InspirasI

Selasa, 27 Desember 2016


ORANG TUA UNTUK ANAKNYA

Pesan Ibu Elly Risman

 (Senior Psikolog UI, Konsultan Parenting Nasional)
Untuk para Orang tua. . . .
‘Kalau Anda dititipi anak presiden, kira-kira bagaimana mengasuh dan menjaganya?
Beranikah Anda membentaknya sekali saja?
Pasti enggak, kan?
Nah, yang sekarang menitip bukan presiden, tapi yang jauh lebih berkuasa dari presiden, yaitu Allah Ta’ala.
Beranikah Anda membentak, memarahi, mencubit, menyentil, bahkan memukul?
Jika Anda pernah melakukannya, kira-kira nanti dihari akhir apa yang Anda jawab ketika ditanya Pemiliknya?’
Jiwa anakmu lebih mahal dari susu termahal yang ditumpahkannya. Jaga lisanmu, duhai orangtua. Jangan pernah engkau memarahi anakmu hanya gara-gara ia menumpahkan susunya atau karena ia melakukan hal yang menurutmu salah. Anakmu tidak tahu kalau apa yang ia lakukan adalah kesalahan. Otaknya belum mempunyai konsep itu.
Jaga Jiwa Anakmu...
Lihatlah tatapan mata anakmu yang tidak berdosa itu ketika engkau marah-marah. Ia diam dan mencoba mencerna apa yang engkau katakan. Apakah ia mengerti? 
Mungkin iya, tapi cobalah perhatikan apa yang ia lakukan setelah engkau pukul dan engkau marahi? 
Anakmu tetap memelukmu, masih ingin engkau belai. Bukankah inilah tanda si anak ‘memaafkanmu’?
Namun, jika engkau terus-menerus mengumbar kata-kata kasarmu kepadanya, otak anakmu akan merekamnya dan akhirnya, cadangan ‘maaf’ di otaknya hilang. Apa yang akan terjadi selanjutnya, duhai orangtua? 
Anakmu akan tumbuh menjadi anak yang ‘ganas’ dan ia pun akan membencimu sedikit demi sedikit hingga tidak tahan hidup bersamamu.
Jiwa anak yang terluka itu akan mendendam. Pernahkah engkau saksikan anak-anak yang ‘malas’ merawat orangtuanya ketika tua? Jangan salahkan anak-anaknya. Cobalah memahami apa yang sudah dilakukan oleh orangtua itu kepada anak-anaknya ketika mereka masih kecil.
Rasulullah begitu menjaga jiwa anak-anak. Nabi nan mulia ini sangat tahu apa yang akan terjadi ketika jiwa anak sudah rusak. Orangtua, anakmu itu bukan kaset yang bisa kau rekam untuk kata-kata kasarmu. Bersabarlah....
Jagalah kata-katamu agar anak hanya tahu bahwa ayah ibunya adalah contoh yang baik yang bisa menahan amarahnya.
Efek Jiwa yang Rusak.
Duhai orangtua, engkau pasti kesal kalau anakmu nakal. Tapi pernahkan engkau berpikir bahwa kenakalannya mungkin adalah efek rusaknya jiwa anakmu karena kesalahanmu. Kau pukul, kau cubit anakmu hanya karena melakukan hal-hal sepele. Kau hina dina anakmu hanya karena ia tidak mau melakukan hal-hal yang engkau perintahkan.
Cobalah duduk dan merenungi apa saja yang telah engkau lakukan kepada anakmu. Apakah engkau lebih sayang pada susu paling mahal yang tertumpah? 
Anakmu pasti menyadari dan tahu ketika kemarahan itu selalu hadir didepan matanya. Jiwanya pun menjadi memerah bagai bara api. Apa yang mungkin terjadi ketika jiwa anak sudah terusik?
Anak tidak hormat pada orangtua. Anak menjadi musuh orangtua. Anak menjadi sumber kekesalan orangtua. Anak tidak bermimpi hidup bersama dengan orangtua. 
Hal-hal inikah yang engkau inginkan, duhai orangtua? 
Ingatlah, jiwa anakmu lebih mahal dari susu termahal yang ditumpahkannya. Jaga lisan dan perlakukanmu kepada anakmu...

Tidak ada komentar: