PERMAINAN TAKDIR
Oleh: Anis Matta
Oleh: Anis Matta
Fir'aun mungkin tidak pernah membayangkan bahwa
kotak kecil berisi bayi Musa yang mengapung di sungai dan merapat ke istananya
adalah sebuah surat. Itu pesan bahwa ketika ia menginstruksi pembunuhan bayi
laki-laki, tanpa sadar ia sedang bermain dengan takdirnya sendiri. Permainan
baru saja dimulai!
Seharusnya
Fir'aun sadar bahwa isi kotak ini mutlak masuk dalam daftar bayi yang harus
dibantai. Dia tidak boleh membuat pengecualian. Tapi Fir'aun membuat
pengecualian. Bayi ini dikeluarkan dari daftar target pembunuhan. Dan itulah
awal dari semua bencana yang menimpanya kelak.
Pengecualian itu dibuat dengan logika yang sangat
lugu dan naif. Istrinyalah yang memberi ide, bayi itu mungkin bermanfaat atau
diangkat sebagai anak. Kaum megaloman seperti Fir'aun biasanya menunjukkan
kuasa dengan menebar kasih. Maka ia mengabulkan permintaan istrinya, toh semua
masih dalam kendali.
Dari celah jiwa itulah Allah memberlakukan
kehendakNya. Sang Rasul tumbuh besar dalam istana, dengan fasilitas istana.
Perlindungan yang sempurna. Dari waktu ke waktu bayi itu menunjukkan gelagat
berbahaya, tapi kasih sayang mengubah sikapnya. Ia melakukan
"pembiaran", semua dalam kendali.
Begitulah Allah mempermainkan Fir'aun. Dimulai
dengan mimpi yang menganggu pikirannya dan melahirkan kecemasan luar biasa,
lalu bayi mungil itu. Sebuah dinasti raksasa diruntuhkan dengan cara yang
sangat sederhana. Dari ide-ide kecil yang diselipkan Allah dalam benak Fir'aun.
Itulah permainannya.
Permainan kecil itu hanya ingin menyampaikan
pesan sejarah bahwa kendali bukanlah di tangan manusia, termasuk atas
pikiran-pikirannya sendiri. Para konspirator selalu ditipu oleh dendam dan
megalomania, diyakinkan oleh kedigdayaannya bahwa semua kendali ada di tangan
mereka. TIDAK nyatanya!
Sumber
optimisme kita dari situ, dari fakta bahwa kendali tidaklah di tangan manusia,
kendali tetap di tangan Allah. Dia yg mengendalikan game ini!
Yang harus
kita jaga agar takdir baik berpihak pada kita adalah konsistensi pada
kebenaran. Walaupun kita akan tampak lugu dan naif. Ini permainannya!
Allah yang
mengontrol seluruh permainan ini karena Dia sendiri yang mengendalikan alam
raya ini, termasuk ilmu tentang masa depan. Jadi jangann terlalu khawatir!
Semua ilmu manusia tentang masa depan hanya
sampai pada zhan (dugaan). Mereka bisa membaca tren, tapi tidak
mengendalikannya. Itu seperti meramal cuaca, bisa diduga-duga tapi tidak bisa
dikendalikan. Jadi jangan percaya pada propaganda bahwa ada kekuatan yang tak
terkalahkan di dunia ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar