ABU NAWAS vs SEMBAKO
Suatu hari Khalifah memanggil Abu Nawas.
Semalaman beliau memikirkan teka-teki tersulit yang tidak mungkin bisa dijawab
oleh seorang Abu Nawas sekalipun.
"Hai Abu
Nawas, kali ini kamu pasti menyerah. Saya tugaskan kamu pergi menemui penduduk
miskin yang mendapat sembako. Bujuklah mereka agar jangan memilih calon
pemimpin yang sudah menyogok mereka dengan sembako!!"
"Tuan
Khalifah, tetapi sembakonya sudah diterima oleh mereka. Bagaimana saya
membujuknya? Mereka memang miskin dan lapar, Tuan"
"Nah,
benar kan, kamu pasti akan menyerah, hai Abu Nawas?"
Abu Nawas
terdiam sejenak, lalu bangkit, "Saya akan berusaha, Tuan. Tidak ada kata menyerah
bagi Abu Nawas!!!"
Abu Nawas
terus memutar otaknya lama sekali. Tidak menyangka Khalifah pandai juga mencari
tantangan yang memusingkannya. Ah, hehe. Akhirnya ia tahu bagaimana memecahkan
tugas itu!
Abu Nawas pun
pergi ke tengah-tengah kaum miskin penerima sembako tersebut dengan membawa
seekor kambing. Mereka semua dikumpulkan di lapangan, kemudian Abu Nawas
berseru kepada mereka,
"Wahai
tuan-tuan semua, lihatlah kambing ini. Kemarin kambing ini saya kasih makan
rumput banyak sekali, karena hari ini saya ingin memotongnya..."
"Lalu apa
urusannya dengan kami, Abu Nawas?"
"Begini
tuan-tuan. Apakah tuan-tuan tidak menyadari bahwa kemarin tuan-tuan dikasih
sembako banyak sekali, karena apa? Karena sebentar lagi rumah kalian akan
digusur. Jadi kalau tuan-tuan masih mau selamat dari gusuran, jangan memilih
calon pemimpin yang sudah memberikan sembako itu."
Orang-orang
miskin itu pun akhirnya memikirkan ucapan Abu Nawas. Mereka baru menyadari ada
udang di balik sembako tersebut.
Khalifah yang
sedari tadi memperhatikan Abu Nawas, untuk kesekian kalinya harus mengakui
kecerdasannya. Milyaran uang yang habis untuk sembako ternyata cuma dipatahkan
dengan seekor kambing oleh Abu Nawas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar