga disebutkan bahwa kesultanan Aceh telah menerima bantuan militer dari Khalifah Utsmaniyah berupa senjata disertai pengajar yang khusus dikirim untuk mengajarkan cara pemakaiannya.
Kaitan antara kesultanan Banten dengan kerajaan di Timur Tengah juga dapat terlihat dari gelar-gelar kehormatan yang diberikan kepada para pembesar kerajaan Islam di Nusantara. Gelar tersebut di antaranya:
- Kesultanan Banten
Abdul Qadir dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir oleh Syarif Zaid, Syarif Mekkah saat itu.
- Kesultanan Mataram
Pangeran Rangsang memperoleh gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami dari Syarif Mekah pada tahun 1641 Masehi.
Pada tahun 1652 hubungan antara kesultanan Aceh dan Turki juga semakin erat dengan adanya pengiriman utusan Aceh ke Turki dalam upaya meminta bantuan meriam. Khalifah Utsmaniyah mengirim 500 orang pasukan Turki untuk mengawal pengiriman meriam dan amunisi.
Selanjutnya pada tahun 1567, Sultan Salim II mengirim armada ke Sumatera. Melihat kedekatan antara kaum muslimin di Nusantara dengan Kekhalifahan Utsmaniyah, seorang pejabat pemerintahan kolonial Belanda, Snouck Hurgronje, mengatakan, "Di kota Mekah terletak jantung kehidupan agama kepulauan Nusantara, yang setiap detik selalu memompakan darah segar ke seluruh penduduk Muslim di Nusantara."
Menjelang abad modern pun hubungan tersebut masih terjalin baik, terbukti pada akhir abad 20 konsulat Turki di Jakarta pernah membagikan Al Quran atas nama Sultan Turki. Istanbul juga pernah mencetak tafsir Al Quran berbahasa melayu karangan Abdur Rauf Sinkili. Pada halaman depan tafsir al Quran tersebut tertulis "Dicetak oleh Sultan Turki, raja seluruh orang Islam." Pada saat itu yang disebut Sultan Turki adalah Khalifah yang merupakan pemimpin Khilafah Utsmaniyah berpusat di Turki.
Snouck Hurgronje juga pernah mengatakan bahwa pada umumnya rakyat di Indonesia terutama mereka yang tinggal di pelosok daerah di seluruh tanah air, memandang Stambol (sebutan untuk Khalifah Utsmaniyah) masih sebagai raja bagi seluruh orang mukmin yang saat itu kekuasaannya agak berkurang karena adanya penguasaan orang kafir di Indonesia.
Melihat fakta-fakta sejarah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa memang Nusantara pada jaman dahulu adalah bagian dari khilafah baik saat kekuasaan Khilafah Abbasiyah Mesir maupun Khilafah Utsmaniyah Turki.
Berdasarkan bentuk kekhalifahan saat itu, Syarif Mekah adalah seorang gubernur pada masa Khilafah Abbasiyah dan Khilafah Utsmaniyah untuk daerah Hijaz. Karena itu penganugerahan gelar sultan kepada para pembesar kerajaan Islam di Nusantara lebih merupakan pengukuhan sebagai penguasa Islam dan bukan gelar semata.
Sejarah Masuknya Agama Islam Di Indonesia
Sebelum kita mengenal beberapa teori tentang penyebaran Islam di Nusantara, perlu di perhatikan bahwa Politik Luar Negeri Negara Khilafah terdiri dari dua; Da’wah dan Jihad. Awalnya negeri yang ditargetkan akan diberi dakwah, ketika menerima maka tidak ada perang di sana. Namun, ketika menolak, maka akan terjadi Jihad dan Futuhat (Pembebasan). Dua hal ini adalah politik Luar Negeri, dimana di setiap perkembangan akan disampaikan kepada Khalifah.
Itu pula yang terjadi di Indonesia. Jika penyebaran Islam di lakukan oleh pedagang semata, bukan Da’i atau utusan, maka apakah akan ada laporan kepada Khalifah? Lalu, apakah penyebaran lewat jalur perdagangan merupakan Politik Luar Negeri? Apakah penyebaran Islam dengan jalur perdagangan hanya propaganda untuk menutupi bahwa Nusantara pernah menjadi fokus dakwah Islam dan menjadi bagian dari Khilafah?
Dari teori Islamisasi oleh Arab dan China, Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam Indonesia, mengaitkan dua teori Islamisasi tersebut. Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Penyebarannya pun bukan dilakukan oleh para pedagang dari Persia atau India, melainkan dari Arab. Sumber versi ini banyak ditemukan dalam literatur-literatur China yang terkenal, seperti buku sejarah tentang China yang berjudul Chiu Thang Shu.
Menurut buku ini, orang-orang Ta Shih, sebutan bagi orang-orang Arab, pernah mengadakan kunjungan diplomatik ke China pada tahun 651 Masehi atau 31 Hijriah. 4 tahun kemudian, dinasti yang sama menerima delegasi dari Tan Mi Mo Ni, sebutan untuk Amirul Mukminin. Selanjutnya, buku itu menyebutkan, bahwa delegasi Tan Mi Mo Ni tersebut merupakan utusan yang dikirim oleh khalifah yang ketiga. Ini berarti bahwa Amirul Mukminin yang dimaksud adalah Khalifah Utsman bin Affan.
Pada masa berikutnya, delegasi-delegasi muslim yang dikirim ke China semakin bertambah. Pada masa Khilafah Umayyah saja, terdapat sebanyak 17 delegasi yang datang ke China. Kemudian pada masa Dinasti Abbasiyah, ada sekitar 18 delegasi yang pernah dikirim ke China.
Bahkan pada pertengahan abad ke-7 Masehi, sudah terdapat perkampungan-perkampungan muslim di daerah Kanton dan Kanfu. Sumber tentang versi ini juga dapat diperoleh dari catatan-catatan para peziarah Budha-China yang sedang berkunjung ke India. Mereka biasanya menumpang kapal orang-orang Arab yang kerap melakukan kunjungan ke China sejak abad ketujuh. Tentu saja, untuk sampai ke daerah tujuan, kapal-kapal itu melewati jalur pelayaran Nusantara.
Beberapa catatan lain menyebutkan, delegasi-delegasi yang dikirim China itu sempat mengunjungi Zabaj atau Sribuza, sebutan lain dari Sriwijaya. Umumnya mereka mengenal kebudayaan Budha Sriwijaya yang sangat terkenal pada masa itu. Kunjungan ini dikisahkan oleh Ibnu Abd al-Rabbih, ia menyebutkan bahwa sejak tahun 100 hijriah atau 718 Masehi, sudah terjalin hubungan diplomatik yang cukup baik antara Raja Sriwijaya, Sri Indravarman dengan Khalifah Umar Ibnu Abdul Aziz.
Lebih jauh, dalam literatur China itu disebutkan bahwa perjalanan para delegasi itu tidak hanya terbatas di Sumatera saja, tetapi sampai pula ke daerah-daerah di Pulau Jawa. Pada tahun 674-675 Masehi, orang-orang Ta Shi (Arab) yang dikirim ke China itu meneruskan perjalanan ke Pulau Jawa. Menurut sumber ini, mereka berkunjung untuk mengadakan pengamatan terhadap Ratu Shima, penguasa Kerajaan Kalingga, yang terkenal sangat adil itu.
Pada periode berikutnya, proses Islamisasi di Jawa dilanjutkan oleh Wali Songo. Mereka adalah para muballig yang paling berjasa dalam mengislamkan masyarakat Jawa. Dalam Babad Tanah Djawi disebutkan, para Wali Songo itu masing-masing memiliki tugas untuk menyebarkan Islam ke seluruh pelosok Jawa melalui tiga wilayah penting. Wilayah pertama adalah Surabaya, Gresik, dan Lamongan di Jawa Timur.
Wilayah kedua adalah, Demak, Kudus, dan Muria di Jawa Tengah. Dan wilayah ketiga adalah, Cirebon di Jawa Barat. Dalam berdakwah, para Wali Songo itu menggunakan jalur-jalur tradisi yang sudah dikenal oleh orang-orang Indonesia kuno. Yakni melekatkan nilai-nilai Islam pada praktik dan kebiasaan tradisi setempat. Dengan demikian, tampak bahwa ajaran Islam sangat luwes, mudah dan sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa saat itu.
Selain berdakwah dengan tradisi, para Wali Songo itu juga mendirikan pesantren-pesantren, yang digunakan sebagai tempat untuk menelaah ajaran-ajaran Islam. Pesantren Ampel Denta dan Giri Kedanton, adalah dua lembaga pendidikan yang paling penting di masa itu. Bahkan dalam pesantren Giri di Gresik, Jawa Timur itu, Sunan Giri berhasil mendidik ribuan santri yang akhirnya dikirim ke beberapa daerah di Nusa Tenggara dan wilayah Indonesia Timur lainnya.
Penjajah Belanda Menghapuskan Jejak Khilafah
Pada masa penjajahan, Belanda berusaha menghapuskan penerapan syariah Islam oleh hampir seluruh kesultanan Islam di Indonesia. Salah satu langkah penting yang dilakukan Belanda adalah menyusupkan pemikiran dan politik sekuler melalui Snouck Hurgronye. Dia menyatakan dengan tegas bahwa musuh kolonialisme bukanlah Islam sebagai agama.
Dari pandangan Snouck tersebut penjajah Belanda kemudian berupaya melemahkan dan menghancurkan Islam dengan 3 cara. Pertama: memberangus politik dan institusi politik/pemerintahan Islam. Dihapuslah kesultanan Islam. Contohnya adalah Banten. Sejak Belanda menguasai Batavia, Kesultanan Islam Banten langsung diserang dan dihancurkan. Seluruh penerapan Islam dicabut, lalu diganti dengan peraturan kolonial Belanda.
Kedua: melalui kerjasama raja/sultan dengan penjajah Belanda. Hal ini tampak di Kerajaan Islam Demak. Pelaksanaan syariah Islam bergantung pada sikap sultannya. Di Kerajaan Mataram, misalnya, penerapan Islam mulai menurun sejak Kerajaan Mataram dipimpin Amangkurat I yang bekerjasama dengan Belanda.
Ketiga: dengan menyebar para orientalis yang dipelihara oleh pemerintah penjajah. Pemerintah Belanda membuat Kantoor voor Inlandsche zaken yang lebih terkenal dengan kantor agama (penasihat pemerintah dalam masalah pribumi). Kantor ini bertugas membuat ordonansi (UU) yang mengebiri dan menghancurkan Islam. Salah satu pimpinannya adalah Snouck Hurgronye.
Dikeluarkanlah: Ordonansi Peradilan Agama tahun 1882, yang dimaksudkan agar politik tidak mencampuri urusan agama (sekularisasi); Ordonansi Pendidikan, yang menempatkan Islam sebagai saingan yang harus dihadapi; Ordonansi Guru tahun 1905 yang mewajibkan setiap guru agama Islam memiliki izin; Ordonansi Sekolah Liar tahun 1880 dan 1923, yang merupakan percobaan untuk membunuh sekolah-sekolah Islam. Sekolah Islam didudukkan sebagai sekolah liar.
Demikianlah, syariat Islam mulai diganti oleh penjajah Belanda dengan hukum-hukum sekuler. Hukum-hukum sekuler ini terus berlangsung hingga sekarang. Maka tidak salah jika dikatakan bahwa hukum-hukum yang berlaku di negeri ini saat ini merupakan warisan dari penjajah, sesuatu yang justru seharusnya dienyahkan oleh kaum Muslim, sebagaimana mereka dulu berhasil mengenyahkan sang penjajah: Belanda.


Luar biasa bagi yang membaca Al-Qur'an

Berkata Abdul Malik bin Umair:
"Satu-satunya manusia yang tidak tua adalah orang yang selalu membaca Al-qur'an".
"Manusia yang paling jernih akalnya adalah para pembaca Al-qur'an".
Berkata Al-imam Qurtubi:
"Barang siapa yang membaca Al-qur'an,  maka Allah akan menjadikan ingatannya segar meskipun umurnya telah mencapai 100 tahun".
Imam besar Ibrahim al-Maqdisi memberikan wasiat pada muridnya Abbas bin Abdi Daim rahimahullah. 
"Perbanyaklah membaca Al-qur'an jangan pernah kau tinggalkan, kerana sesungguhnya setiap yang kamu inginkan akan di mudahkan setara dengan yang kamu baca".
Berkata Ibnu Solah:
"Bahwasannya para Malaikat tidak diberi keutama'an untuk membaca Al-qur'an,  maka oleh karena itu para Malaikat bersemangat untuk selalu mendengar saja dari baca'an manusia".
Berkata Abu Zanad:
"Di tengah malam,  aku keluar menuju masjid Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam sungguh tidak ada satu rumahpun yang aku lewati melainkan pada nya ada yang membaca Al-qur'an".
Berkata Shaikhul Islam ibnu Taimiyyah: "tidak ada sesuatu yang lebih bisa memberikan nutrisi otak, kesegaran jiwa, dan kesehatan tubuh serta mencakup segala kebahagiaan melebihi dari orang yang selalu melihat kitabullah ta'ala".
Bergantunglah pada Alqur'an niscaya kau akan mendapatkan keberkahan. 
Allah berfirman: "ini adalah kitab yang kami turunkan kepadamu yang penuh keberkahan agar mereka mau mentadaburi ayat-ayatnya".
Berkata sebagian ahli tafsir
"Manakala kita menyibukkan diri dengan Al-qur'an maka kita akan di banjiri oleh sejuta keberkahan dan kebaikan di dunia".
"Saya memohon kepada Allah agar mberikan taufiqnya kepada saya dan kalian semua untuk selalu membaca Al-qur'an dan mengamalkan kandungannya".
Bila anda Cinta pada Alqur'an maka sebarkanlah,,,
demi Allah, sekian banyak orang yang membaca Alqur'an maka pahala anda akan selalu mengalir.

JEJAK KEISLAMAN KARTINI 
YANG BELUM BANYAK DIKETAHUI

Hari Kartini,
Dalam suratnya kepada Stella Zihandelaar bertanggal 6 November 1899, RA Kartini menulis;
"Mengenai agamaku, Islam, aku harus menceritakan apa? Islam melarang umatnya mendiskusikan ajaran agamanya dengan umat lain. Lagi pula, aku beragama Islam karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, jika aku tidak mengerti dan tidak boleh memahaminya?"
"Alquran terlalu suci; tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun, agar bisa dipahami setiap Muslim. Di sini tidak ada orang yang mengerti Bahasa Arab. Di sini, orang belajar Alquran tapi tidak memahami apa yang dibaca".
"Aku pikir, adalah gila orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibaca. Itu sama halnya engkau menyuruh aku menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi artinya".
"Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati. Bukankah begitu Stella?"
RA Kartini melanjutkan curhat-nya, tapi kali ini dalam surat bertanggal 15 Agustus 1902 yang dikirim ke Ny Abendanon.
"Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlu dan manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Alquran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya".
"Jangan-jangan, guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepada aku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa. Kitab ini teralu suci, sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya".
Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat, menceritakan pertemuan RA. Kartini dengan Kyai Sholeh bin Umar dari Darat, Semarang — lebih dikenal dengan sebutan Kyai Sholeh Darat dan menuliskan kisah tsb sbb:
Takdir, menurut Ny Fadihila Sholeh, mempertemukan Kartini dengan Kyai Sholel Darat. Pertemuan terjadi dalam acara pengajian di rumah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat, yang juga pamannya.
Kyai Sholeh Darat memberikan ceramah tentang tafsir Al-Fatihah. Kartini tertegun. Sepanjang pengajian, Kartini seakan tak sempat memalingkan mata dari sosok Kyai Sholeh Darat, dan telinganya menangkap kata demi kata yang disampaikan sang penceramah.
Ini bisa dipahami karena selama ini Kartini hanya tahu membaca Al Fatihah, tanpa pernah tahu makna ayat-ayat itu.
Setelah pengajian, Kartini mendesak pamannya untuk menemaninya menemui Kyai Sholeh Darat. Sang paman tak bisa mengelak, karena Kartini merengek-rengek seperti anak kecil. Berikut dialog Kartini-Kyai Sholeh.
“Kyai, perkenankan saya bertanya bagaimana hukumnya apabila seorang berilmu menyembunyikan ilmunya?” Kartini membuka dialog.
Kyai Sholeh tertegun, tapi tak lama. “Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?” Kyai Sholeh balik bertanya.
“Kyai, selama hidupku baru kali ini aku berkesempatan memahami makna surat Al Fatihah, surat pertama dan induk Alquran. Isinya begitu indah, menggetarkan sanubariku,” ujar Kartini.
Kyai Sholeh tertegun. Sang guru seolah tak punya kata untuk menyela. Kartini melanjutkan; “Bukan buatan rasa syukur hati ini kepada Allah. Namun, aku heran mengapa selama ini para ulama melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al Quran ke dalam Bahasa Jawa. Bukankah Al Quran adalah bimbingan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?”
Dialog berhenti sampai di situ. Ny Fadhila menulis Kyai Sholeh tak bisa berkata apa-apa kecuali subhanallah. Kartini telah menggugah kesadaran Kyai Sholeh untuk melakukan pekerjaan besar; menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa.
Setelah pertemuan itu, Kyai Sholeh menerjemahkan ayat demi ayat, juz demi juz. Sebanyak 13 juz terjemahan diberikan sebagai hadiah perkawinan Kartini. Kartini menyebutnya sebagai kado pernikahan yang tidak bisa dinilai manusia.
Surat yang diterjemahkan Kyai Sholeh adalah Al Fatihah sampai Surat Ibrahim. Kartini mempelajarinya secara serius, hampir di setiap waktu luangnya. Sayangnya, Kartini tidak pernah mendapat terjemahan ayat-ayat berikut, karena Kyai Sholeh meninggal dunia.
Kyai Sholeh membawa Kartini ke perjalanan transformasi spiritual. Pandangan Kartini tentang Barat (baca: Eropa) berubah. Perhatikan surat Kartini bertanggal 27 Oktober 1902 kepada Ny Abendanon.
"Sudah lewat masanya, semula kami mengira masyarakat Eropa itu benar-benar yang terbaik, tiada tara. Maafkan kami. Apakah ibu menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban".
"Tidak sekali-kali kami hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang setengah Eropa, atau orang Jawa kebarat-baratan".
Dalam suratnya kepada Ny Van Kol, tanggal 21 Juli 1902, Kartini juga menulis; "Saya bertekad dan berupaya memperbaiki citra Islam, yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. Semoga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disun dalam surat ke Ny Abendanon, bertanggal 1 Agustus 1903, Kartini menulis; “Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah SWT.
RA Kartini pernah punya pengalaman tidak menyenangkan saat mempelajari Islam. Guru ngajinya memarahinya karena dia bertanya tentang arti sebuah ayat Al-Qur’an. Ketika mengikuti pengajian Kiai Soleh Darat di pendopo Kabupaten Demak yang bupatinya adalah pamannya sendiri, RA Kartini sangat tertarik dengan Kiai Soleh Darat. Saat itu beliau sedang mengajarkan tafsir Surat Al-Fatihah.
RA Kartini lantas meminta romo gurunya itu agar Al-Qur'an diterjemahkan. Karena menurutnya tidak ada gunanya membaca kitab suci yang tidak diketahui artinya. Pada waktu itu penjajah Belanda secara resmi melarang orang menerjemahkan Al-Qur’an. Dan para ulama waktu juga mengharamkannya. Mbah Shaleh Darat menentang larangan ini. Karena permintaan Kartini itu, dan panggilan untuk berdakwah, beliau menerjemahkan Qur’an dengan ditulis dalam huruf Arab pegon sehingga tak dicurigai penjajah.
Kitab tafsir dan terjemahan Al-Qur’an itu diberi nama Faidh al-Rahman fi Tafsir Al-Qur’an. Tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab. Jilid pertama yang terdiri dari 13 juz. Mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat Ibrahim.
Kitab itu dihadiahkannya kepada RA Kartini sebagai kado pernikahannya dengan RM Joyodiningrat, Bupati Rembang. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya.
Kartini amat menyukai hadiah itu dan mengatakan: “Selama ini al-Fatihah gelap bagi saya. Saya tak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari ini ia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya, sebab Romo Kyai telah menerangkannya dalam bahasa Jawa yang saya pahami.”
Melalui kitab itu pula Kartini menemukan ayat yang amat menyentuh nuraninya. Yaitu Surat Al-Baqarah ayat 257 yang mencantumkan, bahwa Allah-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minadh-Dhulumaati ilan Nuur).
Kartini terkesan dengan kalimat Minadh-Dhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya karena ia merasakan sendiri proses perubahan dirinya.
Kisah ini sahih, dinukil dari Prof KH Musa al-Mahfudz Yogyakarta, dari Kiai Muhammad Demak, menantu sekaligus staf ahli Kiai Soleh Darat.
Dalam surat-suratnya kepada sahabat Belanda-nya, JH Abendanon, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat “Dari Gelap Kepada Cahaya” ini. Sayangnya, istilah “Dari Gelap Kepada Cahaya” yang dalam Bahasa Belanda “Door Duisternis Tot Licht” menjadi kehilangan maknanya setelah diterjemahkan Armijn Pane dengan kalimat “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Mr. Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini menjadikan kata-kata tersebut sebagai judul dari kumpulan surat Kartini. Tentu saja ia tidak menyadari bahwa kata-kata tersebut sebenarnya dipetik dari Al-Qur’an. Kata “Minazh-Zhulumaati ilan-Nuur“ dalam bahasa Arab tersebut, tidak lain, merupakan inti dari dakwah Islam yang artinya: membawa manusia dari kegelapan (jahiliyyah atau kebodohan) ke tempat yang terang benderang (petunjuk, hidayah atau kebenaran). 

"Selamat Hari Kartini"

Selasa, 18 April 2017

*DOA KEMENANGAN ISLAM &NKRI*

Mari kita berdo'a khusyu' terutama dalam qiyamullai (tahajjud), sebagai berikut :
ِ *اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ*
_ "Wahai Tuhan Yang mempunyai kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki danEngkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu_ . [QS. Ali Imran: 26
*]اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِينَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّينَ وَجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ* الْعَلَمِينَ
_Ya Allah, muliakanlah Islam dan Kaum Muslimin, hinakanlah kesyirikan dan kaum musyrikin, hancurkanlah musuh-Mu musuh agama, himpunkanlah kalimat kaum muslimin di atas kebenaran, wahai Rabb semesta alam_
*اَللَّهُمَّ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ*
_Ya Allah, limpahkanlah atas kami kesabaran, kokohkanlah pijakan kami, dan menangkanlah kami atas kaum kafirin_
*اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنْصَارِ*
_Ya Allah, satukanlah hati-hati antar kami sebagaimana Engkau satukan antara kaum Muhajirin dan Anshar_
*.اَللَّهُمَّ افْتَحْ جِهَادًا فِى بِلاَدِنَا وَفِى كُلِّ مَكَانٍ*
_Ya Allah, menangkanlah jihad di negeri kami dan di segala tempat_
*َاللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ مُجْرِيَّ السَّحَابِ هَازِمَ اْلأَحْزَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اِهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ*
_Ya Allah, Yang menurunkan Kitab, Yang menggerakkan awan, Yang menghancurkan sekutu-sekutu, Yang cepat perhitungan-Nya, hancurkan dan guncanglah mereka, wahai Yang Mahakuat lagi Maha Perkasa_
*.رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ – وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمِ*
_Ya Rabb kami, kabulkanlah kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang_
*اللهم من اراد بالاسلام شرا، فرد عليه شره*
_Yaa Allah, siapa pun yg bermaksud jahat kpd Islam dan kaum Muslimin, maka kembalikan akibat kejahatannya itu kepadanya.
*وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم ْوَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَلَمِين*
َ_Yan sampaikanlah ya Allah, shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad, serta kepada keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji adalah milik Allah Rabb seru sekalian alam _.Aamiin... aamiin... aamiin


Perbanyak Doa ini

“Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, merekapun berdo’a: “Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir”.
(QS. Al-Baqarah : 250)
Ketika kelompok orang yang beriman dari kalangan sahabat Thalut yang jumlahnya sedikit menghadapi musuh mereka para sahabat Jalut yang jumlahnya sangat banyak, { قَالُوا رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا } “Mereka pun (Thalut dan bala tentaranya) berdoa : ‘Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami.” Dari sisimu { وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا } “Dan kokohkanlah pendirian kami.” Yaitu dalam menghadapi para musuh, jauhkanlah kami dari melarikan diri dan ketidakberdayaan. { وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ } “Dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.”
Ya Allah Engkau Maha Kuasa atas segala Sesuatu

ABU NAWAS vs SEMBAKO

Suatu hari Khalifah memanggil Abu Nawas. Semalaman beliau memikirkan teka-teki tersulit yang tidak mungkin bisa dijawab oleh seorang Abu Nawas sekalipun.
"Hai Abu Nawas, kali ini kamu pasti menyerah. Saya tugaskan kamu pergi menemui penduduk miskin yang mendapat sembako. Bujuklah mereka agar jangan memilih calon pemimpin yang sudah menyogok mereka dengan sembako!!"
"Tuan Khalifah, tetapi sembakonya sudah diterima oleh mereka. Bagaimana saya membujuknya? Mereka memang miskin dan lapar, Tuan"
"Nah, benar kan, kamu pasti akan menyerah, hai Abu Nawas?"
Abu Nawas terdiam sejenak, lalu bangkit, "Saya akan berusaha, Tuan. Tidak ada kata menyerah bagi Abu Nawas!!!"
Abu Nawas terus memutar otaknya lama sekali. Tidak menyangka Khalifah pandai juga mencari tantangan yang memusingkannya. Ah, hehe. Akhirnya ia tahu bagaimana memecahkan tugas itu!
Abu Nawas pun pergi ke tengah-tengah kaum miskin penerima sembako tersebut dengan membawa seekor kambing. Mereka semua dikumpulkan di lapangan, kemudian Abu Nawas berseru kepada mereka,
"Wahai tuan-tuan semua, lihatlah kambing ini. Kemarin kambing ini saya kasih makan rumput banyak sekali, karena hari ini saya ingin memotongnya..."
"Lalu apa urusannya dengan kami, Abu Nawas?"
"Begini tuan-tuan. Apakah tuan-tuan tidak menyadari bahwa kemarin tuan-tuan dikasih sembako banyak sekali, karena apa? Karena sebentar lagi rumah kalian akan digusur. Jadi kalau tuan-tuan masih mau selamat dari gusuran, jangan memilih calon pemimpin yang sudah memberikan sembako itu."
Orang-orang miskin itu pun akhirnya memikirkan ucapan Abu Nawas. Mereka baru menyadari ada udang di balik sembako tersebut.
Khalifah yang sedari tadi memperhatikan Abu Nawas, untuk kesekian kalinya harus mengakui kecerdasannya. Milyaran uang yang habis untuk sembako ternyata cuma dipatahkan dengan seekor kambing oleh Abu Nawas.

AKU titip JAYAKARTA

@salimafillah

Aku titip Jayakarta pada berdiri tegakmu di hadapan Rabb semesta alam..
Agar anak-anak kita tak salah kira; seakan sabda Rasulullah, "Jangan marah.. Jangan marah.. Jangan marah.. Maka bagimu surga", telah tak lagi berguna.
Aku titip Jayakarta pada ruku' tundukmu di hadapan Rabb Yang Maha Perkasa..
Agar anak-anak kita tak keliru mengerti; seakan menyebabkan terusir, kehilangan, dan nestapanya orang-orang lemah demi senyum beberapa yang berharta dan berkuasa itu terpuji.
Aku titip Jayakarta pada sujud syahdumu di hadapan Rabb Yang Maha Adil..
Agar anak-anak kita tak luput berkesimpulan; seakan semua pelanggaran dan kesalahan dapat diredam dengan memperbanyak suara-suara dukungan dan perundungan pada lawan melalui gerilya maya yang digerakkan.
Aku titip Jayakarta pada duduk khusyu'mu di hadapan Rabb Yang Maha Kuasa..
Agar anak-anak kita tak gagap menangkap; seakan berlaku sombong dan sewenang-wenang beroleh pembenaran semesta padahal hanya karena penguasa dan pengusaha berdiri di belakangnya.
Aku titip Jayakarta pada tahiyat sendumu di hadapan Rabb Yang Maha Pemurah..
Agar anak-anak kita tak gagal faham; seakan mengingkari janji, menjilat ludah sendiri, dan mengkhianati kawan itu sah-sah saja selama ada yang membela melalui koran, majalah, dan televisi.
Aku titip Jayakarta pada uluk salammu yang tulus..
Katakanlah: "Duhai Rabb Pemilik segala kemaharajaan. Engkau berikan kekuasaan itu pada siapapun yang Kaukehendaki, Kaucabut pula kekuasaan itu dari siapapun yang Kauinginkan. Kaumuliakan siapa yang Kaukehendaki, dan Kauhinakan siapapun yang Kauinginkan. Di tanganMulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Aku titip Jayakarta pada rakyatnya ketika hari-hari ini uang dan beras ditebar dengan telanjang, dengan perlindungan seragam yang kentara belang. Oh, sungguh, yang menaburnya hendak membeli jiwa-jiwa merdeka dengan harga murah.
Maka dari hati ini kami katakan, "Jika memang Bapak/Ibu, Nyak/Babe, Abah/Emak, dan Kangmas/Mbakyu semua memerlukannya, ambil itu pembagian. Jika hajat memang mendesak, ambil dan jangan sungkan! Tapi demi Allah jangan pilih calon yang mereka tawarkan. Sungguh yang mampu menghujani ibukota dengan harta sedemikian deras, pasti telah merampas begitu banyak dari negeri dan rakyat ini dengan cara-cara nista dan tak layak. Ambil dari tangan si batil, dan jangan takut memilih yang haq; biarkan mereka menggigit jari di dunia dan akhirat."
Dan kami titip Jayakarta pula, sepenuh hormat pada Bapak/Ibu, Nyak/Babe, Abah/Emak, dan Kangmas/Mbakyu semua yang tak sudi menerima remah-remah hina para pembeli suara. Semoga dengan kehormatan kalian, Jayakarta kembali pada sepenuh makna Fathan Mubiina.

Senin, 17 April 2017

Muhasabah Malam
Mengejar Dunia Tak Akan Ada Habisnya

Sudah tabiat manusia tak pernah puas dengan apa yang saat ini dimilikinya. Selalu saja, ingin memiliki yang lebih dari sekedar yang dimilikinya saat ini. Ya, dunia memang akan terus menggoda siapa saja yang berada di dalamnya. Dunia menawarkan sejuta kenikmatan, yang dapat membuat manusia tergiur akan kelezatannya. Begitulah tipu daya dunia yang fana ini.
Kawan, mesti kita sadari bahwa semua yang ada di dunia ini pastilah akan sirna, termasuk kekayaan, popularitas, juga segala hal lainnya yang ada di dalamnya, cepat atau lambat akan meninggalkan kita. Harta kekayaan, tak mampu menunda azal yang datangnya sudah ditetapkan oleh Tuhan. Popularitas pun tak dapat menjadi juru selamat tatkala malaikat maut datang menjemput. Semua yang kita miliki selama ini, tak akan selamanya dapat kita miliki ataupun kita pertahankan.
Pahamilah bahwa dunia ini tak ubahnya seperti air laut, semakin diminum maka akan semakin bertambah hauslah kita. Semakin kita berhasrat untuk mengejar dunia, maka akan semakin terlena pula kita dibuatnya. Khawatirlah bila sampai kita tenggelam dalam keindahan juga kenikmatan lautan dunia. Karena bilamana diri sudah tenggelam dalam lautan dunia, akan sulit untuk kita kembali ke permukaan. Karena memang dunia diciptakan indah bagi orang-orang yang menganggap dunia ini adalah segalanya.
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Al Baqarah :212)
Dunia hanyalah perantara kita menuju hari akhir, hari yang dimana tak akan ada lagi pergantian malam dan siang. Hari dimana seluruh umat manusia mulai dihitung amal kebaikan juga amal keburukannya. Itulah hari akhirat, hari yang tak akan pernah dirasakan oleh siapapun yang masih merasakan hidup di dunia. Oleh karena itu yakinilah, bahwa kelak apa yang kita lakukan selama di dunia ini akan mendapat balasan.
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Al An’am :160)
Siapapun yang selama hidupnya hanya memikirkan dunia, maka kelak akan Allah akan buat dia terletih-letih dalam mengejarnya. Berbeda dengan orang menjadikan akhirat sebagai prioritas utamanya, maka dunia dengan sendirinya akan melayaninya. Bukan berarti kita tidak boleh memiliki banyak harta, akan tetapi kekayaan yang kita miliki justru harus bisa menjadi pemberat amalan baik kita di akhirat nanti. Bukan seperti yang terjadi pada saat ini, ketika banyak orang berlomba-lomba ingin menjadi kaya raya, maka mereka melakukan segala cara, termasuk hal-hal yang diharamkan oleh agama. Termasuk menyekutukan Allah dengan meminta bantuan makhluk-Nya yang lain, yakni dari golongan Jin.
Dunia, adalah tempat bercocok tanam, untuk kemudian kita dapati hasilnya ketika kita meninggalkannya. Di akhirat itulah masa panen kita, disana tak akan ada lagi amal ibadah yang bisa kita kerjakan, karena disanalah negeri akhir yang selamanya akan kita tempati. Janganlah sampai kita diperbudak dunia, hingga kita lupa dengan negeri akhirat yang kelak kita akan tinggal disana untuk selamanya. Ingatlah, bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara, dan kita akan dipisahkan olehnya dengan kematian.
Sadarilah, dunia ini semakin dikejar maka akan semakin lelahllah kita dalam mengejarnya. Sementara, bila kita terus-menerus mengejarnya tanpa memeperhatikan urusan akhirat kita, sungguh kita akan termasuk orang-orang yang merugi.
Semoga, kita selalu dikuatkan iman islamnya, agar dalam menjalani kehidupan ini kita tak terjebak oleh bujuk rayu dunia yang sementara.

Minggu, 16 April 2017

TERUS-TERUSNA!
@salimafillah

           Ada ungkapan orang Jawa yang kalau ditujukan kepada Anda, meski disertai senyum yang amat manis, sungguh ia peringatan kelas berat. Bunyinya, "Ya wis nek ngono, terus-terusna kana!"
Arti harfiahnya adalah, "Ya sudah kalau begitu, teruskan saja sana!"
Tugas ummat ini hanya berjuang. Allah tidak mewajibkannya untuk menang. Berjuang itu jauh lebih besar dari sekedar menang. Seperti sa'i lebih besar dari zam-zam, seperti Uhud lebih bermakna dari segunung perbendaharaan Kisra.
Maka kalau ummat sudah berjuang dengan kesungguhan, sesuai arahan Allah dan RasulNya, sementara musuhnya bersikeras untuk menang; dengan segala tipu-tipu, dengan bertumpuk kecurangan, dengan besi dan api, dengan mengerahkan semut dalam liang hingga jin peri-perayangan; ummat ini hanya akan berkata, "Ya wis. Terus-terusna!"
Bagi Fir'aun yang merasa kuasa mengalirkan Nil dan memperbudak Bani Israil; ada Musa yang tak putus asa. Tapi airlah yang mengakhiri si raja.
Bagi Namrudz yang menyatakan mampu menghidupkan dan mematikan; ada Ibrahim mendebatnya. Tapi nyamuk saja kiranya yang menjadi sebab khatamnya.
Bagi gegap gempita kepungan pasukan Ahzab; ada keteguhan Nabi dan para sahabat di dalam Khandaq. Tapi anginlah rupanya yang menyapu bersihnya.
Bagi Abrahah dan pasukan gajah yang pongah; ada 'Abdul Muthalib berserah pada Allah. Lalu batu kecil dari sijjil dilempar burung-burung mungil.
Bagi Jalut yang kuatnya membuat takut dan kecut; ada Thalut yang diutus bersama tabut. Tapi ketapel kecil bocah Dawud lah yang jadi pembawa maut.
Maka sungguh, tugas kita atas kezhaliman hanya taat pada Allah dan berteguh istiqamah. Lalu mari bersandar hanya padaNya, bersiap tuk kejutan pertolonganNya Yang Maha Jaya.