InspirasI

Minggu, 01 Januari 2017

SELAMAT  TAHUN   BARU  KAWAN
                                  Oleh: KH MUSTOFA BISRI



Kawan, sudah tahun baru lagi 
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk, memandang diri sendiri 
Bercermin firman Tuhan sebelum kita dihisab_Nya 
Kawan, siapakah kita ini sebenarnya 
Muslimin kah? 
Mukminin? 
Muttaqin? 
Khalifah Allah? 
Ummat Muhammad kah kita? 
Khoiro ummatin kah kita? 
Atau kita sama saja dengan makhluk lain? 
Atau bahkan lebih rendah lagi 
Hanya budak-budak perut dan kelamin 
Iman kita pada Allah dan yang gaib rasanya lebih tipis daripada uang kertas ribuan 
Lebih pipih dari rok perempuan 
Betapa pun tersiksa, kita khusyuk di depan massa 
Dan tiba-tiba buas dan binal justru di saat sendiri bersama Nya 
Syahadat kita rasanya seperti perut bedug 
Atau pernyataan setia pegawai rendah aja, kosong tak berdaya 
Shalat kita rasanya lebih buruk dari senam Ibu-ibu 
Lebih cepat dari menghirup kopi panas 
Dan lebih ramai daripada lamunan seribu anak muda 
Doa kita sesudahnya justru lebih serius kita memohon hidup enak di dunia dan bahagia di sorga 
Puasa kita rasanya sekedar mengubah jadwal makan minum dan saat istirahat 
Tanpa menggeser acara buat syahwat 
Ketika datang lapar atau haus kita pun manggut-manggut Oo beginikah rasanya 
Dan kita merasa sudah memikirkan saudara-saudara kita yang melarat 
Zakat kita jauh lebih dari berat terasa di banding tukang becak melepas penghasilannya untuk kupon undian yang sia-sia 
Kalau pun terkeluarkan harapan pun tanpa ukuran 
Upaya-upaya Tuhan menggantinya berlipat ganda 
Haji kita tak ubahnya tamasya menghibur diri 
Mencari pengalaman spiritual dan matrial 
Membuang uang kecil dan dosa besar 
Lalu pulang membawa label suci asli made in Saudi, Haji 
Kawan, lalu bagaimana, bilamana dan berapa lama kita bersama_Nya 
Atau kita justru sibuk menjalankan tugas mengatur bumi seisinya 
Mensiasati dunia sebagai khalifah_Nya 
Kawan, tak terasa kita memang semakin pintar 
Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah mempercepat proses kematangan kita 
Paling tidak kita semakin pintar berdalih 
Kita perkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan 
Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran 
Melaco dan menipu demi keselamatan 
Memamerkan kekayaan demi mensyukuri kenikmatan 
Memukul dan mencaci demi pendidikan 
Berbuat semaunya demi kemerdekaan 
Tidak berbuat apa-apa demi ketentraman 
Membiarkan kemungkaran demi kedamaian 
Pendek kata demi semua yang baik halallah semua sampai pun yang paling tidak baik 
Lalu bagaimana dengan cendekiawan dan seniman 
Para muballigh dan kyai 
Penyambung lidah Nabi 
Jangan ganggu mereka 
Para cendekiawan sedang memikirkan segalanya 
Para seniman sedang merenungkan apa saja 
Para muballigh sedang sibuk berteriak kemana-mana 
Para kyai sedang sibuk berfatwa dan berdoa 
Para pemimpin sedang mengatur semuanya 
Biarkan mereka di atas sana 
Menikmati dan meratapi nasib dan persoalan mereka sendiri 
Kawan, selamat tahun baru 
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk, memandang diri sendiri

Tidak ada komentar: