BULAN
ISTIMEWA
Ketika
ibadah Ramadhan tahun lalu kita akhiri, salah satu harapan yang merasuk kedalam
jiwa kita adalah keinginan untuk bisa menjumpai dan menikmati bulan Ramadhan
pada tahun berikutnya. Insya Allah, harapan itu akan terpenuhi, karenanya kita
berharap semoga Allah Swt benar-benar menyampaikan usia kita pada Ramadhan
tahun ini.
Kalau kita begitu berharap bisa
menikmati kembali ibadah Ramadhan pada tahun ini, karena Ramadhan adalah bulan
yang sangat istimewa. Karena itu, kehadiran Ramadhan tahun ini yang tidak akan
kita sia-siakan begitu saja. Sebagai orang yang gembira atas kedatangan kembali
Ramadhan dan kita bisa memasukinya, maka target yang ingin kita capai adalah
mendapatkan nilai-nilai keistimewaan dari bulan Ramadhan itu sendiri sebagai
titik awal untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt. Lalu, selain
keharusan berpuasa sebulan penuh, apa saja keistimewaan bulan Ramadhan itu?.
1.
BULAN AL-QUR’AN
Ramadhan seringkali disebut dengan Syahrul Qur’an (Bulan
Al-Qur’an), karena awal diturunkannya Al-Qur’an adalah pada bulan Ramadhan.
Dengan berpedoman pada Al-Qur’an, niscaya perjalanan hidup manusia menjadi
terarah dan memberi kebahagiaan, kedamaian, ketentraman dan kemakmuran serta
keadilan. Banyak dari kita, kaum muslimin yang sudah jauh dari Al-Qur'an, mulai
dari jauh dalam bentuk tidak bisa membacanya, bisa membaca tapi tidak rajin
membacanya, rajin membaca tapi tidak memahaminya, memahami tapi tidak
mengamalkannya atau sudah mengamalkannya tapi baru untuk dirinya sendiri, belum
merangsang atau mengajak orang lain untuk mengamalkannya.
Oleh karena itu, sebagai bulan Al-Qur’an, Ramadhan
mengingatkan dan mengetuk hati kita untuk memperkokoh komitmen kepadanya. Bila
Ramadhan yang segera kita masuki telah berakhir dan komitmen kita kepada
Al-Qur’an semakin kuat, hal itu merupakan indikasi dari keberhasilan ibadah
Ramadhan kita, sehingga dalam menjalani kehidupan ini, kita selalu berpedoman
kepada Al-Qur’an, karena Al-Qur’an memang berfungsi sebagai petunjuk dan dalam
menilai sesuatu, kitapun menggunakan Al-Qur’an sebagai tolok ukur, karena
Al-Qur’an memang berfungsi untuk membedakan antara yang haq (benar) dengan yang
bathil (salah), Allah berfirman yang artinya: Bulan Ramadhan adalah bulan
yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq
dan yang bathil). (QS 2:185).
2.
PINTU SYURGA DIBUKA, NERAKA DITUTUP.
Setiap muslim pasti ingin sekali bisa masuk syurga dengan
segala kenikmatannya dan terhindar dari neraka dengan segala kesengsaraan dan
penderitaannya. Ramadhan adalah bulan yang amat memberi peluang kepada kita
untuk meraih syurga dan menghindar dari neraka. Namun ini sifatnya tidak
otomatis bersamaan dengan datangnya Ramadhan, tapi itu bisa kita raih manakala
Ramadhan ini kita penuhi dengan segala bentuk kebajikan, sekecil apapun
kebajikan yang kita lakukan itu.
Ramadhan yang merangsang kita untuk melaksanakan segala
aktivitas kebajikan akan menghantarkan kita ke pintu syurga yang seluas-luasnya,
bahkan bagi orang yang berpuasa, Rasulullah Saw sebagaimana diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim menyatakan ada pintu khusus untuk masuk syurga itu yang
dinamakan dengan Ar Royyan. Sementara dengan ibadah Ramadhan yang
sebaik-baiknya, seorang muslim semakin kecil peluangnya akan kemungkinan masuk
ke dalam neraka. Itulah salah satu maksud pintu syurga dibuka lebar dan pintu
neraka ditutup rapat dengan sebab puasa Ramadhan sebagaimana hadits Nabi Saw:
Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu syurga
dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu semua syaitan (HR. Bukhari dan
Muslim).
3.
MEMBELENGGU SYAITAN
Hadits di atas juga menyebutkan dibelenggunya
syaitan-syaitan ketika Ramadhan tiba, hal ini karena dengan telaksananya ibadah
Ramadhan dengan sebaik-baiknya, syaitan merasa amat sangat sulit mencapai
keberhasilan dalam menggoda manusia, sehingga selama Ramadhan itu, syaitan
betul-betul merasa terbelenggu atau sangat terbatasi keleluasaannya dalam
menggoda manusia.
Dengan demikian, sebagai muslim, kita harus aktif dalam
membelenggu syaitan melakukan aktivitasnya menyesatkan manusia, dan bulan
Ramadhan adalah kesempatan yang amat baik untuk melatih kekuatan rohani kita
untuk bisa membatasi ruang gerak syaitan dalam diri kita masing-masing.
4.
AMPUNAN DOSA.
Ibadah Ramadhan yang dikerjakan dengan sebaik-baiknya
juga akan memberi keuntungan atau keistimewaan bagi kita dengan diampuninya
dosa-dosa kita dimasa lalu oleh Allah Swt. Ini merupakan peluang yang sangat
besar yang diberikan Allah dan kita tidak boleh mensia-siakan kesempatan ini.
Kenapa demikian?. Karena sudah begitu banyak dosa yang kita lakukan, dosa anak
kepada orang tua, dosa orang tua kepada anak, dosa isteri kepada suami, dosa
suami kepada isteri, dosa pemimpin pada rakyat, dosa rakyat pada pemimpin, dosa
murid kepada guru, dosa guru kepada murid dan begitulah seterusnya. Rasulullah
Saw bersabda:
Barangsiapa yang berpuasa pada
bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari).
Kalau peluang yang begitu besar ini kita
abaikan, peluang mana lagi yang ingin kita ambil. Memang tahun depan, Ramadhan
akan kembali tiba kalau kiamat belum terjadi, tapi yang jadi masalah adalah
usia kita yang belum tentu sampai, sebagaimana banyak orang diantara keluarga,
teman, jamaah dan masyarakat kita yang sudah tidak bisa berjumpa lagi dengan
bulan Ramadhan tahun ini karena mereka telah meninggal dunia..
5.
MEMPERKUAT BENTENG PERTAHANAN.
Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Ibnu
Majah, Rasulullah Saw menyatakan: ash shiyamu junnatun (puasa itu adalah
benteng). Dalam suatu peperangan, diperlukan benteng untuk memantapkan
pertahanan. Dalam kehidupan seorang muslim, terjadi kecamuk perang dalam
jiwanya antara yang haq dan yang bathil. Untuk bisa memenangkan peperangan itu,
seorang muslim harus memiliki benteng pertahanan yang kuat sehingga bisa
menghalau segala godaan syaitan.
Puasa sebagai upaya memperkuat benteng pertahanan rohani
merupakan sesuatu yang amat penting. Tersebarluasnya kemaksiatan dan
kemunkaran, sulitnya memperkokoh persatuan Islam dan umat Islam pada hakikatnya
adalah karena lemahnya kekuatan rohani yang membuat syaitan menjadi begitu
berkuasa atas diri kita. Karena itu, dalam kondisi kehidupan masyarakat kita yang
masih amat jauh dari nilai-nilai Islam, peran puasa Ramadhan menjadi sesuatu
yang amat mendasar dalam membentengi jiwa umat dalam menghadapi godaan-godaan
syaitan yang tiada henti.
6.
PAHALA BESAR
Keistimewaan penting dari bulan Ramadhan adalah diberikannya
pahala yang begitu besar kepada siapa saja yang melakukan kebajikan atau amal
yang shaleh. Hal ini akan membuat kita semakin terlatih atau terbiasa untuk
melakukan amal-amal yang shaleh. Sebagai sebuah contoh, untuk orang yang
memberi makan atau minum kepada orang yang berbuka puasa, maka Allah Swt akan
memberikan pahala puasa orang yang diberi makan atau minum itu tanpa mengurangi
pahala orang tersebut.
Ibadah Ramadhan memang memberikan janji perolehan pahala
yang besar. Dengan pahala yang besar itu kita terangsang untuk beramal shaleh
yang sebanyak-banyaknya, lalu kita menjadi terbiasa melakukannya.
Akhirnya menjadi jelas bagi kita
bahwa, begitu banyak keistimewaan bulan Ramadhan yang membuat kita tidak boleh
mengabaikannya begitu saja. Karena itu, kehadiran Ramadhan pada tahun ini akan
kita optimalkan sebagai momentum untuk meningkatkan proses tarbiyyah
(pendidikan) bagi diri, keluarga dan masyarakat kita kearah terwujudnya
pribadi, keluarga dan masyarakat yang selalu berada dalam ketaqwaan kepada Allah
Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar