InspirasI

Kamis, 18 Januari 2018

MANAKALA DESKRIPSI DAJJAL TAK LAGI MENYERAMKAN
Oleh: Ust. Miftah el-Banjary

Dalam teori ilmu komunikasi dan linguistik dikenal teori Semiotika untuk mengetahui makna atau mengenali hubungan antara satu simbol dengan simbol lainnya, sehingga dapat diasumsikan bahwa benda tersebut identik dengan pesan yang dibawanya melalui makna simbol.
Sebagai contoh, mengapa setiap kali orang melihat simbol warna merah di jalan raya selalu berhenti, sebab warna merah identik dengan perintah stop atau berhenti.
Dan sebaliknya tanda hijau perintah yang identik dengan perintah jalan atau terus. Hal tersebut bersifat automatic disebabkan memang telah dikenali dan direspon langsung oleh otak manusia.
Mengapa simbol-simbol tersebut mudah dikenali? Sebab ada proses pembiasaan dimana otak kita merspons tanda-tanda itu secara berulang-ulang hingga menjadi hal yang bekerja secara tersistem dan otomatis.
Baik, sekarang saya ingin menghubungkan teori ini pada simbol-simbol agama tentang fenomena kemunculan Dajjal yang menurut sebuah hadits Rasulullah yang sangat populer bahwa kelak di akhir zaman sebelum datangnya hari kiamat akan muncul Dajjal yang bertugas menguji iman manusia.
Kelak banyak yang terkecoh dengan penampilan Dajjal yang mengerikan, namun ternyata pengikutnya juga sangat banyak. Aneh kan, ditakuti tapi dikagumi. Menyeramkan, tapi dikerumuni. Tapi ya seperti itulah kenyataannya.
Sampai-sampai Rasulullah menggambarkan bagaimana Dajjal itu disembah dan diagungkan, bahkan banyak umat manusia yang menganggap sebagai Tuhan.
Rasulullah menggambarkan betapa susahnya mempertahankan akidah iman ketika itu dengan kalimat, "Mereka beriman pada Allah di pagi hari dan kafir di sore harinya." Nauzubillah.
Deskripsi simbolik yang digambarkan oleh Rasullah tentang Dajjal dia menyerupai seorang raksasa besar dengan ciri fisik memiliki satu mata besar di bagian tengah wajahnya yang hampir menutupi keseluruhan wajahnya disertai dengan tulisan huruf Kaf Faa dan Ra yang membentuk huruf hijaiyyah Arab bermakna Kafir.
Mungkin membayangkan deskripsi Dajjal kita akan membayangkan sebuah monster jahat yang menyerang sebuah kota, lalu penduduknya berhamburan berlarian keluar menyelematkan diri, sebagaimana film-film hollywood di layar lebar. Tapi kenyataannya tidak.
Kedatangan Dajjal justru ditunggu-tunggu sebagai juru selamat bagi sebagian kalangan. Dajjal yang yang sejatinya mengerikan tidak tampak lagi mengerikan, disebabkan orang-orang munafik berbondong-bondong mengerebunginya.
Konon Dajjal menawarkan air segar yang dingin dan sejuk di tengah kondisi manusia sangat kehausan disebabkan terik panas yang membara. Di tangan kanannya ada air yang hakikatnya bara api. Dan di kiri tangannya ada bara api yang hakikatnya adalah air sejuk.
Bagi yang lemah imannya, mereka akan meminta air segar dari tangan Dajjal, lalu menyatakan keberimanan mereka. Inilah yang disebut dengan fitnah Dajjal.
Nah ada satu hal menarik yang menyeletuk di pikiran saya tentang deskripsi penggambaran Dajjal dengan ciri mata satu itu lho.
Mengapa Dajjal yang pada dasarnya muncul dengan kondisi yang menyeramkan, namun tidak lagi tampak menyeramkan, terbukti nantinya akan ada banyak pengikut Dajjal di muka bumi ini?
Seluruh muka bumi ini akan dikuasai Dajjal, terkecuali dua negeri yang dijaga oleh para malaikat, yaitu Makkah dan Madinah.
Mengapa Dajjal tak lagi terlihat menyeramkan?
Kembali pada teori komunikasi semiotika diatas bahwa respon otak manusia tergantung pada pembiasaan apa yang sering dilihatnya.
Jauh sebelum kemunculan Dajjal yang mengerikan dan berparas buruk dengan ciri khasnya "Raksasa Bermata Satu", para pengikut Dajjal telah memunculkan sebuah deskripsi ikon-ikon simbolik yang tidak lagi memyeramkan, tapi malah tampak lucu dan menggemaskan, seperti dimunculkannya tokoh-tokoh kartun seperti Minion, Pixar dan tokoh lainnya yang ditampilkan dengan mata satu.
Hari ini kita, bahkan anak-anak kita -tanpa disadari- telah disajikan sebuah proses pembiasaan visualisasi Dajjalisasi secara simbolik dan tersistematis diluar kesadaran nalar logika dan kesadaran akan teks ajaran agama Islam itu sendiri.
Boleh jadi, ketika nanti tiba-tiba muncul Dajjal para orangtua yang beriman akan memperingatkan anak-anak mereka agar menjauhi Dajjal, para anak-anak zaman now akan mengatakan.
"Ah..Bapak..! Ah ibu..! Segitu takutnya, itu bukan Dajjal Kaleee.. Ah ketinggalan zaman.."
Terdengar absurd memang?!! Tapi begitulah konspirasi Yahudi sesungguhnya dalam agenda mereka menyambut al-Masih Dajjal dalam doktrin kepercayaan mereka. Boleh jadi orang-orang zaman now memungkirinya dengan berbagai argumentasi yang menurut lebih logils, tapi pada kenyataannya orang-orang Zionis Yahudi lebih paham tentang hadits-hadits nabi akhir zaman dan mereka telah lebih dahulu melakukan banyak hal pengelabuan terhadap umat muslim hari ini.
Sedangkan kita umat Islam hari ini tanpa sadar telah menjadi semacam "Laboratorium Raksasa" sebagai bahan ujicoba ideologi mereka yang mereka yakini. Boleh jadi, kita dan anak-anak kita telah dan sangat terbiasa dengan penggambaran penokohan ikon simbolik yang identik dengan deskripsi Dajjal sejak mereka lahir telah dipertontonkan diperkenalkan dengan tokoh-tokoh animasi atau boneka atau film dari layar televisi atau game yang mereka mainkan hari ini.
Pendidikan preventif terbaik menurut Rasulillah ada baiknya agar kita dan keluarga kita semua terhindar dari fitnah Dajjal,  ajarkan mereka membaca surah al-Kahfi setiap malam atau siang hari Jum'at.

Tidak ada komentar: