MUHASABAH
DIRI
Para kekasih Allah, tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak (pula) mereka berduka cita.”(QS Yunus [10]:62.
Hati mereka bercahaya oleh keyakinan, sehingga keadaan mereka tidak berubah walaupun ketika mendapat musibah. Setiap mereka mendapat kesulitan atau kemudahan, rasa takut atau rasa aman, hina atau mulia, musibah atau kenikmatan, mata hati mereka akan segera melihat bahwa hal yang menimpa mereka memang telah tertulis dalam Lauh Mahfuzh sebagaimana yang mereka alami saat itu, dan hal ini sudah menjadi ketetapan dari Allah Swt.
Para kekasih Allah, tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak (pula) mereka berduka cita.”(QS Yunus [10]:62.
Hati mereka bercahaya oleh keyakinan, sehingga keadaan mereka tidak berubah walaupun ketika mendapat musibah. Setiap mereka mendapat kesulitan atau kemudahan, rasa takut atau rasa aman, hina atau mulia, musibah atau kenikmatan, mata hati mereka akan segera melihat bahwa hal yang menimpa mereka memang telah tertulis dalam Lauh Mahfuzh sebagaimana yang mereka alami saat itu, dan hal ini sudah menjadi ketetapan dari Allah Swt.
Dalam diri mereka tidak ada keinginan
atau hawa nafsu yang memberatkan mereka dalam menerima ketetapan Allah ini.
Mereka menyambut ketetapan-Nya dengan wajah yang riang gembira dan
berseri-seri. Mereka adalah orang-orang yang selalu rela dan bersabar.
Kebalikan dari mereka adalah orang-orang yang menerima ketetapan dari Allah dengan rasa tidak senang dan berat hati.
Kebalikan dari mereka adalah orang-orang yang menerima ketetapan dari Allah dengan rasa tidak senang dan berat hati.
Hal ini disebabkan karena keinginan
mereka masih kuat dan hidup dalam diri mereka, ditambah dengan keyakinan yang
lemah sehingga mereka tidak melihat adanya kehendak dan kasih sayang Allah pada
mereka dalam menetapkan perkara tersebut. Mereka tidak merasakan adanya
kenikmatan dalam menerima kehendak Allah ini. Kenikmatan menerima kehendak
(yang seharusnya mereka rasakan) telah bercampur dengan pahitnya nafsu,
sehingga kenikmatan tersebut lenyap terbawa pahitnya hawa nafsu, sebagaimana
halnya kamu menemukan pahitnya obat, lalu kamu mencampurnya dengan madu atau
gula dan sebagainya sehingga dapat mengalahkan rasa pahit serta
menghilangkannya.
Kenikmatan menerima kehendak Allah Swt
dalam hatimu hanya dapat dirasakan sebatas kadar cintamu kepada-Nya. Dan kadar
cintamu kepada-Nya dapat kau rasakan sejauh kadar ma’rifat (pengetahuan)mu akan
kekuasaan-Nya. Semakin kamu mengenal-Nya bahwa Allah Swt adalah Yang Tertinggi
di atas apapun maka semakin tinggilah kedudukan-Nya dalam dirimu, dan semakin
cintalah kamu terhadap-Nya. Oleh karena itu, pepatah mengatakan, “Orang yang
paling mencintai Allah adalah orang yang paling mengetahui-Nya dan paling
mengenal-Nya.”
Yaa Allah...,
beri aku KEBAHAGIAAN..
Allah berkata: "Tidak.., KUberi KEBERKAHAN, Kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri untuk menghargai Keberkahan itu"
Allah berkata: "Tidak.., KUberi KEBERKAHAN, Kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri untuk menghargai Keberkahan itu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar