Waktu
Yang Lalu
Teruntuk waktu yang tak bisa ku miliki
Yang hanya bisa menyusuri tepian masa silamku
Ruang sepi penuh duri dan sebilah luka yang kian bergerigi
Yang hanya bisa menyusuri tepian masa silamku
Ruang sepi penuh duri dan sebilah luka yang kian bergerigi
Kau selalu berdentum dijantung puisiku
Mengisahkan perihal petang yang membuatku terguncang
Seolah ombak berguling diatas pelataran hatiku
Menenggelamkan tawa,
Mendatangkan luka
Mengisahkan perihal petang yang membuatku terguncang
Seolah ombak berguling diatas pelataran hatiku
Menenggelamkan tawa,
Mendatangkan luka
Teruntuk waktu yang tak pernah berhenti mengitari kisahku
Merekam setiap jejak nestapa yang kuceritakan pada senja
Bisakah kini kau berhenti ?
Bilakah kau tak bisa ku miliki, tak apa
Namun biarlah kau tetap menjadi waktu yang membisu, yang tak pernah mengusik masa lalu
Namun tetap berjalan menuliskan setiap lembar kehidupan di masa depan
Meskipun nanti tak banyak waktu yang bisa ku nikmati,
Tapi ku mohon, ijinkan masa laluku beristirahat dengan damai diruang hampa tanpa dimensi
Hingga tentangnya tak akan pernah bisa datang menghampiriku lagi
Merekam setiap jejak nestapa yang kuceritakan pada senja
Bisakah kini kau berhenti ?
Bilakah kau tak bisa ku miliki, tak apa
Namun biarlah kau tetap menjadi waktu yang membisu, yang tak pernah mengusik masa lalu
Namun tetap berjalan menuliskan setiap lembar kehidupan di masa depan
Meskipun nanti tak banyak waktu yang bisa ku nikmati,
Tapi ku mohon, ijinkan masa laluku beristirahat dengan damai diruang hampa tanpa dimensi
Hingga tentangnya tak akan pernah bisa datang menghampiriku lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar