Letjen
S.Parman (TNI) dan Ir. Sakirman (PKI)"
Akhir yg Tragis Sang Kakak Beradik.*
Satu lagi kisah kelam nan
mengharubiru dari tragedi Penghianatan G30S/PKI yang tak banyak diketahui
publik.
Kakak beradik yang sejatinya saling mengasihi, namun perbedaan ideologi menyebabkan keduanya harus berakhir tragis.
Kisah keduanya yang dituliskan oleh TERE LIYE, semoga menjadi pelajaran bahwa ideologi komunis tak boleh dibiarkan hidup di Indonesia ...
Kakak beradik yang sejatinya saling mengasihi, namun perbedaan ideologi menyebabkan keduanya harus berakhir tragis.
Kisah keduanya yang dituliskan oleh TERE LIYE, semoga menjadi pelajaran bahwa ideologi komunis tak boleh dibiarkan hidup di Indonesia ...
"SUMUR TUA"
Kebencian sebesar apa yang bisa
membuat kita membunuh orang lain, lantas dilemparkan ke dalam sumur? Dan
kebencian sebesar apa lagi yang membuat seorang kakak kandung membiarkan
adiknya dibunuh, dilemparkan ke dalam sumur tua?
Ini adalah kisah seorang
Jenderal bernama S.Parman, dan seorang petinggi Politbiro CC PKI bernama
Sakirman. Kalian boleh jadi tidak tahu, dua orang ini bersaudara kandung. Yeah,
mereka bersaudara, tapi berbeda pemahaman dalam banyak hal.
Siswondo Parman lahir 4 Agustus 1918, jauh sebelum Indonesia merdeka. Dia anak pintar, masuklah ke sekolah kedokteran Belanda, jika nasib menentukan lain, dia akan jadi dokter yang hebat. Tapi Jepang datang ke Indonesia, mengambil-alih kekuasaan Belanda, keadaan kacau balau, S Parman banting setir akhirnya bekerja untuk polisi militer Kempeitai Jepang. Tidak lama bekerja, dia ditangkap serdadu Jepang karena diragukan kesetiaannya. Tapi S Parman cerdas, dia dibebaskan, dan justeru dikirim belajar intelijen oleh Jepang.
Siswondo Parman lahir 4 Agustus 1918, jauh sebelum Indonesia merdeka. Dia anak pintar, masuklah ke sekolah kedokteran Belanda, jika nasib menentukan lain, dia akan jadi dokter yang hebat. Tapi Jepang datang ke Indonesia, mengambil-alih kekuasaan Belanda, keadaan kacau balau, S Parman banting setir akhirnya bekerja untuk polisi militer Kempeitai Jepang. Tidak lama bekerja, dia ditangkap serdadu Jepang karena diragukan kesetiaannya. Tapi S Parman cerdas, dia dibebaskan, dan justeru dikirim belajar intelijen oleh Jepang.
Setelah kemerdekaan, S Parman
bergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat), karirnya moncer, prestasinya
banyak, termasuk yang perlu dicatat, dia pernah menggagalkan rencana pembunuhan
yang hendak dilakukan kelompok Raymond Westerling, APRA-Angkatan Perang Ratu
Adil. Tahun 1951, S Parman dikirim ke Amerika, sekolah di sana. Juga pernah dikirim
ke London, sebagai atase militer Indonesia. S Parman adalah tentara yang
brilian dalam urusan intelijen, posisi terakhirnya sebelum meninggal adalah
soal intelijen.
Sekarang kita bahas kakaknya.
Siapa itu Sakirman? Wah, juga tidak kalah menterengnya, lahir tahun 1911,
terpisah 7 tahun dengan adiknya, Sakirman adalah jenius dalam keluarga, dia
lulusan "Technische Hooge School" (THS), sekarang ITB. Insinyur
Sakirman, adalah elit Politbiro CC PKI. Sejak sebelum masa kemerdekaan, Sakirman
terlibat dalam banyak peristiwa penting, meski sipil, seorang insinyur, dia
pernah menyandang pangkat Let Kol dalam pemerintahan awal-awal
kemerdekaan.
Tapi berpuluh tahun kemudian, dua bersaudara ini ternyata berbeda jalan. Sangat berbeda.
Tapi berpuluh tahun kemudian, dua bersaudara ini ternyata berbeda jalan. Sangat berbeda.
S Parman, yang jelas terlatih
dalam bidang intelijen, tahun 1960-an, habis-habisan menolak ide pembentukan
kekuatan kelima. Dia tidak mau jutaan rakyat, petani dan buruh tiba2 diberikan
senjata. Menurut S Parman, itu sungguh strategi licik yang amat membahayakan.
Ada udang dibalik batu. Itu rakyat yang mana? Sekali jutaan rakyat itu membawa
senjata, crazy sekali, Indonesia bisa menjadi lautan perang saudara, darah
tumpah di mana2. Tidak akan ada yang bisa mengontrol mereka.
Kakaknya, Sakirman, justeru
punya pendapat berbeda. Sebagai elit Politbiro CC PKI, dia habis2an
menggelontorkan ide tersebut agar direstui penguasa. Elit PKI tahu persis,
hanya TNI yang masih menjadi penghadang ide besar mereka mengambil-alih
kekuasaan, maka apapun harus dilakukan untuk menyingkirkan TNI, termasuk fitnah
keji sekalipun, seolah2 TNI-lah yang hendak mengkudeta pemerintah. Pancasila
tidak relevan lagi, itu bisa diganti dengan paham lain.
S Parman dan Sakirman menjadi
seteru politik yang nyata. Dua kakak-adik itu menjadi musuh. Satu TNI, satu
PKI.
Hari itu, entah kebencian
sebesar apa yang membuat seorang kakak kandung tega melihat adiknya masuk dalam
daftar Jenderal yang diculik. Hari itu, Jenderal S Parman dibawa hidup-hidup ke
sebuah sumur tua, di sana dia ditembak tanpa ampun, kemudian dilemparkan masuk
ke dalam sumur dingin itu. Jasadnya yang sudah menyedihkan, ditemukan beberapa
hari kemudian. Sungguh, kebencian sebesar apa yang bisa membuat kita memutus
tali persaudaraan?
Apakah sama dengan 39
tahun lalu, ketika lebih dari 1,2 juta rakyat negeri seberang, Kamboja juga
tewas oleh kekejaman pasukan Khmer Merah. Kelompok KOMUNIS, yang berusaha
mengangkangi seluruh negeri, mengambil kekuasaan dari pemerintah di bulan April
1975. Sebagian dari rakyat Kamboja mati karena kelaparan, menderita sakit dalam
kecamuk perang yang disebabkan pasukan Khmer Merah, dan tidak sedikit yang
tewas karena disiksa, ditembak mati, terserah apa maunya si
komunis.
Kenanglah peristiwa ini. Kisah S Parman dan Sakirman, dua saudara kandung, yang berbeda pemahaman, dengan ending menyesakkan. Hari ini, S. Parman menjadi nama banyak jalan besar di negeri ini. Kita boleh jadi lupa sejarahnya, tapi ijinkan saya mengingatkan kalian, agar kita lebih seimbang dalam mengenang sesuatu....
Kenanglah peristiwa ini. Kisah S Parman dan Sakirman, dua saudara kandung, yang berbeda pemahaman, dengan ending menyesakkan. Hari ini, S. Parman menjadi nama banyak jalan besar di negeri ini. Kita boleh jadi lupa sejarahnya, tapi ijinkan saya mengingatkan kalian, agar kita lebih seimbang dalam mengenang sesuatu....
*Tere Liye
Tidak ada komentar:
Posting Komentar