AKU titip JAYAKARTA
@salimafillah
Aku titip
Jayakarta pada berdiri tegakmu di hadapan Rabb semesta alam..
Agar anak-anak
kita tak salah kira; seakan sabda Rasulullah, "Jangan marah.. Jangan
marah.. Jangan marah.. Maka bagimu surga", telah tak lagi berguna.
Aku titip
Jayakarta pada ruku' tundukmu di hadapan Rabb Yang Maha Perkasa..
Agar anak-anak
kita tak keliru mengerti; seakan menyebabkan terusir, kehilangan, dan
nestapanya orang-orang lemah demi senyum beberapa yang berharta dan berkuasa
itu terpuji.
Aku titip
Jayakarta pada sujud syahdumu di hadapan Rabb Yang Maha Adil..
Agar anak-anak
kita tak luput berkesimpulan; seakan semua pelanggaran dan kesalahan dapat
diredam dengan memperbanyak suara-suara dukungan dan perundungan pada lawan
melalui gerilya maya yang digerakkan.
Aku titip
Jayakarta pada duduk khusyu'mu di hadapan Rabb Yang Maha Kuasa..
Agar anak-anak
kita tak gagap menangkap; seakan berlaku sombong dan sewenang-wenang beroleh
pembenaran semesta padahal hanya karena penguasa dan pengusaha berdiri di
belakangnya.
Aku titip
Jayakarta pada tahiyat sendumu di hadapan Rabb Yang Maha Pemurah..
Agar anak-anak
kita tak gagal faham; seakan mengingkari janji, menjilat ludah sendiri, dan
mengkhianati kawan itu sah-sah saja selama ada yang membela melalui koran,
majalah, dan televisi.
Aku titip
Jayakarta pada uluk salammu yang tulus..
Katakanlah:
"Duhai Rabb Pemilik segala kemaharajaan. Engkau berikan kekuasaan itu pada
siapapun yang Kaukehendaki, Kaucabut pula kekuasaan itu dari siapapun yang
Kauinginkan. Kaumuliakan siapa yang Kaukehendaki, dan Kauhinakan siapapun yang
Kauinginkan. Di tanganMulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa
atas segala sesuatu."
Aku titip
Jayakarta pada rakyatnya ketika hari-hari ini uang dan beras ditebar dengan
telanjang, dengan perlindungan seragam yang kentara belang. Oh, sungguh, yang
menaburnya hendak membeli jiwa-jiwa merdeka dengan harga murah.
Maka dari hati
ini kami katakan, "Jika memang Bapak/Ibu, Nyak/Babe, Abah/Emak, dan
Kangmas/Mbakyu semua memerlukannya, ambil itu pembagian. Jika hajat memang
mendesak, ambil dan jangan sungkan! Tapi demi Allah jangan pilih calon yang
mereka tawarkan. Sungguh yang mampu menghujani ibukota dengan harta sedemikian
deras, pasti telah merampas begitu banyak dari negeri dan rakyat ini dengan
cara-cara nista dan tak layak. Ambil dari tangan si batil, dan jangan takut
memilih yang haq; biarkan mereka menggigit jari di dunia dan akhirat."
Dan kami titip
Jayakarta pula, sepenuh hormat pada Bapak/Ibu, Nyak/Babe, Abah/Emak, dan
Kangmas/Mbakyu semua yang tak sudi menerima remah-remah hina para pembeli
suara. Semoga dengan kehormatan kalian, Jayakarta kembali pada sepenuh makna
Fathan Mubiina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar