InspirasI

Senin, 24 April 2017

📕 Beberapa Hikmah Isra Mi’raj

✅ Isra dan Mi’raj adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di malam hari dari Masjid Haram di Makkah menuju Masjid Aqsha di Palestina, kemudian berlanjut dengan naiknya beliau dari Masjid Aqsha sampai ke Sidratil Muntaha.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjid Al-Haram ke Al-Masjid Al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Isra: 1).

وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ - رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -: "لَمَّا أُسْرِىَ بِرَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - انْتُهِيَ بِهِ إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى ..

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diperjalankan, perjalanannya berakhir ke Sidrat Al-Muntaha.. (HR. Muslim).

✅ Peristiwa ini terjadi setelah wafatnya Abu Thalib, paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Khadijah bintu Khuwailid, istri beliau radhiyallahu ‘anha, serta setelah beliau mencoba berdakwah kepada penduduk Thaif namun beliau mengalami pengusiran oleh penduduknya.

Beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa Isra & Mi’raj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

1️⃣ Agungnya ganjaran bagi juru dakwah yang mengalami gangguan dan ujian di jalan dakwah jika ia hadapi semua itu dengan kesabaran.

✅ Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berjalan kaki menuju Thaif, maka Allah jadikan buraq sebagai kendaraannya dengan kecepatan tak terbayangkan dalam rihlah Isra Mi’raj.

✅ Jika beliau ditemani oleh Zaid bin Haritsah saat ke Thaif, maka beliau ditemani oleh Jibril pemimpin para malaikat yang mulia saat Isra Mi’raj.

✅ Jika penduduk Thaif menyambutnya dengan hinaan dan sambitan batu, maka dalam perjalanan Isra Mi’raj beliau disambut dengan kehangatan oleh para nabi, dan puncaknya disambut oleh Allah ta’ala. Nabi Adam menyambut beliau di langit pertama, Nabi Yahya dan Isa di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh – ‘alaihimushshalatu wassalam. (Dapat dilihat di Shahih Al-Imam Al-Bukhari).
Mereka semua menyambut dengan ungkapan:
مَرْحَبًا بِالأَخِ الصّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ
Selamat datang kepada saudara yang shalih dan nabi yang shalih.
Kecuali Nabi Adam dan Nabi Ibrahim yang mengatakan:
مَرْحَبًا بِالاِبْنِ الصّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ
Selamat datang kepada putra yang shalih dan nabi yang shalih.

✅ Dan jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merasakan sempitnya bumi dengan penolakan Makkah dan Thaif, maka dengan Isra Mi’raj ini Allah melapangkan untuk beliau bumi dan langit yang luas tak terhingga.

✅ Oleh karena itu yakinlah wahai para pejuang kebenaran, bahwa Allah ta’ala tak kan pernah mengabaikan kesabaran kalian

قُلْ يَاعِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ (10)

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az-Zumar: 10).

2️⃣ Perjalanan antara Masjid Haram ke Masjid Aqsha menunjukkan hubungan yang sangat erat antara kedua tempat suci ini bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan agama yang beliau bawa. Hal ini menegaskan bahwa problematika Masjid Aqsha dan Palestina adalah problematika seluruh kaum muslimin, bahwa perjuangan membebaskan Masjid Aqsha dan Palestina dari penjajahan adalah tanggung jawab seluruh ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

3️⃣ Isra Mi’raj yang terjadi setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah radhiyallahu ‘anha seolah ingin menyatakan bahwa perlindungan hakiki bagi dakwah dan perjuangan itu adalah perlindungan dan bantuan Allah ta’ala semata. Bahwa betapapun besarnya bantuan manusia terutama dari orang-orang yang kita cintai, hati kita tetap tidak boleh bergantung kepada mereka dan bantuan mereka, karena kepada yang kekal abadi sajalah hati kita boleh bergantung.

4️⃣ Al-Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengimami para nabi dalam shalat di Baitul Maqdis. Hal ini menunjukkan bahwa risalah para nabi adalah risalah yang sama yaitu mengesakan Allah ta’ala, bahwa Rasulullah adalah pemimpin para nabi, dan bahwa ummat beliau adalah ummat yang diberi amanah untuk memimpin ummat manusia. Dan yang terpenting bahwa dengan diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka risalah nabi sebelumnya tak berlaku lagi dan tak ada pilihan bagi ummat manusia kecuali mengikuti Nabi Muhammad.

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ: يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

Dan demi Zat yang jiwa Muhammad di tanganNya, tidaklah seseorang dari ummat ini baik Yahudi atau Nasrani yang mendengar tentang aku kemudian ia meninggal dalam keadaan tidak berikan kepada agama yang aku diutus membawanya, kecuali pasti ia termasuk penghuni neraka. (HR. Muslim).

5️⃣ Kedudukan shalat yang begitu tinggi di sisi Allah, terutama shalat 5 waktu, karena ia diwajibkan di atas langit ketujuh dan menjadi amal pertama yang dihisab oleh Allah ta’ala di hari kiamat. Shalat adalah mi’rajnya setiap muslim untuk berdialog dengan Allah ta’ala tanpa perantara.

Wallahu a'lam bishowab

Tidak ada komentar: