InspirasI

Sabtu, 30 September 2017

IKHTIAR MELEMBUTKAN HATI
Dari ust Khalid

Agar anak kita menurut dan patuh terhadap orang tua serta hatinya menjadi lembut, mudah di atur hingga menjadi anak yang sholih dan sholihah maka ada baiknya lakukanlah iKhtiyar sebagai berikut:

 CARA PERTAMA
Ketika anak sedang tidur maka letakkanlah telapak tangan kanan di atas dada anak sambil membaca :
1.Sholawat Nabi 7x
2.Surat al Fatehah 1x
3.Surat Toha ayat 1 sampai 5
4.Berdoa ( contoh : Ya Alloh lembutkanlah hati anakku, jadikanlah dia anak yang sholih/sholihah..,.dan seterusnya )
5. Lalu ciumlah dahi anaknya
Selama membaca usap-usapkan tangan di belahan dada anak

Cara ke 2.
 Ketika anak tidur bacalah surat al Ikhlas sebanyak 10 kali lalu tiupkan ke ubun-ubunnya
Lakukan cara tersebut selama 40 malam berturut-turut...

Cara ke 3
Setiap habis sholat lima waktu bacalah surat Al Qodar (انا انزلناه في ليلة القدر....) sebanyak 3 kali, lalu ditiupkan ke lututnnya sendiri dengan niat dalam hati meniup anaknya tersebut, maka insyaaAlloh anak-anak kita akan nurut dan patuh pada orang tua dan lembut hatinya serta semoga menjadi anak yang sholih atau sholihah...

SEMOGA BERMANFAAT.....!!!
;

INDAHNYA PERSAHABATAN

Suatu hari Umar Bin Khattab Alfaruq mengadu kepada Rasulullah SAW akan sahabatnya Abu Bakar As-Shiddiq yang mengganggu pikirannya.
Umar berkata:
"Wahai Rasulullah, ijinkan aku mengungkapkan keresahan hatiku akan apa yang telah Abu Bakar lakukan terhadap diriku."
Dengan lembut Rasulullah menjawab:
"Damaikan hatimu sahabatku, lalu teruskan maksud hatimu"
Setelah tenang, Umar kembali berkata:
"Suatu waktu, Abu Bakar bertemu dengan ku, akan tetapi dia tidak langsung memberi salam kepadaku, dia menunggu aku yg terlebih dahulu mengucapkan salam kepadanya. Aku tidak tahu apa salahku padanya."
Rasulullah SAW tidak ingin masalah ini mengganggu persahabatan diantara kedua sahabat yang sangat dicintainya ini.
Maka Rasulullah pun meminta Abu Bakar dihadapkan bersama agar dapat menjelaskan perihal yang sebenarnya.
Dan ketika Abu bakar hadir ditempat, maka Rasulullah pun bertanya kepada dirinya akan prasangka kerenggangannya dengan Umar.
Maka Abu bakar pun menjawab dengan jawaban santun penuh kasih sayang yang membuat tangis seisi ruangan.
Katanya:
*"Wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Engkau bersabda:*
*"Bahwasanya orang yg lebih dahulu mengucapkan salam kepada saudaranya,  maka Allah akan membangunkan untuknya satu istana di dalam syurga".*
Maka aku ingin istana tersebut menjadi miliknya Umar Bin Khattab sahabatku tercinta"
Maka Umar pun menangis mendengar jawabannya dan memeluk erat sahabat mulianya itu.
Yaa Allah berikanlah kepada kami sahabat seperti mereka wahai dzat yang maha mulia. Aamiin
Al-Hasan al-Bashri:
"Perbanyaklah Sahabat-sahabat mu’minmu, karena mereka memiliki Syafa’at pada hari kiamat nanti."
Abul Hasan as-Sadzili:
"Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah."
Catatan ini untuk sahabat-sahabat dalam kebaikan ku yang tak pernah lelah menebarkan kebaikan dan kedamaian walau dihantam kerasnya ombak cemoohan disana-sini.

Semoga kita bisa menjadi sahabat yang Saling Asah,  Asih dan  Asuh. Aamiin.

4 PERKARA  SEBELUM TIDUR

Rasulullah SAW bersabda: “Para malaikat mengawasi kalian dengan pergantian antara malam dan siang. Mereka kemudian berkumpul pada waktu shalat subuh dan shalat ashar. Lalu malaikat yang mngawasi di malam hari naik ke atas. Maka Allah bertanya meski Dia lebih tahu dari mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hamba-Ku?’ Para malaikat menjawab, ‘Ketika kami pergi, mereka sedang melaksanakan shalat. Dan ketika kami datang, mereka juga sedang melaksanakan shalat,"
Rasulullah berpesan kepada siti Aisyah ra.
“ Ya, Aisyah! Jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara yaitu :
1. Sebelum khatam al-Quran.
2. Sebelum menjadikan para nabi bersyafaat untukmu di hari kiamat.
3. Sebelum para muslimin meredhai engkau.
4. Sebelum engkau melaksanakan haji dan umrah".
Bertanya Siti Aisyah :
“Ya Rasulullah ! bagaimana aku dapat melaksanakan 4 perkara seketika? “
Rasulullah tersenyum dan bersabda :
1. “Jika engkau akan tidur,bacalah surah al –Ikhlas 3x
Seakan-akan engkau telah meng-khatamkan Al-Quran“
2. "Bacalah shalawat untukku dan untuk para nabi sebelum aku" maka kami semua akan memberimu syafaat di hari kiamat
“ Bismillaahirrahmaa nirrrahiim, Allaahumma shallii ‘alaa saiyyidina Muhammad wa’alaa aalii saiyyidina Muhammad ( 3x ) “
3. “Beristighfarlah” untuk para mukminin maka mereka akan meredhai engkau
“ Astaghfirullaah hal 'adziim al lazhii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum wa atuubu ilaih ( 3x )
4. Dan perbanyaklah “bertasbih, bertahmid , bertahlil dan bertakbir” maka seakan-akan engkau telah melaksanakan ibadah haji dan umrah
“ Bismillaahirrahmaa nirrrahiim
Subhanallaah Walhamdulillaah Walaa ilaaha illallaah hu wallah hu akbar "
( 3x )
Sampaikanlah kepada orang lain,
maka ini akan menjadi sedekah jariah pada setiap orang yang anda kirimkan pesan ini, dan apabila kemudian dia mengamalkannya, maka kamu juga akan ikut mendapat ganjaran pahalanya insha Allah.

ASAL – USUL  SHALAWAT BADAR

Oleh : Dafid Fuadi 
(Direktur Aswaja NU Center Kabupaten Kediri Jatim)

SHALAWAT BADAR adalah bait-bait syair yang berisi shalawat dan tawassul kepada Rasulullah SAW dan sahabat Ahli Badar (para sahabat yang ikut  Perang Badar) yang dilantunkan dengan lagu yang khas.
SHALAWAT BADAR ini disusun oleh KH. Ali Mansur Banyuwangi (cucu KH. Muhammad Shiddiq Jember Jawa Timur) pada tahun 1960 an. KH. Ali Mansur saat itu menjabat Kepala Kantor Departemen Agama Banyuwangi, sekaligus menjadi Ketua PCNU Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.
Proses tersusunnya SHALAWAT BADAR ini penuh nilai2 spiritual yang hanya diberikan kpd para waliyullah.
Pada suatu malam, KH. Ali Mansur  tidak bisa tidur. Hatinya merasa gelisah karena memikirkan situasi politik yang semakin tidak menentu dan sangat merugikan NU. Orang-orang PKI semakin leluasa mendominasi kekuasaan dan berani membunuh para kyai di beberpa tempat. Karena para Kyai NU dianggap sebagai musuh PKI. Sambil merenung, KH. Ali Mansur terus memainkan penanya di atas kertas, menulis syair-syair dalam bahasa Arab. Beliau sudah dikenal mahir menyusun syair berbahasa Arab sejak masih belajar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri Jawa Timur.
Kegelisahan KH. Ali Mansur berbaur dengan rasa heran, karena malam sebelumnya beliau bermimpi didatangi orang2 berjubah putih-hijau. Semakin mengherankan lagi, karena pada saat yang sama istri beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW.
Keesokan harinya mimpi itu ditanyakan pada Habib Hadi Al-Haddar Banyuwangi. Habib Hadi menjawab: “ Itu Ahli Badar, ya Akhy.” Kedua mimpi aneh yang terjadi secara bersamaan itulah yang mendorong beliau menulis syair, yang kemudian dikenal dengan SHALAWAT BADAR itu.
Keheranan muncul lagi karena keesokan harinya banyak tetangga yang datang ke rumah beliau sambil membawa beras, daging, dan sebagainya, layaknya akan mendatangi orang yang akan punya hajat mantu.
Mereka bercerita, bahwa pagi-pagi buta, pintu rumah mereka didatangi orang berjubah putih yang memberitahukan bahwa di rumah KH. Ali Mansur akan ada kegiatan besar. Mereka diminta membantu. Maka mereka pun membantu sesuai dengan kemampuannya.
“Siapa orang yang berjubah putih
itu?” Pertanyaan itu terus mengiang dalam benak KH. Ali Mansur tanpa jawaban. Malam itu banyak orang bekerja di dapur untuk menyambut kedatangan tamu, yang mereka sendiri tidak tahu siapa, dari mana dan untuk apa.? Menjelang matahari terbit, serombongan habaib dipimpin oleh Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi dari Kwitang Jakarta, datang ke rumah KH. Ali Mansur.
“Alhamdulillah………,” ucap KH. Ali Mansur ketika melihat rombongan yang datang adalah para habaib yang sangat dihormatinya.
Setelah berbincang basa-basi, membahas perkembangan PKI dan kondisi politik nasional yang semakin tidak menentu, Habib Ali Al Habsyi menanyakan topik lain yang tidak diduga sebelumnya oleh KH. Ali Mansur: “ Ya Akhy! Mana syair yang ente buat kemarin? Tolong ente bacakan dan lagukan di hadapan kami-kami ini!”
Tentu saja KH. Ali Mansur terkejut, sebab Habib Ali ternyata sudah mengetahui apa yang dikerjakannya semalam. Namun beliau memaklumi, itulah karomah yang diberikan Allah kepada Habib Ali.
Segera saja KH. Ali Mansur yang dikenal mempunyai suara merdu mengambil kertas yang berisi SHALAWAT BADAR hasil gubahannya semalam, lalu melagukannya di hadapan mereka. Para Habaib mendengarkan lantunan SHALAWAT BADAR dengan khusyuk. Tidak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata karena haru. Selesai mendengarkan lantunan SHALAWAT BADAR, Habib Ali Al Habsyi segera bangkit seraya berkata “Ya Akhy….! Mari kita perangi genjer-genjer PKI itu dengan SHALAWAT BADAR…!”.
Setelah Habib Ali Al Habsyi memimpin doa, lalu beliau dan rombongan mohon diri. Sejak itu SHALAWAT BADAR dikenal sebagai shalawat yang mendampingi perjuangan warga NU dalam menghadapi arogansi PKI .
Selang beberapa hari,  Habib Ali Al Habsyi mengundang KH. Ali Mansur  dan KH. Ahmad Qusyairi Pasuruan (paman KH. Ali Mansur) serta para habaib dan ulama datang ke Kwitang, Jakarta. Di forum istimewa itulah SHALAWAT BADAR untuk pertama kalinya dikumandangkan di depan umum.
Selanjutnya SHALAWAT BADAR selalu dilantunkan di berbagai kegiatan NU, di Masjid, Mushalla, Pesantren, Majelis2 Pengajian dsb dan dikenal masyarakat luas.
            Keberkahan SHALAWAT BADAR ini sudah banyak terbukti sebagai wasilah dalam mengatasi berbagai problem umat.

PERMAINAN  TAKDIR
Oleh: Anis Matta
Fir'aun mungkin tidak pernah membayangkan bahwa kotak kecil berisi bayi Musa yang mengapung di sungai dan merapat ke istananya adalah sebuah surat. Itu pesan bahwa ketika ia menginstruksi pembunuhan bayi laki-laki, tanpa sadar ia sedang bermain dengan takdirnya sendiri. Permainan baru saja dimulai!
Seharusnya Fir'aun sadar bahwa isi kotak ini mutlak masuk dalam daftar bayi yang harus dibantai. Dia tidak boleh membuat pengecualian. Tapi Fir'aun membuat pengecualian. Bayi ini dikeluarkan dari daftar target pembunuhan. Dan itulah awal dari semua bencana yang menimpanya kelak.
Pengecualian itu dibuat dengan logika yang sangat lugu dan naif. Istrinyalah yang memberi ide, bayi itu mungkin bermanfaat atau diangkat sebagai anak. Kaum megaloman seperti Fir'aun biasanya menunjukkan kuasa dengan menebar kasih. Maka ia mengabulkan permintaan istrinya, toh semua masih dalam kendali.
Dari celah jiwa itulah Allah memberlakukan kehendakNya. Sang Rasul tumbuh besar dalam istana, dengan fasilitas istana. Perlindungan yang sempurna. Dari waktu ke waktu bayi itu menunjukkan gelagat berbahaya, tapi kasih sayang mengubah sikapnya. Ia melakukan "pembiaran", semua dalam kendali.
Begitulah Allah mempermainkan Fir'aun. Dimulai dengan mimpi yang menganggu pikirannya dan melahirkan kecemasan luar biasa, lalu bayi mungil itu. Sebuah dinasti raksasa diruntuhkan dengan cara yang sangat sederhana. Dari ide-ide kecil yang diselipkan Allah dalam benak Fir'aun. Itulah permainannya.
Permainan kecil itu hanya ingin menyampaikan pesan sejarah bahwa kendali bukanlah di tangan manusia, termasuk atas pikiran-pikirannya sendiri. Para konspirator selalu ditipu oleh dendam dan megalomania, diyakinkan oleh kedigdayaannya bahwa semua kendali ada di tangan mereka. TIDAK nyatanya!
Sumber optimisme kita dari situ, dari fakta bahwa kendali tidaklah di tangan manusia, kendali tetap di tangan Allah. Dia yg mengendalikan game ini!
Yang harus kita jaga agar takdir baik berpihak pada kita adalah konsistensi pada kebenaran. Walaupun kita akan tampak lugu dan naif. Ini permainannya!
Allah yang mengontrol seluruh permainan ini karena Dia sendiri yang mengendalikan alam raya ini, termasuk ilmu tentang masa depan. Jadi jangann terlalu khawatir!
Semua ilmu manusia tentang masa depan hanya sampai pada zhan (dugaan). Mereka bisa membaca tren, tapi tidak mengendalikannya. Itu seperti meramal cuaca, bisa diduga-duga tapi tidak bisa dikendalikan. Jadi jangan percaya pada propaganda bahwa ada kekuatan yang tak terkalahkan di dunia ini!

Nobar Film G30S/PKI, Sehatkah untuk Otak dan Psikologi Anak?
Oleh: Ihshan Gumilar

Berita berhampuran, ribuan kata terlontar, para politisi belingsatan. Hanya untuk satu tujuan, menghentikan nonton bareng (nobar) film G30S/PKI.
Semua orang-orang tua tahu bahwa kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) itu ada dan membanjiri tanah ini dengan darah segar. Tapi, jika saja anda turun ke bawah bertemu dengan umur yang lebih muda. Tanyalah ke beberapa mahasiswa contohnya, banyak dari mereka yang tidak mengetahui tentang sejarah kelam bangsa ini dengan PKI.
Kejadian itu tepatnya pada tanggal 30 september 1965. Kini 52 tahun kemudian, anak-anak yang tidak mengerti akan sejarah menyakitkan yang pernah dilakukan PKI kepada kakek-nenek dan buyut mereka, akan coba kembali diingatkan tentang tragedi itu.
Tahukan Anda berapa juta anak Indonesia yang tidak mengerti sejarah kelam pembantaian buyut-buyut mereka oleh PKI ? Mereka buta tentang hal itu. Ketika pengetahuan ataupun sejarah (knowledge) tidak ada di dalam memori anak, maka jangan harap anak akan mempunyai sebuah ikatan emosional. Orang hanya akan mempunyai ikatan emosi (dengan negaranya) yang kuat jika ada ingatan di dalam memori.
          Bagian otak, hippocampus, yang berfungsi untuk menyimpan memori tidak akan mampu untuk mengaktifkan amygdala, bagian otak yang berfungsi untuk memproses emosi, jika tidak ada informasi yang dimasukan. Inilah yang terjadi pada jutaan anak Indonesia saat ini.
Mereka tidak lagi memiliki ikatan emosi yang kuat terhadap negeri ini karena memori mereka kosong. Tak sedikit anak muda hari ini yang acuh tak acuh terhadap kelakuan PKI pada masa lalu, karena mereka tidak pernah diajarkan akan hal itu.
Pemerintah (menteri pendidikan), Komisi Perlindunga Anak Indonesia (KPAI) dan manusia lainnya telah melarang anak-anak untuk menonton film G30S/PKI. Apakah ini upaya pemerintah untuk mengosongkan memori tentang fakta jahat PKI di Indonesia dari dalam hippocampus anak Indonesia ?
Anda perlu tahu, cara bekerja otak manusia itu saling terkait. Jika hippocampus (bagian memori) dikosongkan. Dalam hal ini anak tidak diberitakan tentang kelakuan bengis PKI. Jika dikemudian hari mereka bertemu akan kebangkitan PKI, sudah barang tentu mereka akan merespon secara tak peduli atau bahkan tidak ada respon sama sekali. Dan itu sudah tampak saat ini !
Mengapa bisa tidak ada ikatan batin ataupun emosi ? Karena di dalam hippocampus-nya tidak ada informasi tentang kekejaman PKI terhadap bangsa Indonesia, termasuk kepada para ulama-ulama Indonesia.
Sesuatu hal yang wajar dan logis dalam dunia neuropsikologi, tidak ada memori maka tidak ada emosi. Jika hippocampus-nya tidak menyimpan data tentang kekejaman PKI bagaimana mungkin anak-anak Indonesia mempunyai ikatan dan sentuhah emosi yang kuat untuk mempertahankan negara dan keagamaan mereka di negeri ini.
Jika KPAI dan Menteri Pendidikan melarang anak-anak untuk menonton film G30S/PKI karena ada konten kekerasan dan pornografi. Maka, sebelum orang-orang ramai untuk membuat nobar film G30S/PKI ini, sudah jauh lebih banyak dan parah konten kekerasan dan pornografi yang beredar di media dan internet hingga masuk ke dalam genggaman anak-anak.
Lalu kenapa KPAI dan Menteri pendidikan tidak melarang itu dengan suara yang lantang, keras dan terus konsisten?  Mungkin bisa disensor pada bagian-bagian tertentu jika anak menonton. Apa jangan-jangan pemerintah sudah disusupi PKI secara tidak sadar?
Apakah memang benar bahwa dengan melihat tindakan kekerasan yang ada di dalam film itu, lalu anak akan melakukan tindakan kekerasan? Saya adalah generasi yang dibesarkan untuk selalu menonton dan tidak melewatkan pemutaran film G30S/PKI di TVRI pada saat itu. Belum pernah saya mendengar satupun dari generasi saya yang menjadi pembunuh seperti PKI karena telah menonton film tersebut.
Mari kita belajar pada negara lain, mereka bahkan membuat lebih dari film. Mereka bangun monumen tentang kekejaman nazi di Auschwitz, Jerman. Yang mana tempat melakukan segala jenis eksekusi pada tahun 1940 - 1945. Anda tahu apa dampaknya secara psikologis?
Jika Anda berbicang-bincang dengan orang Jerman, maka mereka akan merasa bahwa ini adalah hal paling kelam yang ada di dalam sejarah perjalanan negara mereka. Secara psikologis mereka malu ketika diingatkan hal itu. Psikologi orang Jerman dibentuk oleh sejarah yang dibenamkan ke semua hippocampus warganya termasuk melalui kurikulum sekolah dan juga museum-museum seperti tempat konsentrasi Auschwitz.
Sekarang kita pergi ke kota kecil yang eksotik di Belgia, Ghent. Di sana ada sebuah benteng dengan gaya arsitektur gotik yang dikenal dengan nama, Gravensteen. Anak-anak sekolah diajak untuk melakukan wisata untuk berkeliling di dalam benteng tersebut. Mereka diajarkan tentang kekejaman di dalam benteng itu. Termasuk di dalamnya ada semua alat-alat melakukan eksekusi seperti guillotine (pisau besar untuk memenggal kepala). Anak-anak sekolah diajarkan tentang kekerasan yang terjadi di abad 12 di dalam benteng itu.
Apakah mereka berubah menjadi pemenggal kepala ketika dewasa ? Jawabanya, tentu tidak.
Di Asia sendiri, pada 4 september 1975, dibuka sebuah museum yang diberi nama “rumah pameran kejahatan Amerika dan bonekanya“ (Exhibition House for US and Puppet Crimes). Untuk saat ini, nama itu berubah menjadi ”museum sejarah peperangan“ (War remnants museum). Isinya tetap sama, menggambarkan bagaimana kekejaman Amerika melakukan invansi dan penjajahan kepada rakyat vietnam. Ini merupakan bagian pendidikan yang diajarkan kepada generasi meda. Tentunya, hal ini membentuk psikologis masyarakat vietnam sampai hari ini. Mereka mencintai negerinya.
Lalu bagaimana dengan anak-anak kita ?
Jangan biarkan anak-anak kita tidak mengenal dirinya. Psikologi dan mekanisme kerja otak sebuah masyarakat dibentuk oleh pengetahuan yang kerap diturunkan dari generasi ke generasi. Mengajarkan anak-anak tentang masa lalu, sekalipun itu kelam, memberikan pelajaran bahwa jangan sampai sejarah itu berulang dalam kehidupan mereka. Dan yang lebih penting, menanamkan rasa cinta tanah pada tanah kelahiran.
Selamat menikmati tayangan G30S/PKI anak-anakku !
*) Peneliti Neuropsikologi

MOVE ON ITU PENTING

Sepertinya aku belum sanggup melupakanmu, segala tentangmu masih menghuni ingatan; maka, diam-diam kulihat beranda jejaring sosialmu berharap dirimu membuat beberapa kata untuk mengenangku, nyatanya tidak! ah, sebegitu cepatkah kamu melupakanku, atau aku yang terlalu memaksakan diri bertahan mencintaimu setelah keputusanmu meninggalkanku?
Aku sadar mencintaimu saat ini hanya serupa bersedekap bayangan-seolah terlihat nyata, namun sesungguhnya tiada; perasaanku padamu jelas ada, wujudmu dalam hatiku tak tergantikan, namun kenyataannya kamu bukan lagi milikku, dan kenyaataan itu masih belum kuterima sebab aku terlalu jujur pada perasaanku sendiri yang masih tulus menyayangimu, mengasihimu, serta memuliakankanmu dalam setiaku
Bisa jadi kamu meninggalkan kenangan indah terlalu banyak sehingga arti kehadiranmu begitu penting, oleh karena itu mempertahankan ingatan tentangmu jauh lebih baik daripada melupakanmu-setidaknya untuk saat ini, maaf bila diam-diam aku sering mengambil gambarmu yang dijadikan foto profil, sebab kita tidak bisa lagi foto berdua seperti saat-saat dahulu, saat di mana kita jatuh cinta setiap hari dan saling merindukan setiap waktu

Catatan hati seorang sahabat
Kadang semangat untuk bangkit harus dipaksakan. Segala sesuatu yang direncanakan manusia belum tentu Alloh meridhoi dan sesuai dengan kenyataan.Manusia berusaha dan Tuhan yang memutuskan. Apapun hasilnya itulah hidup yang harus terus dijalani. Serahkan segala sesuatu kepada Alloh, kita tetap bersabar dan tetap semangat. Tetaplah semangat bro teman-temanmu di dunia ini juga banyak yang mengalami ujian sepertimu.

Jumat, 29 September 2017

TEMPER TANTRUM DALAM ISLAM 

Oleh : Etty Sunanti

Beberapa hari ini saya gusar, melihat sebuah status di akun fb, seorang ayah yang membiarkan anak balitanya mengamuk, hingga sampai tertidur di jalan saat terik Matahari. Sudah begitu, sang anak posisi di bawah kaki sang ayah. Sang ayah justru merasa  cuek dan bangga dengan sikapnya yang sudah merasa benar dengan kondisi anak tersebut. Karena merasa sudah memiliki *ilmunya tentang temper tantrum*. Membiarkan anak, karena itu merupakan fase yang sudah wajar dilaluinya. Dan anehnya, like dan followernya sangat banyak, mungkin para netizen baru mendengar istilah tersebut. Jadi seolah seru kalau rame rame berkomentar.
Sayangnya penulis status tidak menjelaskan secara detail bagaimana Temper Tantrum, itu yang membuat saya galau bin gusar. Tulisan beliau hanya singkat saja. Karena perlakuan temper tantrum ada tahapan yang harus di fahami. Dan harus benar-benar di mengerti oleh para orang tua. Jangan sampai mengambil kesimpulan yang sempit, yang akan membahayakan anak itu tersendiri.
Karena saat anak mengamuk, dan tidak di fahami orang tua. Dadanya terasa sakit, dan bisa menyerang gangguan pada Jantung dan Otaknya. ( ini secara medis )
Karena setiap anak memiliki kekebalan tubuh yang berbeda.
Pun demikian, kehormatan diri anak juga merasa tercabik. Sungguh amat di sayangkan.
Dalam Islam, justru lebih detail lagi. Karena, melihat persoalan tidak sebatas urusan fisik tetapi juga urusan metafisik. Yang mana kemampuan setiap orang berbeda tingkatan pemahamannya. Artinya keterbatasan ilmiah masih pada tataran gejala fisik, belum menjangkau yang metafisika.
Dalam Oxford Dictionary, kata Temper dan Tantrum berasal dari bahasa Inggris yang berarti sebagai berikut :
1. Temper :
- fact becoming angry very easily
- short periode of feeling very angry
2. Tantrum : out burst of bad temper especially by a child.
Dalam beberapa literatur bisa saya simpulkan, makna Temper Tantrum sebagai berikut.
1. Letupan amarah anak di saat menunjukkan kemandirian dengan sikap negatifnya.
2. Ledakan emosi yang biasanya dikaitkan kepada anak atau orang dalam kesulitan emosional. Yang di tandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, pembangkangan, mengomel, marah-marah. Sebagai resistensi terhadap upaya untuk menenangkan. Dan dalam beberapa kasus kekerasan, kendali fisik bisa hilang. Anak atau orang tersebut mungkin tidak dapat diam. Dan bahkan jika tujuan dipenuhi sekalipun masih tidak bisa tenang.
Secara psikologis, biasanya secara umum, Temper Tantrum sebagai gejala yang di miliki pada anak usia balita. 2 sampai dengan 4 tahun. Tetapi menurut hemat saya, kejadian temper tantrum bisa menimpa anak usia sampai 10 tahun. Bahkan pada kasus tertentu bisa di miliki anak usia baligh/remaja. Tapi ini sangat jarang.
A. SEBAB TERJADINYA TEMPER TANTRUM
Anak, khususnya balita ketika sedang lepas kendali. Keadaan dirinya sedang kacau, bingung dan berantakan. Keinginannya harus dipenuhi saat itu juga. Karena anak balita tidak mengenal konsep "nanti". Sehingga tidak dapat menunda/menunggu pemenuhan atas keinginannya. Karena keinginannya tidak terpenuhi, ia merasa tidak puas dan frustasi.
B. HAL-HAL YANG MEMBUAT ANAK FRUSTASI
1. Tidak mendapatkan apa yang di inginkan.
2. Tidak mampu melakukan sendiri.
3. Menginginkan orang tua melakukan sesuatu yang bertentangan.
4. Tidak mengetahui apa yang di inginkannya.
5. Tidak mampu menjelaskan apa yang di inginkannya.
6. Tidak mampu mengendalikan sesautu.
7. Di salah fahami
8. Bosan
9. Lelah
10. Lapar
11. Sakit
12. Mencontoh tindakan orang tua/orang lain yang salah.
Dan ketika dalam kondisi tersebut di atas, mereka merasa terabaikan, maka mereka akan mengamuk.
C. TINDAKAN ORANG TUA MENGANTISIPASI DAN MENANGANI TEMPER TANTRUM
Berikut adalah tindakan secara umum, yang bisa dilakukan para orang tua. Tanpa membedakan agama ataupun keyakinan. Tindakan ini dalam Islam di sebut Al Fitrah. Artinya tindakan yang bisa di terima secara ilmiah, baik psikologi atupun bersifat fisik/logis.
Orang tua seharusnya harus memahami 3 fase dalam Temper Tantrum.
1. Fase sebelum terjadi amukan ( antisipasi )
2. Fase pada saat mengamuk
3. Fase sesudah mengamuk
Berikut penjelasan masing-masing fase.
1. Tindakan orang tua, sebelum fase mengamuk.
-  Harus mengenali emosi-emosi tersebut, misal biasanya kalau di ajak pergi suka kabur sendiri. Kalau di biarkan akan hilang, kalau di larang malah sengaja menghilang. Kalau di tegur , malah emosi di depan umum, melawan. Maka orang tua harus faham, bisa jadi dia suka tantangan, maka kalau pergi berilah kepercayaan dan tantangan yang dia suka. Misal biarkan dia berangkat dengan kendaraan terpisah, titipkan sopir angkot yang kita kenal. Agar sampai tujuan yang sama. Dan berbagai strategi yang jitu dari orang tua.
- Berikan contoh yang baik secara kontinyu dan konsisten, jika orang tua memberikan teladan yang baik, Insya'Allah anak juga akan merekam dan menjiplak dengan baik.
-  Anak akan menyesuaikan perlakukan kita. Kalau orang tua lembut, mereka juga akan lembut. Kalau orang tua kasar, maka anak akan jauh lebih kasar. Begitu seterusnya. Istilah saya, orang tua harus memiliki Good Influence, ketika orang tua tenang akan lebih mudah berpengaruh baik pada anak. Jika orang tua panik dan emosional, maka anak juga akan ketularan emosi.
- Memberikan perhatian yang cukup pada anak, maka anak akan merasa puas, aman, dan tenteram dengan sendirinya. Kalau dari awal, orang tua tidak care, tentu saja akan banyak kekacauan hati dari anak-anak.
- Jika orang tua sudah tahu akan sibuk dan tidak mampu menghandel anak, bisa meminta bantuan "penjaga anak" ( hadimat/baby sitter) dengan baik.
- Membawa bekal yang cukup, termasuk buku yang menarik, atau permainan yang mereka sukai. Untuk menyibukkan mereka dengan hal positif.
2. Fase pada saat mengamuk
- Jangan hiraukan, diamkan saja, karena semakin di perhatikan, biasanya cenderung malah semakin menjadi.
- Memegangi anak dengan kuat tanpa mencederai, mendekap dan memeluk. Agar mereka merasa aman.
- Orang tua harus bersikap tegas, peduli dan positif.
- Mengalihkan perhatian anak
- Kalahkan dia dengan suara tegas
3. Fase setelah mengamuk
- Memeluk dan menciumnya
- Jelaskan bagaimana sebenarnya sesuatu yang benar dan baik itu, pada anak.
- Memberikan pemahaman yang mudah mereka terima, jangan membuat nasihat yang berat dan sulit
- Membertahu perilaku seperti apa yang kita inginkan. Agar kejadian tersebut, tidak terulang lagi.
- Memberikan aktifitas positif, seperti olahraga, seni, bermain bersama, kegiatan di alam terbuka, dll.
- Jelaskan dan ajarkan antara kebutuhan dan keinginan.  Kalau kebutuhan harus di berikan, kalau keinginan tidak harus diberikan. Dan bisa di tunda.
- Berikan batasan-batasan khusus, mana yang boleh mana yang terlarang.
- Memberikan wawasan tentang banyaknya pilihan pilihan yang bisa mereka peroleh.
- Di ajarkan konsisten atau istiqomah.
D. DAMPAK TEMPER TANTRUM JIKA TIDAK DI TANGANI
1. Anak akan menggunakan senjata, bahwa amukan bisa membuatnya mendapatkan apa yang di inginkan.
2. Amukan akan bertambah hebat.
3. Mereka semakin pandai bersandiwara, bisa mengamuk di saat banyak orang.
4. Bisa berdampak bipolar ( berkepribadian ganda)
5. Anak semakin lihai memanfaatkan kesempatan untuk mengerjain orang tua/orang lain.
E. PANDANGAN ISLAM DALAM TEMPER TANTRUM
Dalam Al Qur'an surat Al Furqon ayat 74, yang artinya, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami , isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai ^qurrota a'yun^ ( penyenang hati kami ) , dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa."
Orang yang bertaqwa di gambarkan oleh Allah dengan doa seperti itu. Meminta kepada Allah agar memiliki anak yang qurrota a'yun yaitu anak yang menyenangkan hati. Sedangkan akhir akhir ayat tersebut orientasi qurrota a'yun adalah orang-orang yang bertaqwa. Jadi, anak-anak yang qurrota a'yun adalah bekal menjadi anak yang bertaqwa.
Anak yang mengamuk, meskipun itu ada fasenya mengamuk secara ilmiah. Tetapi bisa di cegah, bisa di antisipasi. Seperti penjelasan pada fase sebelum mengamuk.  Telebih hadits yang sering kita sebutkan, walaa taghdhob falakal jannah, "Jangan marah maka kamu akan masuk Surga". Artinya kemarahan pada siapapun bisa di kendalikan, dan bisa di hilangkan.
Kondisi, anak yang qurrota a'yun tidak mungkin kalau dia sering mengamuk. Atau tidak mungkin, kalau tidak punya kendali yang baik. Anak yang qurrota a'yun adalah anak-anak yang tenang yang menyenangkan hati, meskipun dia masih balita sekalipun. Sehat, lucu, suka tersenyum manis, manja, menggemaskan, dan sangat riang gembira.
Kunci utama, agar anak tidak mengalami Temper Tantrum tentunya, orang tua harus memberikan hak-haknya pada anak dengan baik. Kalau hak mereka kita abaikan tentu saja, mereka akan marah. Dan ini sebuah kedholiman orang tua. Bukan salah anaknya, lalu mencari pembenaran "Oh biarkan saja, dia mengamuk, nanti kan diam diam sendiri, ben ora numan, biar tidak manja, biar dia rasain, lagian memang dia masanya tantrum kok. Dia memang ada bakat tantrum kok. Sudah biarin saja. "
Nah.. pendapat seperti ini jelas salah.
Pasti ada hak yang belum kita berikan kepada mereka. Atau kewajiban kita sebagai orang tua belum kita lakukan.
Dalam urusan hak anak tersebut, sampai Rasulullah Muhammad bersabda di dalam Hadits riwayat Ashabussunnah, Imam Ahmad dan Ibnu Hibban dari Annu'man bin Basyir R.A. yang artinya, "Berbuat adil-lah di antara anak-anakmu, berbuat adil lah di antara anak-anakmu, berbuat adil lah di antara anak-anakmu.."
Dalam Al Quran surat Al Maidah di akhir ayat 8 di sebutkan, i'diluu huwa aqrobu littaqwa, yang artinya, "... Berbuat adil-lah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.."
Adil di sini bermakna kita benar-benar memberikan hak mereka dengan baik. Begitupun kita harus melakukan kewajiban dengan baik. Misal, kalau anak lapar tentu dia akan mengalami emosi yang buruk. Berapa banyak, orang tua asyik bermain gadget, anak-anaknya asyik bermain sampai lupa makan. Tiba-tiba saja anak menjadi demam, dan menangis berkepanjangan.  Atau seorang ibu yang tidak kreatif, ketika anaknya tidak mau makan, ya sudah, mau bagaimana lagi. Ini jelas orang tua yang dholim. Yang merampas hak hak anak.
Atau adil bermakna memberikan hak anak sesuai porsinya secara proporsional. Tidak pilih kasih, hanya anak tertentu yang diperhatikan. Sedangkan ada anak yang di abaikan. Pasti dia akan protes dengan kemarahan.
Nah, seharusnya orang tua wajib faham tentang hak anak yang harus dipenuhi. Karena itu perintah Rasulullah Muhammad Sholallahu 'alaihi wassalam. Agar orang tua berbuat adil kepada anaknya. Bahkan sampai 3 x di sebut, artinya ini benar-benar emergency.
Dalam Islam, tangisan pada anak atau manusia sangat rentan dengan gangguan Jin atau Syaithan. Jadi harus benar-benar di bedakan, menangisnya itu karena postif atau karena gangguan. Hal ini sebagai orang tua juga harus peka.
Seperti halnya, sebuah hadits yang di riwayatkan Abu Hurairah. Abu Hurairah berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda, "Tiada seorangpun dari anak keturunan Adam yang baru di lahirkan, kecuali syaithan menyentuhnya ketika ia dilahirkan. Sehingga dia menangis karena sentuhan Syaithan itu. Kecuali Maryam dan Putranya" . Kemudian Abu Hurairah berkata, "Jika kalian tidak keberatan bacalah firmanNya,"Wa inni u'iidzuha bika wadzurriyatahaa minasyaithonirrojiim" ( Al Quran surat Ali Imran ayat 36 ) yang artinya, "Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya (pemeliharaan) Engkau daripada syeithan yang terkutuk."
Ibnu Abbas R.A. berkata, "Setiap bayi yang lahir pasti menangis, kecuali Isa Putra Maryam. Bayi itu menangis, karena perutnya diperas oleh Syaithan sehingga si bayi menjerit. Dengan demikian azan yang di serukan di telinga sang bayi akan menjadi pukulan balasan terhadap syaithan yang selalu berupaya dengan sekuat tenanganya untuk merusak keturunan Adam dan menghancurkan generasinya."
Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah dan RasulNya, apa iya kita tidak mau percaya dengan perkataan Rasulullah dan Shahabat Rodhiyallahu anhum ?
Tentu saja, dalam pembahasan ilmiah tidak akan mungkin menjangkau membahas sesuatu di luar sebatas pengamatan manusia semata. Sedangkan Islam sebagai Agama Langit, akan memberikan informasi kepada kita segala sesuatu yang tidak kita ketahui. Dan kita wajib mengimaninya. Karena kita yang butuh tata cara agar mampu menyelamatakan kita dan keluarga kita agar lolos hingga yaumil hisab. Dan itu di awali dengan anak-anak yang qurrota a'yun, yang selalu riang gembira, bukan anak-anak yang temperamental. Dan ini , kita sebagai muslim wajib mewaspadainya.
Ada cara-cara yang belum di lakukan secara ilmiah, tetapi mujarab menghilangkan tantrum. Contoh kasus, anaknya adik saya, si Allam waktu itu masih balita sekitar 5 tahun kurang. Tiba-tiba bangun tidur, dan marah-marah, teriak teriak, menangis menjerit-jeit tidak karuan. Adik dan ibu saya bingung, karena di diamkan dengan berbagai cara tidak mempan. Sudah tidak bisa di ajak komunikasi secara normal seperti biasanya. Dia minta lemari yang barusan kami pindahkan tempat, dia menyuruh mengembalikan ke tempat semula. "Balekno nggone.. balekno nggone.. " dengan histeris teriak teriak. Padahal bangun tidur, tidak ada masalah. Semua orang kebingungan maksudnya apa itu ? Lalu ibu saya teringat kalau assidr bisa mengusir gangguan Jin / Syaithan dalam tubuh manusia. Segera ibu mengambil Heaven Assidr,  serbuk daun assidr yang di sunnahkan untuk mengusir gangguan Jin dan mensucikan badan. Kemudian, ibu balurkan assidr yang sudah di campur air, dan di baurkan ke seluruh badan si Allam. Subhaanallah dalam hitungan menit, Allam langsung terdiam dan kembali normal. Dia sudah bisa tersenyum dan melakukan aktifitas seperti biasanya. Sungguh aneh bukan ? Tapi begitulah faktanya..
Allah dan RasulNya menginginkan segala sesuatu terjadi dengan baik terhindar dari segala gangguan Syaithan. Begitupun pada seorang anak. Anak-anak yang dalam pengasuhan secara Islami dan di tangani oleh orang tua yang berilmu, berhati lapang, tenang, dan senantiasa setulus hati mengasihi anak-nya. Mereka akan menjadi anak-anak yang benar-benar qurrota a'yun. Bukan sekedar isapan jempol semata.
Saya meliliki seorang teman ummahat yang sholihah, suaminya laki-laki yang sholih. Beliau memiliki 11 anak. Subhaanallah, anaknya kecil kecil mungil. Usianya hampir selisih sedikit sedikit. Kalau ke rumah saya, anaknya yang kecil kecil, tidak pernah "nakal". Tidak pernah "rewel". Tidak pernah "berebut". Alhamdulillah anak-anak beliau sudah anak 6 yang hafidz Quran. Inilah bukti bahwa qurrota a'yun itu memang ada dan benar. Beliau adalah keluarga yang berusaha memahami dan mengamalkan Islam beserta sunnahnya dengan baik. Dari cara mereka berkehidupan, itu sudah modal besar untuk terhindar dari Temper Tantrum.
Jadi, kesimpulannya Temper Tantrum dalam Islam adalah :
1. Ledakan Kemarahan akan ada pada anak, jika orang tua tidak memberikan hak-haknya dengan baik. Orang tua wajib melakukan kewajiban sebaik-baiknya menjadi orang tua.
2. Akhlaqul Karimah serta kedekatan orang tua kepada Allah akan berimplementasi positif pada anak. Dan pasti hal tersebut akan meminimalisir emosi atau tantrum.
3. Melakukan sunnah-sunnah Rasulullah, akan menghindarkan hal hal buruk, yang tidak bisa kita ketahui secara kasat mata. ( ghaib )
4. Untuk menjadikan Qurrota A'yun pada anak di butuhkan ilmu pengetahuan yang mumpuni.  Selagi Ilmu Pengetahuan tersebut yang bertujuan baik, dan tidak melanggar syariat, dan itu bagian dari Al Fitrah manusia, maka kita bisa menerimanya dan kita terapkan sebagai bahan antisipatif pada Temper Tantrum.
Semoga manfaat..
Allahu A'lam bishowwab..

Kamis, 28 September 2017

LIMA HIKMAH PERNIKAHAN

Nasehat dan Anjuran telah banyak disinggung oleh Allah dalam al-Quran dan Nabi lewat perkataan dan perbuatannya. Hikmah yang terserak di balik anjuran tersebut bertebaran mewarnai perjalanan hidup manusia.
Secara sederhana, setidaknya ada 5 (lima) hikmah di balik perintah menikah dalam Islam.
Pertama, sebagai pengendali birahi manusia
Allah ciptakan manusia dengan menyisipkan hawa nafsu dalam dirinya. Ada kalanya nafsu bereaksi positif dan ada kalanya negatif.
Manusia yang tidak bisa mengendalikan nafsu birahi dan menempatakannya sesuai wadah yang telah ditentukan, akan sangat mudah terjebak pada ajang baku syahwat terlarang. Pintu pernikahan adalah sarana yang tepat nan jitu dalam mewadahi ‘aspirasi’ nulari normal seorang anak keturunan Adam.
Kedua, meneguhkan akhlak terpuji
Dengan menikah, dua anak manusia yang berlawanan jenis tengah berusaha dan selalu berupaya membentengi serta menjaga harkat dan martabatnya sebagai hamba Allah yang baik.
Akhlak dalam Islam sangatlah penting. Lenyapnya akhlak dari diri seseorang merupakan lonceng kebinasaan, bukan saja bagi dirinya bahkan bagi suatu bangsa. Kenyataan yang ada selama ini menujukkkan gejala tidak baik, ditandai merosotnya moral sebagian kawula muda dalam pergaulan.
Jauh sebelumnya, Nabi telah memberikan suntikan motivasi kepada para pemuda untuk menikah, “Wahai para pemuda, barangsiapa sudah memiliki kemampuan untuk menafkahi, maka hendaknya ia menikah, karena menikah dapat meredam keliaran pandangan, pemelihara kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, hendaknya ia berpuasa, sebab puasa adalah sebaik-baik benteng diri.” (HR. Bukhari-Muslim)
Ketiga, membangun rumah tangga islami
Slogan “sakinah, mawaddah, wa rahmah” tidak akan menjadi kenyataan jika tanpa dilalui proses menikah. Tidak ada kisah menawan dari insan-insan terdahulu maupun sekarang hingga mereka sukses mendidik putra-putri dan keturunan bila tanpa menikah yang diteruskan dengan membangun biduk rumah tangga islami.
Layaknya perahu, perjalanan rumah tangga kadang terombang-ambing ombak di lautan. Ada aral melintang. Ada kesulitan datang menghadang. Semuanya adalah tantangan dan riak-riak yang berbanding lurus dengan keteguhan sikap dan komitmen membangun rumah tangga ala Rasul dan sahabatnya.
Sabar dan syukur adalah kunci meraih hikmah ketiga ini. Diriwayatkan tentang sayidina umar yang memperoleh cobaan dalam membangun rumah tangga.
Suatu hari, Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah, tak tahan dengan kecerewetan istrinya.
Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah.Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.
Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Beliau berkata, “Wahai saudaraku, istriku adalah yang memasak masakan untukku, mencuci pakaian-pakaianku, menunaikan hajat-hajatku, menyusui anak-anakku. Jika beberapa kali ia berbuat tidak baik kepada kita, janganlah kita hanya mengingat keburukannya dan melupakan kebaikannya.”
Pasangan yang ingin membangun rumah tangga islami mesti menyertakan prinsip kesabaran dan rasa syukur dalam mempertahankan ‘perahu daratannya’.
Keempat, memotivasi semangat ibadah
Risalah Islam tegas memberikan keterangan pada umat manusia, bahwa tidaklah mereka diciptakan oleh Allah kecuali untuk bersembah sujud, beribadah kepada-Nya.
Dengan menikah, diharapkan pasangan suami-istri saling mengingatkan kesalahan dan kealpaan. Dengan menikah satu sama lain memberi nasihat untuk menunaikan hak Allah dan Rasul-Nya.
Lebih dari itu, hubungan biologis antara laki dan perempuan dalam ikatan suci pernikahan terhitung sebagai sedekah. Seperti diungkap oleh rasul dalam haditsnya, “Dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah sedekah.” “ Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa, demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala.” (HR. Muslim)
Kelima, melahirkan keturunan yang baik
Hikmah menikah adalah melahirkan anak-anak yang salih, berkualitas iman dan takwanya, cerdas secara spiritual, emosional, maupun intelektual.
Dengan menikah, orangtua bertanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya sebagai generasi yang bertakwa dan beriman kepada Allah. Tanpa pendidikan yang baik tentulah tak akan mampu melahikan generasi yang baik pula.
Lima hikmah menikah di atas, adalah satu aspek dari sekian banyak aspek di balik titah menikah yang digaungkan Islam kepada umat. Saatnya, muda-mudi berpikir keras, mencari jodoh yang baik, bermusyawarah dengan Allah dan keluarga, cari dan temukan pasangan yang beriman, berperangai mulia, berkualitas secara agama, lalu menikahlah dan nikmati hikmah-hikmahnya.
Mudah-mudahan Allah mengirimkan jodoh orang-orang yang baik sholeh/sholehah bagi yang belum menikah.
Dan menjadikan keluarga siapapun yang telah menikah, menjadi keluarga samarah (sakinah mawaddah wa rahmah).
Aamiin Ya Rabbal 'Aalamiin...


Minggu, 24 September 2017


Letjen S.Parman (TNI) dan Ir. Sakirman (PKI)"
Akhir yg Tragis Sang Kakak Beradik.*

Satu lagi kisah kelam nan mengharubiru dari tragedi Penghianatan G30S/PKI yang tak banyak diketahui publik.
Kakak beradik yang sejatinya saling mengasihi, namun perbedaan ideologi menyebabkan keduanya harus berakhir tragis.
Kisah keduanya yang dituliskan oleh TERE LIYE, semoga menjadi pelajaran bahwa ideologi komunis tak boleh dibiarkan hidup di Indonesia ...
"SUMUR TUA"
Kebencian sebesar apa yang bisa membuat kita membunuh orang lain, lantas dilemparkan ke dalam sumur? Dan kebencian sebesar apa lagi yang membuat seorang kakak kandung membiarkan adiknya dibunuh, dilemparkan ke dalam sumur tua?
Ini adalah kisah seorang Jenderal bernama S.Parman, dan seorang petinggi Politbiro CC PKI bernama Sakirman. Kalian boleh jadi tidak tahu, dua orang ini bersaudara kandung. Yeah, mereka bersaudara, tapi berbeda pemahaman dalam banyak hal.
Siswondo Parman lahir 4 Agustus 1918, jauh sebelum Indonesia merdeka. Dia anak pintar, masuklah ke sekolah kedokteran Belanda, jika nasib menentukan lain, dia akan jadi dokter yang hebat. Tapi Jepang datang ke Indonesia, mengambil-alih kekuasaan Belanda, keadaan kacau balau, S Parman banting setir akhirnya bekerja untuk polisi militer Kempeitai Jepang. Tidak lama bekerja, dia ditangkap serdadu Jepang karena diragukan kesetiaannya. Tapi S Parman cerdas, dia dibebaskan, dan justeru dikirim belajar intelijen oleh Jepang.
Setelah kemerdekaan, S Parman bergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat), karirnya moncer, prestasinya banyak, termasuk yang perlu dicatat, dia pernah menggagalkan rencana pembunuhan yang hendak dilakukan kelompok Raymond Westerling, APRA-Angkatan Perang Ratu Adil. Tahun 1951, S Parman dikirim ke Amerika, sekolah di sana. Juga pernah dikirim ke London, sebagai atase militer Indonesia. S Parman adalah tentara yang brilian dalam urusan intelijen, posisi terakhirnya sebelum meninggal adalah soal intelijen.
Sekarang kita bahas kakaknya. Siapa itu Sakirman? Wah, juga tidak kalah menterengnya, lahir tahun 1911, terpisah 7 tahun dengan adiknya, Sakirman adalah jenius dalam keluarga, dia lulusan  "Technische Hooge School" (THS), sekarang ITB. Insinyur Sakirman, adalah elit Politbiro CC PKI. Sejak sebelum masa kemerdekaan, Sakirman terlibat dalam banyak peristiwa penting, meski sipil, seorang insinyur, dia pernah menyandang pangkat Let Kol dalam pemerintahan awal-awal kemerdekaan.
Tapi berpuluh tahun kemudian, dua bersaudara ini ternyata berbeda jalan. Sangat berbeda.
S Parman, yang jelas terlatih dalam bidang intelijen, tahun 1960-an, habis-habisan menolak ide pembentukan kekuatan kelima. Dia tidak mau jutaan rakyat, petani dan buruh tiba2 diberikan senjata. Menurut S Parman, itu sungguh strategi licik yang amat membahayakan. Ada udang dibalik batu. Itu rakyat yang mana? Sekali jutaan rakyat itu membawa senjata, crazy sekali, Indonesia bisa menjadi lautan perang saudara, darah tumpah di mana2. Tidak akan ada yang bisa mengontrol mereka.
Kakaknya, Sakirman, justeru punya pendapat berbeda. Sebagai elit Politbiro CC PKI, dia habis2an menggelontorkan ide tersebut agar direstui penguasa. Elit PKI tahu persis, hanya TNI yang masih menjadi penghadang ide besar mereka mengambil-alih kekuasaan, maka apapun harus dilakukan untuk menyingkirkan TNI, termasuk fitnah keji sekalipun, seolah2 TNI-lah yang hendak mengkudeta pemerintah. Pancasila tidak relevan lagi, itu bisa diganti dengan paham lain.
S Parman dan Sakirman menjadi seteru politik yang nyata. Dua kakak-adik itu menjadi musuh. Satu TNI, satu PKI.
Hari itu, entah kebencian sebesar apa yang membuat seorang kakak kandung tega melihat adiknya masuk dalam daftar Jenderal yang diculik. Hari itu, Jenderal S Parman dibawa hidup-hidup ke sebuah sumur tua, di sana dia ditembak tanpa ampun, kemudian dilemparkan masuk ke dalam sumur dingin itu. Jasadnya yang sudah menyedihkan, ditemukan beberapa hari kemudian. Sungguh, kebencian sebesar apa yang bisa membuat kita memutus tali persaudaraan?
Apakah sama dengan  39 tahun lalu, ketika lebih dari 1,2 juta rakyat negeri seberang, Kamboja juga tewas oleh kekejaman pasukan Khmer Merah. Kelompok KOMUNIS, yang berusaha mengangkangi seluruh negeri, mengambil kekuasaan dari pemerintah di bulan April 1975. Sebagian dari rakyat Kamboja mati karena kelaparan, menderita sakit dalam kecamuk perang yang disebabkan pasukan Khmer Merah, dan tidak sedikit yang tewas karena disiksa, ditembak mati, terserah apa maunya si komunis. 
            Kenanglah peristiwa ini. Kisah S Parman dan Sakirman, dua saudara kandung, yang berbeda pemahaman, dengan ending menyesakkan. Hari ini, S. Parman menjadi nama banyak jalan besar di negeri ini. Kita boleh jadi lupa sejarahnya, tapi ijinkan saya mengingatkan kalian, agar kita lebih seimbang dalam mengenang sesuatu....

*Tere Liye

Kamis, 21 September 2017

Didiklah Anak Laki-laki dengan Cara Laki-laki

          Sebuah kisah saya memang tidak punya anak laki-laki, tetapi suatu saat nanti saya akan memilih tiga anak laki-laki untuk tiga anak perempuan saya. Maka, saya merasa relevan menuliskan tentang ini.
        Beberapa hari lalu, saya bertelepon dengan kolega yang belum bisa memenuhi kesepakatan dengan saya terkait tenggat pekerjaan. Nilai pekerjaannya cukup membuat pening kepala. Dia mengatakan bahwa sedang pusing dengan permintaan anak laki-lakinya. Anak laki-lakinya minta sebuah mobil untuk pergi-pulang kuliah di sebuah universitas swasta, istrinya pun yang sholihah tersebut (sholihah = rajin ngaji, rajin datang pengajian, jilbab syar’i dll) merengek-rengek hal yang sama: sebuah mobil untuk anak laki-lakinya.
Apakah salah memberikan mobil untuk berangkat pergi-pulang kuliah? Ini subyektif. Tetapi menurut saya, anak kuliahan tidak perlu pulang-pergi naik mobil. Bayar wc saja masih minta orang-tua, apalagi beli bensin, dan service mobil di bengkel?
         Jadi ingat bapak almarhum yang menolak mentah-mentah mengajari saya setir mobil saat saya SMA (padahal ada 2 mobil di garasi rumah). “Kamu masih punya keringet, sana naik bus!” “Nanti saja kalau kamu sudah bisa beli mobil sendiri, baru belajar setir mobil”
         Saya geram. Teringat anak perempuan saya yang naik kereta Bekasi-Depok tiga ribu rupiah sekali jalan, dan berpanas-panas naik motor atau angkot dari kost ke kampusnya. Dia bahkan menolak sewa mobil online atau saya antar jika saya menawarkan. “Sayang uangnya, kasihan umi harus antar aku”
Ini, anak laki-laki bikin pening kepala bapaknya karena minta mobil! Dan bapaknya menggunakannya sebagai alasan mangkir pekerjaan, mangkir dari amanatnya dengan saya, sebagai koleganya.
        Dalam Al-Qur’an sih jelas: Ar-rijaalu qowamuna ala nisaa’, suami itu pemimpin para istri. Rupanya menjadi laki-laki yang baik, laki-laki yang mengerti makna kepemimpinan memang tidak mudah, mungkin masih lebih mudah meraih gelar Ph.D dibidang fisika nuklir, sejarah, pebisnis atau pemimpin politik. Ternyata menjadi anak laki-laki yang patut, ayah yang terhormat, tetangga yang proporsional atau teman bisnis yang layak bukanlah hal yang mudah. Padahal, justru itu yang paling mendasar.
Mendididik anak laki-laki dengan cara laki-laki
1. Biasakan anak-anak terutama anak laki-laki menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah
Menjadi bagian dari solusi adalah tugas akhir sebagai manusia. Sumbangsih dalam kehidupan adalah kita menjadi manusia yang berguna minimal bagi diri sendiri (tidak menjadi beban orang-lain) dan paripurna ketika ia menjadi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya. “Khairukum, anfauhum lin naasi” sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Jika tidak bisa menjadi solusi, paling tidak menjauhlah dari menjadi masalah bagi orang lain.
2. Biasakan mengerti kesulitan orang-tua dan memberikan pendapat
Apakah Anda termasuk orang-tua yang superhero? Yang menjadi solusi bagi semua problematika anak-anak Anda? Percayalah, Anda tidak sedang memberi contoh bagaimana menjadi super-hero, Anda sedang menjerumuskan anak Anda, pada kehancuran sehancur-hancurnya. Anak anda akan tumbuh menjadi pribadi lemah yang senantiasa ingin masalahnya dibantu diselesaikan orang lain, Anak Anda akan tumbuh menjadi pribadi yang suka melempar kesalahannya pada orang lain.
Apakah Anda adalah orang-tua yang tidak pernah menceritakan kesulitan Anda pada anak Anda? Karena menganggap hidup mereka harus lebih mudah daripada hidup Anda? Percayalah Anda sedang menciptakan pribadi pemalas yang tipis empati dan tidak biasa bekerja keras.
Saya pernah menunjukkan saldo atm saya pada anak-anak, ketika pada suatu saat saya benar-benar tidak ada: Rp 36 rupiah. Anak-anak langsung berkata, “Maaf ya Mi, lagi broke ya?” Saya menjawab “iya” sambil tersenyum-senyum dan mengangguk-angguk. Lalu dalam beberapa bulan itu, mereka mengeluarkan tabungannya dan membeli sendiri keperluannya.
3. Biasakan menghadapi masalah
Cuma masalah yang akan membuat kita menjadi pemecah masalah. Bagaimana kita bisa menjadi pemecah masalah. Jika mengetahui bahwa ada masalah atau tidak saja kita tidak tahu? Anak laki-laki yang meminta mobil itu tidak bisa mengenali ekspresi ayahnya (dari wajahnya, gesturenya dll) bahwa orang-tuanya sedang tidak punya uang. Akan tumbuh menjadi pribadi seperti apa dia nantinya?
4. Biasakan melindungi yang lemah
Kepimimpinan adalah masalah perlindungan. Jika tidak bangga melindungi yang lemah, bagaimana bisa menjadi pemimpin yang baik? Keqawaman bukan hanya masalah finansial (yang kuantitatif: banyak dan berlimpah) tetapi masalah proporsi untuk perlindungan. Mendidik anak laki-laki adalah mendidik bashirah dan nalurinya untuk melindungi yang lemah. Ayah yang baik, mengerti bagaimana cara menumbuhkannya, yakni terbiasa mendahulukan orang-orang yang lemah. Maka ia akan tumbuh kuat.
5. Biasakan mendahulukan orang lain daripada diri sendiri
Qawam bukan masalah pendapatan berlimpah, tetapi seberapa proporsi dia berikan untuk orang lain daripada dirinya sendiri. Betapa banyak ayah-ayah di dunia ini, mendahulukan anak-anak dan istrinya daripada dirinya, meski pendapatannya sedikit. Ayah yang ingin membelikan mobil bagi anak laki-lakinya bukannya mendahulukan orang lain? Bukan, ia sedang memberikan racun pada anaknya, karena barang mewah harusnya diperoleh dengan kerja keras dan kemandirian.
6. Biasakan merasa gagah dengan kesulitan yang dihadapi
Kegagahan laki-laki adalah ketika ia bisa tegar menghadapi kesulitan. Harga dirinya ditentukan sejauhmana ia bisa menghadapi dan mengatasi kesulitannya. Jika tidak dihadapkan pada kesulitan, manusia tidak akan tumbuh berkembang dengan baik. Maka manusia-manusia paripurna selalu mengalami kesulitan pada masa kecilnya, Nabi Isa lahir dari Ibu tanpa ayah, Muhammad lahir yatim dan piatu pada usia 6 tahun. Mereka yang melewati fase kehidupan yang sulit, akan menjadi pribadi yang gagah.
7. Biasakan mengenali emosi dirinya dan bagaimana mengelolanya dengan baik
Mengenali emosi umumnya diserahkan pada perempuan, tetapi saya melihat manusia pari-purna seperti Nabi Isa, Nabi Muhammad dan hampir semua para Nabi. Mengerti hal ini luar-dalam. Mengenali emosi diri sendiri akan memantul menjadi ketrampilan mengenali emosi sesama. Betapa romantisnya Muhammad ketika mengajarkan dzikir pada Fatimah putrinya saat menghadapi kemiskinan Ali suaminya. Laki-laki yang sibuk berperang daripada berbisnis untuk memberi nafkah istrinya.
Bagaimana anak laki-laki yang belum bisa cari nafkah sendiri meminta mobil pada ayahnya? Mungkin kelak, ia tidak sibuk apa-apa kecuali minta dilayani terus-menerus. Tidak sibuk mencari nafkah, apalagi sibuk berperang. 
Ya, Allah jauhkanlah dari hal yang demikian.
Wallahu alam

Selasa, 19 September 2017

LAGU-LAGU  JAWA

1.GUNDUL GUNDUL PACU L
Gundul-gundul pacul…cul gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul…kul gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar

2. SLUKU SLUKU BATOK
Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung mutho
Mak jenthit lolo lo bah
Wong mati ora obah
Yen obah medeni bocah
Yen urip golekko dhuwit

3. PADHANG MBULAN
Yo Prokonco dolanan neng njobo
Padhang mbulan padhange koyo rina
rembulane… e
Seng ngawe awe
Ngelingake ojo podho turu sore.

4. TIKUS BUNTUNG
Tikus buntung .... Nduwe anak .. Buntung ..... Cicit cuwit cicit cuwit ..... Si tikus sobo neng lumbung.
5. CUBLAK CUBLAK SUWENG
Cublak cublak suweng..
suwenge ting gelenterl..
mambu ketundung gudel
pak empong lera-lere
sopo ngguyu ndelik–ake
sir-sir pong dhele gosong
sir sir pong dhele gosong...

6. G O T R I
Gotri legendri nogo sari.. ri
riwul owal awul jadah mentul.. tul
tolen olen olen jadah manten ..ten
(ti)tenana besuk gede dadi opo.. po
podho mbakul enak mbakul sedeng.. deng
dengklok engklak engklok koyo kodok

7. BANG BANG TUT
Bang bang tut cendelo ewo ewo
sopo prei ngentut ditembak rojo tuo
nyang kali ngiseni kendhi
jeruk purut wadhah entut.

8. DOMINO
Domino idomino ono babu nggendong sinyo
sinyone nangis wae didolani montor mabur
montor mabur kapal udara numpak sepur mudhun Jakarta
jakarta akeh copete sopir becak akeh duite
duite mung selawe lambe ndomble njaluk dijotos
9. KUCING GANDHIK
Kucing gandhik………. meong
(o)Mahmu ngendi…… ngerong
(o)Po ra gatel………….  adus
(o)Po ra adem………… kemul
(o)Po nduwe kemul…. tuku
(o)Po nduwe duit……..             utang
(o)Po (i)soh nyaur……. ngemplang
Yen ditagih……………..  ndhelik
Yen dioyak……………..  mlayu
Yen dicegat…………….  Mlumpat.

10. D A Y O H
E… dayohe teko
e… gelarno kloso
e… klosone bedhah
e… tambalen jadah
e… jadahe mambu
e… pakakno asu
e…. asune mati
e…. kelekno kali
e…. kaline asat
e…. centhelno pager
e….. pagere ambruk
e…. delehno ngebuk

11. M E N T H O K
Menthok menthok , tak kandani
Mung rupamu , angisin ngisini
Mbok ya aja ngetok , ono kandang wae
Enak enak ngorok , ora nyambut gawe
Menthok menthok , mung lakumu
Megal megol , gawe guyu

12. KIDANG TALUN
Kidang talun
Mangan kacang talun
Mil kethemil mil kethemil
Si Kidang mangan lembayung

13. TE KATE DIPANAH
Te kate dipanah
Dipanah ngisor gelagah
Ono manuk onde onde
Bok sir bombok , Bok sir kate
Bok sir bombok , Bok sir kate

14. L I R   I L I R
Lir ilir lir ilir , tandure wus sumilir
Tak ijo royo royo , tak sengguh temanten anyar
Cah angon cah angon , penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno , gawe ngumbah dododira
Dododira dododira , kumitir bedah ing pinggir
Domana jlumatana , kanggo seba mengko sore
Mumpung padhang rembulane , mumpung jembar kalangane
Ya…surak-a…..surak….Horeeeeeeeee…..

15. SUWE ORA JAMU
Suwe ora jamu
Jamu godhong tela
Suwe ora ketemu
Ketemu pisan gawe gela

16. GAMBANG SULING
Gambang suling kumandhang swarane
Tulat tulit , kepenak unine
Unine mung nrenyuhake
Barengan kentrung , ketipung suling
Sigrak kendangane.

17. SAKIKI AKU WIS GEDE
Saiki aku wis gede..
sekolah mangkat dewe..
ora usah  dieterake..
bareng karo kancane..
Yen mlaku turut pinggiran,
ora pareng gojegan…
neng ndalan akeh kendaraan
mengko mundhak tabrakan

18. SIJI LORO TELU
Siji loro telu,
astane sedheku,
mirengake bu guru
menawa didangu..
papat nuli lima..
lenggahe sing tata,
ojo podho sembronoo,
mundhak ora bisa

19. J A R A N A N
Jaranan-jaranan…jarane jaran teji
Sing numpak ndara bei
Sing ngiring para mantri
Jeg jeg nong…jeg jeg gung
Prok prok turut lurung
Gedebug krincing gedebug krincing
Prok prok gedebug jedher.

20. KODOK NGOREK
Kodok ngorek kodok ngorek , ngorek nyang mblumbangan
Theyot theblung theyot theblung , theyot theyot theblung
Golek pangan golek pangan, golek pangan

21.PITIK WALIK JAMBUL
 Pitik walik jambul kuk, sego golong mambu enthong mangga sami kondur, weteng kulo sampun kothong. Enak eeenak sega liwet jangan terong. Teronge bunder bunder bocah sregep mesti pinter, teronge ijo ijo bocah kesed mesthi bodho
         

Jumat, 15 September 2017

JIKA SUATU SAAT NANTI KAU JADI IBU

Jadilah seperti Nuwair binti Malik (Radhiyallahu 'Anha) yang berhasil menumbuhkan kepercayaan kepada Alloh dan mengembangkan potensi anaknya..
Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13 tahun..
Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar.
Rasulullah (Shalallahu 'Alayhi wa-Aalihi wa-Sallam) tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih.
Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah (Shalallahu 'Alayhi wa-Aalihi wa-Sallam) dengan potensinya yang lain..
Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah (Shalallahu 'Alayhi wa-Aalihi wa-Sallam) karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur’an..
Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai sekretaris pencatat wahyu..
Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini:
Zaid bin Tsabit (Radhiyallahu 'Anhu)..


~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu..
jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah (Rahimahallah) yang rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah..
Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu..
Kelak, ia tumbuh menjadi jajaran Ulama Hadits dan Imam Madzhab.
Ia tidak lain adalah
Imam Ahmad bin Hanbal (Rahimahullah)..



~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu..
Jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya .
Seperti Ummu Habibah (Rahimahallah)..
Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya..
Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya,
“Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaan-Mu..
Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu.. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya..
Peliharalah keselamatannya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, aamiin!”..
Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya, tapi kita pasti mengenal nama besarnya:
Imam Syafi’i (Rahimahullah)..


Jika suatu saat nanti kau jadi ibu..
Jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya 'Abdurrahman..
Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi Imam Masjidil Haram, dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu..
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram…”, katanya memotivasi sang anak..
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam Masjidil Haram…”,
Sang Ibu tak bosan-bosannya mengingatkan..
Hingga akhirnya 'Abdurrahman benar-benar menjadi Imam Masjidil Haram dan termasuk deretan Ulama berkelas dunia yang disegani..
Kita pasti sering mendengar Murattal-nya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu terkenal dengan nama:
'Abdurrahman As-Sudais (Hafidzahullahu ta'ala)..

Maa syaa'Allaah..
Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa min-dzuriyyatinaa Qurrata a'yun waj-'alnaa lil-Muttaqiinaa Imaamaa..
Aamiiin Allaahumma Aamiiin..