Pesan
Ibu Elly Risman
(Senior Psikolog UI, Konsultan Parenting
Nasional)
Untuk para Orang tua. . .
.
‘Kalau
Anda dititipi anak presiden, kira-kira bagaimana mengasuh dan menjaganya?
Beranikah
Anda membentaknya sekali saja?
Pasti
enggak, kan?
Nah,
yang sekarang menitip bukan presiden, tapi yang jauh lebih berkuasa dari
presiden, yaitu Allah Ta’ala.
Beranikah
Anda membentak, memarahi, mencubit, menyentil, bahkan memukul?
Jika
Anda pernah melakukannya, kira-kira nanti dihari akhir apa yang Anda jawab
ketika ditanya Pemiliknya?’
Jiwa
anakmu lebih mahal dari susu termahal yang ditumpahkannya. Jaga lisanmu, duhai
orangtua. Jangan pernah engkau memarahi anakmu hanya gara-gara ia menumpahkan
susunya atau karena ia melakukan hal yang menurutmu salah. Anakmu tidak tahu
kalau apa yang ia lakukan adalah kesalahan. Otaknya belum mempunyai konsep itu.
Jaga
Jiwa Anakmu...
Lihatlah
tatapan mata anakmu yang tidak berdosa itu ketika engkau marah-marah. Ia diam
dan mencoba mencerna apa yang engkau katakan. Apakah ia mengerti?
Mungkin iya, tapi cobalah perhatikan apa yang ia lakukan setelah engkau pukul dan engkau marahi?
Anakmu tetap memelukmu, masih ingin engkau belai. Bukankah inilah tanda si anak ‘memaafkanmu’?
Mungkin iya, tapi cobalah perhatikan apa yang ia lakukan setelah engkau pukul dan engkau marahi?
Anakmu tetap memelukmu, masih ingin engkau belai. Bukankah inilah tanda si anak ‘memaafkanmu’?
Namun,
jika engkau terus-menerus mengumbar kata-kata kasarmu kepadanya, otak anakmu
akan merekamnya dan akhirnya, cadangan ‘maaf’ di otaknya hilang. Apa yang akan
terjadi selanjutnya, duhai orangtua?
Anakmu akan tumbuh menjadi anak yang ‘ganas’ dan ia pun akan membencimu sedikit demi sedikit hingga tidak tahan hidup bersamamu.
Anakmu akan tumbuh menjadi anak yang ‘ganas’ dan ia pun akan membencimu sedikit demi sedikit hingga tidak tahan hidup bersamamu.
Jiwa
anak yang terluka itu akan mendendam. Pernahkah engkau saksikan anak-anak yang
‘malas’ merawat orangtuanya ketika tua? Jangan salahkan anak-anaknya. Cobalah
memahami apa yang sudah dilakukan oleh orangtua itu kepada anak-anaknya ketika
mereka masih kecil.
Rasulullah
begitu menjaga jiwa anak-anak. Nabi nan mulia ini sangat tahu apa yang akan
terjadi ketika jiwa anak sudah rusak. Orangtua, anakmu itu bukan kaset yang
bisa kau rekam untuk kata-kata kasarmu. Bersabarlah....
Jagalah kata-katamu agar anak hanya tahu bahwa ayah ibunya adalah contoh yang baik yang bisa menahan amarahnya.
Jagalah kata-katamu agar anak hanya tahu bahwa ayah ibunya adalah contoh yang baik yang bisa menahan amarahnya.
Efek
Jiwa yang Rusak.
Duhai
orangtua, engkau pasti kesal kalau anakmu nakal. Tapi pernahkan engkau berpikir
bahwa kenakalannya mungkin adalah efek rusaknya jiwa anakmu karena kesalahanmu.
Kau pukul, kau cubit anakmu hanya karena melakukan hal-hal sepele. Kau hina dina
anakmu hanya karena ia tidak mau melakukan hal-hal yang engkau perintahkan.
Cobalah
duduk dan merenungi apa saja yang telah engkau lakukan kepada anakmu. Apakah
engkau lebih sayang pada susu paling mahal yang tertumpah?
Anakmu pasti menyadari dan tahu ketika kemarahan itu selalu hadir didepan matanya. Jiwanya pun menjadi memerah bagai bara api. Apa yang mungkin terjadi ketika jiwa anak sudah terusik?
Anakmu pasti menyadari dan tahu ketika kemarahan itu selalu hadir didepan matanya. Jiwanya pun menjadi memerah bagai bara api. Apa yang mungkin terjadi ketika jiwa anak sudah terusik?
Anak
tidak hormat pada orangtua. Anak menjadi musuh orangtua. Anak menjadi sumber
kekesalan orangtua. Anak tidak bermimpi hidup bersama dengan orangtua.
Hal-hal inikah yang engkau inginkan, duhai orangtua?
Ingatlah, jiwa anakmu lebih mahal dari susu termahal yang ditumpahkannya. Jaga lisan dan perlakukanmu kepada anakmu...
Hal-hal inikah yang engkau inginkan, duhai orangtua?
Ingatlah, jiwa anakmu lebih mahal dari susu termahal yang ditumpahkannya. Jaga lisan dan perlakukanmu kepada anakmu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar