InspirasI

Jumat, 24 Juni 2016

SAWANG SINAWANG

●Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat, 
Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah..
●Aku melihat hidup teman-temanku tak ada duka dan kepedihan,
Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri..
●Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian, 
Ternyata ia begitu menikmati badai ujian dlm kehidupannya..
●Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna, 
Ternyata ia hanya berbahagia "menjadi apa adanya"..
●Aku melihat hidup tetanggaku beruntung,
Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung..
●Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rejeki orang lain..
Mungkin aku tak tahu dimana rejekiku.. 
Tapi rejekiku tahu dimana diriku..
●Dari lautan biru, bumi dan gunung, Tuhan telah memerintahkannya menuju kepadaku...
●Tuhan yang Maha pengasih menjamin rejekiku, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..
●Amatlah keliru bila berkeyakinan rejeki dimaknai dari hasil bekerja.. Karena bekerja adalah ibadah, sedang rejeki itu urusan-Nya..
●Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda..
●Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati..
●Mereka lupa bahwa hakekat rejeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya..
●Rejeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, sang Pencipta menaruh berkat sekehendak-Nya..
Ikhtiar itu perbuatan..
Rejeki itu kejutan..
●Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rejeki akan ditanya kelak..
"Darimana dan digunakan untuk apa"
Karena rejeki hanyalah "Hak Pakai", bukan "Hak Milik".
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: