MENSYUKURI KEMERDEKAAN
72 tahun yang silam, bangsa Indonesia yang
mayoritas beragama Islam, memproklamirkan kemerdekaannya. Melepaskan diri dari
jeratan dan cengkraman penjajahan belanda dalam kurun waktu yang amat lama,
yang konon sampai 350 tahun. Ada catatan menarik dari Prof. Nina Herlina Lubis,
guru besar Ilmu Sejarah Unpad: “Tidak benar Indonesia dijajah Belanda selama
350 tahun. Kalau dihitung dari 1596 sampai 1942, jumlahnya 346 tahun. Namun,
tahun 1596 itu Belanda baru datang sebagai pedagang... Hingga (tahun) 1912 Aceh
adalah kerajaan yang masih berdaulat. Orang Aceh hanya mau mengakui mereka
dijajah 33 tahun saja... (Maka) Yang benar adalah, Belanda memerlukan waktu 300
tahun untuk menguasai seluruh Nusantara. [jadiberitadotcom]
Terlepas dari
perbedaan berapa lama waktu penjajahan tersebut, maka kemerdekaan adalah nikmat
yang utama. Betapa tidak, jika kita lihat bagaimana kondisi saudara-saudara
kita di palestina, irak, suriah dll. yang setiap hari hidup di bawah
bayang-bayang senapan. Mereka sulit menemukan kebebasan dalam beribadah bahkan
beraktifitas sehari-hari.
Alhamdulillah,
bangsa kita telah mendapatkan kemerdekaan ini sehingga kita merasakan hidup
damai, tentram dan bebas untuk beribadah dan beraktifitas. Kemerdekaan ini
diraih bukan semata atas perjuangan para pahlawan karena secara hitam di atas
putih bangsa ini mustahil bisa merdeka dan mengusir penjajah dengan
keterbatasan alat perang namun para pejuang dan pendiri kemerdekaan sadar bahwa
kemerdekaan ini adalah anugerah dari Allah swt sebagaimana ditegaskan dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ketiga; “Atas berkat rahmat Allah
Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya”.
Bahkan
pelaksanaan proklamasi telah dirancang oleh proklamator atas dasar mengharap
keberkahan dari Allah swt sehingga ketika beliau dan bung hatta di culik oleh
sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, dll. dari perkumpulan
"Menteng 31" pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB dan dibawa
ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi
namun bungkarno bersikukuh untuk membacakan teks proklamasi tanggal 17
sebagaimana direncanakan.
Sejarawan,
Asvi Warman Adam memiliki catatan menarik yang dituangkan dalam bukunya “Bung
Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”. Ia menulis transkrip pembicaraan
menarik antara soekarno dan soekarni (pemuda kelahiran garum blitar jatim 1916)
yang menculiknya dan memaksa untuk segera melaksanakan proklamasi.
Bung Karno :
Di Saigon aku sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal
17,” Sukarni: ”Mengapa tanggal 17, tidak lebih baik sekarang saja atau tanggal
16?” Bung Karno : ’’Aku percaya mistik…. Hari Jumat ini, Jumat Legi. Jumat yang
manis. Jumat suci. Alquran diturunkan tanggal 17. Orang Islam melakukan
sembahyang 17 rakaat dalam sehari. Mengapa Nabi Muhammad memerintahkan 17
rakaat, bukan 10 atau 20? Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan
manusia.”
Jadi jelas,
bahwa kemerdekaan yang hingga saat ini kita rasakan dan hari ini kita
peringati, adalah berkat rahmat Allah dan pertolonganNya. Oleh sebab itu semua
harus mensyukuri berkah atau nikmat Allah ini dengan sebaik-baiknya.
Tidak kalah
menarik adalah keterangan bahwa “17-8-1945” telah diisyaratkan dalam lambang
NU. Huruf yang terdapat dalam kata Nahdlatoel Oelama’ (ejaan NU tempo dulu)
berjumlah 17 huruf yang melambangkan tanggal kemerdekaan. Tali Logo NU
berbentuk angka 8 yang merupakan bulan kemerdekaan. Dan gambar selanjutnya Bola
Dunia berjumlah 1, Total Bintang terdapat 9 dengan perincian, Bintang Bawah
sebanyak 4, dan Bintang Atas sebanyak 5 membentuk angka 1945 yang merupakan
tahun kemerdekaan.
Terlepas
setuju atau tidak, otak atik matuknya lambang NU dengan kemerdekaan kita, maka
terbukti NU turut aktif berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan “resolusi
jihad” yang disampaikan Rais Akbar KH Hasyim Asy’ari, yang berisi :
“Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe Fardloe ‘ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada di loear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itu djadi fardloe kifajah (jang tjoekoep, kalaoe dikerdjakan sebagian sadja)…” [Nu dot or dot id]
“Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe Fardloe ‘ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada di loear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itu djadi fardloe kifajah (jang tjoekoep, kalaoe dikerdjakan sebagian sadja)…” [Nu dot or dot id]
Dan 18 hari
kemudian meletuslah pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya dimana rakyat
indonesia berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda yang kemudian
peristiwa dahsyat ini diperingati sebagai hari pahlawan.
Terlepas dari
kiprah dan peran para pejuang kemerdekaan di atas, maka kita sebagai penikmat
kemerdekaan harus memiliki kesadaran sebeagaimana kesadaran yang dimiliki oleh
para pejuang kemerdekaan, yaitu kemerdekaan ini adalah anugerah dari Allah swt
yang wajib kita syukuri dengan cara menggunakan kemerdekaan ini sesuai dengan
tujuan pemberinya, Allah swt dan untuk mendekat kepada sang pencipta. Maka
berdasarkan pemilihan tanggal bung karno ada pesan tersirat “Jagalah
kemerdekaan 17 Agustus dengan menjaga 17 rekaat (sholat lima waktu)”. Jika kita
isi kemerdekaan dengan iman dan taqwa niscaya bangsa ini akan semakin makmur
dan sejahtera. Allah swt berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.[QS Al-A’raf : 96]
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.[QS Al-A’raf : 96]
Akhirnya,
janganlah kita lalai dengan “faragh” (waktu luang atau kesempatan) dari nikmat
kemerdekaan sebagaimana dilakukan oleh banyak orang seperti disabdakan dalam
hadits utama di atas. Dalam momen perinagatn kemerdekaan ini, Marilah kita
renungkan firman Allah swt : yang artinya : Apabila telah datang pertolongan
Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan
berbondong-bondong. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat.[QS an-Nashr : 1-3].
Wallahu A’lam. Berkat syukur kita, Semoga Allah Al-Bari menjadikan bangsa yang
telah merdeka ini sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.Amin ya
Robbal alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar